CORONA (COVID19) APAKAH BISA DI SAMAKAN DENGAN WABAH PENYAKIT THO’UN DI ZAMAN DULU

CORONA (COVID19) APAKAH BISA DI SAMAKAN DENGAN WABAH PENYAKIT THO’UN DI ZAMAN DULU

Man shabara Dzafira (من صبر ظفر)

Ya.. sebuah pepatah dalam bahasa arab yang mengandung arti luar biasa, yaitu siapa yang bersabar maka ia akan beruntung.

Maksud tujuan penulisan ini adalah supaya lebih sabar dalam melewati musibah atau supaya lebih tidak terlalu sering mengaduh pada kekurangan atau dalam hal yang kurang menyenangkan didalam hati. Karena musibah yang kita alami sekarang ini ini terhitung kecil jika dibandingkan dengan musibah-musibah yang terdahulu, Wabah Tho’un.

Memang belum jelas, sebenarnya apa yang dimaksud dengan Wabah Tho’un, akan tetapi dalam As-Shahih, Imam Muslim (Radliallaahu ‘anh), meriwayatkan sedikit penggambaran tentang Wabah Tho’un, beliau meriwayatkan dari Abdulloh bin Maslamah (Abdurrahman Al-Haritsy) sarat dengan perawinya bahwa Rosul Saw pernah bersabda:

الطاعون آية الرجز ابتلى الله عز وجل به ناسا من عباده فإذا سمعتم به فلا تدخلوا عليه وإذا وقع بأرض وأنتم بها فلا تفروا منه
Wabah Tho’un adalah suatu ayat, tanda kekuasaan Alloh Azza Wajall yang sangat menyakitkan, yang ditimpakan kepada orang-orang dari hambaNya. Jika kalian mendengar berita dengan adanya wabah Tho’un, maka jangan sekali-kali memasuki daerahnya, jika Tho’un telah terjadi pada suatu daerah dan kalian disana, maka janganlah kalian keluar darinya.

Ibnu Qayyim Al-Jauzi dalam kitabnya Zaadul Ma’aad (IV/37) berkata, “Tha’un adalah sejenis wabah penyakit. Menurut ahli medis, thaun adalah pembengkakan kronis dan ganas, sangat panas dan nyeri hingga melewat batas pembengkakan sehingga kulit yang ada di sekitarnya bisa berubah menjadi hitam, hijau, atau berwarna buram dan cepat bernanah. Biasanya pembengkakan ini muncul di tiga tempat: Ketiak, belakang telinga, puncak hidung dan disekitar daging lunak.”

Kemudian ada juga yang mengatakan bahwa Wabah Tho’un itu semacam Wabah penyakit Kolera yang sangat, hingga tidak ada satu dokterpun yang mampun menjumpai obat yang mujarab untuk kesembuhannya. Wallahu a’lam

Sekali lagi, maksud tujuan penulisan ini, supaya lebih sabar dan mendapat pelajaran bahwa musibah manusia sekarang ini terhitung kecil jika dibandingkan dengan musibah-musibah yang terdahulu. Kemudian seberapa Wabah Tho’un yang terjadi terhitung setelah diutusnya Rosul Saw sebagai sebagai Rosululloh Saw. Al-Imam Nawawi dalam Sarah Muslim menjelaskan panjang lebar tentang Wabah Tho’un ini, kemudian beliau mengulang pembahasannya lebih Muhtashar (ringkas) satu bab khusus tentang “Wabah Tho’un” dalam kitabnya Al-Adzkar beliau meriwayatkan perkataan Abu Hasan Al-Madainy Sbb:

Abu Hasan Al-Madainy berkata: Kejadian besar wabah tha’un yang terkenal dalam peradapan islam ada lima, pertama: Tha’un Syirawaih, yang terjadi di Madinah pada masa Rosulullah saw pada tahun ke-Enam Hijriyah. Kemudian, Tha’un ‘Amawas dizaman Umar bin Khatab ra, yang ada di Syam, dalam kejadian itu ada sekitar 25.000 orang meninggaldunia.

Kemudian, Tha’un yang terjadi pada masa Ibnu Zubair, pada bulan Syawal pada tahun 69 Hijriyah, kejadian ini selama tiga hari, pada tiap harinya orang yang meninggaldunia 7000 oarang, termasuk didalamnya kematian putra Anas bin Malik sebanyak 83 orang. ada pendapat lain yang mengatakan sebanya 70 orang. kemudian juga mati pada waktu itu putra Abdurrahman bin Abi Bakar sebanyak 40 orang.

Kemudian, Tha’un yang terjadi pada bulan Syawal, pada tahun 87 Hijriyah. Kemudian, Thaun yang terjadi pada tahun 131 Hijriyah pada bulan Rajab, dan menjadi parah pada bulan Ramadlan. Di Sikkatul Mirbad, pada tiap harinya terdapat 1000 orang menjadi korban. Kemudian, di Kufah Tha’un terjadi pada tahun 50 Hijriyah. Dalam kejadian ini, termasuk meninggalnya Al-Mughirah bin Syu’bah. Demikian ini akhir penjelasan Al-Madaini.

Ibnu Qutaibah, dalam kitabnya Al-Ma’arif dari riwayat Al-Asmu’i juga menjelaskan hal yang serupa, dikatakan Tha’un Fatayat, karena pada awalnya menyerang gadis-gadis di Basrah-Baghdad.

Kemudian Wasith, Syam dan Kufah. Dikatakan Tha’un Al-Asyraf, yang berarti mulia dikarenakan didalamnya yang meninggaldunia orang-orang mulia. Kemudian tidak menimpa wabah Tha’un di Madinah dan Makkah kecuali hanya sekali saja.

Semoga kita termasuk orang² yang selalu sabar dlm keadaan apapun. Semoga bermanfaat.

Leave your comment here: