HUKUM MEROKOK DAN KOPI JUGA NARKOBA
KOPI
– Al Fiqh Al Islam Wa Adillatuhu, karya : Wahbah Zuhaili (jilid 7, hal 5505-maktabah syamilah)
القهوة والدخان : سئل صاحب العباب الشافعي عن القهوة
فأجاب : للوسائل حكم المقاصد، فإن قصدت للاعانةعلي قربة كانت قربة، أو مباح فمباحة، أو مكروه فمكروهة، أو حرام فمحرمة
وأيده بعض الحنابلة
الفقه الاسلامي وأدلته للزحيلي ، ج:٧ ص:٥٥٠٥
Ditanya mualif kitab ‘Ubab (syafi’iyyah) tentang masalah hukum KOPI.
Jawaban : Bahwa pada setiap hukum wasaa`il/perantara, tergantung hukum maqooshid nya/tujuannya.
@ Jika dengan meminum kopi bermaksud untuk mendukung aktifitas QURBAH/IBADAH, maka hukum meminumnya adalah IBADAH.
@ Jika tujuannya perkara MUBAH, maka hukum meminumnya MUBAH
@ Jika tujuannya perkara MAKRUH, maka hukum meminumnya MAKRUH
@ Jika tujuannya perkara HARAM, maka hukum meminumnya HARAM.
Dan pendapat mualif kitab ‘Ubab seperti diatas, diperkuat oleh sebagian ulama dari madzhab hanbali.
– Nazhom dalam Kitab Irsyadul Ikhwan Fi Bayani Syurbi al-Qohwah wa al-Dukhon, Karya : Syeikh Ihsan Jampes
اَلْبَابُ الاوَّلُ فِى بَيَانِ مَا فِى الْقَهْوَةِ وَالدُّخَانِ
BAB I : Kopi dan Rokok
بَيْنَ الْعُلَمَا ذُو إخْتِلاَفِ يَأْتِى *** فَالْحُكْمُ لِلدُّخَانِ وَ الْقَهْوَةِ
Hukum merokok dan minuman kopi diperselisihkan ulama seperti di bawah ini
حَتَّى اَطَالَ كُلٌّ فِى إسْتِدْلاَلِ *** مِنْ جِهَدِ الْحَرَامِ وَالْحَلاَلِ
Berdebat mereka antara haram dan halal hingga masing-masing berpanjang-panjangan dalam beristidlal (mengambil dalil)
وَبَعْضُهُمْ وَقَفَ عَنْهُ مُطْلَقًا *** يُعْرَفُ بِالتَّنْبَاكِ بَيْنَ الرِّفْقَا
Di antara para sahabat, tembakau disebut at-tinbak sebagian mereka menyatakan mauquf secara mutlak
فِى أَوَّلِ الْقَرْنِ الْعَاشِرِ فَاعْرِفَا *** وَمِثْلُهُ الْقَهْوَةُ مِمَّا أُخْتُلِفَا
Demikian pula kopi pada awal abad kesepuluh jadi polemik
وَرَجَّحُوا فَعِنْدَهُمْ مَضِرَّةٌ *** حَرَّمَهَا أَئِمَّةٌ كَثِيْرَةٌ
Banyak ulama mengharamkan sebab mengandung kemudharatan (bahaya)
بِالشَّامِ وَالشَّيْخِ إِبْنِ السُّلْطَانِ الْعَظِيْمِ *** أَخِرُهُمْ وَالِدُعَبْتَاوِى الكَرِيْمِ
Ulama terakhir adalah syaikh ‘Abtawi yang mulia dari negeri syiria dan syaikh Ibnu Shulthon yang diliputi keagungan
هُوَ تَابِعٌ أَبَاهُ الْمُمَجَّدَا *** ثُمَّ بِمِصْرَ أَحْمَدُ بْنُ أَحْمَدَا
Sedangkan di mesir ada ahmad bin ahmad pengikut ayahnya yang terhormat
مِنْ أَنَّهَا مُبَاحَةٌ وَانْعَقَدَا *** وَالأَكْثَرُونَ صَرَّحُوا مُعْتَمَدًا
Mayoritas ulama tegas berpendapat bahwa kopi min al-mubahat dan terjadilah kata sepakat
فَلاَتَكُنْ عَنِ الْعُلُوْمِ قَاعِدًا *** إِجْمَاعُهُمْ بَعْدَ عَلَيْهِ أُعْتُمِدَا
Berpeganglah engkau dengannya dan dari pengetahuan jangan engkau berpaling muka
وَالرَّمْلِى مَعَ نَقْلِهِمَا الْمُحَرَّرِ *** وَبِهِ قَدْ جَزَمَ إِبْنُ حَجَرٍ
Pendapat ini dikuatkan oleh Ibnu Hajar, juga Ar-Ramli keduanya mencuplik pendapat mengkilap
لاَ تُزِيْلُ الْعَقْلَ وَكُنْ مُنْتَبِهًا *** عَنْ صَاحِبِ الْعُبَابِ قَالَ إِنَّهَا
Dari sang pemilik kitab al-ubab “kopi tak membuat hilang akal, ingatlah itu.
مَعْ عَدَمِ اْلإِنْشَاءِ لِلضَّرَرِ *** وَتُحْصِلُ النَّشَاطَ طَيْبَ الخَاطِرِ
Justru ia membakar semangat jiwa tanpa menimbulkan bahaya
زِيَادَةِ الْعَمَلِ خُذْ مُحَصَّلاَ *** بَلْ رُبَّمَا كَانَ مَعُوْنَةً عَلَى
Bahkan kadang membantu siapa saja untuk bekerja!” Demikian kesimpulannya
فَإِنْ وُجِدَ طَاعَةً عَمَلُهُ *** فَاتَّجِهْ أَنَّ لِذَاكَ حُكْمَهُ
Terimalah pendapat ini, karena demikian itulah hukum kopi
اَوْ مُبَاحًا فَمُبَاحٌ أَنَّهُمَا *** فَنَيْلُهُ لَهَا طَاعَةٌ فَافْهَمُوا
Jika perbuiatannmu sebuah ketaatan,meminum kopi jadi ketaatan. Fahamilah !, jika amal-kerjanya mubah saja maka mubah pula
يُعْطَى لَهَا حُكْمُ الْمَقَاصِدِيَّةِ *** قَالُوا فَإِنَّ لِلْوَسَائِلِيَّةِ
Para ulama berkata, ‘hukum perantara sama dengan tujuannya
NARKOBA
– Al Fiqh Al Islam Wa Adillatuhu ,karya : Wahbah Zuhaili (jilid 7, hal 5595-maktabah syamilah)
والخلاصة : أنه يجوز القتل سياسة لمعتادي الإجرام ومدمني الخمر ودعاة الفساد ومجرمي امن الدولة ونحوهم.
الفقه الاسلامي وأدلته للزوحيلي ، ج: ٧ ص: ٥٥٩٥
Dan kesimpulannya : Bahwa sesungguhnya BOLEH menerapkan HUKUMAN MATI,untuk mensiasati dan memberikan efek jera kepada Pelaku Dosa Besar, Orang Peminum Khomr, Pelaku Kerusakan, Dan Pelaku Gerakan Yang Mengancam Kedaulatan Negara dan semacamnya.
Semua dari kita harus bersatu dan sehati “UNTUK MENYELAMATKAN ANAK BANGSA” dan KORBAN berhak sembuh dan bebas dari narkoba dengan rehabilitasi salah satunya. Bukan di HUKUM.
Untuk PRODUSEN dan PENGEDAR, Sebagaimana dikutip dari keterangan di atas,Bahwa NEGARA punya Kedaulatan HUKUM sendiri serta kewajiban melindungi RAKYATNYA dari kehancuran fatal akibat Narkoba.
Maka BOLEH (jika dipandang maslahat dan darurat) Negara menerapkan Hukuman mati bagi PRODUSEN DAN PENGEDAR NARKOBA.
Say “NO” to DRUGS.
Wallohu A’lam