PENGGUNAAN KATA GANTI KAMI YANG MEMPUNYAI ARTI ALLOH SWT

PENGGUNAAN KATA GANTI KAMI YANG MEMPUNYAI ARTI ALLOH SWT

PENGGUNAAN KAMI SEBAGAI KATA GANTI ALLAH

 ALLOH MUHAMMAD              Sering kita menjumpai ayat al Qur’an yang dalam menggunakan kata ganti atau Dlomir memakai  lafadz Nahnu yang berarti kami, tetapi sebenarnya kami di sini yang di maksud adalah Alloh Swt. Padahal, kata ganti kami adalah untuk orang banyak, sedangkan Alloh Hanya satu, bagaimanakah penjelasanya?

Di dalam kitab Buhusu Al Mutanawwi’ah bab “al Muhkam wal Mutasyabbih” hal. 2 juz 7 disebutkan :

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ} [الحجر: 9].
هذه الآية تحتمل معنيين.
المعنى الأول: إن كلمة {إِنَّا نَحْنُ} تحتمل الواحد المعظم نفسه وهو حق
المعنى الثاني: أنها للجماعة، وهو باطل، وتحتمل أيضاً الواحد ومعه غيره، فهي آية متشابهة تمسك بها النصارى الذين قالوا بالتثليث

Salah satu dari ayat mutashabbihah dalam segi makna adalah dlomir “Nahnu (mutakallim ma’al ghoir)” sebagaimana ayat di atas yang mempunyai dua pengertian.

 Pengertian pertama :

 Dlomir tersebut mengandung Dzat yang tunggul dengan mengagungkan pribadi dzatiayahnya yakni Allah SWT.

Pengertian yang kedua :

Mengandung makna jamak atau banyak (INI ADALAH PEMAHAMAN YANG BATHIL) Sebagaimana pemahaman nasroni adanya THRI IN ONE Dalam masalah ketuhanan.

Kemudian dalam kitab Al-Mu’jam al-Wasiith juz 2 hal. 907 di jelaskan :

( نحن )

ضمير يعبر به الاثنان أو الجمع المخيرون عن أنفسهم وقد يعبر به الواحد عند إرادة التعظيم

(Kami)

Adalah kata pengganti yang menunjukkan arti dua atau jamak, namun demikian dapat juga digunakan untuk satu orang saat dikehendaki penghormatan

Dengan demikian tidak berarti kata “kami” memiliki arti banyak karena dapat juga digunakan untuk kata pengganti bagi yang mengagungkan dirinya (mu’azhzhom nafsahu) seperti contoh dalam firman Allah :

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ} [15/9]

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya (QS. 15:9).

Dalam ayat ini artinya Allah mengagungkan terhadap diriNya sendiri dan penggunaan kata pengganti semacam dalam bahasa arab (bahkan dalam bahasa kita, Indonesia) sudah sangat maklum.

Leave your comment here: