PENJELASAN TENTANG SHOLAT SUNNAH
Shalat sunnah ialah sholat yang tidak wajib dilakukan oleh setiap muslim tapi sunnah (berpahala) jika dilakukannya. Sesuatu yang sunnah akan lebih baik jika dilaksanakan karena bisa menambal sulam kekurangan ibadah kita.
Shalat sunah terbagi atas 2 bagian
A- Shalat sunah rawatib
Sholat sunnah rawatib: ialah sholat sunnah yang dilakukan sebelum dan sesudah shalat fardhu (shalat lima waktu).
B- Shalat sunah bukan rawatib
Sholat sunnah bukan rawatib: ialah sholat sunah yang mempunyai waktu-waktu tersendiri, sebab-sebab tersendiri dan tidak ada hubungannya dengan sholat fardhu (shalat lima waktu).
A- Shalat sunah rawatib
Ia dibagi 2 bagian:
1. Shalat sunah rawatib mu’akkadah
Muakkadah: yaitu sholat sunah yang selalu dilakukan oleh Nabi saw. Sholat ini jumlahnya ada 10 raka’at
Dua raka’at sebelum shalat Dhuhur
Dua raka’at setelah shalat Dhuhur
Dua raka’at setelah shalat Maghrib
Dua raka’at setelah shalat Isya’
Dua raka’at sebelum shalat shubuh
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: حَفِظْتُ مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ رَكَعَاتٍ, رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْر, وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا, وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ فِي بَيْتِهِ, وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ فِي بَيْتِهِ, وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ الصُّبْحِ (رواه الشيخان)
Dari Ibnu Umar ra, ia berkata: saya ingat sepuluh raka’at dari (tuntunan) Nabi saw, yaitu: dua raka’at sebelum dhuhur, dua raka’at sesudahnya, dua raka’at setelah maghrîb di rumah. dua raka’at setelah ‘isya di rumah. Dan dua raka’at sebelum shalat shubuh. (HR Bukhari Muslim)
2. Shalat sunah rawatib bukan mu’akkadah
Bukan Mu’akkadah: yaitu shalat sunnah yang kadang kadang ditinggalkan atau tidak dilakukan oleh Nabi saw. Shalat ini jumlahnya ada 12 raka’at, yaitu:
Dua raka’at sebelum sholat dzuhur
Dua raka’at sesudah shalat dzuhur
Empat raka’at sebelum sholat Ashar
Dua raka’at sebelum sholat Maghrib
Dua raka’at sebelum sholat Isya’
عَنْ أُمِّ حَبِيْبَة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُا أَنَّ النَبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ حَافَظَ عَلَى أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَأَرْبَعٍ بَعْدَهَا حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ (حسن صحيح الترمذي و أبو داود)
Dari Umu Habibah ra, Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang menjaga empat rakaat sebelum dzuhur dan empat rakaat sesudahnya, Allah mengharamkannya dari api Neraka.” (HR Abu Daud dan At-Tirmidzi, hadits hasan shahih)
عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي قَبْلَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ يَفْصِلُ بَيْنَهُنَّ بِالتَّسْلِيمِ عَلَى الْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ مِنْ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُؤْمِنِينَ (حسن الترمذي)
Dari Ali ra. ia berkata, “Nabi saw biasa shalat empat raka’at sebelum ashar, beliau membaginya menjadi dua dengan ucapan salam kepada para malaikat yang selalu dekat dengan Allah dan kepada orang-orang yang mengikuti mereka dari kalangan kaum muslimin dan mukminin.” (HR Hasan Tirmidzi).
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بِنْ مُغْفَل رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : صَلُّوا قَبْلَ الْمَغْرِبِ ثُمَّ قَالَ : صَلُّوا قَبْلَ صَلاةِ الْمَغْرِبِ ثُمَّ قَالَ عِنْدَ الثَّالِثَةِ لِمَنْ شَاءَ كَرَاهِيَةَ أَنْ يَتَّخِذَهَا النَّاسُ سُنَّةً (رواه البخاري)
Dari Abdullah bin Mughaffal ra, Rasulallah saw bersabda: “Shalatlah kalian sebelum Maghrib (beliau mengulangnya tiga kali). Diakhirnya beliau bersabda: Bagi siapa saja yang mau melaksankannya. Beliau takut hal tersebut dijadikan oleh orang-orang sebagai sunnah. (HR Bukhori)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بِنْ مُغْفَل رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلَاةٌ بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلَاةٌ ثُمَّ قَالَ فِي الثَّالِثَةِ لِمَنْ شَاءَ (رواه الشيخان)
Dari Abdullah bin Mughaffal ra ia berkata: Nabi saw bersabda: “Diantara adzan dan iqomah ada sholat, diantara adzan dan iqomah ada sholat (kemudian ketiga kalinya beliau berkata:) bagi siapa yang mau” (HR Bukhari Muslim)
B- Shalat Sunnah Bukan Rawatib
Shalat ini terbagi atas 2 bagian:
1- Sholat sunnah bukan rawatib yang tidak dilakukan berjama’ah
Shalat Witir (Shalat Ganjil)
Shalat Dhuha
Shalat Tahiyatul Masjid
Shalat Setelah Wudhu’
Shalat Istikharah
Shalat tahajjud
Shalat tasbih
Shalat Awwabin
Shalat hajat
Shalat sunnah ihram
Shalat setelah tawaf
2- Shalat Sunah Bukan Rawatib Yang Dilakukan Secara Berjama’ah
Sholat Tarawih
Sholat Hari Raya (Iedul Fitri & Iedul Adha)
Sholat Gerhana
Shalat Istisqa’ (Minta Hujan)