ORANG YANG DI BAWA SYAITAN DAN ADZAN DENGAN PENGERAS SUARA

ORANG YANG DI BAWA SYAITAN DAN ADZAN DENGAN PENGERAS SUARA

LBMHukum Seseorang yang Dibawa Syetan

Diskripsi masalah:

Masyarakat sering heboh tentang orang yang dibawa syetan atau jin dan sebangsanya.

Pertanyaan:

  1. Bagaimana menurut pandangan Islam tentang kejadian tersebut?
  2. Bila ada, masih mukallafkah orang yang dibawa syetan atau jin tersebut?

Jawaban:

  1. Kejadian tersebut menurut pandangan Islam memang ada.
  2. Orang tersebut masih mukallaf, bila dalam keadaan baligh, berakal dan selamat panca indranya.

Pengambilan ibarat:

  1. Al-Kaukabul Ahwaj, hal. 200
  2. Nihayatuz Zain, hal. 9
  3. Ihya Ulumuddin, juz III, hal. 36

Menjawab Adzan dari Radio

Pertanyaan:

Bagaimana hukumnya menjawab adzan dari radio, dan apakah adzannya radio sudah mencukupi sunatnya adzan di tempat itu?

Jawaban:

Hukum menjawabnya sunat, apabila suara adzan tersebut langsung dari mu`addzinnya, dan apabila dari kaset maka tidak sunat. Dan adzan tersebut tidak mencukupi untuk tempat itu.

Pengambilan ibarat:

  1. Qurrotul Ain Fatawi Ismail, hal. 169
  2. I’anatut Tholibin, juz I, hal. 230-231

Adzan Memakai Pengeras Suara dengan Berbagai Lagu

Diskripsi masalah:

Sudah merupakan kebiasaan, adzan memakai pengeras suara dan sejenisnya, dengan berbagai bentuk lagu dan iramanya.

Pertanyaan:

  1. Sunatkah menjawab adzan yang keluar dari pengeras suara tersebut?
  2. Manakah yang lebih utama, adzan melalui pengeras suara atau tidak?
  3. Sahkah adzan muaddzin yang memanjangkan huruf mad sampai melebihi batas maksimalnya?

Jawaban:

  1. Bagi orang yang mendengarkan adzan dari pengeras suara (loud speaker) tetap disunatkan menjawabnya, asalkan hal tersebut memenuhi syarat adzan, dan langsung suara mu`addzin.
  2. Adapun yang lebih utama, dapat diperinci sbb.:
  3. Apabila adzan tersebut tidak disunatkan mengeraskan suara, yang lebih utama tanpa memakai loud speaker.
  4. Apabila adzan tersebut disunatkan mengeraskan suara, maka hukumnya ditafsil:
  5. a) Jika mengeraskan suara tidak membuahkan hasil tanpa menggunakan loud speaker, maka lebih baik menggunakan-nya.
  6. b) Jika mengeraskan suara sudah dapat hasil dengan tanpa memakai loud speaker, maka yang lebih afdlol tidak memakai loud speaker.
  7. Hukum memanjangkan huruf mad hingga melebihi batas maksimal-nya tersebut makruh dan tetap sah.

Pengambilan ibarat:

  1. Qurrotul Ain Fatawi Ismail, hal. 169
  2. Mughnil Muhtaj, juz I, hal. 140
  3. Sulaiman al-Jamal, juz I, hal. 298
  4. As-Syarwani, juz I, hal. 463
  5. Fathul Jawad, juz I, hal. 104
  6. Faidlul Khobir, hal. 93

 

Leave your comment here: