HIKMAHNYA AL QUR’AN DI TUTUP DENGAN SURAT AL MU’AWWIDZATAIN
HIKMAHNYA AL-QURAN DITUTUP DENGAN AL MUAWIDZATAIN
( AL-FALAQ DAN ANNAS )
Disebutkan dalam kitab tafsir Al- Bahrul Madid Syekh Ibnu Ajibah Al- hasani juz : 8 hal : 378
فَالْجَوَابُ مِنْ ثَلَاثَةِ أَوْجُهٍ, اَلْأَوَّلُ : قَالَ شَيْخُنَا اَلْأُسْتَاذُ أَبُوْ جَعْفَرِ بْنِ الزُّبَيْرِ : لَمَّا كَانَ الْقُرْاَنُ مِنْ أَعْظَمِ نِعَمِ اللهِ عَلَى عِبَادِهِ, وَالنِّعْمَةُ مَظِنَّةُ الْحَسَدِ, خَتَمَ بِمَا يُطْفِئُ الْحَسَدَ, مِنَ الْإِسْتِعَاذَةِ بِاللهِ.
Jawabannya terdapat pada tiga hal :
Pertama : Berkata Syekh Abu Ja’far bin Zuber : Karena Al-Qur’an adalah pemberian ni’mat dari Allah yang paling agung terhadap hamba-hambaNya, sedangkan ni’mat tidak lepas dari pihak yang hasud, maka Allah mengakhirinya dengan surat yang bisa meredam hasud yaitu permohonan perlindungan terhadap Allah SWT ( Al-Muawwidzatain ).
اَلثَّانِى : يَظْهَرُ لِىْ أَنَّ الْمُعَوِّذَتَيْنِ خُتِمَ بِهَا لِأَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فِيْهِمَا : (( أُنْزِلَتْ عَلَيَّ آيَاتٌ لَمْ يُرَ مِثْلُهُنَّ قَطُّ )) كَمَا قَالَ فِى فَاتِحَةِ الْكِتَابِ : (( لَمْ يَنْزِلْ فِى التَّوْرَاةِ وَلَا فِى الْإِنْجِيْلِ وَلَا فِى الْفُرْقَانِ مِثْلُهَا )) فَافْتَتَحَ الْقُرْآنُ بِسُوْرَةٍ لَمْ يَنْزِلْ مِثْلُهَا, وَاخْتَتَمَ بِسُوْرَتَيْنِ لَمْ يُرَ مِثْلَهُمَا, لِلْجَمْعِ بَيْنَ حُسْنِ الْإِفْتِتَاحِ وَالْإِخْتِتَامِ. اَلَا تَرَى أَنَّ الْخُطَبَ وَالرَّسَائِلَ وَالْقَصَائِدَ وَغَيْرَ ذَلِكَ مِنْ أَنْوَاعِ الْكَلَامِ, يُنْظَرُ فِيْهَا إلَى حُسْنِ افْتِتَاحِهَا وَاخْتِتَامِهَا.
Kedua : Menurutku, alasan kenapa Al-Muawwidzatain dijadikan sebagai penutup Al-Qur’an? karena Rasulullah SAW berkata berkenaan dengan kedua surat itu, Beliau bersabda : “Telah diturunkan kepadaku beberapa ayat Al-Qur’an yang sama sekali tidak ada yang menyamainya”, sebagaimana Nabi juga berkata berkenaan dengan surat Al-Fatihah, beliau bersabda : “Tidaklah turun pada kitab- Taurat dan injil juga Al-Fuqon sebuah surat seperti Al-Fatihah”, oleh karena itu Al-Our’an diawali dengan surat yang tidak ada persamaannya dan diakhiri dengan dua surat yang tidak terlihat persamaannya pula ( Al-Falaq dan Annas ) sehingga berkumpullah antara permulaan yang baik dan pungkasan yang baik pula dalam kitab Allah Al-Qur’an.
Apakah kamu tidak mengetahui bahwa berbagai teks khotbah, surat, qosidah dan lainnya akan dinilai baik apabila awal dan akhirnya baik.
اَلْوَجْهُ الثَّالِثُ : أَنَّهُ لَمَّا أَمَرَ الْقَارِئَ أَنْ يَفْتَحَ قِرَاءَتَـهُ بِالتَّعَوُّذِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ, خَتَمَ الْقُرْآنَ بِالْمُعَوِّذَتَيْنِ لِيَحْصُلَ الْإِسِتِعَاذَةُ بِاللهِ عِنْدَ أَوَّلِ الْقِرَاءَةِ وَعِنْدَ آخِرِ مَا يَقْرَأُ مِنَ الْقُرْآنِ, فَتَكُوْنُ الْإِسْتِعَاذَةُ قَدْ اِشْتَمَلَتْ عَلَى طَرْفَىِ الْإِبْتِدَاءِ وَالْإِنْتِهَاءِ, فَيَكُوْنُ الْقَارِئُ مَحْفُوْظًا بِحِفْظِ اللهِ, الَّذِىْ اسْتَعَاذَ بِهِ مِنْ أَوَّلِ أَمْرِهِ إِلَى آخِرِهِ. هـ .
Ketiga : Bahwasannya ketika Allah memerintahkan seorang hamba untuk membaca Al-Qur’an hendaknya bacaannya diawali dengan Ta’awwudz ( mohon perlindungan kepada Allah ) dari godaan syetan, begitu pula Allah perintah mengahirinya dengan Al-Muawwidzatain ( Al-falaq dan Annas ) agar dia mendapat perlindungan dari Allah dari mulai awal membaca Al-Qur’an sampai akhir, perlindungan itu mencakup dua sisi Al-Qur’an yaitu permulaan dan pungkasan, sehingga orang yang membaca Al-Qur’an akan dijaga dengan penjagaan Allah yang dimintanya dari mulai awal sampai akhir.
AL IMAM AL QUSYAERI RA DALAM KITAB TAFSIRNYA MENGATAKAN :
وَفِى السُّوْرَتَيْنِ تَعْلِيْمُ اسْتِدْفَاعِ الشُّرُوْرِ مِنَ اللهِ. وَمَنْ صَحَّ تَوَكُّلُهُ عَلَى اللهِ فَهُوَ الَّذِىْ صَحَّ تَحَقُّقُهُ بِاللهِ, فَإِذَا تَوَكَّلَ لَمْ يُوَفِّقْهُ اللهُ لِلتَّوَكُّلِ إِلَّا وَالْمَعْلُوْمُ مِنْ حَالِهِ أَنَّهُ يَكْفِيْهِ مَا تَوَكَّلَ بِهِ عَلَيْهِ, وَإِنَّ الْعَبْدَ بِهِ حَاجَةٌ إِلَى دَفْعِ الْبَلَاءِ عَنْهُ فَإِنْ أَخَذَ فِى التَّحَرُّزِ مِنْ تَدْبِيْرِهِ وَحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ, وَفَهْمِهِ وَبَصِيْرَتِهِ فِى كُلِّ وَقْتٍ اِسْتَرَحَ مِنْ تَعَبِ تَرَدُّدِ الْقَلْبِ فِى التَّدْبِيْرِ, وَعَنْ قَرِيْبٍ يَرْقَى إِلَى حَالَةِ الرِّضَا, كَفَى مُرَادَهَ أَمْ لَا. وَعِنْدَ ذَلِكَ الْمَلِكُ الْأَعْظَمُ, فَهُوَ بِظَاهِرِهِ لَا يَفْتَرُ عَنِ الْإِسْتِعَاذَةِ, وَبِقَلْبِهِ لَا يَخْلُوْ مِنَ التَّسْلِيْمِ وَالرِّضَا.
Pada kedua surat Al-Muawidzatain ( Al-falaq dan Annas ) terdapat ajaran dari Allah tentang bagaimana cara mencegah/menolak berbagai keburukan yang barang siapa benar tawakalnya ( pasarah ) kepada Allah maka dialah yang benar hakikatnya terhadap Allah SWT, ketika dia bertawakkal maka Allah tidaklah memberi kemampuan untuk tawakkal kecuali dia mengetahui bahwasannya cukup baginya bertwakkal menyerahkan segala urusannya terhadap Allah bukan pada yang lainNya.
Pada dasarnya seorang hamba sangat membutuhkan perlindungan Allah untuk mencegah berbagai malapetaka, sehingga apabila dia dalam penjagaannya pasrah kepada kekuasaan Allah, kepada daya serta kekuatanNya dalam setiap waktu, dia akan merasa tenang, hatinya tidak terlalu capai karena bimbang pada setiap urusannya, dalam waktu yang dekat dia akan naik pangkat pada tahapan ridho dan rela baik Allah mencukupi semua keinginannya atau tidak, di sinilah dia merasakan adanya perlindungan Allah sang penguasa agung, jadi secara dzohir dia tidak lepas dari istiadzah ( mohon perlindungan ) dan secara batin hatinya tidak lepas dari sifat pasrah dan ridho terhadap Allah SWT.
١. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ اَكْلِ الْحَـرَامِ
Aku berlindung kepada Allah dari makan makanan harom
٢. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ عَدَمِ التَّوْفِيْقِ لِحُسْنِ الْعَمَلِ
Aku berlindung kepada Allah dari tidak mendapat taufq untuk berbuat amal baik
۳. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ تَمْزِيْقِ الْأَعْمَارِ فِى مُخَالَفَةِ هَدْيِ الْأَبْرَارِ
Aku berlindung kepada Allah dari tercerai-berainya umur di dalam melanggar perintah Allah
٤. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شَتاَّتِ الْأَمْرِ
Aku berlindung kepada Allah dari kekacauan dalam segala urusan
٥. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ قِلَّةِ الشُّكْرِ
Aku berlindung kepada Allah dari sedikit bersyukur
٦. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
Aku berlindung kepada Allah dari siksa kubur
٧. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ غَضَبِ اللهِ
Aku berlindung kepada Allah dari murka Allah
٨. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ أَفْعَالِ الرَّدْىِ
Aku berlindung kepada Allah dari perbuatan yang jelek
٩. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ عَثَرَاتِ اللِّسَانِ
Aku berlindung kepada Allah dari tergelincirnya lisan
١٠. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ النَّمِيْمَةِ وَالْخِذْلَانِ
Aku berlindung kepada Allah dari adu domba dan terlantar
١١. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الْغَيْبَةِ وَالْبُهْتَانِ
Aku berlindung kepada Allah dari mengumpat dan bohong
١٢. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ عِلَّةِ الدِّيْنِ
Aku berlindung kepada Allah dari penyakit dalam agama
١۳. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ ضَعْفِ الْيَقِيْنِ
Aku berlindung kepada Allah dari lemahnya keyakinan
١٤. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ عَذَابِ الْقُبُوْرِ
Aku berlindung kepada Allah dari siksa kubur
١٥. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ خُشُوْعِ النِّفَاقِ
Aku berlindung kepada Allah dari tunduk terhadap kemunafiqan
١٦. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ عَدُوٍّ حَاسِدٍ
Aku berlindung kepada Allah dari musuh yang hasud
١٧. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ قَلْبٍ فَاسِدٍ
Aku berlindung kepada Allah dari hati yang rusak
١٨. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ بَدَنٍ عَنِ الطَّاعَةِ مُتَقَاعِدٍ
Aku berlindung kepada Allah dari badan yang malas untuk berbuat taat
١٩. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّقَاوَةِ بَعْدَ السَّعَادَةِ
Aku berlindung kepada Allah dari sengsara setelah bahagia
٢٠. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ النُّقْصَانِ بَعْدَ الزِّيَادَةِ
Aku berlindung kepada Allah dari kekurangan setelah bertambah
٢١. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الْكُفْرِ بَعْدَ الْإِيْمَانِ
Aku berlindung kepada Allah dari kekufuran setelah beriman
٢٢. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الْقَطِيْعَةِ وَالْحِرْمَانِ
Aku berlindung kepada Allah dari terputus dan terhalang
٢۳. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ طَاعَةِ الشَّيْطَانِ
Aku berlindung kepada Allah dari taat kepada syetan
٢٤. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الْعُقُوْبَةِ وَالْهَوَانِ
Aku berlindung kepada Allah dari tersisa dan terhina
٢٥. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ
Aku berlindung kepada Allah dari hati yang tidak khusyu
٢٦. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ عَيْنٍ لَا تَدْمَعُ
Aku berlindung kepada Allah dari mata yang tidak bisa memneteskan air matanya
٢٧. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ دُعَاءٍ لَا يُسْمَعُ
Aku berlindung kepada Allah dari doa yang tidak didengar
٢٨. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ عَمَلٍ لَا يُرْفَعُ
Aku berlindung kepada Allah dari amal yang tidak diterima
٢٩. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
Aku berlindung kepada Allah dari ilmu yang tidak bermanfaat
۳٠. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الْمَصِيْرِ إِلَى عَذَابِ اللهِ
Aku berlindung kepada Allah dari tempat kembali kepada siksa Allah
۳١. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الْخَيْبَةِ مِنْ رَحْمَةِ اللهِ
Aku berlindung kepada Allah dari gagal mendapat rahmat Allah
۳٢. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ التَّزَيُّنِ بِمَعْصِيَةِ اللهِ
Aku berlindung kepada Allah dari berhias dengan bermasiat kepada Allah
۳۳. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ تَتَابُعِ الذُّنُوْبِ
Aku berlindung kepada Allah dari terus menerus berbuat dosa
۳٤. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ تَرَادُفِ الْعُيُوْبِ
Aku berlindung kepada Allah dari berduyun-duyunnya cela
۳٥. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ مُضِلَّاتِ الْفِتَنِ
Aku berlindung kepada Allah dari berbagai fitnah yang menyesatkan
۳٦. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الْبَلَاءِ وَالْمِحَنِ
Aku berlindung kepada Allah dari bncana dan ujian
۳٧. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الْجَرَاءَةِ وَالْإِسْتِخْفَافِ
Aku berlindung kepada Allah dari sifat lancing dan meremehkan
۳٨. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الْبَاطِلِ وَشَرِّهِ
Aku berlindung kepada Allah dari kebatilan dan kejelekannya
۳٩. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ عَدَمِ الْإِخْلَاصِ
Aku berlindung kepada Allah dari tiada ikhlas dalam beramal
٤٠. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ هَوْلِ يَوْمِ الْقِصَاصِ
Aku berlindung kepada Allah dari kesusahan di hari pembalasan
٤١. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ تَرْكِ الْإِسْتِقَامَةِ
Aku berlindung kepada Allah dari meninggalkan istiqomah
٤٢. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الْحَسَرَةِ وَالنَّدَامَةِ
Aku berlindung kepada Allah dari kerugian dan penyesalan
٤۳. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ حِرْمَانِ الْكَرَامَةِ
Aku berlindung kepada Allah dari terhalang kemuliaan
٤٤. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شَرٍّ لَا يَزُوْلُ
Aku berlindung kepada Allah dari kejelekan yang memanjang
٤٥. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ مُخَالَفَةِ الرَّسُوْلِ
Aku berlindung kepada Allah dari melanggar utusan Allah