Hati-Hati.. Jangan terjebak dengan Takfir atau Mengkafirkan
“Kepada sesama umat Islam, Kita tidak boleh menghukumi Kafir, bahkan kepada pengikut Wahabi sekalipun”, demikian pesan yang disampaikan Dr KH Zuhrul Anam dalam acara Dialog Internal PCNU Cilacap, Rabu (27/6/2012) di hadapan jajaran Pengurus NU, Badan Otonom, Lembaga Lajnah dan Pengurus MWCNU se Kabupaten Cilacap. Dia menambahkan, Prinsip Tasamuh yang dipegang oleh Ulama Nahdlatul Ulama dalam kehidupan sehari-hari harus benar-benar dijaga.
Dalam Dialog tersebut Gus Anam, demikian KH Zuhrul Anam biasa dipanggil, juga mengingatkan bahwa secara umum, dunia Islam, termasuk negara-negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam, dari Timur Tengah hingga Indonesia, ada dalam kondisi dan potensi terpecah-belah.
Di antara faktor pemecahbelah tersebut adalah pertarungan faham keagamaan dalam Islam yang mengerucut pada sikap saling mendiskriditkan sampai dengan kafir-mengkafirkan. “Faktor ini muncul akibat pemahaman agama dengan pembenaran yang sepihak tanpa memahami kenyataan keragaman pemahaman di internal umat Islam. Potensi ini akan semakin berbahaya jika ada tangan besar baik kekuatan ekonomi maupun politik, masuk mengobok-obok umat Islam,” kata Gus Anam.
Dialog dengan tema Membendung Salafi-Wahabi ini digelar dalam rangka Harlah NU ke-89 di halaman Masjid Miftahul Huda Kroya Cilacap. Dialog ini penting untuk mengingatkan kepada warga NU agar tidak mudah terprovokasi dengan fenomena kafir-mengkafirkan yang sering ditujukan kepada warga NU.
- KH. Maslahuddin, Wakil ketua PCNU Cilacap mengatakan, “Kita, warga NU merupakan bagian yang menjadi sasaran takfir dari kelompok umat Islam lain. Tapi, kita tidak perlu balik mengkafirkan, sebab, hal itu bisa menjerumuskan kita pada konflik berkelanjutan. Lebih baik kita melakukan kajian-kajian paham keagamaan untuk menguatkan Islam Aswaja yang kita anut. Dengan begitu, kita akan bisa membendung masuknya paham-paham keislaman lain ke dalam internal keluarga kita,” katanya.