WASIAT SUAMI KEPADA ISTERI AGAR JANGAN MENIKAH LAGI
PERJANJIAN DAN WASIAT SUAMI UNTUK TIDAK MENIKAH
Demi dan karena cinta, seseorang akan berani merenangi lautan yang luas dan dalam, karena cinta, seseorang akan berani mendaki gunung yang tinggi dan terjal, karena cinta pula seseorang akan berani berjanji setia sampai akhir hayat.
Bahkan seorang isteri akan berani berjanji tidak akan menikah lagi jika si suami meninggal terlebih dahulu dalam menjalani hidup ini, begitu juga sebaliknya suami.
Bahkan ada lagi yang karena saking cintanya sang suami kepada isterinya sampai sampai berwasiat semasa belum meninggal saatterbaring di rumah sakit agar si isteri tidak menikah lagi setelah suaminya nanti mati, si isteripun hanya mengiyakan, karena memang juga mencintai suaminya dan memang tidak ada jawaban yang paling logis kecuali mengiyakan, kecuali sebagai bentuk kesetiaan terhadap suami juga jawaban isteri ada indikasi menghibur agar si suami segera sembuh dan sehat dari penyakitnya.
Namun, setelah sang suami benar benar tiada, si isteri menjadi kebingungan dan jujur kesepian dengan kesendirianya. Di satu sisi si isteri membutuhkan nafkah untuk hidup yang semakin sulit dan di sisi lain juga ada rasa setia terhadap suami yang telah meninggal dunia.
Lalu, bagaimana hukumnya sang istri kalau mau nikah lagi sedangkan sang suami pada masa hidupnya tidak mengijinkan..?
Sungguh betapa bingungnya seorang istri yang ditinggal mati suaminya di atas ikatan sebuah janji semasa bersama. Namun hal ini bukanlah kendala serius dimata fiqh, karena fiqh terus lestari bersama keadaan manusia dan kehidupannya.
Sebuah perjanjian mungkin akan berguna sesuatu yang dijanjikan bila keduabelah pihak sama-sama menjalaninya, dan bila salah satu dari keduanya telah tiada maka tiada lagi faidah perjanjian tersebut.
Ini artinya perjanjian tersebut bukanlah hal yang mengikat sampai keduanya tutup usia, tapi bahkan perjanjian tersebut terhenti dengan sendirinya sebab kematian salah satu oknum sebuah perjanjian.
Oleh karena demikian, pelestarian perjanjian atau realisasi perjanjian setelah kematian salah satu oknum maka merupakan hal yang bathil, berbeda halnya ketika sama-sama hidup maka hal itu jelas ada faidahnya.
Maka dengan demikian, seorang istri yang mengemban sebuah amanah (perjanjian) dari suaminya untuk tidak kawin, maka masa aktif perjanjian tersebut hanya sampai pada saat sang suami tutup usia. Dan bila sang suami telah tutup usia maka terblockirlah aktivasi perjanjiannya.
ﺍﻹﻧﺼﺎﻑ – ﺍﻟﻤﺮﺩﺍﻭﻱ – ﺝ – ٨ ﺍﻟﺼﻔﺤﺔ ١٥٥ :
ﻓﻮﺍﺋﺪ: ﺇﺣﺪﺍﻫﺎ ﺍﺧﺘﺎﺭ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺗﻘﻲ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﺤﺔ ﺷﺮﻁ ﺃﻥ ﻻ ﻳﺘﺰﻭﺝ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺃﻭ ﺇﻥ ﺗﺰﻭﺝ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻓﻠﻬﺎ ﺃﻥ ﺗﻄﻠﻖ ﻧﻔﺴﻬﺎ.
ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ ﻇﺎﻫﺮ ﻛﻼﻡ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﺭﻭﺍﻳﺔ ﺃﺑﻲ ﺍﻟﺤﺎﺭﺙ ﺻﺤﺔ ﺩﻓﻊ ﻛﻞ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻦ ﺍﻟﺰﻭﺟﻴﻦ ﺇﻟﻰ ﺍﻵﺧﺮ ﻣﺎﻻ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﻻ ﻳﺘﺰﻭﺝ. ﺃﻣﺎ ﺍﻟﺰﻭﺝ ﻓﻤﻄﻠﻘﺎ ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﺰﻭﺟﺔ ﻓﺒﻌﺪ ﻣﻮﺕ ﺯﻭﺟﻬﺎ ﻭﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﻒ ﺑﺎﻟﺸﺮﻁ ﻟﻢ ﻳﺴﺘﺤﻖ ﺍﻟﻌﻮﺽ ﻷﻧﻬﺎ ﻫﺒﺔ ﻣﺸﺮﻭﻃﺔ ﺑﺸﺮﻁ ﻓﺘﻨﺘﻔﻲ ﺑﺎﻧﺘﻔﺎﺋﻪ.
ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﻤﺠﺪ ﻓﻲ ﺷﺮﺣﻪ ﻟﻮ ﺷﺮﻁ ﺃﺣﺪ ﺍﻟﺰﻭﺟﻴﻦ ﻋﻠﻰ ﺍﻵﺧﺮ ﺃﻥ ﻻ ﻳﺘﺰﻭﺝ ﺑﻌﺪﻩ ﻓﺎﻟﺸﺮﻁ ﺑﺎﻃﻞ ﻓﻲ ﻗﻴﺎﺱ ﺍﻟﻤﺬﻫﺐ. ﻭﻭﺟﻬﻪ ﺃﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻏﺮﺽ ﺻﺤﻴﺢ ﺑﺨﻼﻑ ﺣﺎﻝ ﺍﻟﺤﻴﺎﺓ ﻭﺍﻗﺘﺼﺮ ﻓﻲ ﺍﻟﻔﺮﻭﻉ ﻋﻠﻰ ﺫﻛﺮ ﺭﻭﺍﻳﺔ ﺃﺑﻲ ﺍﻟﺤﺎﺭﺙ
.
تفسير الفخر الرازي 6 / 491
{يَتَرَبَّصْنَ بِأَنفُسِهِنَّ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًاۖ} والأخرى: هذه الآية، فوجب تنزيل هاتين الآيتين على حالتين. فنقول: إنها إن لم تختر السكنى في دار زوجها ولم تأخذ النفقة من مال زوجها، كانت عدتها أربعة أشهر وعشراً على ما في تلك الآية المتقدمة، وأما إن اختارت السكنى في دار زوجها، والأخذ من ماله وتركته، فعدتها هي الحول، وتنزيل الآيتين على هذين التقديرين أولى، حتى يكون كل واحد منهما معمولاً به.
القول الثالث: وهو قول أبـي مسلم الأصفهاني: أن معنى الآية: من يتوفى منكم ويذرون أزواجاً،
وقد وصوا وصية لأزواجهم بنفقة الحول وسكنى الحول فإن خرجن قبل ذلك وخالفن وصية الزوج بعد أن يقمن المدة التي ضربها الله تعالى لهن فلا حرج فيما فعلن في أنفسهن من معروف أي نكاح صحيح، لأن إقامتهن بهذه الوصية غير لازمة،
فلا حرج فيما فعلن في أنفسهن من معروف أي نكاح صحيح، لأن إقامتهن بهذه الوصية غير لازمة،
Intinya adalah bahwa wasiat jangan menikah lagi tidak wajib tituruti..