IMAM MUHAMMAD AL BAQIR AL HUSAINI ( 114 H/ 732 M ) KETURUNAN ROSULULLOH YANG MULIA
Nama lengkap dan silsilah beliau adalah Al-Imam Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib Al- Qurosyi Al- Hasyimi (Rodhiallaahu ‘anhum). Beliau lahir di kota Madiinatul Munawwaroh hari Jum’at 12 safar Tahun 57 H/676M dalam riwayat lain ada yang mengatakan 1 Rajab 57H.
Ayah nya dan sekaligus gurunya adalah Imam ‘Ali Zainal ‘Aabidiin yang selamat dari tragedi karbala, putra dari Sayyid Syuhadaa’ Sayyidinaa Husain bin ‘Ali bin Abi Thaalib (Rodhiallaahu ‘anhum).. Dan ibu nya adalah Sayyidah Faathimah binti hasan bin ‘Ali (Radhiallaahu ‘anhum). Dari pernikahan ini, maka lahirlah generasi pertama Ahlul Bayt yang kedua duanya bertemu, baik dari jalur Imam Hasan maupun Imam Husain, bertemu pada Sayyidina ‘Ali Karomallaahu wajhah maupun Sayyidaatinaa Fathimah Az-Zahroo putri Rosuulullaah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam..
Nama panggilan beliau adalah Abu Ja’far. Meski beliau diberi banyak gelar seperti Abu ‘Abdullah, Imam Muhammad Al-Baqir, Maulana AL-Baqir AL-‘Uluum, panggilan yang umum dikenal dan digunakan adalah Imam Muhammad Al-Baqir. Al-Baqir kata harfiah artinya memotong/ membelah. Digelari Al-Baqir (yang membelah bumi) karena kapasitas keilmuan beliau yang begitu mendalam sehingga diibaratkan dapat membelah bumi dan mengeluarkan isinya yang berupa pengetahuan-pengetahuan ( Al-Baqir Al-‘Uluum). Mereka yang beruntung bertemu dan bertanya dengan beliau pasti akan puas, karena beliau membuka pengetahuan sampai ke akar akar nya, sampai ke asal usul nya, dan kemudian menyampaikan pengetahuan itu pada masyarakat luas. Dan yang pasti namanya harum dan tersohor sampai ke seantaro pelosok negri khusus nya jazirah arab kala itu..
Selama 34 Tahun beliau berada dalam perlindungan dan didikan ayahnya, Ali Zainal Abidin a.s. Selama hidupnya beliau tinggal di kota Madinah dan menggunakan sebagian besar waktunya untuk beribadah guna mendekatkan diri kepada Allah SWT serta membimbing masyarakat ke jalan yang lurus.
Al-Imam Ibnu Al-Madiny meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah (Radhiallaahu ‘anhumaa) bahwasannya Jabir berkata kepada Imam Muhammad Al-Baqir yang pada waktu itu masih kecil, “Rasulullah SAW mengirimkan salam untukmu.” Beliau bertanya, “Bagaimana hal itu bisa terjadi?.” Jabir menjawab, “Pada suatu hari saya sedang duduk bersama Rasulullah SAW, sedangkan Al-Husain (cucu beliau) lagi bermain-main di pangkuan beliau. Kemudian Rasulullah SAW berkata, ‘Pada suatu saat nanti, dia (yaitu Al-Husain) akan mempunyai seorang putra yang bernama Ali (Zainal Abidin). Jika hari kiamat datang, akan terdengar seruan, ‘Berdirilah wahai pemuka para ahli ibadah.’ Maka kemudian putranya (yaitu Ali-Zainal Abidin) itu akan bangun. Kemudian dia (yaitu Ali Zainal Abidin) akan mempunyai seorang putra yang bernama Muhammad. Jika engkau sempat menjumpainya, wahai Jabir, maka sampaikan salam dariku.’ “
Mengenai keilmuan dan ketaatannya, kita semak kata-kata Ahmad lbnu Hajar Al-Makki al-Haitami Rahmatullaahi ‘alaih , seorang ulama sunni ,beliau mengatakan dalam kitab nya “AS-SAWAA’IQ AL-MUHRIQO”:
“Imam Muhammad AL-Baqir telah menyingkapkan rahasia-rahasia pengetahuan dan kebijaksanaan, serta membentangkan prinsip-prinsip spiritual dan agama. Tak seorangpun dapat menyangkal keperibadiannya yang mulia, pengetahuan yang diberikan Allah, kearifan yang dikaruniakan oleh Allah dan tanggung jawab serta rasa syukurnya terhadap penyebaran pengetahuan. Beliau adalah seorang yang suci dan pemimpin spiritual yang sangat berbakat. Dan atas dasar inilah beliau terkenal dengan gelar al-baqir yang berarti pengurai ilmu. Beliau baik hati, bersih dalam keperibadian, suci jiwa, dan bersifat mulia. Imam mencurahkan seluruh waktunya dalam ketaatan kepada Allah (dan mempertahankan ajaran-ajaran nabi suci dan keturunannya). Adalah di luar kekuasaan manusia untuk menghitung pengaruh yang mendalam dan ilmu dan bimbingan yang diwariskan oleh Imam pada hati orang-orang beriman. Ucapan-ucapan beliau tentang kesalehan, pengetahuan dan kebijaksanaan, amalan dan ketaatan kepada Allah, begitu banyak sehingga isi kitab ini sungguh tidak cukup untuk meliput semuanya itu”.
Diriwayat kan bahwasanya Raja pernah memanggil beliau ke pengadilan yang di maksudkan untuk mencelakai beliau, tatkala Imam Al-Baqir muncul mendadak raja mengurungkan niat nya, meminta ma’af kepadanya, dan banyak hadiah yang diterima beliau, lalu di antarkan ke keluarga bani hasyim dengan cara yang terhormat. Ada yang menimpali dan bertanya kepada raja mengapa dia berbuat seperti ini, maka raja mengatakan : Ketika dia ( Imam Al-Baqir) datang, aku melihat dua singa yang sangat besar, satu di sebelah kanan nya dan satu yang lain berada di sebelah kiri nya yang mengancam ku untuk membunuh ku jika aku berencana mencelakai Al-Baqir. Ya, beliaulah waliullah yang di beri ke istimewaan oleh Allah dan sebagai wali nya untuk menyeru umat manusia ke jalan yang benar. Wali Qutub, yang memegang porosnya dunia,,, Saya pernah mendengar dari Al-habib Muhammad Luthfi bin yahya bahwa tak sembarangan untuk menjadi wali Qutub, beliau haruslah seorang yang bersambung silsilah nya baik dari ayah atau ibu nya ke Rosuulullaah,,, inilah yang di namakan segitiga emas, dan jabatan inilah yang sedang di pegang oleh Al-Imam Muhammad Al-Baqir..
Al-Baqir Muhammad bin Ali bin al-Hussain adalah penerus dari ayahnya, Ali Zainal Abidin bin al-Hussain , dan orang yang meneruskan posisi imamah setelahnya. Dia melebihi saudara-saudaranya dalam bidang ilmu keagamaan, kesederhanaan dan kepemimpinan. Dan mereka semua tak dapat menggantikan posisinya, karena posisinya yang berkaitan dengan imamah, karena kedudukannya di mata Allah SWT, dan karena posisinya sebagai khalifah Rasulullah S.A.W. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan berkah-Nya kepada beliau. Dia adalah orang yang paling dikenal di antara mereka, satu-satunya yang dihormati baik oleh non-Syiah dan Syi’ah sendiri, dan yang paling mampu di antara mereka. Tidak ada satupun keturunan dari al-Hasan dan al-Hussain a.s. menunjukkan kemampuan yang sama dalam pengetahuan keagamaan, tradisi, sunnah-sunnah, pengetahuan tentang Qur’an , kehidupan Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam, dan teknik kesusastraan, sebagaimana yang ditunjukkan oleh Abu Ja’far (Muhammad al-Baqir) Radhiallaahu ‘anhu.Dia adalah pemimpin dari seluruh keluarga Bani Hasyim. Dia adalah pemimpin dari seluruh keturunan Ali. Sahabat-sahabat Rasulullah S.A.W, para tabi’in, dan ulama-ulama muslim mengatakan banyaknya prinsip-prinsip keagamaan di bawah kepemimpinan Imam al-Baqir . Dengan kelebihan moral dan perilakunya dia menjadi tolak ukur dalam pengetahuan di keluarganya dan masyarakatnya.
As-Syibli Nu’mani rahmatullaahi ‘alaih menyebutkan dalam kitab nya “SIRAH AN-NU’MANI” :
Ahlul bait adalah adalah sumber dari hadits hadits, fiqh, bahkan semua cabang ilmu agama, dan ini seluruhnya terdapat dalam diri seorang Muhammad Al-Baqir, karena beliau memiliki pengetahuan yang besar dan luas sekali terhadap Al-Qur’an dan sunnah sunnah(hadits) Rosuulullaah.. Banyak dari para tabi’iin, Tabi’it tabi’iin, Fuqohaa’, dan mujtahidiin yang bertanya tentang ilmu ilmu agama kepada beliau. Namanya banyak kita temui dalam sanad hadits hadits shohih. Beliau juga dikenal sebagai penyampai Sirah Nabawiyyah pri kehidupan baginda Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam serta keluarganya kepada yang lain. Beliau mencatat kembali kejadian-kejadian dari bermulanya sejarah (mubtada’) dan kehidupan Rasulullah S.A.W. Kisah tentang kehidupan Rasulullah S.A.W (maghazi) dicatat dibawah kepemimpinannya. Rakyat mengikuti ajaran dari Rasulullah S.A.W secara murni dibawah kepemimpinannya dan bersandar kepadanya tentang ritual-ritual keagamaan dan haji yang dipelajarinya langsung dari utusan Allah SWT. Baik kaum Syiah maupun bukan syiah mengikuti kepemimpinannya. Orang-orang banyak belajar ilmu kalam darinya.Dan beliau di akui sebagai salah satu Fuqohaa’ yang masyhur dari Madinah, seorang laki laki terpelajar yang datang untuk menjawab semua persoalan yang ada. Sebuah kutipan terkenal ketika beliau ditanya tentang Surah An-nahl 43 yang bunyinya FAS’ALUU AHLADZ-DZIKRI IN KUNTUM LAA TA’LAMUUN, tanyakan lah kepada ahli dzikir jika kamu tidak mengetahui… maka jawabnya ” Kamilah ahli dzikr..
Para Shoolihin dari kalangan ahlul bait tidak pernah mengejar dunia, juga tidak punya keinginan untuk hal kehidupan duniawi, mereka mencurahkan waktu dan hidupnya untuk melayani umat, mencari keridhoan Allah Ta’ala semata. Sebagaimana dalam pri kehidupan nya Imam Muhammad Al-baqir , karena beliau terkenal tidak hanya karena pengetahuan nya yang luas, tetapi juga karena kesholihan beliau, beliau menempatkan ibadah lebih dari segalanya.. Imam Abul Hasan Ali bin ‘Utsman Al-Hujwairi rahmatullaahi ‘Alaih dan Qodhi Abu Iyad bin Musa Fazl Al-yahsubi Rahmatullaahi ‘Alaih menyebutkan dalam karya nya masing masing “AL-KASYF AL-MAHJUUB dan AS-SYIFAA’ ” bahwa Abu Ja’far Muhammad Al-Baqir Radhiallaahu ‘Anhu adalah seorang muslim yang sangat ta’at dan selalu menghabiskan waktu waktunya untuk beribadah kepada Allah. Beliau menghabiskan sebagian besar malam itu untuk beribadah dan memuliakan Allah Subhanahu Wata’aalaa.. Sebagai hasil dari pengabdian nya kepada Allah, beliau di anugrahi banyak keluasan ilmu, sehingga di berkahi dengan pengetahuan baik secara rahasia (ma’rifat) maupun yang nyata (syari’at) dari disiplin ilmu agama secara keseluruhan.
Imam al-Baqir dikenal sebagai orang yang bersahaja dan sangat baik hati dan pemurah kepada yang memerlukan.Telah dilaporkan di bawah kepemimpinannya, dibawah kepemimpinan ayah-ayahnya., bahwa Rasulullah dan keluarga beliau sering berkata,”Hal yang terbaik dari pekerjaan ada tiga: menjaga saudara dengan harta, memberi keadilan kepada orang lain, dan menyebut nama Allah pada setiap saat.”
Beliau jika tertawa, beliau berkata, “Ya Allah, janganlah Engkau timpakan murka-Mu kepadaku.” Beliau adalah seorang yang mencintai dua orang yang agung, yaitu Abubakar dan Umar (semoga Allah meridhoi mereka berdua).
Imam Baqir pernah berkata,”Rakyat telah menyebabkan banyak masalah bagi kami. Kami menyeru kepada mereka tapi mereka tidak perduli. Tapi jika kami tinggalkan, tidak akan ada yang membimbing.”
Imam juga pernah berkata,”Apa sebenarnya yang dibenci oleh
mereka terhadap kami yang merupakan anggota keluarga dari Keluarga yang disucikan, keturunan dari kenabian, sumber kebajikan”
Mengenai situasi pemerintahan yang terjadi di zaman beliau, dua tahun pertama dipimpin oleh Al-Walid bin Abdul Malik yang sangat memusuhi keluarga nabi dan dialah yang memprakarsai pembunuhan Ali Zainal Abidin. Dua tahun berikutnya beliau juga hidup bersama raja Sulaiman bin Abdul Malik yang sama jahat dan durjananya dengan selainnya, yang seandainya dibandingkan maka dia jauh lebih bejat dari penguasa Bani Umayyah yang sebelumnya. Kemudian tampuk kepemimpinan berpindah ke tangan Umar bin Abdul Aziz, seorang penguasa Bani Umayyah yang bijaksana dan lain dari selainnya. Beliaulah yang menghapus kebiasaan melaknat Imam Ali bin Abi Thalib di setiap mimbar Jum’at, yang diprakarsai oleh Muawiyah bin Abi Sufyan dan telah berjalan kurang lebih 70 tahun. Beliau pula yang mengembalikan tanah Fadak kepada Ahlu Bait Nabi yang pada waktu itu diwakili Imam Muhammad aL-Baqir. Namun sayang beliau tidak berumur panjang dan pemerintahannya hanya berjalan tidak lebih dari dua tahun lima bulan. Pemerintahan kemudian beralih ke tangan seorang pemimpin yang laim yaitu Hisyam bin Abdul Malik bin Marwan.
Pemerintahan Hisyam diwarnai dengan kebejatan moral serta pengejaran dan pembunuhan terhadap para pengikut Ahlu Bait. Zaid bin Ali seorang keluarga rasul yang Alim dan syahid gugur di zaman ini. Hisyam kemudian memerintahkan pasukannya untuk menghancurkan markas-markas Islam yang dipimpin oleh Imam Baqir . Salah seorang murid Imam al-Baqir yang bernama Jabir al-Ja’fi juga tidak luput dari sasaran pembunuhan. Namun, demi keselamatannya Imam Muhammad al-Baqir menyuruhnya agar pura-pura gila. Beliau pun menerima saran dari Imam dan selamat dari ancaman pembunuhan, karena penguasa setempat mengurungkan niatnya setelah yakin bahwa Jabir benar-henar gila.
Ketika semua makar dan kejahatan yang telah ditempuh untuk menjatuhkan Imam Muhammad AL-Baqir tidak berhasil, sementara orang-orang semakin yakin akan keimamahannya, maka Bani Umayyah tidak punya alternatif lain kecuali pada tanggal 7 Zulhijjah 114 H, ketika Imam Al-Baqir berusia 57 tahun, Hisyam bin Abdul Malik bin Marwan si penguasa yang zalim, menjadikan imam syahid dengan meracuninya, dan jenazahnya dibaringkan di Jannatul Baqi’ Madinah.
Ahlul Bait Nabi s.a.w berguguran satu demi satu demi mengharap ridha dari Allah SWT. Semoga salam dilimpahkan kepada mereka ketika mereka dilahirkan, di saat mereka berangkat menghadap Tuhannya, dan saat dibangkitkan kelak.
Dari sebagian kalam mutiara beliau adalah:
Jika engkau menginginkan suatu kenikmatan itu terus padamu, maka perbanyaklah mensyukurinya. Jika engkau merasa rejeki itu datangnya lambat, maka perbanyaklah istighfar. Jika engkau ditimpa kesedihan, maka perbanyaklah ucapan ‘Laa haula wa laa quwwata illaa billah’. Jika engkau takut pada suatu kaum, ucapkanlah, ‘Hasbunallah wa ni’mal wakiil’. Jika engkau kagum terhadap sesuatu, ucapkanlah, ‘Maa syaa’allah, laa quwwata illaa billah’. Jika engkau dikhianati, ucapkanlah, ‘Wa ufawwidhu amrii ilaallah, innaallaha bashiirun bil ‘ibaad’. Jika engkau ditimpa kesumpekan, ucapkanlah, ‘Laa ilaaha illaa Anta, Subhaanaka innii kuntu minadz dzolimiin.’
**Tidaklah hati seseorang dimasuki unsur sifat sombong, kecuali akalnya akan berkurang sebanyak unsur kesombongan yang masuk atau bahkan lebih.”
**Sesungguhnya petir itu dapat menyambar seorang mukmin atau bukan, akan tetapi tak akan menyambar seorang yang berdzikir.”
**Tidak ada ibadah yang lebih utama daripada menjaga perut dan kemaluan.”
**Seburuk-buruknya seorang teman itu adalah seseorang yang hanya menemanimu ketika kamu kaya dan meninggalkanmu ketika kamu miskin.”
**Kenalkanlah rasa kasih-sayang di dalam hati saudaramu dengan cara engkau memperkenalkannya dulu di dalam hatimu.”
Diantara kalam mutiara beliau yang lain, saat beliau berkata kepada putranya,
@Wahai putraku, hindarilah sifat malas dan bosan, karena keduanya adalah kunci setiap keburukan. Sesungguhnya engkau jika malas, maka engkau akan banyak tidak melaksanakan kewajiban. Jika engkau bosan, maka engkau tak akan tahan dalam menunaikan kewajiban.”
@Wahai anakku! Sesungguhnya Allah menyembunyikan tiga perkara dalam tiga perkara.
**Pertama, Allah menyembunyikan redha-Nya dalam ketaatan kepada-Nya. Oleh itu, janganlah engkau memandang ringan sesuatu perbuatan taat, karena barangkali di dalamnya terdapat redha Allah.
**Kedua, Allah menyembunyikan murka-Nya dalam sesuatu maksiat. Oleh itu, janganlah engkau memandang ringan sesuatu maksiat, karena barangkali di dalamnya terdapat murka Allah.
**Ketiga, Allah menyembunyikan wali-wali-Nya di dalam makhluk-Nya. Oleh itu, jangan sekali-kali engkau menghina (memandang rendah) seseorang, karena mungkin dia adalah wali Allah.”
Banyak cerita
dan puisi yang didedikasikan untuknya.
Al-Qurazi berkata:
Duhai (engkau) yang membagi (baqir) ilmu pengetahuan (dan membuatnya tersedia) bagi orang-orang yang memerlukan dan tempat orang-orang mencari penyelesaian yang terbaik.
Malik bin Ayan al-Juhi berkata tentangnya Ketika orang-orang mencari ilmu Qur’an, kaum Quraisy bersandar kepadanya. Jika seseorang hanya dapat bertanya dimanakah putra dari putrinya Rasulullah S.A.W, sedangkan engkau memperoleh ribuan cabang (ilmu pengetahuan) darinya. Engkau seperti bintang yang menyinari musafir pada kegelapan, engkau bagaikan gunung yang mewarisi luasnya ilmu pengetahuan.
Imam Muhammad Al-Baqir wafat di kota Madinah 7 Zulhijjah pada tahun 117 H (dalam riwayat lain 114 H atau 118 H) setelah memimpin jabatan ke imamahan selama 19 tahun dan disemayamkan di pekuburan Baqi’, tepatnya di qubah Al-Abbas disamping ayahnya, lokasi yang banyak di makamkan disana para Ahlul bait, Syuhadaa’ dan para Sahabat. Beliau berwasiat untuk dikafani dengan qamisnya yang biasa dipakainya shalat. Beliau meninggalkan 8 orang anak ( dalam riwayat lain 7 anak ), yaitu Ja’far Shodiq, Abdullah, Ibrahim, Ubaidillah, Reza, Ali, Zainab dan Ummu Kultsum( Ummu Salamah). Putra beliau yang bernama Ja’far dan Abdullah dilahirkan dari seorang ibu yang bernama Farwah bintu Qasim bin Muhammad bin Abubakar Ash-Shiddiq. Dunia sangat beruntung sekali lewat adanya Imam Al-Baqir ini, karena beliau adalah seorang pendidik untuk banyak dari ‘ulama Islam seta pelestari sunnah sunnah Kanjeng Nabi Muhammad Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam..
Sangat disayangkan banyak yang tidak tahu tentang beliau yang sangat dihormati dan dalam jasa jasanya yang sangat banyak bagi kemajuan ilmu Islam khususnya. Muhammad bin Mahmud bin Khafindis menulis dalam RAUZATUS-SAFA bahwa : Lidah dan pena tidak akan dapat menggambarkan manfa’at (jasa jasa nya) dan pri kehidupan Imam muhammad Al-Baqir .
Semoga Allah senantiasa melimpahkan Shalawat dan Salam kepada Rasululloh Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam beserta keturunan keturunan nya,,, Amin