BEGINILAH RUPA MALAIKAT MAU KETIKA AKAN MENCABUT NYAWA MANUSIA
Nabi Ibrahim ‘alaihi sallam adalah orang pertama yang Allah sebut sebagai hanif. Dia dianugerahi perkataan yang memiliki kekuatan hujah dalam hal tauhid. Dianugerahkan pula baginya, tutur kata yang baik di tengah umat-umat akhir zaman.
Nabi Ibrahim juga termasuk orang yang mendapat berbagai macam cobaan dan orang yang terbukti setia, orang yang dikenal sebagai bapak para nabi, orang yang terkenal di kalangan para hanif, dan orang pertama yang mengenakan pakaian pada hari disingkapkannya tabir.
Bersamaan dengan semua anugerah itu, dia senantiasa mengingat kematian, sehingga Malaikat Maut pun merasa kasihan terhadapnya.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu bercerita bahwa Ibrahim ‘alaihi sallam sahabat karib Ar-Rahmati, meminta kepada Malaikat Maut agar ia memperlihatkan cara mencabut nyawa orang mukmin.
Malaikat Maut berkata, “Palingkanlah wajahmu dariku!”
Ibrahim pun memalingkan wajahnya. Lalu, ketika dia menengok, ternyata Malaikat Maut sudah dalam rupa seorang pemuda tampan berpakaian bagus, beraroma harum, dan berkulit mulus. Ibrahim pun berkata, “Demi Allah, seandainya seorang mukmin tidak pernah menjumpai sedikit pun kebahagiaan selain melihat wajahmu, tentu itu sudah cukup (membahagiakan).”
Kemudian Ibrahim berkata, “Perlihatkanlah kepadaku bagaimana engkau mencabut nyawa orang kafir?”
Malaikat Maut menukas, “Engkau tidak akan sanggup melihatnya.”
Ibrahim berkata, “Tentu sanggup. Perlihatkanlah kepadaku.”
Malaikat Maut berkata, “Palingkanlah wajahmu dariku!”
Nabi Ibrahim pun memalingkan wajahnya. Lalu ketika dia menengok, ternyata Malaikat Maut sudah dalam rupa sesosok orang berkulit hitam legam, kedua kakinya di tanah, kepalanya di langit, seperti rupa terburuk yang pernah engkau lihat. Di bawah setiap helai rambut tubuhnya ada kobaran api.
Ibrahim berkata, “Demi Allah, seandainya seorang kafir tidak pernah menjumpai kesengsaraan selain melihat sosokmu, tentulah itu saja sudah cukup (menyengsarakan).”