MENUTUP MATA JENAZAH DENGAN KAPAS
MENUTUP MATA JENAZAH
Di dalam proses mengkafani mayit, kita selalu melihat bahwa seorang kayim atau Lebe atau Kaum atau Modin atau nama yang lain sesuai daerah masing masing di Indonesia, melakukan penutupan pada mata atau panca indera lain mayit.
Apakah hal itu ada dasarnya dalam islam atau hanya tradisi islam?
Di dalam kitab Al Hawi Kabir juz 3 hal. 47 yang merupakan karya dari Imam Mawardi di jelaskan :
قَالَ الشَّافِعِيُّ : ” وَيَأْخُذُ الْقُطْنَ فَيَضَعُهُ عَلَى الْحَنُوطِ وَالْكَافُورِ فَيَضَعُهُ عَلَى فِيهِ وَمَنْخَرَيْهِ وَعَيْنَيْهِ وَأُذُنَيْهِ وَمَوْضِعِ سُجُودِهِ وَجَمِيعِ مَنَافِذِهِ ، وَإِنْ كَانَتْ بِهِ جِرَاحٌ أَوْ قُرُوحٌ وَضَعَ عَلَيْهَا ، وَيَحْفَظُ رَأْسَهُ وَلِحْيَتَهُ بِالْكَافُورِ ، وَإِنَّمَا اخْتَرْنَا أَنْ يَفْعَلَ ذَلِكَ بِمَسَاجِدِهِ وَهِيَ أَعْضَاؤُهُ السَّبْعَةُ لِمَا رُوِيَ فِي الْحَدِيثِ أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى يُوكِلُ بِهِ مَنْ يَذُبُّ عَنْ مَوْضِعِ سُجُودِهِ النَّارَ وَلِقَوْلِهِ تَعَالَى : سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ، [ الْفَتْحِ : ] ، وَاخْتَرْنَا أَنْ يَفْعَلَ ذَلِكَ فِي مَنَافِذِهِ وَجِرَاحِهِ حِفَاظًا لِلْخَارِجِ مِنْهُ
وَصِيَانَةً لِلْأَكْفَانِ
Imam Syafi’i Rohimahulloh berkata :
Dan mengambil kapas lalu di taruh pada tali dan kapur lalu di letakkan dimulut mayat, 2 lubang hidung, 2 mata, 2 telinga, tempat tempat atau anggota anggota sujudnya dan semua lobang tembus yang ada.
umpama mayat punya luka maka kapas tadi juga diletakkan diluka itu
dan kepalanya dan jenggotnya di lindungi dengan kafur.
Saya (Imam Syafi’i) memilih untuk melakukan hal itu (menutup) pada jalan jalan tembus (lubang) dan menutup luka (jika tubuh mayit ada yang terluka) karena untuk menjaga sesuatu yang keluar dari jalan tersebut, dan juga untuk menjaga kafan kafan.