MENGHIRUP PEREDA HIDUNG TERSUMBAT SAAT PUASA, BATALKAH?
MENGHIRUP VIKS INHALER, APAKAH MEMBATALKAN PUASA?
Dalam berpuasa terkadang kita mengalami berbagai gangguan kesehatan, hal itu karena di uji oleh Alloh agar kita semakin dekat Nya. Juga terkadang karena adanya pola hidup yang kurang sesuai dengan prinsip hidup sehat dan terlalu banyak mengkonsumsi air es di saat berbuka. Seperti flu dan penyakit ringan lainya, adalah hal sangat wajar terjadi bagi orang yang berpuasa romadlon. Kemudian ketika kita flu di bulan romadlon terus kita menghirup viks inheler, apakah membatalkan puasa?
Menghirup INHALER tidak batal puasanya sekalipun disengaja, karena bukan termasuk AIN tapi adalah rasa dari uap atau asap. tapi bila tanpa ada keperluan hukumnya makruh
فائدة : لا يضر وصول الريح بالشم ، وكذا من الفم كرائحة البخور أو غيره إلى الجوف وإن تعمده لأنه ليس عيناً
FAEDAH :
Tidak berbahaya sampainya aroma pada penciuman, begitu juga dari bibir seperti aroma kemenyan atau lainnya pada rongga yang tembus pencernaan meskipun disengaja karena ia bukan tergolong ‘ain (benda).
Bughyah al-Mustarsyidiin 111
ومكروهاته شم الرياحين…لما يتحلل منه شئ الا لحاجة فان كان له كطباخ ومن يمضغ لغيره كولد صغير وحيوان فلا كراهة
Dan kemakruhan puasa yaitu diantaranya membaui aroma….karena masuk darinya sesuatu kecuali bila ada keperluan maka tidak makruh seperti juru masak dan orang mengunyahkan makanan untuk orang lainnya seperti anak kecil dan binatang.
Tanwiir al-Quluub Hal. 231
حاشية الجمل الجزء 2 صحـ : 318 – 319 مكتبة دار الفكروَ تَرْكُ وُصُولِ عَيْنٍ لاَ رِيحٍ وَطَعْمٍ مِنْ ظَاهِرٍ ( قَوْلُهُ لاَ رِيحٍ ) أَيْ وَلَوْ مِنْ نَجَسٍ وَهُوَ غَيْرُ بَعِيدٍ وَصَلَ بِالشَّمِّ إلَى دِمَاغِهِ وَلَوْ رِيحَ الْبُخُورِ ِلأَنَّهُ لَيْسَ عَيْنًا وَيُؤْخَذُ مِنْ هَذَا أَنَّ وُصُولَ الدُّخَانِ الَّذِي فِيهِ رَائِحَةُ الْبُخُورِ أَوْ غَيْرُهُ إلَى جَوْفِهِ لاَ يَضُرُّ وَإِنْ تَعَمَّدَ ذَلِكَ قَالَ شَيْخُنَا وَهُوَ ظَاهِرٌ وَبِهِ أَفْتَى الشَّمْسُ الْبَرْمَاوِيُّ لِمَا تَقَرَّرَ أَنَّ الرَّائِحَةَ لَيْسَتْ عَيْنًا أَيْ عُرْفًا إذِ الْمَدَارُ هُنَا عَلَيْهِ وَإِنْ كَانَتْ مُلْحَقَةً بِالْعَيْنِ فِي بَابِ اَْلإحْرَامِ أَلاَ تَرَى أَنَّ ظُهُورَ الرِّيحِ وَالطَّعْمِ مُلْحَقٌ بِالْعَيْنِ فِيهِ لاَ هُنَا وَقَدْ عُلِمَ مِنْ ذَلِكَ أَنَّ صُورَةَ الْمَسْأَلَةِ أَنَّهُ
لَمْ يُعْلَمْ انْفِصَالُ عَيْنٍ هُنَا أَيْ بِوَاسِطَةِ الدُّخَانِ اهـ حَلَبِيٌّ
فَائِدَةٌ : لاَيَضُرُّ وُصُولُ الرِّيحُ بِالشَّمِّ وَكَذَا مِنَ الْفَمِ كَرَائِحَةِ الْبُخُورِ أَوْ غَيْرِهِ إِلَى الْجَوْفِ وَإِنْ تَعَمَّدَهُ ِلأَنَّهُ لَيْسَ عَيْنًا وَخَرَجَ بِهِ مَا فِيهِ عَيْنٌ كَرَائِحَةِ النَّتْنِ يَعْنِي التَّنْبَاكَ لَعَنَ اللهُ مَنْ أَحْدَثَهُ ِلأَنَّهُ مِنَ الْبِدَعِ الْقَبِيحَةِ فَيُفْطِرُ بِهِ وَقَدْ أَفْتَى بِهِ زي بَعْدَ أَنْ أَفْتَى أَوَّلاً بِعَدَمِ الْفِطْرِ قَبْلَ أَن يَّرَاهُ انْتَهَى ع ش .
قوله ( ومثله وصول دخان نحو البخور الخ ) أي وإن فتح فاه قصدا لذلك عبارة النهاية بعد كلام ويؤخذ منه أن وصول الدخان الذي فيه رائحة البخور أو غيره إلى الجوف لا يفطر به وإن تعمد فتح فيه لأجل ذلك وهو ظاهر وبه أفتى الشمس البرماوي لما تقرر أنها ليست
عينا
(HASYIYAH ASY-SYARWANI)
TAMBAHAN :
Menghirup in haler berbeda dengan merokok dalam berpuasa.
Perbedaan ‘illat antara ROKOK dan INHALER adalah :
ROKOK :
1. Menghisapnya enak
2. Merasakan kenyang menurut pengakuan siperokok
3. Disamakan dengan minum, ciri khusus bahasa urfnya adalah “syurb addukhan”
4. Menghisapnya disengaja
5. Di kategorikan Ain(benda)
INHALER :
1. Menghisapnya tidak enak bagi yang sehat, kecuali obat bagi yang merasa sakit flu
2. Tidak merasakan kenyang
3. Tidak disamakan dengan minum menurut urfnya.
4. Tidak dikategorikan Ain.
5. sekalipun disengaja tapi bukan Ain.
Wallaahu A’laamu Bis Showaab