HUKUM BAGI WANITA YANG MELAKUKAN I’TIKAF DI MASJID
HUKUM WANITA I’TIKAF DI MASJID
Menopo angsal menawi tiyang wadon I’tikaf wonten masjid…???
Monggo kulo entosi jawabanipun…
JAWABAN
ﻓﻘﻪ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺍﺕ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺬﻫﺐ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ 2/68 :
ﺣﻜﻤﻪ:
1- ﺳﻨﺔ ﻣﺆﻛﺪﺓ ﻟﻜﻞ ﺃﺣﺪ، ﺫﻛﺮﺍً ﻛﺎﻥ ﺃﻭ ﺃﻧﺜﻰ، ﻓﻲ ﺃﻱ ﻭﻗﺖ ﻣﻦ ﻟﻴﻞ ﺃﻭ ﻧﻬﺎﺭ، ﻓﻲ
ﺭﻣﻀﺎﻥ ﺃﻭ ﻓﻲ ﻏﻴﺮﻩ، ﻭﻫﻮ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﺸﺮ ﺍﻷﻭﺍﺧﺮ ﻣﻦ ﺭﻣﻀﺎﻥ ﺃﻓﻀﻞ ﻣﻨﻪ ﻓﻲ ﻏﻴﺮﻩ ﻷﺟﻞ ﻃﻠﺐ
ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻘﺪﺭ، ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﺗﻘﺪﻡ.
Hukum I’tikaf :
1. Sunnah Mu`akkad bagi setiap orang, baik pria ataupun wanita, kapan saja baik malam ataupun siang, baik dibulan Ramadhan atau selainnya.
Beri’tikaf pada sepuluh akhir dari bulan Ramadhan itu lebih utama dari pada selainnya karena mengharap menjumpai Lailatul Qadar sesuai
keterangan yang telah lalu.
2- ﻭﺍﺟﺐ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﺬﺭ.
2. Wajib dalam I’tikaf yang dinadzari.
3- ﻣﻜﺮﻭﻩ ﻟﺬﻭﺍﺕ ﺍﻟﻬﻴﺌﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ ﺇﻥ ﺃﺭﺩﻥ ﺍﻻﻋﺘﻜﺎﻑ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﺎﺟﺪ، ﻭﻟﻮ ﺃﺫﻥ ﺍﻟﺰﻭﺝ، ﺧﺸﻴﺔ ﺍﻟﻔﺘﻨﺔ.
3.Makruh bagi perempuan yang mempesona atau cantik bilamana dia berkehendak beri’tikaf di masjid, meskipun suaminya telah memberi izin, karena khawatir terjadinya fitnah.
4- ﺣﺮﺍﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻣﺮﺃﺓ ﻟﻢ ﻳﺄﺫﻥ ﻟﻬﺎ ﺯﻭﺟﻬﺎ.
4. Haram atas perempuan yang tidak mendapat izin dari suaminya.
ﻓﻘﻪ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺍﺕ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺬﻫﺐ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ 2/69 :
3
– ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ، ﺫﻛﺮﺍً ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻤﻌﺘﻜﻒ ﺃﻭ ﺃﻧﺜﻰ، ﻓﻼ ﻳﺼﺢ ﺍﻻﻋﺘﻜﺎﻑ ﻓﻲ ﻏﻴﺮﻩ.
ﻟﻜﻦ ﺍﺟﺘﻬﺪ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻔﻘﻬﺎﺀ، ﻭﻗﺎﻟﻮﺍ ﺑﺼﺤﺔ ﺍﻋﺘﻜﺎﻑ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﻓﻲ ﺑﻴﺘﻬﺎ ﺇﺫﺍ ﺃﻋﺪﺕ ﻓﻴﻪ
ﻣﻜﺎﻧﺎً ﻟﺼﻼﺗﻬﺎ، ﻭﻗﺎﻟﺖ ﻫﺬﺍ ﻣﺴﺠﺪﻱ، ﻭﻧﻮﻳﺖ ﺍﻻﻋﺘﻜﺎﻑ ﻓﻴﻪ.
Rukun Yang ke : 3.
Hendaknya i’tikaf dilakukan di masjid, baik orang yang beri’tikaf itu laki-laki ataupun perempuan, maka tidak sah melakukan i’tikaf diselain
masjid. Akan tetapi sebagian pakar fiqh berijtihad dan berfatwa tentang keabsahan perempuan beri’tikaf di rumahnya jika ada tempat yg memang disediakan sebagai tempat shalat di rumahnya, dan dia berkata; “Tempat ini masjidku”, dan dia berniat melakukan i’tikaf di tempat tersebut.
ﺍﻟﻤﻮﺳﻮﻋﺔ ﺍﻟﺸﺎﻣﻠﺔ – ﻣﺸﻜﺎﺓ ﺍﻟﻤﺼﺎﺑﻴﺢ ﻣﻊ ﺷﺮﺣﻪ ﻣﺮﻋﺎﺓ ﺍﻟﻤﻔﺎﺗﻴﺢ 7/290 :
ﻭﻗﺎﻝ
ﺍﻟﺤﺎﻓﻆ : ﻗﺪ ﺃﻃﻠﻖ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻛﺮﺍﻫﺘﻪ ﻟﻬﻦ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ﺍﻟﺬﻱ ﺗﺼﻠﻲ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ،
ﻭﺍﺣﺘﺞ ﺑﺤﺪﻳﺚ ﺍﻟﺒﺎﺏ ﻳﻌﻨﻲ ﺣﺪﻳﺚ ﻋﺎﺋﺸﺔ ﺍﻟﺬﻱ ﺗﻘﺪﻡ ﻓﻲ ﻛﻼﻡ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﻬﻤﺎﻡ ﻓﺎﻧﻪ ﺩﺍﻝ
ﻋﻠﻰ ﻛﺮﺍﻫﺔ ﺍﻻﻋﺘﻜﺎﻑ ﻟﻠﻤﺮﺃﺓ ﺇﻻ ﻓﻲ ﻣﺴﺠﺪ ﺑﻴﺘﻬﺎ ﻷﻧﻬﺎ ﺗﺘﻌﺮﺽ ﻟﻜﺜﺮﺓ ﻣﻦ ﻳﺮﺍﻫﺎ ،
al-Hafizd berkata :
Imam al-Syafi’i memakruhkan melakukan i’tikaf bagi perempuan di masjid yang di buat tempat untuk melaksanakan jamaah. Beliau berhujjah denga hadits ‘Aisyah yang dibawakan oleh Ibnu al-Himam, karena hadits itu mengindikasikan kemakruhan i’tikaf bagi perempuan kecuali di
masjid dalam rumahnya, sebab dengan dia melakukan i’tikaf di masjid akan berefek banyaknya orang yang memandanginya