KEUTAMAAN ILMU DAN KEMULIAAN MENCARINYA WALAUPUN TIDAK BISA HAFAL


KEUTAMAAN ILMU
قَالَ علي بن أبي طالب
لَيْسَ الْجَـمَـالُ بِـأَثْوَابٍ تُزَيِّنُهَا *** إِنَّ الْجَمَـالَ جَمَـالُ الْعَقْلِ وَالأَدَبِ
Sayyidina ALI BIN ABI THOLIB RA berkata:
Tidaklah cantik atau tampan seseorang karena memakai HIASAN
Tapi sejatinya kecantikan atau ketampanan sebab ilmu dan KESOPANAN
وقال الحسن : لولا العلماء لصار الناس مثل البهائم ، تعلموا العلم فإن تعلمه خشية ، وطلبه عبادة ، ومدارسته تسبيح، والبحث عنه جهاد ،وتعليمه من لا يعلمه صدقة، وبذله لأهله قربة ، وهو الأنيس في الوحدة ، والصاحب في الخلوة ، والدليل على الدين والصبر… على الضراء والسراء والقريب عند الغرباء ، ومنار سبيل الجنة ،
IMAM HASAN BASYRI berkata :
Andai tiada orang yang mengerti ilmu manusia tak ubahnya binatang,
Pelajarilah ILMU karena ;
Mempelajarinya berarti punya rasa takut pada Allah
Mencarinya bernilai ibadah
Mengulanginya berpahala tasbih pada Allah
Membahasnya berarti JIHAD kejalan Allah
Mengajarkannya pada yang belum tahu bernilai sodaqah
Menyerahkannya pada yang berhak bentuk pendekatan diri pada Allah
ILMU adalah penghibur kala kesendirian melanda
Petunjuk bagi kesempurnaan agama
Kesabaran di kala lara dan papa
Teman dekat kala tersesat
Rambu-rambu kejalan SURGA
وقال الإمام الغزالي رحمه الله في الإحياء : ” إن الخاصية التي يتميز بها الناس عن سائر البهائم هو العلم فالإنسان إنسان بما هو شريف لأجله وليس ذلك بقوة شخصه فإن الجمل أقوى منه ولا بعظمه فإن الفيل أعظم منه ولا بشجاعته فإن السبع أشجع منه ولا بأكله فإن الثور أوسع بطنا منه ولا ليجامع فإن أخس العصافير أقوى على السفاد منه بل لم يخلق إلا للعلم
Berkata Imam Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Abu Hamid Al-Ghozali :
Sesungguhnya keistimewaan yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah ILMU, manusia dikatakan makhluk mulia hanya karena ilmunya
Bukan karena kekutannya, sebab bukankah unta lebih kuat ketimbang manusia ?
Bukan karena kebesarannya, sebab bukankah gajah lebih besar ketimbang manusia ?
Bukan karena keberaniannya, sebab bukankah binatang buas lebih berani ketimbang manusia ?
Bukan karena kemampuan makannya, sebab bukankah sapi jantan lebih besar perutnya ketimbang manusia ?
Bukan karena kuat setubuhnya, sebab bukankah paling hinanya burung pipit lebih kuat setubuhnya ketimbang manusia ?
Manusia tiada tercipta kecuali untuk ilmu, Ilmu dan ilmu.
Ihya ‘Ulumiddin I/7
Karenanya tidak berlebihan bila Rosulullah Shallallaahu ‘Alaihi wasallam bersabda :
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ
Barangsiapa meniti satu jalan untuk mencari ilmu, niscaya –dengan hal itu- Allah jalankan dia di atas jalan di antara jalan-jalan sorga (HR Muslim XXXVIII/2699)
Imam At Thoiby dalam kitab Faidhul Qodir mengartikan hadits diatas :
والمعنى سهل الله له بسبب العلم طريقا من طرق الجنة وذلك لأن العلم إنما يحصل بتعب ونصب وأفضل الأعمال أحزمها فمن تحمل المشقة في طلبه سهلت له سبل الجنة سيما إن حصل المطلوب
“Sebab ilmu Allah memudahkan seseorang salah satu jalan yang menuju surga, hal ini karena ilmu dihasilkan seseorang dengan jerih payah sedang paling utamanya amal ibadah mengukur kadar upaya seseorang dalam mengikat keletihan, barangsiapa mau menanggung kesusahan dalam mencari ilmu maka Allah mudahkan jalannya kesurga terlebih bila ilmu tersebut juga tercapai” Faidhul Qadir VI/199
KEUTAMAAN PENCARI ILMU WALAU TIDAK HAFAL
Dinukil dari kitab Tambihul Ghofilin karangan Abul Laist As Samarqondi :
تنبيه الغافلين أبو الليث السمرقندي
يُقَالُ مَنِ انْتَهَى إِلَى الْعَالِمِ، وَجَلَسَ مَعَهُ، وَلَا يَقْدِرُ عَلَى أَنْ يَحْفَظَ الْعِلْمَ، فَلَهُ سَبْعُ كَرَامَاتٍ
Dikatakan bahwa seseorang yang telah sampai kepada orang yang alim dan duduk bersamanya tetapi dia tidak mampu menghafalakan ilmu, maka orang tersebut mendapatkan tujuh kemuliaan :
أَوَّلُهَا: يَنَالُ فَضْلَ الْمُتَعَلِّمِينَ
Mendapatkan keutamaan orang-orang yang belajar.
وَالثَّانِي: مَا دَامَ جَالِسًا عِنْدَهُ كَانَ مَحْبُوسًا عَنِ الذُّنُوبِ وَالْخَطَأِ
Selama masih duduk bersama orang alim maka dia tercegah dari melakukan dosa dan kesalahan.
وَالثَّالِثُ: إِذَا خَرَجَ مِنْ مَنْزِلِهِ تَنْزِلُ عَلَيْهِ الرَّحْمَةُ
Ketika keluar dari rumahnya maka rahmat turun kepadanya.
وَالرَّابِعُ: إِذَا جَلَسَ عِنْدَهُ، فَتَنْزِلُ عَلَيْهِمُ الرَّحْمَةُ، فَتُصِيبُهُ بِبَرَكَتِهِمْ
Ketika dia duduk disamping orang alim kemudian rahmat turun kepada mereka maka dia pun mendapatkan rahmat sebab berkah mereka.
وَالْخَامِسُ: مَا دَامَ مُسْتَمِعًا تُكْتَبُ لَهُ الْحَسَنَةُ
Selama masih mendengarkan maka ditulis kebaikan baginya.
وَالسَّادِسُ: تَحُفُّ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ بِأَجْنِحَتِهَا رِضًا وَهُوَ فِيهِمْ
Mereka dikepung malaikat dengan sayap-sayapnya dan orang tersebut juga bersama mereka.
وَالسَّابِعُ: كُلُّ قَدَمٍ يَرْفَعُهُ، وَيَضَعُهُ يَكُونُ كَفَّارَةً لِلذُّنُوبِ، وَرَفْعًا لِلدَّرَجَاتِ لَهُ، وَزِيَادَةً فِي الْحَسَنَاتِ
Setiap langkah kakinya yang diangkat dan diletakkan maka menjadi penghapus bagi dosa-dosa, pengangkat derajat dan tambahan kebaikan baginya.
ثُمَّ يُكْرِمُهُ اللَّهُ تَعَالَى بِسِتِّ كَرَامَاتٍ أُخْرَى: أَوَّلُهَا: يُكْرِمُهُ بِحُبِّ شُهُودِ مَجْلِسِ الْعُلَمَاءِ
Kemudian Allah memuliakannya lagi dengan enam kemuliaan yang lainnya: Yang pertama Allah memuliakannya dengan cintanya melihat majlisnya ulama’
الثَّانِي: كُلُّ مَنْ يَقْتَدِي بِهِمْ، فَلَهُ مِثْلُ أُجُورِهِمْ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ
Setiap orang yg mengikuti mereka (ulama’) maka baginya pahala sebagaimana pahala mereka tanpa dikurangi sedikitpun dari pahala mereka.
وَالثَّالِثُ لَوْ غَفَرَ لِوَاحِدٍ مِنْهُمْ يَشْفَعُ لَهُ
Jika salah seorang diantara mereka diampuni maka bisa memberikan syafaat kepadanya.
وَالرَّابِعُ: يُبَرِّدُ قَلْبَهُ مِنْ مَجْلِسِ الْفُسَّاقِ
Hatinya menjadi dingin dari majlisnya orang-orang fasik.
وَالْخَامِسُ: يَدْخُلُ فِي طَرِيقِ الْمُتَعَلِّمِينَ وَالصَّالِحِينَ
Masuk kedalam jalannya para pelajar dan orang-orang sholih.
وَالسَّادِسُ: يُقِيمُ أَمْرَ اللَّهِ تَعَالَى
Menegakkan perintah Allah ta’ala.
هَذَا لِمَنْ لَمْ يَحْفَظْ شَيْئًا، وَأَمَّا الَّذِي يَحْفَظُ فَلَهُ أَضْعَافٌ مُضَاعَفَةٌ
” Ini semua adalah bagi orang yang tidak menghafal ilmu sedikitpun, adapun bagi orang yang menghafal ilmu maka baginya kemuliaan yang berlipat ganda”.
Wallohu a’lam.