MAQOM MAHABBAH ATAU CINTA DALAM KACAMATA ULAMA TASAWUF
Di dalam Kitab Risalatul Qusyairiyah hal 317 di jelaskan :
قال الاستاذ القشيري : المحبة حالة شريفة شهد الحق سبحانه بها للعبد وأخبر عن محبته للعبد، فالحق سبحانه يوصف بأنه يحب العبد، والعبد يوصف بأنه يحب الحق سبحانه … ويفسر الأستاذ القشيري المحبة في هذا الموضع بالإرادة، وعلى هذا الأساس فمحبة الله تعالى للعبد إرادته الخير له، ورحمته به وإنعامه عليه.
Berkata syeikh Qusyairiy :
Mahabbah adalah tingkat keadaan yang mulia, Allah menyaksikan kecintaannya langsung kepada hambanya, dan Allah akan menyaksikan kepada hamba yang lain akan kecintaanNYA kepada hambaNYA. Allah mensifati, bahwa Allah mencintai hambanya, dan si hambaNya sangat mencintaNYA.
Syeikh Qusyairiy memberikan penafsiran atas kata mahabbah disini dengan “irodah/kehendak”. Artinya jika Allah mencintai hambaNYA, maka hamba tersebut diberikan kehendak dan keinginan untuk menjalankan kebaikan dan amal sholeh dan Allah merahmatinya serta memberikan ni’mat kepadanya.
Di jelaskan juga di dalam kitab Ihya Ulumuddin IV/477-478 Tentang MAHABBAH ATAU CINTA MENURUT ULAMA TASAWUF
>Sufyan as-Sauri: Mengikuti perilaku Rasulullah SAW.
>Al-Junaid al Baghdadi: Allah menghalangi atas orang yg hatinya ada fikiran dunia.
>Dzun Nun al-Misry: Berkatalah kepada orang yg cinta pada Allah “takutlah kamu direndahkan karna mencintai selain Allah”.
>As-Sybli: Orang ma’rifat apabila berbicara maka binasa, begitu pula orang yg cinta bila berdiam juga binasa.
>Rabiah al-Adawiyah: Barangsiapa yg menunjukkan pada kekasihku (Allah).
>Pembantu Rabiah: Kekasihku ada bersamaku, namu dunia telah memutuskannya.
>Ibn Jala’: Allah memberi wahyu pada Musa as, “sungguh ketika aku memberi tahu akan rahasia pada seorang hamba, maka aku tak menemukan kecintaan pada dunia dan akhirat krn telah penuh kecintaannya padaKU dan penjagaanKU”.
>Ibrahim bin Adham: Ya Allah, sungguh engkau mengengetahui bahwa surga tak terbesit padaku sesayap lalat pun, engkau memulyakanku dg mencintaiMU, dan membahagiakanku dg mengingatMU, dan memberi waktu agar tafakur pada keagunganMU.
>As-Sariy: Barangsiapa cinta Allah maka dia hidup, bila cinta dunia maka akan keras (hatinya), dan orang bodoh tiap pagi-sore selalu bergantung pada dunia, dan orang pandai bila mengetahui celanya akan lari darinya.
>Abu Yazid al-Bustomi: Seorang pecinta tak akan mencintai dunia dan akhirat, karna cintanya hanya penuh pada penciptanya (Allah).
>Al-Khowas: Hancurnya segala keinginan, dan terbakarnya sifat ketergantungan dan semua hajat (dunia akhirat).
>Sahl: Allah melunakkan hati seorang hamba karna telah mampu “melihat”NYA setelah faham apa yang diinginkannya.
>Harm bin Hibban: Orang mukmin tatkala mengetahui Tuhannya maka akan mencintaiNYA, bila sudah mencinyaiNYA maka akan memfokuskanNYA, dan ketika menemukan manisnya fokus padaNYA maka tak akan melirik dunia dg pandangan keinginan (syahwat) dan tak akan melirik akhirat dg pandangan kesunyian, artinya lemah pada urusan agama dan sibuk urusan akhirat.
ULAMA-ULAMA LAINNYA MENGATAKAN BAHWA CINTA ADALAH :
Selalu mengingatNYA.
MendahulukanNYA.
Benci berlama-lama didunia.
Memaksa hati untuk menemukanNYA, namun melarang lisan untuk menggambarkanNYA. Dan lain lain.