PENJELASAN SHALAT SUNNAH TAHAJUD DAN DLUHA SERTA TASBIH
SHALAT TASBIH
Shalat tashbih adalah sunah. Pendapat ini dikemukakan oleh sebagian ulama penganut mazhab Syafi’e. Dinamakan tasbih karena pelaku shalat akan membaca kalimat tasbih “Subhanallah wal hamdu lillahi walaa ilaaha illallahu wallahu akbar” sebanyak 300 kali yang dilakukan sebanyak 4 raka’at, setiap raka’at 75 kali tasbih. Shalat ini diajarkan Rasulullah saw kepada pamannya yakni Abbas bin Abdul Muthallib ra. Hikmah shalat ini adalah dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar, tentu saja jika dilakukan dengan hati yang ikhlas.
Shalat tasbih boleh dilakukan kapan saja baik siang hari atau malam hari dan dan lebih baik jika dilakukanya malam hari, dan akan lebih baik lagi jika dilakukan pada bulan Ramadhan setelah shalat tarawih. Shalat ini dilakukan 4 raka’at dengan dua salam sebagaimana shalat biasa dengan tambahan bacaan tasbih pada saat saat:
Setelah pembacaan surat fatihah dan surat al-Qur’an saat berdiri 15 kali
Di waktu ruku’ 10 Kali
Di waktu I’tidal (bangung dari ruku’) 10 Kali
Di waktu sujud pertama 10 Kali
Di waktu duduk di antara dua sujud 10 Kali
Di waktu sujud kedua 10 Kali
Di waktu duduk istirahat sebelum berdiri (atau sebelum salam tergantung pada raka’at keberapa) 10 Kali.
Jumlah tasbih dalam satu raka’at 75
Maka jumlah tasbih dalam empat raka’at 4 X 75 = 300 kali
SHOLAT TAHAJUD
Allah berfirman;
وَمِنَ الْلَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَّكَ عَسَى أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَاماً مَّحْمُوداً – الإسراء ﴿٧٩
Artinya: “Dan pada sebagian malam hari bertahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji” (Qs Al Isra’ ayat: 79).
Shalat tahajjud atau shalat malam adalah sunah yang dapat mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa dan mengangkat derajat ke tempat yang terpuji. Shalat ini termasuk ibadah yang berat, karena di saat kita terlelap tidur dan masih mengantuk kita harus bangun untuk shalat. Waktunya yang paling utama adalah pada sepertiga malam yang terakhir. Pada saat ini doa akan dikabulkan oleh Allah.
عَنْ أَبِي هرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ قَالَ : يَنْزِلُ رَبّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَىَ كُلّ لَيْلَةٍ إِلَىَ السّمَاءِ الدّنْيَا حِينَ يَبْقَىَ ثُلُثُ اللّيْلِ الاَخِرُ، فَيَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ وَمَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرُ لَهُ (رواه الشيخان)
Hal ini berdasarkan hadits dari Abu Hurairah ra bahwasannya Nabi pernah bersabda: “Allah turun ke langit dunia setiap malam pada sepertiga malam terakhir. Allah lalu berfirman, Siapa yang berdoa kepada-Ku niscaya Aku kabulkan! Siapa yang meminta kepada-Ku niscaya Aku beri. Siapa yang meminta ampun kepada-Ku tentu Aku ampuni.Demikianlah keadaannya hingga terbit fajar.” (HR Bukhari Muslim)
Bilangan raka’at shalat tahajjud sekurang-kurangnya dua raka’at dan Tidak ada batas maksimal jumlah rakaatnya, tergantung dari kemampuan dan keluasan orang yang menunaikannya.
SHALAT DLUHA
Shalat ini hukumnya sunah, sedikit dua raka’at dan sempurnanya 8 raka’at, dan waktunya setelah terbit matahari sampai tergelincirnya matahari,
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى (رواه مسلم)
Dari Abu Dzarr ra, bahwa Rasulullah saw bersabda: Setiap sendi seorang di antaramu adalah sadaqah, maka satu tasbih (subhanallah) adalah sadaqah, setiap satu tahmid (alhamdulillah) adalah sadaqah, setiap satu tahlil (la ilaha illallah) adalah sadaqah, setiap amar ma’ruf adalah sadakah dan setiap nahi munkar adalah sadakah. Dan dua raka’at shalat dhuha sudah cukup untuk menggantikan semua itu.” (HR Muslim)
عَنْ أُمِّ هَانِي بِنْتِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ النَبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلاَّهَا ثَمَانِ رَكَعَاتٍ (رواه الشيخان)
Hadits Rasulallah saw dari Ummu Hani binti Abi Thalib bahwa Rasulallah saw shalat dhuha 8 raka’at (HR Bukhari Muslim)
Do’a setelah shalat dhuha
اَللّهُمَّ اِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَائُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللّهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَاءِ فَاَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَاَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وإِنْ كَانَ قَلِيْلاً فَكَثِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وإِنْ كَانَ حَلاَلاً فَبَارِكْ لِي فِيْهِ وإِنْ كَانَ مَوْقُوْفًا فَأَجْرِهِ وإِنْ كَانَ مَعْدُوْمًا فَأَوْجِدْهُ بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ وَعِصْمَتِكَ وَبِحَقِّ حَبِيْبِكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّم اَتِنِى أَفْضَلَ مَااَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ وصلى الله على سيدنا محمد وآله وصحبه وسلم
Artinya: “Ya Allah, bahwasannya waktu pagi adalah waktuMu dan keagungan adalah keagunganMU, dan keindahan adalah keindahanMU, dan kekuatan adalah kekuatanMU, dan kekuasaan adalah kekuasaanMU, dan perlindungan adalah perlindunganMU. Ya Allah, jika rizkiku ada di atas langit, maka turunkanlah. Jika ada di dalam bumi, maka keluarkanlah. Jika sukar, maka mudahkanlah. Jika sedikit, maka banyakanlah. Jika jauh, maka dekatkanlah. Jika (ternyata) haram, maka sucikanlah. Jika halal, maka berkahkanlah. Jika berhenti, maka jalankanlah. Jika kosong, maka adakanlah, dengan berkat pagiMU, keagunganMU, keindahanMU, kekuatanMU, kekuasaanMU, dan perlidunganMu dan dengan berkat kekasihmua Muhammad saw, limpahkanlah kepadaku segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambaMU yang sholeh.”