MAKMUM YANG MENDAHULUI IMAM KETIKA SHOLAT BERJAMAAH
Dalam kita melaksanakan sholat berjamaah, terkadang ada makmum yang di dalam sholat jamaah tersebut mendahului Imam.
Bagaimanakah sebenarnya hukum makmum tersebut?
Di jelaskan bahwa :
وإن سبقه بركن بأن ركع قبله أو سجد قبله لم يجز ذلك لقوله: “أما يخشى أحدكم أن يرفع رأسه والإمام ساجد أن يحول الله تعالى رأسه رأس حمار أو صورته صورة حمار ويلزمه أن يعود إلى متابعته لأن ذلك فرض فإن لم يفعل لحقه فيه لم تبطل لأن ذلك مفارقة قليلة
وإن ركع قبل الإمام فلما أراد الإمام أن يركع رفع فلما أراد الإمام أن يرفع سجد فإن كان عالماً بتحريمه بطلت صلاته لأن ذلك مفارقة كثيرة وإن كان جاهلاً بذلك لم تبطل صلاته ولا يعتد له بهذه الركعة لأنه لم يتابع الإمام في معظمها
Muhadzab Imam Syairozy juz 1 hal 180-181
Kalau makmum mendahului imam dengan 1 rukun maka wajib kembali lagi pada posisi seperti imam namun bila tidak kembali pada posisi imam tadi maka tidak batal karena itu termasuk perbedaan yang sedikit
contoh:
Makmum rukuk imam masih berdiri setelah membaca surat atau fatihah maka karena makmuk terlanjur rukuk makan harus diam menunggu imam rukuk dan selanjutnya mengikuti imam, namun bila mendahului dengan 3 rukun dan makmum tahu kalau itu haram maka solatnya batal karena itu termasuk perbedaan yang banyak, dan bila tidak tahu kalau itu haram maka solatnya tidak batal tapi roka’at yang tadi tidak di hitung.
I’anatuth Tholibin juz 2 hal.38 :
ﻭﺳﺒﻘﻪ ﺃﻱ ﺍﻟﻤﺄﻣﻮﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻻﻣﺎﻡ ﻋﺎﻣﺪﺍ ﻋﺎﻟﻤﺎ ﺑﺘﻤﺎﻡ ﺭﻛﻨﻴﻦ ﻓﻌﻠﻴﻴﻦ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻜﻮﻧﺎ ﻃﻮﻳﻠﻴﻦ ﻣﺒﻄﻞ ﻟﻠﺼﻼﺓ ﻟﻔﺤﺶ ﺍﻟﻤﺨﺎﻟﻔﺔ
ﻗﻮﻟﻪ: ﺑﺘﻤﺎﻡ ﺭﻛﻨﻴﻦ ﻣﺘﻌﻠﻖ ﺑﺴﺒﻖ، ﺃﻱ ﻋﺪﻡ ﺳﺒﻘﻪ ﺑﺮﻛﻨﻴﻦ ﻓﻌﻠﻴﻴﻦ ﺗﺎﻣﻴﻦ. ﻭﻻ ﺑﺪ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻧﺎ ﻣﺘﻮﺍﻟﻴﻴﻦ. ﻓﺨﺮﺝ ﺑﺎﻟﻔﻌﻠﻴﻴﻦ ﺍﻟﻘﻮﻟﻴﺎﻥ، ﻛﺎﻟﺘﺸﻬﺪ
ﺍﻻﺧﻴﺮ ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺹ ﻓﻴﻪ. ﻭﺍﻟﻘﻮﻟﻲ ﻭﺍﻟﻔﻌﻠﻲ: ﻛﺎﻟﻔﺎﺗﺤﺔ، ﻭﺍﻟﺮﻛﻮﻉ. ﻭﺧﺮﺝ ﺑﺎﻟﺘﺎﻣﻴﻦ ﺍﻟﺘﻘﺪﻡ ﺑﺮﻛﻦ ﻭﺑﻌﺾ ﺭﻛﻦ، ﻭﺑﺎﻟﻤﺘﻮﺍﻟﻴﻴﻦ ﻏﻴﺮﻫﻤﺎ، ﻓﻼ ﺿﺮﺭ ﻓﻲ ﺟﻤﻴﻊ ﺫﻟﻚ.
Tindakan makmum yang mendahului imam seraya sengaja serta mengerti ketidakbolehannya dengan dua rukun sebangsa pekerjaan secara sempurna meskipun dua rukun tersebut tidak panjang, itu bisa membatalkan shalat karena ketidaksesuaian yang parah (antara imam dan makmum)
Redaksi matan : “Dua rukun yang sempurna”. Maksudnya makmum mendahului dengan dua rukun sebangsa pekerjaan yang sempurna dan hal itu mesti dengan terus menerus. Maka dikecualikan dengan dua rukun sebangsa pekerjaan, ialah dua rukun sebangsa ucapan seperti tasyahhud akhir, membaca shalawat atas Nabi saw. dalam tasyahhud. (dan dikecualikan juga darinya) ialah satu rukun sebangsa ucapan dan pekerjaan seperti bacaan fatihah dan ruku’. Dan dikecualikan dari (dua rukun) yang sempurna, ialah mendahului dengan satu rukun dan sebagian rukun. (dan dikecualikan juga) dari rukun yang terus menerus, ialah selainnya. Semua itu tidak apa-apa atau tidak berdampak apa-apa.