HIKMAH MENGGEMBALA KAMBING DAN DI OPERASINYA ROSULULLOH SAW.
Pembedahan Dada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa Jibril telah datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala sedang bermain dengan anak-anak, kemudian Jibril mengambilnya dan membedah dadanya kemudian mengeluarkan jantungnya dan mengeluarkan darinya gumpalan darah, ia (Jibril) berkata, “Ini adalah jatah setan pada dirimu,” kemudian jantung itu dicuci dengan air zamzam pada bejana yang terbuat dari emas, kemudian dia kembalikan kepada tempatnya.
Kemudian anak-anak teman bermainnya itu menemui ibunya, mereka berkata, “Muhammad telah dibunuh.” Kemudian mereka menemuinya dan mendapati dia dalam kondisi pucat. Anas berkata, “Saya telah melihat melihat bekas jahitan pada dadanya.” [HR.Muslim 1/147, Kitab Al Iman, No.261]
Pada riwayat Abu Nu’aim dari Ibnu Katsir terdapat tambahan perincian, naskahnya sebagai berikut, “Perawat saya adalah wanita dari Bani Sa’ad bin Bakrah. Suatu saat saya dan anaknya pergi bersama domba-domba kami, sementara kami belum membawa bekal makanan, saya berkata , “Wahai saudaraku, pergilah minta bekal air ibunda kita.”
Saudara saya itu pergi dan saya menunggu disekitar domba-domba kami, kemudian datanglah dua makhluk terbang seakan-akan dua ekor burung elang, salah satu di antara keduanya berkata kepada temannya, “Apakah orang ini yang dimaksud?” Dia berkata, “Iya.” Kemudian keduanya mendatangi saya, merebahkan saya dan membedah dadaku, kemudian mengeluarkan jantungku dan mengeluarkan dua gumpalan darah berwarna hitam. Salah satu di antara keduanya berkata, “Berikan saya air salju, lalu mereka mencuci bagian dalam dadaku, kemudian dia berkata lagi, “Berikan saya air embun”, kemudian mereka berdua mencuci jantung saya. Dia berkata lagi, “Datangkan kemari sakinah (ketentraman).” Dia akhirnya menanam ketentraman itu dalam jantungku, kemudian dia berkata, “Jahit”, Dia menjahit dadaku dan memberikan stempel kenabian di atas dadaku.”
Ibunya cemas telah terjadi sesuatu dengannya, maka dengan segera dia membawanya ke ibunya di Mekah, Dia berkata, “Saya telah menunaikan amanah dan tugas saya.” Saya menceritakan kepadanya tentang apa yang telah terjadi, sedangkan ibunya Aminah, berkata dengan maksud menenangkan perasaan Halimah, “Saya telah melihat waktu saya mengandungnya terdapat cahaya yang keluar dari diri saya yang menerangi istana-istana yang ada di Syam.”
Pendapat yang rajih (kuat) adalah kejadian itu terjadi pada saat usia Rasulullah empat tahun, dan telah benar kejadiannya bahwa pada peristiwa Isra’ dan Mi’raj seperti yang akan di bahas secara khusus telah terjadi pembedahan dada untuk yang kedua kalinya.
Hikmah menggembala kambing
~ Ibnu Hajar rahimahullah berkata, para ulama berkata, “Hikmah di balik penggembalaan kambing sebelum masa kenabian tiba adalah agar mereka terbiasa mengatur kambing yang nanti dengan sendirinya akan terbiasa menangani problematika manusia.”[Fathu Al Bari 1/144]
Para nabi berprofesi sebagai penggembala kambing semenjak kecil, agar mereka menjadi penggembala manusia pada waktu mereka besar. Sebagaimana Musa dan Muhammad serta para nabi lainnya shalawatullahi ‘Alaihim wa Salamuh, pada awal kehidupan mereka telah berhasil menjadi penggembala kambing yang baik, agar mengambil pelajaran setelah keberhasilan mengendalikan binatang ternak menuju keberhasilan mengurus anak cucu Adam dalam mengajak, memperbaiki dan mendakwahi mereka. Agar sang da’i bisa sukses dalam berdakwah, maka perlu memiliki pengetahuan tentang pentingnya kesinambungan dan praktik secara langsung.
~ Dalam pekerjaan mengembala kambing terdapat pelajaran membiasakan diri untuk sifat menyantuni dan mengayomi. Tatkala mereka bersabar dalam mengembala dan mengumpulkannya setelah terpencar di padang gembalaan, mereka mendapat pelajaran bagaimana memahami perbedaan tabiat umat, perbedaan kemampuan akal. Dengan perbedaan tersebut maka yang membangkang mesti ditindak tegas dan yang lemah mesti disantuni.
Hal ini memudahkan bagi yang memiliki pengalaman seperti itu untuk menerima beban dakwah dibandingkan yang memulai dari langsung dari awal. Itulah awal pembelajaran bagi para Nabi dengan cara menghadapi tabiat yang berbeda, ada yang lemah, ada yang pincang dan bermaksud mendaki gunung, ada yang tidak mampu untuk melintasi lembah. Dari situ, dia mempelajari bagaimana meraih keinginan yang beragam sebagai pengantar untuk mengenal manusia dengan tujuan dan maksud yang juga beragam.
~ Para Nabi mengembala kambing semenjak mereka kecil dan mereka menyandarkan kehidupan mereka melalui usaha mereka, memberikan pesan tentang pentingnya seorang da’i menggantungkan dirinya kepada Allah dan tidak menggantungkan hidupnya pada belas kasian orang lain.
Jika seorang menyandarkan dirinya kepada orang lain, maka akan terjadi basa basi, sementara dakwah tidak mengenal basa basi, dan seorang da’i mesti menjauhkan dirinya dari pemberian dan sedekah orang lain. Manusia tidak akan menerima dakwah orang yang pernah suatu hari menerima sedekah dan belas kasihannya, kemudian hari yang lain, dia menasehatinya dan memperingatinya agar tidak terlena dengan dunia. Oleh karena itu, rezeki Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menjadi pembicaraan orang Quraisy, Rasulullah hidup di antara mereka dengan tidak meminta belas kasihan mereka, hal yang menyebabkan mereka setelah itu mengungkit jasa dan kebaikan mereka.