KALAM HIKMAH DAN KEUTAMAAN BERGAUL DENGAN ORANG YANG SHOLIH
EMPAT KEUTAMAAN DAN KEWAJIBAN
“Ada empat perkara yang zhahirnya merupakan keutamaan, sedangkan batinnya merupakan kewajiban, yaitu:
1. Bergaul dengan orang shalih merupakan keutamaan, sedagkan mengikuti jejak langkah mereka adalah suatu kewajiban.
2. Membaca Al-Kur’an adalah keutamaan, sedangkan mengamalkan kandungan Al-Kur’an adalah suatu kewajiban.
3. Ziarah kubur (ke makam orang shalih) itu merupakan suatu keutamaan, sedangkan menyiapkan bekal untuk kehidupan sesudah mati adalah suatu kewajiban.
4. Menengok orang sakit itu adalah suatu keutamaan, sedangkan menyiapkan bekal untuk kehidupan sesudah mati adalah suatu kewajiban.
Berkaitan dengan wasiat di akhir KEHIDUPAN, Rasulullah S.A.W bersabda:
“Orang yang terhalang (untuk mendapatkan pahala) adalah orang yang tidak berwasiat.” (HR. Ibnu Majah, dari Anas)
“Barang siapa yang menginggal dunia dalam keadaan sempat berwasiat (kebaikan), berarti dia meninggal di atas jalan yang benar, dalam keadaan menepati Sunnah, dalam keadaan bertakwa, mati syahid, dan mati dalam keadaan diampuni dosa-dosanya.”
EMPAT FAKTOR DAN BUAHNYA
‘Ali R.A pernah berkata:
1. “Barang siapa merindukan surga, maka ia akan bersegera dalam melaksanakan kebaikan.
2. Barang siapa takut siksa neraka, maka ia akan berhenti dari mengikuti hawa nafsunya.
3. Barang siapa meyakini datangnya kematian, maka ia tidak akan terlena dengan kesenangan duniawi.
4. Barrang siapa mengetahui bahwa dunia adalah negeri cobaan, maka semua musibah yang menimpanya akan terasa angin.”
EMPAT KEUTAMAAN DIAM
Rasulullah S.A.W bersabda:
1. “Shalat adalah tiang agama, tetapi diam itu lebih utama
2. Shadakah dapat memadamkan murka Rabb, tetapi diam itu lebih utama.
3. Puasa adalah perisai dari siksa neraka, tetapi diam itu lebih utama.
4. Jihad itu puncaknya agama, tetapi diam itu lebih utama.”
Nabi S.A.W juga pernah bersabda:
“Diam adalah bentuk ibadah yang paling tinggi.” (HR. Dailami, dari Abu Hurairah)
Maksud diam disini adalah diam dari sesuatu yang tidak bermanfaat, baik dalam urusan agama maupun dunia, dan diam dari membalah omongan orang yang mencemooh kita. Nah, diam yang seperti ini termasuk ibadah yang paling tinggi, sebab kebanyakan kesalahan itu timbul dari lisan. Adapun jika seseorang diam karena dia sendiri tanpa ada orang lain yang memotivasnya untuk diam, maka diamnya bukan ibadah.
Rasulullah S.A.W juga perah bersabda:
“Diam itu adalah perhiasan bagi orang ‘Alim dan selimut bagi orang bodoh.” (HR. Abu Syaikh, dari Muharriz)
“Diam adalah akhlak yang paling utama.” (HR. Dailami, dari Anas)
“Diam itu mengandung hikmah yang banyak, tetapi sedikit orang yang lelakukannya.” (HR. Kadha’i, dari Anas dan Dailami, dari Ibnu ‘Umar)
Oleh karena itu, ada syair yang mengatakan:
Wahai orang yang banyak bicara tanpa guna, kekanglah mulutmu
Sungguh kamu terlalu banyak bicara ke sana dan ke mari
Sungguh kamu telah banyak berperan dalam keburukan
Mulai sekarang diamlah jika kamu ingin menjadi baik
Rasulullah S.A.W juga pernah bersabda:
“Jihad yang paling utama adalah memerangi hawa nafsu karena Allah.”
EMPAT PENYEBAB GELAP DAN TERANGNYA HATI
‘Abdullah bin Mas’ud R.A pernah berkata:
“Empat hal yang termasuk penyebab gelapnya hati, yaitu:
1. perut yang terlalu kenyang;
2. berteman dengan orang-orang zhalim
3. melupakan dosa yang pernah dilakukan; dan
4. panjang angan-angan.
Empat hal yang termasuk penyebab terangnya hati, yaitu:
1. perut lapar karena tindakan hati-hati
2. berteman dengan orang-orang shalih
3. mengingat dosa yang pernah dilakukan; dan
5. tidak panjang angan-angan.”
Panjang angan-agan adalah memikirkan dan menanti-nanti yang sulit untuk diraih. Berkaitan dengan panjang angan-angan ini, Rasulullah S.A.W pernah bersabda:
“Sesungguhnya sesuatu yang sangat aku khawatirkan atas kalian ada dua, yaitu: mengikuti hawa nafsu dan panjang angan-angan. Mengikuti hawa nafsu berarti menjauhi kebenaran, sedangkan panjang angan-angan mencerminkan cinta dunia.” (HR. Ibnu Abid Dun-ya)
Perut lapar termasuk faktor penerang hati, sebab hal itu dapat mendorong seseorang untuk bersikap waspada dan hati-hati. Mengingat dosa yang pernah dilakukan juga termasuk faktor penerang hati. Mengingat dosa yang pernah dilakukan juga termasuk faktor penerangan hati, sebab hal itu dapat menimbulkan penyesalan atas dosa tersebut.
Abu Thayyib berkata: “Barang siapa yang bergaul dengan delapan golongan, maka Allah akan menambah delapan hal kepadanya, yaitu:
1. Barang siapa bergaul dengan orang kaya, maka Allah akan menambah rasa cintanya kepada keduniaan.
2. Barang siapa bergaul dengan orang fakir, maka Allah akan menambah rasa syukur da ridha terhadap rizki dari Allah.
3. Barang siapa bergaul dengan penguasa/pejabat, maka ia akan bertambah keras hatinya dan takabbur.
4. Barang siapa suka bergaul dengan wanita, maka akan bertambah kebodohan dan syahwatnya.
5. Barang siapa suka bergaul dengan anak-anak, maka ia akan senang bermain.
6. Barang siapa bergaul dengan orang fasik, maka akan bertambah kecenderungannya untuk melakukan kemaksiatan dan menunda-nunda tobat.
7. Barang siapa bergaul dengan orang-orang shalih, maka akan bertambah rasa cintanya dalam menaati Allah.
8. Barang siapa bergaul dengan ulama, maka ia akan bertambah ilmu dan amalnya.”