KHUTBAH JUM’AT : SEDEKAH KITA UNTUK TAWASUL TERBEBAS DARI MUSIBAH

KHUTBAH JUM’AT : SEDEKAH KITA UNTUK TAWASUL TERBEBAS DARI MUSIBAH

Khutbah I

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ وَفَّقَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِفَضْلِهِ وَكَرَمِهِ، وَخَذَلَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِمَشِيْئَتِهِ وَعَدْلِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَلَا شَبِيْهَ وَلَا مِثْلَ وَلَا نِدَّ لَهُ، وَلَا حَدَّ وَلَا جُثَّةَ وَلَا أَعْضَاءَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا وَعَظِيْمَنَا وَقَائِدَنَا وَقُرَّةَ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَصَفِيُّهُ وَحَبِيْبُهُ. اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَّالَاهُ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ: قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ (سورة سبأ: ٣٩)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Selama ini kita tidak asing dengan amaliyah tawassul. Sebagian besar masyarakat Muslim di Indonesia, bahkan di dunia, hampir setiap hari melakukan tawassul. Tawassul yang biasa kita lakukan adalah berdoa dengan menyebut nama seorang nabi atau wali dengan harapan agar permohonan kita dikabulkan, atau agar kita dihindarkan dari marabahaya oleh Allah dengan wasilah menyebut nama nabi atau wali tersebut. Tawassul seperti ini biasanya dibarengi dengan ziarah ke makam beberapa orang wali.

Hadirin yang dirahmati Allah, Amaliyah tawassul seperti ini adalah salah satu dari tiga jenis tawassul yang kesemuanya boleh untuk kita lakukan. Dua jenis tawassul yang lain adalah tawassul dengan asma Allah dan sifat-Nya, dan tawassul dengan amal shalih.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Pada kesempatan yang mulia dan penuh barokah ini, khatib akan menyampaikan khutbah dengan tema “bertawassul dengan sedekah agar terhindar dari wabah”. Bertawassul dengan sedekah bukan berarti kita pamrih dalam bersedekah. Sedekah tetap kita niatkan karena Allah, bukan karena yang lain. Setelah sedekah, kita bertawassul dengan amal shalih yang berupa sedekah itu agar permohonan kita dikabulkan atau dihindarkan dari mara bahaya. Hal ini boleh dilakukan dengan dasar hadits yang menceritakan tentang tiga orang yang kehujanan dalam perjalanan lalu berteduh di sebuah gua. Bibir gua lalu tertutup oleh sebongkah batu besar. Dalam keadaan terperangkap dalam gua, masing-masing dari mereka memohon kepada Allah dengan menyebut amal shalih masing-masing hingga pintu gua terbuka kembali dan mereka keluar dengan selamat (HR al-Bukhari)

Hadirin rahimakumullah, Pada musim pandemi Covid-19 seperti ini, kita dituntut untuk menunjukkan kesetiakawanan kita. Instruksi pemerintah agar semua orang di rumah saja, membuat banyak orang kehilangan pekerjaannya, banyak orang menjadi pengangguran, banyak orang tidak lagi bisa mengais rezeki, banyak orang yang membutuhkan bantuan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Pada masa seperti saat ini, ajaran agama menyerukan kepada kita agar berempati dan menunjukkan solidaritas kepada sesama anak bangsa. Banyak hal yang bisa kita lakukan. Di antaranya adalah sedekah.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 صَنَائِعُ الْمَعْرُوْفِ تَقِيْ مَصَارِعَ السُّوْءِ وَصَدَقَةُ السِّرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ (رواه الطبراني

Maknanya: “Perbuatan-perbuatan baik akan melindungi kita dari berbagai keburukan dan sedekah yang dilakukan sembunyi-sembunyi akan menghindarkan diri kita dari siksa Tuhan” (HR ath-Thabarani) Hadits ini mengajak kita untuk melakukan berbagai kebaikan, di antaranya sedekah. Hadits ini juga menjelaskan bahwa perbuatan baik yang kita lakukan, baik sedekah atau pun perbuatan-perbuatan baik lainnya dapat menjadi sebab terhindarnya kita dari bermacam-macam keburukan dan berbagai musibah. Oleh karena itu, kaum muslimin yang dirahmati Allah, marilah kita bersedekah dan melakukan berbagai kebaikan di masa-masa sulit seperti sekarang ini. Jangan menunggu sampai kita terkena wabah dan musibah, baru kita bersedekah. Kita lakukan sedekah sekarang supaya kita terhindar dari berbagai musibah dan wabah penyakit.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Sedekah yang kita berikan kepada orang-orang yang membutuhkan, tidak harus banyak. Kita sesuaikan dengan kemampuan kita masing-masing. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 اِتَّقُوْا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ (رواه البخاري

Maknanya: “Jagalah diri kalian dari api neraka walaupun hanya dengan sedekah separuh dari biji kurma” (HR al-Bukhari)

Orang miskin bisa bersedakah sesuai kemampuannya kepada orang yang lebih miskin. Orang kaya dapat menyalurkan sedekahnya dalam jumlah besar melalui ormas atau lembaga terpercaya, atau langsung melalui pemerintah di daerah masing-masing. Kalau sedekah ini telah menjadi sebuah gerakan bersama dan disalurkan serta diberikan secara tepat kepada setiap orang yang membutuhkan, maka in sya Allah instruksi pemerintah agar semua lapisan masyarakat tidak keluar rumah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, akan ditaati bersama.

Hadirin yang dirahmati Allah, Sedekah tidak harus berupa uang. Sedekah bisa berupa barang, sembako, masker, handsanitizer, disinfektan, nasi bungkus, tenaga, pikiran, atau apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat di musim pandemi Corona. Bahkan jika seseorang telah terinfeksi Covid-19, wabah penyakit yang lain atau terkena penyakit apa pun, Rasulullah menganjurkan agar ia bersedekah. Sedekah adalah obat bagi segala macam penyakit.

Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 حَصِّنُوْا أَمْوَالَكُمْ بِالزَّكَاةِ وَدَاوُوْا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ (رواه الطبراني

Maknanya: “Lindungilah harta kalian dengan zakat dan obatilah orang-orang sakit di antara kalian dengan sedekah” (HR Ath-Thabarini).

Dan sangat penting untuk kita yakini bahwa harta kita sejatinya tidak akan berkurang dengan sebab sedekah. Justru sedekah akan menjadikan harta kita berlimpah berkah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

 مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ (رواه مسلم

Maknanya: “Harta tidak akan berkurang dengan sebab sedekah” (HR Muslim).

Hadirin yang dirahmati oleh Allah, Tidak lama lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadhan, bulan yang penuh maghfirah, sarat rahmah dan pembebasan dari api neraka. Salah satu yang diteladankan oleh Rasulullah pada bulan yang suci ini adalah banyak berderma dengan bersedekah kepada orang-orang yang membutuhkan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ (أخرجه الترمذي والبيهقي

Maknanya: “Sedekah yang paling utama adalah sedekah di bulan Ramadhan” (HR At-Tirmidzi dan al-Baihaqi)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Demikian khutbah yang singkat ini. Mudah-mudahan bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

 أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 Khutbah II

 إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ الصَّادِقِ الْوَعْدِ الْأَمِيْنِ، وَعَلٰى إِخْوَانِهِ النَّبِيِّيْنَ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَارْضَ اللهم عَنْ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَآلِ الْبَيْتِ الطَّاهِرِيْنَ، وَعَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنِ الْأَئِمَّةِ الْمُهْتَدِيْنَ، أَبِيْ حَنِيْفَةَ وَمَالِكٍ وَالشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ وَعَنِ الْأَوْلِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ فَاتَّقُوْهُ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلٰى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَاتَّقُوْهُ يَجْعَلْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مَخْرَجًا، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ