BAHWA SHOLAWAT KEPADA NABI SAW. TIDAK MEMBUTUHKAN KEIKHLASAN?


Kita sering mendengarkan dai-dai berceramah tentang fadhilah membaca sholawat. Bahkan ada yang mengatakan meski baca sholawat disertai riya’ ( ingin dipuji manusia ) tetap mendapatkan pahala. Apakah statemen tersebut benar ? Bukankah syarat untuk mendapatkan pahala dari suatu amal ibadah harus ikhlas ?
Memang benar, syarat untuk mendapatkan pahala dari suatu amal ibadah adalah harus ikhlas, yaitu murni karena Allah swt. Di dalam kitab at-Targhib wat-Tarhib hal.40 ada satu hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas. Dalam hadits ini beliau berkisah:
“Ada seorang laki-laki berkata kepada Rosulullah saw, “Wahai Rosulullah saw, sesungguhnya aku gemar beribadah aku ingin mendapatkan ridhonya Allah swt tapi disisi lain aku juga ingin pujian dari manusia, apakah aku mendapatkan pahala?” Nabi Muhammad saw terdiam tidak menjawab sampai turun wahyu yang berbunyi, “Siapa yang ingin bertemu tuhannya, Allah swt. Maka hendaknya dia beramal dengan amalan yang baik dan dia tidak menyekutukan Allah swt dengan seorang-pun di dalam beribadah kepada tuhannya.” (Surat al-kahfi ayat 110)
Maksudnya, ketika kita beribadah kepada Allah swt dengan dua tujuan, yakni ingin pahala dari Allah swt dan ingin mendapatkan sanjungan dari manusia, maka amal ibadah kita sia-sia. Allah swt tidak menerima amal ibadah seorang hamba kecuali amal ibadah yang ikhlas.
Di dalam kitab Tanbihul-Mughtarriin hal.25 Abu Abdillah al-Anthoqi bercerita:
Ketika hari qiyamat tiba Allah swt berkata kepada orang-orang yang tidak ikhlas di dalam amal ibadahnya ( المرائي ):
“Ambilah pahala amal ibadah kalian kepada manusia yang dulu kalian ingin dipuji olehnya!”
Kita maklumi bersama bahwa sholawat kepada Nabi Muhammad saw adalah salah satu bentuk ibadah, adapun ketika kita bersholawat dibarengi riya’ ( ingin pujian manusia ) maka disebutkan di dalam kitab bahjatul wasail hal.3 ada dua pendapat :
1. Al-Allamah al-Amir berkata, “Sholawat bercampur riya’ itu ada dua sisi, yaitu sisi sampainya sholawat kepada Nabi Muhammad saw, maka ini tidak diragukan lagi pasti sampai walaupun disertai riya’. Dan dari sisi sampainya pahala kepada orang yang bersholawat dengan riya’, maka seperti amal ibadah yang lainnya tidak mendapatkan pahala kecuali dengan ikhlas.
2. Imam As-Syatibi dan As-Sanusi memastikan bahwa orang yang bersholawat kepada Nabi Muhammad saw mendapatkan pahala walaupun dia tidak ikhlas. Untuk menguatkan pendapat yang kedua ada penyair Arab berkata dalam gubahan syairnya :
Lazimilah sholawat kepada Nabi Muhammad saw
Diterimanya itu pasti tanpa diragukan lagi
Adapun amal-amal kita masih di antara diterima dan ditolak
Kecuali amal sholawat kepada Nabi Muhammad saw.
ادم الصلاة على النبي محمد # فقبولها حتم بدون تردد
اعمالنا بين قبول وردها # الا الصلاة على النبي محمد
Karena itu jangan sampai lisan kita kering dari sholawat kepada Nabi Muhammad saw.
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه وسلم
Wallahu a’lam.