ISIS NO!! NKRI HARGA MATI!!! JANGAN COBA COBA GANGGU KESATUAN NKRI!!!!
Jakarta, NU Online
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati untuk bangsa Indonesia. Karena itulah tak ada ruang sedikitpun bagi kelompok radikal mendirikan negara Islam.
Demikian salah satu kesimpulan dari sarasehan dan deklarasi Forum Komunikasi Dai Muda Indonesia (FKDMI) di masjid Fathullah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kamis (14/8/2014). Acara ini digelar atas kerja sama FKDMI dan Pusat Pengembangan dan Transformasi Masyarakat (Pesat).
Sarasehan ini menghadirkan narasumber intelektual muda NU Ahmad Baso, Wakil Ketua Lembaga Bahsul Masa’il PBNU KH Arwani Faisal, pengajar UIN Jakarta M Zaki Mubarok, dan Ahmad Millah Hasan sebagai moderator.
Ahmad Baso mengatakan, NKRI telah menjadi harga mati bagi bangsa Indonesia. Hal itu telah diperjuangkan oleh para ulama dan pendiri bangsa Indonesia pada masa lalu. “Karena itulah, jangan coba-coba menganggu NKRI!” katanya.
Kiai Arwani mengatakan, perkembangan teknologi dan informasi menyebabkan ideologi transnasional cepat berkembang di Indonesia. “Melalui media massa juga kita bisa menyaksikan apa yang terjadi di luar dengan cepat,” katanya.
Sementara itu, Zaki Mubarok, mengungkapkan, kampus UIN sempat menjadi perbincangan publik nasional karena di masjid Fathullah UIN itu sempat dijadikan lokasi deklarasi ISIS.
“Tapi saya tanya langsung ke orang yang ikut deklarasi, mereka ternyata banyak yang hanya ikut-ikutan. Makanya kita hati-hati, tak mau kecolongan lagi,” terangnya.
Usai sarasehan, acara dilanjutkan dengan deklarasi penolakan terhadap ideologi, pemahaman dan gerakan keagamaan bernuansa radikal yang bertentangan dengan dasar negara Pancasila dan Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Penegasan tersebut dinyatakan melalui pembacaan ikrar oleh Ketua Umum FKDMI, Ibrohim Achmad Faqih, dalam acara sarasehan “Membumikan Islam Rahmatan Lil ‘alamin Dalam Bingkai NKRI”.
“Untuk itu kami kami juga tegas menolak pengembangan faham Islamic State of Irac and Syiria (ISIS) di Indonesia,” tegas, Ibrohim Ahmas Faqih, Ketua Umum PP FKDMI.
Menurutnya, FKDMI bersama jajarannya juga bertekad mengembangkan dan menegakkan Islam sebagai agama rahmatanlilalamin dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila.
FKDMI menilai bahwa maraknya penganut ISIS di Indonesia merupakan hal yang membahayakan NKRI dan mengancam keberadaan Islam yang mainstream di Indonesia, yakni Islam yang ramah dan moderat. Untuk itu semua elemen bangsa, terutama penggiat Islam harus berupaya sekuat tenaga mencegah bertamabahnya penganut paham tersebut.
“Kami mengajak kepada umat Islam untuk mewaspadai dan tidak mudah terpengaruh terhadap ajakan dari gerakan yang mengatasnamakan Islam namun justru mendiskriditkan Islam, terutama karena mengajarkan cara-cara kekerasan yang bertentangan dengan ajaran Islam. Mari kita mulai mengamankan keluarga kita masing-masing,” ungkapnya.