TANDA ORANG YANG AKAN BAHAGIA DAN KEBOHONGAN KLAIM BAIK ATAS DIRI SENDIRI

Hatim Al-Asham pernah berkata: “Barang siapa mengakui empat hal tanpa ada empat hal yang lain, maka pengakuannya itu adalah dusta, yaitu:

1. Barang siapa mengaku cinta kepada Allah, sementara ia tidak berhenti dari melakukan kemaksiatan dan hal-hal yang diharamkan Allah, maka pengakuannya itu dusta.

2. Barang siapa mengaku cinta kepada Rasulullah S.A.W namun benci kaum fakir, maka pengakuannya itu dusta.

3. Barang siapa mengaku cinta kepada surga, sementara ia tidak mau bershadakah, maka pengakuannya itu dusta.

4. Barang siapa mengaku takut akan siksa neraka, sementara ia tidak berhenti dari berbuat dosa, maka pengakuannya itu dusta.”

Sebagian ulama ada yang mengungkapkan syair sebagai berikut:

Bila engkau jadi pendekar, jadilah seperti ‘Ali

Bila engkau jadi penyair, jadilah seperti Ibnu Hani

Seperti orang yang mengakui sesuatu yang tidak ada pada dirinya

maka kenyataan akan membuktikan kebohongannya

Rasulullah S.A.W bersabda:

“Jalan menuju ke neraka itu diliputi dengan hal-hal yang disenangi hawa nafsu, sedangkan jalan menuju ke surga diliputi dengan hal-hal yang dibenci hawa nafsu.” (HR. Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah)

Dengan kata lain, surga tidak dapat diraih kecuali dengan menempuh berbagai kesulitan dan neraka tidak dapat dimasuki kecuali dengan menuruti kemauan hawa nafsu. Siapa pun yang dapat menerobos penghalang salah satu dari keduanya pasti akan memasukinya.

EMPAT ALAMAT CELAKA DAN BAHAGIA

Rasulullulah S.A.W pernah bersabda:

“Tanda orang celaka itu ada empat, yaitu:

1. melupakan dosa-dosa masa lalu, padahal semuanya tercatat dengan rapidan detail di sisi-Nya;

2. selalu mengenang kebaikan masa lalu, padahal belum diketahui diterima Allah atau tidak;

3. dalam soal duniawi selalu memandang ke yang lebih atas; dan

4. dalam soal agama selalu memandang ke yang lebih rendah (ibadah dan ketaatannya kepada Allah).”

Allah berfirman:

‘Aku menghendaki dia (dengan memberikan sedikit deduniaan kepadanya dan menolongnya untuk melakukan ketaatan), tetapi ia tidak menghendaki Aku (dengan bersikap ridha dan bersyukur), maka Aku tinggalkan dia.’

Tanda orang bahagia juga ada empat, yaitu:

1. mengingat dosa yang telah lalu;

2. melupakan kebaikan yang pernah ia lakukan;

3. dalam urusan agama senang melihat kepada orang yang lebih tinggi (dalam beribadah dan ketaatannya kepada Allah); dan

4. dalam urusan dunia senang melihat orang yang lebih rendah (sehingga mendorongnya untuk lebih mensyukuri nikmat-Nya).”

SEJARAH BIOGRAFI NABI MUHAMMAD SAW. SEBAGAI TELADAN BAGI UMAT MANUSIA

Kajian historis keagungan Baginda Rasulillah SAW sampai waktu perjalanan Isro’ Mi’roj yang dikemas dalam kitab Nurul Musthofa, lengkap jilid 1-3

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين 

          Dengan menyebut Nama Allah Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang..

          Segala Puji Bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Sholawat (Rahmat Ta’dhim) dan Salam Sejahtera Allah SWT senantiasa melimpah kepada Junjungan kita Baginda Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya

Sungguh Maha Suci Engkau Ya Allah, Engkaulah Dzat yang telah menciptakan alam semesta yang penuh dengan segala macam rahasia-rahasia keajaiban yang menunjukkan atas keagungan kekuasaan-Mu.

          Sungguh Maha Suci Engkau Ya Allah, Engkaulah Dzat yang telah menentukan segala sesuatu dengan qodlo’ dan qodar-Mu tanpa ada seorangpun yang berhak untuk menggugat atau mempertanyakan terhadap segala sesuatu yang  Engkau Kehendaki.

          Sungguh Maha Suci Engkau Ya Allah, Engkaulah Dzat yang memiliki kehendak untuk menciptakan makhluk yang sangat agung dan paling Engkau sayangi, yang Engkau limpahkan kepadanya segala kesempurnaan sifat-sifat yang mulia nan terpuji, dan Engkau jadikan sebagai sumber Rahmat (Belas Kasih Sayang)-Mu kepada semua hamba-hamba-Mu yang telah Engkau pilih sebagai penghuni sorga-Mu yang dipenuhi dengan segala macam keindahan, kenikmatan dan kebahagiaan yang kekal abadi selama-lamanya.

          Dialah sesungguhnya yang telah Engkau jadikan sebagai junjungan kami Baginda Nabi Besar Muhammad SAW.

          Dan sesungguhnya yang pertama kali Allah SWT ciptakan adalah “Nur”nya Baginda Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis yang tercantum dalam kitab maulid Simtud Durar Lil Imam Al-‘Arif Billah Al-Habib Ali Bin Muhammad Al-Habsyi hal 19 ;

أخرج عبد الرزاق بسنده عن جابر بن عبد الله الأنصاري رضي الله عنهما قال – قلت يا رسول الله بأبي وأمي أخبرني عن أول شيء خلقه الله قبل الأشياء. قال يا جابر إن الله خلق قبل الأشياء نور نبيك محمد صلى الله عليه وسلم من نوره

Yang artinya kurang lebih:

“Bahwa sesungguhnya shahabat Jabir bin Abdullah RA bertanya kepada Junjungan kita Baginda Nabi Besar Muhammad SAW; Wahai Rasulullah, (Ayah ibuku sebagai tebusan Engkau), beritahukanlah kepadaku tentang pertama kali makhluk yang Allah SWT ciptakan sebelum segala sesuatu. Maka Baginda Nabi  Muhammad SAW menjawab; Hai Jabir, sesungguhnya yang Allah SWT ciptakan sebelum segala sesuatu adalah NUR (cahaya) Nabimu  (Baginda Nabi Besar Muhammad SAW)”.

          Dan sesungguhnya Nur Baginda Nabi Muhammad SAW senantiasa bertasbih kepada Allah SWT dengan diikuti oleh para malaikat dan para arwah di alam malakut, jauh puluhan ribu tahun sebelum Nabi Adam AS diciptakan oleh Allah SWT. Sebagaimana hal itu telah disebutkan oleh Imam Jalaluddin As-Suyuthi di Kitab Ad-Durarul Hisaan Fil Ba’tsi Wa Na’iimil Jinan Haamisy Daqa’iqul Akhbaar hal 2 & 3.

Dan sesungguhnya kalau bukan demi Baginda Nabi Muhammad SAW maka Allah SWT tidak akan menciptakan segala sesuatu. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis qudsiy;

لولاك لولاك لما خلقت الأفلاك

Yang artinya kurang lebih;

“Seandainya tidak ada Engkau (wahai Nabi Muhammad SAW, sungguh Aku (Allah SWT) tidak akan menciptakan alam semesta”

Maka segala anugerah yang telah melimpah kepada makhluk-makhluk Allah SWT, semata-mata adalah dengan berkatnya Baginda Nabi Muhammad SAW. Bahkan segala kemuliaan  para Malaikat dan Para Nabi  adalah semata-mata berkat Baginda Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana yang telah diterangkan oleh Syeikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani di kitabnya Hujjatullah ‘Alal ‘Alamin hal 53 & 54 ;

قال الشيخ يوسف بن إسماعيل النبهاني في حجة الله على العالمين   ص53 -54

إنما ظهر الخير لأهله ببركة سيدنا رسول الله صلى الله عليه وسلم وأهل الخير هم الملائكة والأنبياء والأولياء وعامة المؤمنين

Yang artinya kurang lebih;

“Bahwa sesungguhnya segala kebaikan yang melimpah kepada makhluk-makhluk Allah SWT yang mulia adalah semata-mata berkat Baginda Nabi  Muhammad SAW, mereka itu adalah para Malaikat, para Nabi dan semua orang-orang mukmin”.

Dan sesungguhnya manakala Allah SWT telah  menciptakan Nabi Adam AS, Allah SWT senantiasa memanggilnya dengan julukan Abu Muhammad, sehingga Nabi Adam AS bertanya kepada Allah SWT tentang rahasia panggilan tersebut, sebagaimana hal itu telah diriwayatkan oleh Syeikh Ahmad bin Zaini Dahlan Al-Hasaniy dalam kitabnya As-Sirah An-Nabawiyyah juz 1 hal 15 ;

قال الشيخ أحمد بن زيني دحلان الحسني في السيرة النبوية الجزء الأول ص 15

ويروى من طرق شتى أن الله تعالى لما خلق آدم عليه السلام ألهمه الله أن قال : يا رب لم كنيتني أبا محمد ؟ قال الله تعالى : يا آدم إرفع رأسك فرفع رأسه فرأى نور محمد صلى الله عليه وسلم في سرادق العرش فقال : يا رب ما هذاالنور ؟ قال : هذا نور نبي من ذريتك إسمه في السماء أحمد وفي الأرض محمد  لولاه ما خلقتك ولا خلقت سماء ولا أرضا

Yang artinya kurang lebih;

“Bahwa sesungguhnya Allah SWT sesudah menciptakan Nabi Adam AS maka Allah SWT memberi ilham kepada Nabi Adam AS untuk bertanya kepada-Nya; Ya Allah, kenapa Engkau juluki aku dengan “Abu Muhammad” (Ayahnya/bapaknya  Muhammad)? Maka Allah SWT Berfirman kepada Nabi Adam AS; Hai Adam, Angkat kepalamu. Maka Nabi Adam AS kemudian mengangkat kepalanya. Seketika itu Beliau melihat Nur (cahaya) Baginda Nabi Muhammad SAW meliputi di sekitar ‘Arasy. Nabi Adam AS bertanya; Ya Allah, Nur siapa ini ? Allah SWT Berfirman; Ini adalah Nur seorang Nabi dari keturunanmu, di langit namanya Ahmad, di bumi namanya Muhammad. Kalau bukan karena Dia niscaya Aku tidak akan menciptakan kamu, langit dan bumi.”

          Kemudian Allah SWT meletakkan Nur Baginda Nabi Muhammad SAW dalam punggung Nabi Adam AS, sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam Kitabnya Ad-Durarul Hisan Hamisy Daqo’iqul Akhbar hal 5;

قال الامام جلال الدين السيوطي في الدرر الحسان هامش دقائق الأخبار ص 5

ثم ان الله تعالى استودع نور محمد صلى الله عليه وسلم في ظهره وأسجد له الملائكة وأسكنه الجنة فكانت الملائكة تقف خلف آدم صفوفا صفوفا يسلمون على نور محمد صلى الله عليه وسلم

Yang artinya kurang lebih;

“Bahwa sesungguhya Allah SWT telah meletakkan Nur Baginda Nabi Muhammad SAW dalam punggung Nabi Adam AS. Sehingga para malaikat sujud dan berbaris rapi di belakang Nabi Adam AS untuk menghaturkan salam kepada Nur Baginda Nabi Muhammad SAW”.

Dan pada saat itu pula Allah SWT memerintahkan kepada Iblis agar sujud kepada Nabi Adam AS, namun dia membangkang dan sombong. Sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah SWT Surat Al-Baqarah ayat 34 ;

وإذ قلنا للملائكة اسجدوا لآدم فسجدوا إلا إبليس أبى واستكبر وكان من الكافرين)   البقرة  34  )

Yang artinya kurang lebih;

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat; “Sujudlah kalian semua kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan sesungguhnya ia (Iblis) termasuk golongan orang-orang yang kafir”. (Q.S.Al-Baqarah 34).

          Selanjutnya Allah SWT menciptakan ibunda Hawwa’ yang sangat cantik jelita dan sempurna kecantikannya dari tulang rusuk kiri Nabi Adam AS. Dan mengijinkan kepada Nabi Adam AS (yang merupakan bapak dari seluruh umat manusia) untuk menikahinya setelah memberikan maharnya berupa  bersholawat sebanyak tiga kali kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana hal itu telah disebutkan oleh Imam Abdur Rahman bin Abdus Salam Ash-Shafuri Asy-Syafi’i di kitabnya Nuzhatul Majaalis juz 2 hal 169 yang menukil perkataan Imam Al-Kisa’i dan juga disebutkan pula oleh Syeikh Ahmad bin Zaini Dahlan Al-Hasaniy di kitabnya As-Sirah An-Nabawiyyah juz 1 hal 17 ;

قال الإمام عبد الرحمن بن عبد السلام الصفوري الشافعي في نزهة المجالس الجزء الثاني ص 169

قال الكسائي وغيره- لما خلق الله آدم خلق حواء من ضلعه الأيسر وهو في الجنة وأودعها حسن سبعين حوراء فصارت حواء بين الحور العين كالقمر بين الكواكب وكان آدم نائما فلما استيقظ مد يده إليها فقيل له مه يا آدم حتى تؤدي مهرها قال وما هو ؟ قال أن تصلي على محمد صلى الله عليه وسلم ثلاث مرات

Yang artinya kurang lebih;

“Ketika Allah SWT sudah menciptakan Nabi Adam AS di sorga, Allah SWT kemudian menciptakan Ibu Hawwa’ dari tulang rusuk Nabi Adam AS sebelah kirinya dan menganugerahinya kecantikan luar biasa melebihi  kecantikan 70 bidadari sehingga dibanding kecantikan para bidadari sorga, Ibu Hawwa’ laksana bulan purnama dikelilingi bintang-bintang yang gemerlapan. Begitu Nabi Adam AS bangun dari tidurnya dan melihat Ibu Hawwa’, Beliau AS hendak menyentuhnya. Namun terdengar seruan kepadanya; “Hai Nabi Adam AS, Engkau tidak diijinkan untuk menyentuhnya sebelum Engkau memberikan maharnya”. Beliau Nabi Adam AS bertanya; “Apa maharnya?” Kemudian terdengar seruan menjawab; “Hai Nabi Adam AS, maharnya adalah Engkau mengucapkan sholawat sebanyak tiga kali kepada  Baginda Nabi  Muhammad SAW”.

Sungguh alangkah mulianya derajat Junjungan kita Baginda Nabi Muhammad SAW,  sampai ditetapkan/disahkan oleh Allah SWT pernikahannya Nabi Adam AS dengan Ibu Hawwa’ dengan bacaan sholawat sebanyak tiga kali kepada Baginda Nabi Muhammad SAW dan dipersilahkan kepada mereka (Nabi Adam AS dan Ibu Hawwa’) untuk  bersenang-senang di sorga yang sangat indah dan nikmat sekali. Maka di situlah Nabi Adam AS dan ibunda Hawwa’ senantiasa melihat Asma Nabi Muhammad SAW terukir indah di mana-mana senantiasa berdampingan dengan Asma Allah SWT, Sebagaimana yang  telah disebutkan oleh Imam Jalaluddin Abdur Rahman As-Suyuthi Asy-Syaafi’i dalam kitabnya Al-Hawi Lil-Fatawi Juz 2  hal 174; dan disebutkan pula oleh Syeikh Ahmad bin Zaini Dahlan Al-Hasaniy dalam kitabnya As-Sirah An-Nabawiyyah juz 1 hal 15;

قال الإمام جلال الدين عبد الرحمن السيوطي في الحاوي للفتاوي الجزء الثاني ص 174 و الشيخ أحمد بن زيني دحلان الحسني في السيرة النبوية الجزء الأول ص 15

أن آدم عليه السلام رأى مكتوبا على ساق العرش وعلى كل موضع في الجنة  من قصر وغرفة  ونحورالحور العين  وورق شجرة طوبى وورق سدرة المنتهى وأطراف الحجب وبين أعين الملائكة إسم محمد صلى الله عليه وسلم مقرونا باسم الله تعالى وهو لاإله إلا الله محمد رسول الله

Yang artinya kurang lebih;

“Sesungguhnya Nabi Adam AS telah melihat Nama Baginda Nabi  Muhammad SAW senantiasa berdampingan dengan Asma Allah SWT tertulis Laailaaha illallaah Muhammadur Rasuulullaah di setiap tempat di sorga, di setiap gedung-gedung sorga, di kamar-kamar sorga, di leher-leher bidadari, di daun-daun pohon Thuba, di daun-daun pohon Sidratil Muntaha, di ujung-ujung benteng dan di setiap dahi para malaikat (antara kedua matanya)” .  

Kemudian akibat gangguan Iblis terkutuk kepada Ibu Hawwa’, maka Allah SWT menurunkan keduanya di muka bumi ini. Dan dalam jangka waktu yang lama, mereka mengalami berbagai macam kesedihan dan penyesalan yang luar biasa. Berulang kali Nabi Adam AS memohon ampunan dan meratap kepada Allah SWT, namun belum ada jawaban dan tidak diperdulikan sama sekali. Hingga akhirnya Beliau Nabi Adam AS teringat kemuliaan dan keagungan derajat Baginda Nabi Muhammad SAW di sisi Allah SWT. Sehingga timbullah harapan Beliau untuk memohon ampunan kepada Allah SWT dengan berwasilah kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Dan berkat kemuliaan Baginda Nabi Muhammad SAW di sisi-Nya, maka Allah SWT mengabulkan permohonan ampun Nabi Adam AS dan menerima taubatnya.

Sebagaimana disebutkan oleh Syeikh Ahmad bin Zaini Dahlan Al-Hasaniy dalam kitabnya As-Sirah An-Nabawiyyah juz 1 hal 15 ;

قال الشيخ أحمد بن زيني دحلان الحسني في السيرة النبوية الجزء الأول ص 15

وعن عمر بن الخطاب  رضي الله عنه قال; قال رسول الله صلى الله عليه وسلم  لما اقترف آدم الخطيئة قال يا رب أسالك بحق محمد صلى الله عليه وسلم إلا ما غفرت لي فقال الله تعالى يا آدم كيف عرفت محمدا ولم أخلقه قال يا رب لأنك لما خلقتني بيدك أي من غير واسطة أم وأب  ونفخت في من روحك أي من الروح المبتدأة منك المتشرفة بالإضافة إليك رفعت رأسي فرأيت على قوائم العرش مكتوبا لا إله إلا الله محمد رسول الله فعلمت أنك لم تضف إلى إسمك إلا أحب الخلق إليك فقال الله تعالى صدقت يا آدم إنه لأحب الخلق إلي وإذ سألتني بحقه فقد غفرت لك ولولا محمد ما خلقتك . رواه البيهقي في دلائله.

Yang artinya kurang lebih;

“Diriwayatkan dari Sayyidina Umar Ibnul Khaththab Radliyallahu ‘Anhu, bahwa Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda; Manakala Nabi Adam AS bermunajat kepada Allah SWT memohon ampunan dengan berwasilah kepada Baginda Nabi Muhammad SAW Beliau berkata; Ya Allah, demi kemuliaan/keagungan derajat Baginda Nabi Muhammad SAW di sisi-Mu limpahkanlah ampunan-Mu kepadaku. Seketika Allah SWT Berfirman; Hai Adam, bagaimana engkau bisa mengenal Nabi Muhammad SAW padahal Aku belum menciptakannya. Nabi Adam AS menjawab; Ya Allah, sesungguhnya Engkau tatkala telah menciptakanku dan memberiku nyawa, aku lihat di sekitar Arasy diliputi kalimat Laailaaha illallaah Muhammadur Rasuulullaah. Aku yakin bahwa sesungguhnya Engkau tidak mendampingkan Asma-Mu kecuali kepada  makhluk yang paling Engkau cintai. Allah SWT Berfirman; Kamu benar hai Adam. Sungguh dia (Nabi Muhammad SAW) adalah makhluk yang paling Aku cintai. Dan karena kamu telah memohon ampunan kepadaKu dengan berwasilah kepadanya, Maka Aku kabulkan permohonanmu. Dan kalau bukan karena dia maka Aku tidak akan menciptakan kamu”

Dan sebagaimana yang disebutkan oleh Syekh Yusuf Bin Ismail An-Nabhani di kitabnya Hujjatullah ‘Alal ‘Aalamin hal 217 bahwa; Sesungguhnya Nabi Adam AS mendengar suara dari dalam dahinya seperti suara kicauan burung. Beliau merasa heran dan lantas berkata; “Subhanallah..Maha Suci Allah…sungguh sangat agung sekali kekuasan-Mu..suara apakah ini yang telah Engkau ciptakan  berada dalam dahiku ya Allah..?. Seketika Allah SWT menjawab ketakjuban Nabi Adam AS tersebut dengan Firman-Nya;

يا آدم هذا تسبيح خاتم النبيين وسيد ولدك من المرسلين صلى الله عليه وسلم

Yang artinya kurang lebih;

“Hai Adam, (ketahuilah olehmu, sesungguhnya suara tersebut adalah tasbih kekasih-Ku Nabi akhir zaman, yang kelak menjadi junjungan (pimpinan) seluruh umat manusia (keturunanmu). Baginyalah senantiasa Kulimpahkan sholawat dan salam sejahtera dari-Ku..”

Dan sesungguhnya Nur Baginda Nabi Muhammad SAW senantiasa terlihat bersinar kemilauan di muka Nabi Adam AS, laksana matahari yang bersinar terang benderang di siang hari. Maka, Allah SWT mengambil sumpah (perjanjian) kepada Nabi Adam AS agar senantiasa menjaga Nur tersebut dengan Berfirman :

يا آدم خذه)  يعني النور النبوي( بعهدي وميثاقي على ان لا تودعه إلا في الأصلاب الطاهرة والمحصنات الزاهرة

Yang artinya kurang lebih;

“Hai Adam, bejanjilah (kepada-Ku) untuk senantiasa benar-benar menjaga Nur Nabi Muhammad SAW (yang telah Kuletakkan dalam dirimu). Janganlah sekali-kali kamu letakkan kecuali kepada orang-orang yang suci mulia..”.

Maka Nabi Adam AS menerima dengan senang hati bahkan Beliau sangat bangga  untuk melaksanakan tugas tersebut dengan menjaganya dan mewasiatkan amanat tersebut kepada anak cucunya kelak.

          Dan sesungguhnya para malaikat senantiasa berbaris rapi di belakang punggung Nabi Adam AS. Beliau heran dengan amalan perbuatan  malaikat tersebut, lantas Beliau bertanya kepada Allah SWT; “Ya Allah, kenapa para malaikat selalu berbaris rapi di belakangku…?” . Allah SWT kemudian menjawab dengan Berfirman..: “Hai Adam..ketahuilah olehmu…bahwa para malaikat-Ku tersebut..senantiasa berdiri di belakangmu untuk memandang kepada Nur Kekasih-Ku Nabi akhir zaman Rasulullah Muhammad SAW…”

Maka Nabi Adam AS memohon kepada Allah SWT agar diijinkan untuk melihat Nur tersebut. Dan Allah SWT mengabulkannya sehingga Nabi Adam AS bisa melihat keagungan Nur Nabi Muhammad SAW. Maka Beliau Nabi Adam semakin tambah cintanya dan kebanggaannya kepada Nabi Muhammad SAW. Beliau benar-benar sangat menjaga kemuliaan dan keagungan Nur tersebut. Oleh sebab itulah, setiap beliau hendak berhubungan dengan istrinya (Ibu Hawwa’) maka Beliau bersuci terlebih dahulu dan memakai wewangian dan memerintahkan Ibu Hawwa’ untuk melakukan hal yang sedemikian rupa, dengan mengatakan..”Hai istriku Hawwa’..Bersucilah, dan pakailah olehmu wangi-wangian..sesungguhnya sudah dekat saatnya, Nur Nabi Muhammad SAW yang berada dalam diriku akan berpindah dalam dirimu…” Maka Nabi Adam AS dan Ibunda Hawwa senantiasa menjaga kesucian demi memuliakan Nur Baginda Nabi Muhammad SAW. Sampai suatu hari Nur Baginda Nabi Muhammad SAW benar-benar telah berpindah dari diri Nabi Adam AS ke dalam diri Ibunda Hawwa’. Sehingga berkat Nur Agung tersebut, Ibunda Hawwa’ semakin tambah kecantikannya setiap hari. Wajahnya semakin bersinar dan berseri-seri.. Sejak saat itulah Nabi Adam AS tidak berani berhubungan dengan Ibu Hawwa’ demi menjaga kesucian dan memuliakan Nur Baginda Nabi Muhammad SAW yang berada dalam dirinya. Dan para malaikat senantiasa berduyun-duyun turun ke bumi setiap hari semata-mata hanya untuk menghaturkan salam sejahtera dari Allah SWT kepada Nur Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah bersemayam dalam diri Ibunda Hawwa’.. Tidak lama kemudian Beliau melahirkan anak laki-laki dan diberinya nama Syits. Dan Nur tersebut telah pindah dalam diri Nabi Syits AS.

          Dengan adanya Nur yang terlihat oleh Nabi Adam AS di muka Nabi Syits AS, maka  Nabi Adam AS selalu memperhatikan  dan menjaga Nabi Syits AS, demi memuliakan dan mengagungkan Nur Nabi Muhammad SAW yang ada dalam diri Nabi Syits AS tersebut.

Setelah Nabi Syits AS dewasa dan Nabi Adam AS merasa telah dekat ajalnya untuk menghadap kepada Allah SWT, maka Beliau Nabi Adam AS memanggil putranya (Nabiyyullah Syits AS) dan memberikan wasiat/amanat  kepadanya; “

يا بني إن الله أخذ عليك عهدا وميثاقا من أجل هذا النور المستودع في ظهرك ووجهك أن لا تضعه إلا في أطهر نساء العالمين

Yang artinya kurang lebih;

“Wahai Anakku (Syits), Sesungguhnya Allah SWT telah mengambil perjanjian kepadamu untuk senantiasa menjaga “Nur Agung Nabi Muhammad SAW’, janganlah engkau letakkan kecuali pada wanita yang paling suci nan mulia nasabnya”.

Dan Nabi Adam AS juga telah mewasiatkan kepada Nabi Syits AS (putranya) agar senantiasa membesarkan kemuliaan dan keagungan Baginda Nabi Muhammad SAW di jiwanya, serta senantiasa menyebut-nyebutnya dengan berdzikir kalimat Laailaaha illallaah Muhammadur Rasulullah SAW. Sebagaimana yang telah disebutkan oleh Imam Jalaluddin Abdur Rahman As-Suyuthi dalam kitabnya Al-Hawi Lil Fatawi Juz 2  hal 174;

قال الإمام جلال الدين عبد الرحمن السيوطي في الحاوي للفتاوي الجزء الثاني ص 174

وقد أخرج ابن عساكر عن كعب الأخبار أن آدم أوصى ابنه شيث فقال كلما ذكرت الله فاذكر إلى جنبه اسم محمد فإني رأيت اسمه مكتوبا على ساق العرش وأنا بين الروح والتين  ثم إني طرفت فلم أرى في السماء موضعا إلا رأيت اسم محمد مكتوبا عليه ولم أرى في الجنة قصرا ولا غرفة إلا اسم محمد مكتوبا عليه ولقد رأيت اسم محمد مكتوبا على نحورالحور العين وعلى ورق قصب آجام الجنة وعلى ورق شجرة طوبى وعلى ورق سدرة المنتهى وعلى أطراف الحجب وبين أعين الملائكة فأكثرذكره فإن الملائكة تذكره في كل ساعا تها

Yang artinya kurang lebih;

“Bahwa sesungguhnya Nabi Adam AS berwasiat kepada putranya (Nabi Syits AS);”(Hai Syits), setiap kamu berdzikir(menyebut) Asma Allah SWT hendaklah kamu sertakan pula berdzikir (menyebut) nama Baginda Nabi Muhammad SAW. Karena sesungguhnya aku (Nabi Adam AS), telah melihat namanya selalu berdampingan dengan Asma Allah SWT (Laailaaha illallaah Muhammadur Rasulullah) tertulis meliputi Arasy’, tertulis di seluruh tempat-tempat di langit, tertulis di gedung-gedung sorga, di kamar-kamar sorga, di leher para bidadari sorga, di seluruh dedaunan pohon-pohon sorga, di seluruh dedaunan pohon Thuba, di seluruh dedaunan pohon Sidratil Muntaha, di seluruh sudut benteng dan di setiap dahi (antara kedua mata) para malaikat. Maka perbanyakilah selalu berdzikir (menyebut-nyebut) namanya, karena seluruh malaikat di alam malakut senantiasa berdzikir (menyebut-nyebut) namanya”.

Dan sesungguhnya Allah SWT telah mewasiatkan pula kepada Para Nabi & Rasul terutama Para Nabi yang diberikan kitab agar benar-benar beriman dan selalu membesarkan kemuliaan Baginda Nabi SAW di sisi Allah SWT dengan senantiasa berdzikir  mengucapkan kalimat Laailaaha illallaah Muhammadur Rasulullah SAW. Dan diwajibkan pula untuk mewasiatkan kepada umatnya masing-masing agar sungguh-sungguh beriman, tunduk, patuh dan senantiasa membesarkan kemuliaan Junjungan kita Baginda Nabi Besar Muhammad Rasulullah SAW dan menjadi pembela setianya apabila suatu saat bertemu dengan Baginda Nabi Muhammad SAW.

Sebagaimana yang telah Allah SWT Firmankan dalam Surat Aali Imraan ayat 81;

وإذ أخذ الله ميثاق النبيين لما آتيتكم من كتاب وحكمة ثم جاءكم رسول مصدق لما معكم لتؤمنن به ولتنصرنه قال أأقررتم وأخذتم على ذلكم إصري قالوا أقررنا قال فاشهدوا وأنا معكم من الشاهدين. )آل عمران      81) 

Yang artinya kurang lebih;

“Dan (ingatlah), ketika Allah SWT mengambil perjanjian dari para Nabi; “Sungguh apa saja yang Aku berikan kepada kalian semua berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepada kalian semua seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada pada kalian semua, niscaya kalian semua akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan senantiasa mengagungkannya”. Allah SWT Berfirman;”Apakah kalian semua mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?”. Mereka serentak menjawab; “Kami mengakui”. Allah SWT Berfirman; “Kalau begitu saksikanlah (hai para Nabi) dan Aku  menjadi saksi (pula) bersama kalian semua.”. (Q.S. Ali Imraan ayat 81).

Dan disebutkan pula dalam Firman Suci Allah SWT, Surat Ash-Shaff ayat 6;

وإذ قال عيسى بن مريم يا بني إسرائيل إني رسول الله إليكم مصدقا لما بين يدي من التوراة  ومبشرا برسول يأتي من بعدي اسمه أحمد

     الصف 6

Yang artinya kurang lebih;

“Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata; “Hai bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah SWT kepada kalian semua, membenarkan kitab(yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku yang namanya Ahmad (Muhammad)”.(Q.S. Ash-Shaff ayat 6).

          Dan sesungguhnya demi belas kasih sayang Allah SWT kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang sangat luar biasa, sampai-sampai umatnya dimuliakan oleh Allah SWT dan diberi keutamaan-keutamaan yang tidak pernah diberikan oleh Allah SWT kepada umat siapapun pada masa terdahulu,  sebagaimana yang telah disebutkan dalam Kitab Suci Al-Qur’an dan Kitab-kitab Para Nabi terdahulu.

          Diantara Firman-firman Allah SWT tentang keutamaan-keutamaan umat Baginda Nabi Muhammad SAW dalam kitab suci Al-Qur’an adalah;

Firman Allah SWT dalam Surat Aali Imraan ayat 10:

كنتم خير أمة أخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهون عن المنكر  ) آل عمران  110

Yang artinya kurang lebih;

“(Sesungguhnya) kamu semua (umat Nabi Muhammad SAW) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf (baik) dan mencegah dari yang munkar (jelek)”.

(Q.S.Aali Imraan 110).

Dan berita tentang keutamaan-keutamaan umat Baginda Nabi Muhammad SAW telah diberitahukan Allah SWT kepada para Nabi dan Rasul.

Diantaranya adalah sebagaimana hal itu telah disebutkan Sayyiduna Al-Imam Al-Habib Abdullah bin ‘Alawiy Al-Haddad dalam kitab Beliau Sabilul Iddikar hal 22 – 26 dan juga disebutkan oleh Imam Abu Na’im Al-Ashfahaniy di kitabnya Dalailun Nubuwwah juz 1 hal 77 bahwa;

Sesungguhnya tatkala Nabi Musa AS membaca Kitab Suci Taurat, Beliau menemukan di dalamnya keutamaan-keutamaan umat Baginda Nabi Muhammad SAW, sehingga Beliau sangat kagum dan menginginkan sebagian dari keutamaan-keutamaan umat Baginda Nabi Muhammad SAW agar diberikan kepada umatnya dengan berkata;

“Ya Allah, sesungguhnya aku telah membaca Kitab Suci Taurat dan aku temukan di dalamnya keutamaan-keutaman umat yang kelak dikumpulkan di padang mahsyar dalam keadaan bercahaya mukanya laksana bulan purnama dan anggota badannya berkemilauan memancarkan cahaya bekas wudlu dan sujud tatkala masih di dunia. Ya Allah, jadikanlah keutamaan itu untuk umatku”. Namun Allah SWT menjawab;

“Tidak Musa, sesungguhnya keutamaan itu hanya Aku khususkan bagi umat Kekasih-Ku Nabi Muhammad SAW”. Nabi Musa AS berkata lagi;

“Ya Allah, sesungguhnya aku telah membaca Kitab Suci Taurat dan aku temukan keutamaan umat yang Engkau anugerahi ibadah sholat lima waktu dan Engkau bukakan pintu langit sehingga turun Rahmat (Belas Kasih Sayang)Mu kepada mereka pada saat mereka melakukannya sehingga para bidadari sorga rindu kepada mereka. Dan Engkau anugerahi pula mereka Bulan Suci Ramadlan sehingga mereka berpuasa sebulan penuh. Dan Engkau anugerahi pula mereka Firman-firman Suci-Mu (Kitab Suci Al-Qur’an) yang senantiasa terjaga/hafal di hati mereka. Dan Engkau anugerahi pula mereka ibadah haji ke Baitullah Ka’bah yang mana pahala haji mabrur adalah sorga-Mu, serta Engkau anugerahi pula mereka ibadah zakat dan sedekah yang Engkau lipat gandakan pahalanya sampai 700 kali. Ya Allah, jadikanlah keutamaan itu untuk umatku”. Namun, Allah SWT menjawab;

“Tidak Musa, sesungguhnya keutamaan itu hanya Aku khususkan bagi umat Kekasih-Ku Nabi Muhammad SAW”. Nabi Musa AS berkata lagi;

“Ya Allah, sesungguhnya aku telah membaca Kitab Suci Taurat dan aku temukan keutamaan umat yang kelak tatkala Engkau bangkitkan di padang mahsyar, sepertiga dari mereka Engkau masukkan ke sorga tanpa hisab (pertanyaan/ pertanggungjawaban atas amal perbuatannya di dunia), yang sepertiga lagi Engkau masukkan ke sorga dengan hisab yang ringan, dan sepertiga lagi juga Engkau masukkan ke sorga setelah Engkau bersihkan mereka dari kotoran dosa. Ya Allah jadikanlah keutamaan itu untuk umatku”. Namun Allah SWT menjawab;

“Tidak Musa, sesungguhnya keutamaan itu hanya Aku khususkan bagi umat Kekasih-Ku Nabi Muhammad SAW”. Akhirnya Nabi Musa AS berkata lagi;

“Ya Allah, jika demikian, jadikanlah saja aku sebagai umat Kekasih-Mu Nabi Muhammad SAW”. Maka Allah SWT kemudian Berfirman kepada Nabi Musa AS;

يا موسى إني اصطفيتك على الناس برسالاتي وبكلامي فخذ ما آتيتك وكن من الشاكرين

Yang artinya kurang lebih;

“Hai Musa, sesungguhnya Aku telah memilihmu dari seluruh umat manusia (saat ini) untuk menjadi Rasul (utusan)Ku yang menyampaikan Firman Suci-Ku (kepada  hamba-hamba-Ku). Maka, laksanakanlah apa yang Aku tugaskan kepadamu. Dan hendaklah kamu senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah Aku limpahkan kepadamu”

 يا موسى أما علمت أن محمدا أكرم علي من جميع خلقي

Yang artinya kurang lebih;

“Hai Musa, sesungguhnya Nabi Muhammad SAW adalah makhluk yang paling Aku cintai dari seluruh makhluk-makhluk-Ku.”

وإني نظرت في قلوب عبادي فلم أجد قلبا أشد تواضعا من قلبك فلذلك اصطفيتك على الناس برسالاتي وبكلامي فمت على التوحيد وعلى حب محمد

Yang artinya kurang lebih;

“ Dan (saat ini) tidak Aku lihat dari seluruh hati hamba-hamba-Ku yang lebih tawadlu’ (merendahkan diri) dari hatimu. Maka, sebab itulah Aku pilih dirimu sebagai Rasul-Ku. Laksanakanlah semua perintahKu sampai kamu meninggal dalam keadaan meng-EsakanKu dan dalam keadaan cinta kepada Kekasih-Ku Nabi Muhammad SAW”.

          Maka, oleh sebab itulah, Nabi Musa AS senantiasa berdzikir/ menyebut-nyebut Baginda Nabi Muhammad SAW dan membanggakannya. Beliau selalu memuji-muji dan menceritakan keagungan dan kemuliaan Baginda Nabi Muhammad SAW kepada umatnya.

          Sampai ada sebuah riwayat yang kami dapatkan di kitab Hujjatullah ‘Alal ‘Alamin hal 124 Lis Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhaniy, bahwa sesungguhnya ada seseorang dari umatnya Nabi Musa AS yang senantiasa berbuat kemunkaran selama 200 tahun. Setelah dia meninggal, umat Bani Israil membuangnya di tempat sampah. Lantas Allah SWT Berfirman kepada Nabi Musa AS;

          “Wahai Musa (Nabi-Ku), uruslah jenazah hamba-Ku (yang terbuang di tempat sampah). Mandikan, kafani, sholati dan kuburkanlah dengan cara yang terhormat”

Nabi Musa AS kemudian berkata kepada Allah SWT; “Ya Allah Ya Robbi, sesungguhnya banyak sekali dari umatku (Bani Israil) yang telah menyaksikan prilakunya yang tidak terpuji selama 200 tahun, sehingga mereka membuangnya di tempat sampah…”

Allah SWT kemudian Berfirman kepada Nabi Musa AS;

          “Wahai Musa, memang benar apa yang disaksikan oleh umatmu (Bani Israil), akan tetapi, yang telah Aku ketahui (sendiri) bahwa sesungguhnya, di akhir hayatnya, dia setiap membuka Kitab Suci Taurat dan melihat nama kekasih-Ku (Nabi Muhammad SAW) dia sangat mengagumi dan mencintainya sampai-sampai dia mencium nama tersebut dan menaruhnya di kedua matanya, dengan senantiasa bersholawat kepadanya (Nabi Muhammad SAW). Oleh sebab itulah Aku (Allah SWT) telah mengampuni seluruh dosa-dosanya dan akan Aku masukkan dia ke sorga dengan memberinya istri 70 bidadari yang cantik jelita..”

          Maka, kecintaan Nabi Musa AS kepada Baginda Nabi Muhammad SAW semakin memuncak, sampai Beliau rindu ingin bertemu dengan Baginda Nabi Muhammad SAW.

          Begitu pula Allah SWT telah memerintahkan kepada Nabi Dawud AS untuk mencintai Baginda Nabi Muhammad SAW dan senantiasa mengagungkannya, dan Allah SWT telah menetapkannya dalam Kitab Zabur yang telah diwahyukannya kepada Nabi Dawud AS yang menerangkan tentang kemuliaan kekasih-Nya (Nabi Muhammad SAW) beserta umatnya.

Sebagaimana yang telah disebutkan oleh Imam Abul Fida’ Ismail Ibnu Katsir dalam kitabnya Al-Bidayah Wan Nihayah Juz I hal 326;

قال الإمام ابن كثير في البداية والنهاية الجزء الأول ص 326

ذكر وهب بن منبه أن الله تعالى أوحى إلى داود في الزبور يا داود إنه سيأتي من بعدك نبي اسمه أحمد ومحمد صادقا سيدا لا أغضب عليه أبدا ولا يغضبني أبدا وقد غفرت له قبل أن يعصيني ما تقدم من ذنبه وما تأخر وأمته مرحومة أعطيتهم من النوافل مثل ما أعطيت الأنبياء وفرضت عليهم الفرائض التي افترضت على الأنبياء والرسل حتى ياتوني يوم القيامة ونورهم مثل نور الأنبياء

Yang artinya kurang lebih;

“Sesungguhnya Allah SWT Berfirman kepada Nabi Dawud AS; “Hai Dawud, sesungguhnya akan datang sesudahmu seorang Nabi Agung bernama Ahmad (di langit) dan Muhammad(di bumi). Dia adalah seorang Nabi yang jujur dan sebagai Tuan/Junjungan (bagi semua makhluk). Sungguh Aku (Allah SWT) tidak akan murka kepadanya selama-lamanya dan dia juga tidak akan pernah melakukan sesuatu yang membuat Aku murka. Sungguh akan Aku pelihara/jaga Dia dari segala dosa/kesalahan. Dan umatnya adalah umat yang Aku limpahkan Belas Kasih Sayang kepada mereka.  Aku anugerahkan kepada mereka amalan ibadah sunah dan wajib sebagaimana yang Aku anugerahkan kepada para Nabi dan Rasul. Dan kelak pada hari kiamat mereka akan datang menghadap kepadaKu dengan diliputi cahaya terang benderang sebagaimana cahayanya para Nabi”.

          Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT semata, yang telah melimpahkan anugerah agung-Nya yang  tidak terbatas dengan menjadikan kita sebagai umat Baginda Nabi Muhammad SAW yang senantiasa meneladani prilakunya dan mengikuti jejak-jejaknya.

          Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa memuliakan dan mengagungkan Baginda Nabi Muhammad SAW sejak dahulu kala dengan menekankan kepada Nabi Adam AS dan semua para Nabi dan Rasul sesudahnya untuk benar-benar selalu memuliakan, mengagungkan dan mencintai Baginda Nabi Muhammad SAW. Bahkan diriwayatkan di kitab Al-Haawi Lil Fatawi juz 2 hal 176 Lil Imam Jalaluddin Abdur Rahman As-Suyuthi yang menerangkan tentang rahasia yang terkandung dalam cincin Nabi Sulaiman AS;

قال الإمام جلال الدين عبد الرحمن السيوطي في الحاوي للفتاوي الجزء الثاني  ص 176

ورد عن عبادة بن الصامت وجابر بن عبد الله مرفوعا كان نقش خاتم سليمان بن داود لا إله إلا الله محمد رسول الله

Yang artinya kurang lebih;

“Imam Jalaluddin As-Suyuthi Rahimahullah berkata; Bahwa telah diriwayatkan dari shahabat ‘Ubadah bin Shamit dan shahabat Jabir bin Abdullah; sesungguhnya pada cincin Nabi Sulaiman AS tertulis kalimat Laa Ilaaha Illallaah Muhammadur Rasuulullaah.”

          Dan demikian pula tersebutkan dalam Kitab Injil yang Allah SWT wahyukan kepada Nabi Isa AS untuk memberitahukan kepada seluruh umatnya agar mempersiapkan diri demi menyambut kekasih Allah SWT (Baginda Nabi Muhammad SAW) dengan beriman kepadanya dan menjadi pembela setianya. Sebagaimana yang  telah diriwayatkan Imam Jalaluddin As-Suyuthi di kitabnya Al-Hawi Lil Fatawi juz 2 hal 175 beliau berkata;

أخرج الحاكم عن ابن عباس قال أوحى الله إلى عيسى آمن بمحمد ومر من أدركه من أمتك أن يؤمنوا به فلولا محمد ما خلقت آدم ولا الجنة و لا النار

Yang artinya kurang lebih;

“Imam Hakim telah meriwayatkan dari shahabat Abdullah bin Abbas Radliyallaahu ‘Anhu, beliau  berkata; Bahwa sesungguhnya Allah SWT Berfirman kepada Nabi Isa AS dalam Kitab Injil; “Hai Isa, berimanlah kamu kepada Nabi Muhammad SAW, dan perintahlah umatmu yang bertemu dengannya (Nabi Muhammad SAW) agar beriman kepadanya (Nabi Muhammad SAW). Sebab, seandainya tidak ada Dia (Nabi Muhammad  SAW) maka Aku (Allah SWT) tidak akan menciptakan Adam, sorga dan neraka”.

          Segala puji bagi Allah SWT yang telah memuliakan dan melimpahkan Belas Kasih Sayang-Nya kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Dan banyak sekali dari kaum Yahudi dan Nashrani yang telah mendapati taufiq dan hidayah dari Allah SWT, berbondong-bondong datang ke kota Madinah  untuk menyambut kedatangan Nabi agung akhir zaman Baginda Rasulullah Muhammad SAW, sesuai dengan amanat yang telah mereka dapati dalam kitab Taurat dan Injil yang masih asli. Dan meraka lakukan itu semata-mata untuk beriman kepada Baginda Nabi Muhammad SAW dan menjadi pembela setianya. Diantaranya adalah Abdullah bin Salam, Ibnul Hayyaban, Taba’ Al-humairiy, Salman Al-Farisiy, dan lain-lain, sebagaimana hal itu disebutkan oleh Syekh Yusuf Bin Ismail An-Nabhaniy di Kitab Hujjatullah ‘Alal ‘Aalamin hal 133 – 166. Dan mulai dari situlah, maka umat Islam mendapati kemenangan demi kemenangan dalam menegakkan dan memperjuangkan ajaran-ajaran Baginda Nabi Muhammad SAW.

          Dan di sini kami ingin melanjutkan tentang riwayat  Nur Baginda Nabi Muhammad SAW, dimulai dari diletakkannya Nur Baginda Nabi Muhammad SAW di punggungnya Nabi Adam AS hingga lahirnya Baginda Nabi Muhammad SAW, dan tentang betapa agungnya penghormatan Nabi Adam AS kepada Nur Baginda Nabi Muhammad SAW.

          Sebagaimana telah kita ketahui bahwa Nabi Adam AS telah mendapati keistimewaan-keistimewan berkat Nur Baginda Nabi Muhammad SAW. Diantaranya disahkannya pernikahan Beliau dengan Ibu Hawwa’ dengan mahar mengucapkan sholawat kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Dan diterimanya taubat Beliau oleh Allah SWT berkat tawassul kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.

Oleh sebab itulah demi memuliakan Nur agung Baginda Nabi Muhammad SAW yang ada dalam dirinya, maka setiap Nabi Adam AS akan berhubungan dengan Ibu Hawwa’ maka Beliau bersuci terlebih dahulu, memakai wangi-wangian dan memerintahkan Ibu Hawwa’ untuk melakukan hal yang sedemikian rupa .

          Dan suatu saat Nur tersebut benar-benar telah pindah dalam diri Ibu Hawwa’, sehingga kecantikan Ibu Hawwa’ tambah bersinar luar biasa. Tidak lama kemudian Beliau melahirkan anak laki-laki dan diberinya nama Syits. Dan Nur tersebut telah pindah dalam diri Nabi Syits AS.

          Dengan adanya Nur yang terlihat oleh Nabi Adam AS di muka Nabi Syits, maka  Nabi Adam AS selalu memperhatikan  dan menjaga Nabi Syits AS, demi memuliakan dan mengagungkan Nur Nabi Muhammad SAW yang ada dalam diri Nabi Syits AS tersebut.

Setelah Nabi Syits AS dewasa dan Nabi Adam AS merasa telah dekat ajalnya untuk menghadap kepada Allah SWT, maka Beliau Nabi Adam AS memanggil putranya (Nabiyyullah Syits AS) dan memberikan wasiat/amanat  kepadanya; “

 “Wahai Anakku (Syits), Sesungguhnya Allah SWT telah mengambil perjanjian kepadamu untuk senantiasa menjaga “Nur Agung Nabi Muhammad SAW’, janganlah engkau letakkan kecuali pada wanita yang paling suci nan mulia nasabnya”.

Maka Nabi Syits AS menjaga teguh amanat tersebut dengan menikah dengan seorang wanita yang paling suci saat itu yang bernama Baidlo’. Dan setelah dianugerahi putra, maka Beliau Nabi Syits AS memberikan wasiat kepada putranya agar jangan meletakkan Nur Agung tersebut kecuali pada wanita yang paling suci nan mulia nasabnya. Demikian pula putranya melakukan hal yang sama hingga Nur Agung tersebut sampai pada Nabi Idris AS. Dan Nabi Idris AS juga melakukan hal yang sama, Beliau AS mewasiatkan kepada putranya agar jangan meletakkan Nur Agung tersebut kecuali pada wanita yang paling suci nan mulia nasabnya. Hingga sampailah Nur Agung tersebut pada Nabi Nuh AS.. Begitu  pula Nabi Nuh AS, Beliau juga melakukan hal yang sama. Beliau berwasiat kepada putra Beliau (Sam) untuk menjaga Nur tersebut, dan jangan diletakkan kecuali pada wanita yang paling suci nan mulia nasabnya. Dan Sayyidina Sam putra Nabi Nuh AS juga mewasiatkan kepada putranya sebagaimana wasiat tersebut di atas, hingga sampailah silsilah mata rantai Nur Agung Baginda Nabi Muhammad SAW kepada Nabi Ibrahim AS.. Dan kemudian dari Nabi Ibrahim AS, Nur tersebut turun kepada Nabi Ismail AS.. Dan Nabi Ismail AS juga telah menjaga teguh Nur Agung Baginda Nabi Muhammad SAW tersebut, Beliau telah mewasiatkan kepada putranya agar jangan meletakkan Nur Agung Baginda Nabi Muhammad SAW kecuali pada wanita yang paling suci nan mulia nasabnya. Maka, wasiat tersebut senantiasa terpelihara secara berkesinambungan. Dan Nur Agung Baginda Nabi Muhammad SAW senantiasa berpindah dari seorang ayah yang suci nan agung, ke ibu yang paling suci nan mulia nasabnya,  dengan ikatan pernikahan islami yang diridloi Allah SWT. Hingga sampailah perjalanan Nur Agung tersebut kepada Sayyidina ‘Adnan. Dari Sayidina ‘Adnan ke Sayyidina Ma’ad. Dari Sayyidina Ma’ad ke Sayyidina Nizar.

Dan telah diriwayatkan dalam kitab Hujjatullah ‘Alal ‘Alamin hal 218 bahwa tatkala Sayyidina Nizar mengetahui bahwa dalam dirinya bersemayam Nur Agung Baginda Nabi Muhammad SAW, maka Beliau Sayyidina Nizar  sangat bahagia sekali, sehingga beliau menyembelih hewan kurban yang sangat banyak untuk disedekahkan kepada umat pada masa itu. Dan begitu pula Sayyidina Nizar telah berwasiat kepada Sayyidina Mudlor (putranya). Dan Sayyidina  Mudlor juga berwasiat kepada putranya hingga sampailah Nur Agung Baginda Nabi Muhammad SAW tersebut kepada Sayyidina Hasyim.

Sampai di sinilah akhirnya berkumandang kabar gembira di seluruh penjuru dunia, bahwa sudah dekat saat datangnya Nabi akhir zaman, Seorang Nabi yang diutus Allah SWT untuk seluruh umat manusia, seorang Nabi yang Agung nan mulia yang sempurna kepribadiannya dan agung budi pekertinya, yang sangat santun dan menyayangi umatnya dan yang paling dimuliakan dan disayangi Allah SWT, yakni Baginda Nabi Muhammad SAW. Maka berita tersebut telah menyebar ke seluruh penjuru dunia dan menggemparkan jagad. Hingga para ahli kitab dari kaum Yahudi dan Nashrani berebut ingin mendapati silsilah mata rantai Nur Agung Baginda Nabi Muhammad SAW tersebut. Mereka berbondong-bondong mendatangi Sayyidina Hasyim dan berebut untuk menawarkan anak gadis mereka yang sangat cantik jelita agar dipersuntingnya. Namun Sayyidina Hasyim tidak menerima mereka semua karena teguh memegang amanat wasiat nenek moyangnya agar jangan meletakkan Nur Agung Baginda Nabi Besar Muhammad SAW kecuali pada wanita yang paling suci nan mulia nasabnya. Hingga sampailah berita tersebut ke Kaisar Romawi. Maka Kaisar tersebut mengutus delegasi untuk memanggil Sayyidina Hasyim dengan tujuan untuk dinikahkan dengan putrinya yang sangat cantik jelita. Tidak ada tujuan lain kecuali dia ingin mendapati Nur Agung Baginda Nabi Muhammad SAW, karena data-data yang akurat dan otentik tentang Nur Nabi akhir zaman telah mereka ketahui dari ulama ahli kitab yahudi dan nashrani bahwa Nur Agung tersebut telah berada dalam diri dan kepribadian Sayyidina Hasyim. Akan tetapi Sayyidina Hasyim dengan tegas menolaknya dan berkata;

والذي فضلني على أهل الزمان لا أتزوج إلا بأطهر نساء العالمين

Yang artinya kurang lebih;

“Demi Allah, Dzat yang telah melimpahkan kemuliaan kepadaku melebihi seluruh penghuni alam semesta. Sungguh aku tidak akan menikah kecuali dengan seorang wanita yang paling suci nan mulia nasabnya (sebagaimana wasiat  nenek moyangku terdahulu)”

Maka, sesuai petunjuk amanat yang Beliau dapati, akhirnya Beliau menikah dengan seorang wanita yang paling suci nan mulia nasabnya pada masa itu. Dari pernikahan tersebut lahirlah Sayyidina Abdul Muthalib. Maka pindahlah Nur Agung Baginda Nabi Muhammad SAW kepada Sayyidina Abdul Muthalib. Dan Nur Agung Baginda Nabi Muhammad SAW sangat terlihat bercahaya terang benderang dari dahi Sayyidina Abdul Muthalib. Dan bau harum semerbak senantiasa keluar menyebar dari diri beliau. Semua itu adalah berkat Nur Baginda Nabi Muhammad SAW.

          Dan sesungguhnya berkat Nur Baginda Nabi Muhammad SAW, Sayyidina Abdul Muthalib senantiasa dikabulkan doanya oleh Allah SWT. Maka orang-orang Quraisy, setiap mereka ditimpa kemarau panjang (paceklik) mereka berduyun-duyun mendatangi Sayyidina Abdul Muthalib. Akhirnya dengan dipimpin Sayyidina Abdul Muthalib mereka naik ke gunung Tsabir. Disitulah mereka bermunajat memohon Belas Kasih Sayang Allah SWT agar melimpahkan hujan kepada mereka. Akhirnya Allah SWT mengabulkan permohonan mereka dengan menurunkan hujan yang deras berkat Nur Agung Baginda Nabi Muhammad SAW yang berada pada diri Sayyidina Abdul Muthalib.

Beliau Sayyidina Abdul Muthalib juga sebagai hakim di kalangan kaum Quraisy. Keputusan-keputusan beliau sangat diterima dan dihormati oleh mereka. Setiap ada masalah, rujukan utama mereka adalah Sayyidina Abdul Muthalib agar memberikan petunjuk dan keputusan untuk menyelesaikan segala urusan mereka. Beliau juga dikenal sebagai pemuda yang tekun beribadah. Berulang kali Beliau senantiasa khalwat (menetap sendirian) di Gua Hira’. Di situ Beliau selalu bersyukur kepada Allah SWT yang telah menganugerahinya Nur Baginda Nabi Muhammad SAW dalam dirinya dan Beliau juga selalu bermunajat kepada Allah SWT dan memuncakkan tafakkur tentang kemuliaan dan keagungan Dzat Pencipta alam semesta Allah Rabbul ‘Alamin. Beliau juga senantiasa beramar ma’ruf nahi munkar kepada kaumnya sesuai dengan ajaran Nabi Ibrahim AS.. Sehingga mereka senantiasa memuliakan dan mengagungkannya. Hingga suatu ketika Beliau Sayyidina Abdul Muthalib mendapati petunjuk dari Allah SWT (lewat mimpi) agar Beliau menikah dengan Sayyidatina Fatimah binti Amr seorang wanita yang paling suci nan mulia nasabnya pada masa itu. Dari pernikahan tersebut, maka  lahirlah Sayyidina Abdullah ayahanda Baginda Nabi Muhammad SAW.

Sebagaimana yang telah diterangkan di kitab Madarijush Shu’ud hal 10 bahwa sesungguhnya Sayyiduna Abdullah Ayahanda Baginda Nabi Muhammad SAW adalah sangat cepat perkembangannya. Dalam jangka waktu sehari sudah seperti bayi usia satu bulan. Dan dalam jangka sebulan sudah seperti bayi berusia setahun. Sehingga hal itu menakjubkan semua orang, baik yang ada di perkotaan ataupun di pelosok desa yang paling dalam. Setiap orang yang memandang kepada Beliau, selalu berdecak kagum melihat kemilau cahaya yang anggun berwibawa dari mukanya dan keajaiban-keajaiban yang melimpah kepada Beliau. Postur tubuhnya yang sempurna, ketampanan mukannya  yang mempesona, dan kesantunannya yang penuh wibawa, telah menjadikan para gadis terpikat hatinya. Laksana Nabi Yusuf AS pada zamannya dahulu yang digandrungi oleh semua wanita karena ketampanannya yang mempesona dan sempurna. Maka Beliau Sayyiduna Abdullah adalah seorang lelaki yang paling sempurna diri dan kepribadiannya pada masa itu. Sebagaimana dikatakan oleh Syeikh Ahmad Bin Zaini Dahlan di kitabnya As-Sirah An-Nabawiyyah juz 2 hal 42;

قال الشيخ أحمد بن زيني دحلان الحسني في السيرة النبوية الجزء الأول ص42

وكان أي عبد الله أحسن رجل في قريش خلقا وخلقا وكان نور النبي صلى الله عليه وسلم بينا في وجهه وكان أجملهم فشغفت به نساء قريش وكدن أن تذهل عقولهن

Yang artinya kurang lebih;

“Bahwa Sesunguhnya Sayyiduna Abdullah adalah insan yang paling sempurna diri dan pribadinya(pada masa itu). Dari muka Beliau nampak jelas berkemilau cahaya “Nur” Baginda Nabi Muhammad SAW. Dan tidak sedikit para wanita yang terpikat hatinya kepada Beliau”

          Dahsyatnya pesona dan kesempurnaan pribadi Sayyiduna Abdullah  ayahanda Baginda Nabi Muhammad SAW, bukan hanya terkenal di kalangan suku Quraisy saja. Bahkan para ulama ahli kitab di Syam Palestina juga mengakuinya. Sehingga setiap ada orang dari suku Quraisy bersinggah di tempat mereka, selalu diberi wasiat bahwa Nur yang ada pada diri Sayyiduna Abdullah, sesungguhnya adalah Nur Nabi akhir zaman, yakni Baginda Nabi Muhammad SAW. Tujuan utama dari wasiat tersebut adalah agar senantiasa dijaga Nur Baginda Nabi Muhammad SAW yang ada pada diri Sayyiduna Abdullah tersebut dan dilindungi dari orang-orang yang hasud dan orang-orang yang ingin mencelakakannya. Sebagaimana telah diterangkan oleh Syeikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani di kitabnya Hujjatullah ‘Alal ‘Alamin hal 220 ;

قال الشيخ يوسف بن إسماعيل النبهاني في حجة الله على العالمين   ص 219

لم يبق حبر من أحبار الشام إلا علم بمولده ثم كان لا يقدم عليهم رجل من أهل الحرام إلا سألوه عن عبد الله كيف تركوه فيقول تركناه يتلألأ حسنا وجمالا وكمالا فتقول الأحبار يا معشر قريش إن ذلك النور ليس لعبد الله بن عبد المطلب وإنما هو لمحمد صلى الله عليه وسلم يخرج من ظهره في آخر الزمان يغير عبادة الأصنام

Yang artinya kurang lebih;

“Bahwa sesungguhnya para ulama ahli kitab di Syam (Palestina) telah mengetahui Nur Baginda Nabi Muhammad SAW pada diri Sayyiduna Abdullah. Setiap ada penduduk Makkah bersinggah di tempat mereka selalu diberi wasiat olehnya dengan berkata ;

……….Ketahuilah oleh kalian semua wahai kaum Quraisy, kemilau cahaya yang ada pada diri Abdullah sesungguhnya adalah Nur Nabi akhir Zaman Baginda Nabi Muhammad SAW yang akan datang membawa agama tauhid untuk meng-Esakan Allah Rabbul ‘Alamin”.

          Maka, tatkala Beliau Sayyiduna Abdullah genap berusia 18 tahun, Beliau diajak oleh ayahandanya (Sayyiduna Abdul Muthalib) untuk dinikahkan dengan Sayyidatuna Aminah binti Wahab seorang wanita yang paling suci dan paling mulia nasabnya pada saat itu. Namun di tengah perjalanan mereka berdua bertemu dengan serombongan wanita yang cantik jelita. Serentak semuanya berebutan untuk menawarkan dirinya kepada Sayyiduna Abdullah. Namun Sayyiduna Abdullah tidak bersedia, karena Beliau teguh memegang amanah untuk tidak menikah kecuali pada wanita yang paling suci dan mulia nasabnya. Dan bahkan ada juga seorang wanita ahli kitab yang bersedia untuk mempersembahkan 100 onta asal Sayyiduna Abdullah mau pada wanita tersebut. Tetapi dengan tegas Sayyiduna Abdullah tetap menolak semua ajakan dan tawaran tersebut. Beliau tetap teguh untuk menjaga kesucian dan kemuliaan yang ada pada dirinya, dan akhirnya Beliau menikah dengan Sayyidatuna Aminah binti Wahab, seorang gadis yang paling suci nan mulia nasabnya pada masa itu. Maka, pindahlah Nur Baginda Nabi Muhammad SAW dari ayahanda tercinta Sayyiduna Abdullah ke dalam kandungan ibundanya tercinta Sayyidatuna Aminah Binti Wahab bin Abdi Manaf bin Zuhrah.

Kesucian nasab yang telah Allah SWT jaga sejak Nabi Adam AS hingga Sayyiduna Abdullah tersebut, semata-mata adalah suatu penghormatan besar dari Allah SWT dan Belas Kasih Sayang-Nya kepada kekasih-Nya Baginda Nabi Muhammad SAW. Semuanya melalui proses pernikahan islami yang diridloi Allah SWT. Sebagaimana yang disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir juz 2 hal 403;

ذكر الإمام أبو الفداء إسماعيل ابن كثيرفي تفسير إبن كثير الجزء الثاني ص 403

عن علي بن أبي طالب كرم الله وجهه قال النبي صلى الله عليه وسلم خرجت من نكاح ولم أخرج من سفاح من لدن آدم إلى أن ولدني أبي وأمي ولم يمسني من سفاح الجاهلية شيء

Yang artinya kurang lebih;

“Diriwayatkan dari Sayyidina Ali Karromallahu Wajhah, bahwa sesungguhnya Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda; “Sesungguhnya aku (Nabi Muhammad SAW,) adalah terlahir dari orang-orang suci nan mulia nasabnya melalui pernikahan yang sah (diridloi Allah SWT). Sejak Nabi Adam AS hingga kedua orang tuaku (Sayyid Abdullah dan Sayyidah Aminah), semuanya melalui pernikahan yang sah (diridloi Allah SWT), tidak ada sedikitpun yang menyimpang”.

          Dan sesungguhnya dengan adanya berbagai macam peristiwa luar biasa yang dialami oleh Sayyiduna Abdullah tersebut, semata-mata adalah sebagai tanda yang sangat jelas terang-benderang atas dekatnya waktu kedatangan Baginda Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana disebutkan oleh Imam Al-Hafidh Abu Na’im Al-Ashfahani di kitabnya Dala’ilun Nubuwwah Juz 1 hal 167 ;

قال الإمام الحافظ الكبير أبو نعيم الأصفهاني في دلائل النبوة الجزء الأول ص 167 :

ففي ابتغاء اليهود واليهودية وضع هذا النور الذي انتقل إلى آمنة بنت وهب فيها وذكرهم بني زهرة وأن هذالأمر لا يكون فيهم دلالة واضحة على تقديم الخبر والبشارة بذلك في الكتب السالفة وما يكون من أمر النبي صلى الله عليه وسلم وبعثته كل ذلك آيات واضحة وبراهين صحيحة لائحة على نبوته وبعثته صلى الله عليه وسلم.

Yang artinya kurang lebih;

“Bahwa sesungguhnya segala keajaiban yang ada pada diri Sayyiduna Abdullah sampai para ahli kitab menginginkan Nur yang ada pada diri beliau, serta tersohornya kabar berita Nur tersebut di kitab-kitab terdahulu, semata-mata hanyalah sebagai tanda-tanda yang jelas dan bukti yang konkrit atas Kenabian Baginda Nabi Muhammad SAW”.

          Bahwa sesungguhnya, manakala Sayyidatuna Aminah Binti Wahab mengandung Baginda Nabi Muhammad SAW. Seketika itu pula terjadilah berbagai macam keajaiban-keajaiban dunia yang menggemparkan jagad. Segala peristiwa tersebut, bukan hanya di daratan dan lautan saja. Bahkan di alam malakut lebih dahsyat dan menakjubkan. Konkritnya adalah pada malam Jumu’ah bulan Rajab, detik itulah momen yang paling bersejarah bagi seluruh umat manusia. Saat itulah terjadi perpindahan Nur Agung Baginda Nabi Muhammad SAW dari Sayyiduna Abdullah ke dalam kandungan Sayyidatuna Aminah. Maka, pada malam itulah datang perintah dari Allah SWT kepada malaikat Ridlwan agar membuka seluruh pintu sorga dan Allah SWT perintahkan kepada malaikat-Nya untuk mengumandangkan seruan telah tiba saat datangnya Nabi Akhir zaman Baginda Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana yang diterangkan oleh Syeikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani di kitabnya Hujjatullah ‘Alal-‘Alamin hal 226 dan 223;

قال الشيخ يوسف بن إسماعيل النبهاني في حجة الله على العالمين   ص 226 :

قال سهل بن عبد الله التستري لما أراد الله تعالى خلق محمد صلى الله عليه وسلم في بطن أمه آمنة ليلة رجب وكانت ليلة الجمعة أمر الله تعالى في تلك الليلة رضوان خازن الجنان أن يفتح الفردوس وينادي مناد في السموات والأرض ألا إن النور المخزون المكنون الذي يكون منه النبي الهادي في هذه الليلة يستقر في بطن أمه الذي يتم خلقه ويخرج للناس بشيرا ونذيرا.

Yang artinya kurang lebih;

“Bahwa sesungguhnya manakala Allah SWT menghendaki untuk mewujudkan Baginda Nabi Muhammad SAW dalam kandungan ibundanya pada malam Jumu’ah bulan Rajab, maka Allah SWT perintahkan kepada malaikat Ridlwan (penjaga sorga) agar membuka seluruh pintu sorga dan berkumandanglah seruan di langit dan di bumi;

……….(Wahai seluruh makhluk, perhatikanlah oleh kalian semua)..Sesungguhnya Nur Agung Baginda Nabi Muhammad SAW sekarang telah berada dalam kandungan ibundanya. Kelak, Beliaulah yang akan muncul sebagai Nabi yang membawa petunjuk dan pembawa kabar gembira serta pemberi peringatan kepada umat manusia”.

          Maka, seketika itu juga seluruh binatang yang ada di laut, di daratan, dan di angkasa saling memberi kabar gembira kepada temannya masing-masing. Yang di barat lari ke timur, yang di timur lari ke barat, yang di utara lari ke selatan dan yang di selatan lari ke utara untuk saling membawa berita gembira. Yang lebih menakjubkan lagi adalah binatang-binatang yang ada di sekitar Makkah, seperti kuda, onta, rusa dan lain sebagainya bisa mengucapkan dengan bahasa arab yang fasih, sehingga orang-orang pada masa itu sangat takjub melihat peristiwa langka tersebut. Perkataan hewan-hewan tersebut adalah ;

حمل برسول الله صلى الله عليه وسلم ورب الكعبة وهو أمان الدنيا وسراج أهلها

“Sungguh demi Allah SWT Dzat yang menguasai Ka’bah, saat ini Baginda Rasulullah SAW telah berada dalam kandungan ibundanya. Beliaulah yang kelak akan membawa kedamaian di muka bumi ini dan Beliaulah yang akan menerangi umat dengan ajaran-ajarannya…”

Dan saat itu pula, serentak seluruh singgasana para penguasa, raja dan kaisar sedunia, semuanya jatuh dan terjungkal ke bawah, sehingga para penguasa tersebut tercekat kebingungan, diam seribu bahasa dan tidak bisa berkata apa-apa seharian penuh.  Begitu pula seluruh patung-patung sedunia terjungkal jatuh berantakan. Para dukun-dukun seketika lenyap ilmu mereka, tak bisa menebak/ meramal sesuatu dengan benar. Dan dari bulan ke bulan senantiasa terdengar seruan malikat yang berkumandang di langit dan di bumi untuk memberi berita gembira kepada seluruh makhluk-makhluk Allah SWT……….

أن أبشروا فقد آن لإبي القاسم أن يخرج إلى الأرض ميمونا مباركا

…….Berbahagialah kalian semua wahai seluruh makhluk Allah SWT…Sungguh Baginda Nabi Muhammad SAW sebentar lagi akan datang ke dunia untuk membawa keberkahan dan Rahmat dari Allah SWT bagi semesta alam…..

Dan sebagaimana yang disebutkan oleh Syeikh Ahmad bin Zaini Dahlan dalam kitabnya As-Sirah An-Nabawiyyah juz 1 hal 45 bahwa pada masa dikandungnya Baginda Nabi Muhammad SAW oleh ibundanya adalah masa keemasan bagi suku Quraisy saat itu. Sebelumnya mereka dalam masa paceklik dan kesulitan bahan makanan yang luar biasa. Namun begitu Baginda Nabi Muhammad SAW sudah berada dalam kandungan ibundanya, seketika kondisi perekonomian berubah total 180 derajat. Rakyat Quraisy mengalami kemakmuran dan kemudahan yang menakjubkan. Mega-mega putih yang berarak-arakan dan menurunkan rintik-rintik air hujan yang membawa kesuburan, angin sepoi-sepoi basah yang membawa kesejukan, dan lukisan cahaya kilat yang berkilauan menyinari dan menghiasi  angkasa raya. Sehingga pepohonan dan tanam-tanaman tumbuh subur di mana-mana, sungai-sungai dipenuhi air yang mengalir, dan hewan-hewan piaraan menjadi gemuk dan deras air susunya. Maka, semakin lengkaplah kemakmuran, kesejahteraan, dan kebahagiaan penduduk Makkah saat itu. Bahkan serentak dengan ijin Allah SWT, pada tahun itu, tidak ada wanita yang hamil anak perempuan, semuanya dianugerahi Allah SWT hamil anak laki-laki, sebagai perhormatan Allah SWT kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.

          Dan sebagaimana disebutkan oleh Imam Syihabuddin Ahmad Ibnu Hajar Al-Haitami di kitabnya An-Ni’matul Kubra ‘Alal-‘Aalam hal 44 bahwa;

…….”Ibunda Rasulullah Muhammad SAW berkata; Sesungguhnya tatkala aku mengandung putraku tercinta (Rasulullah Muhammad SAW), pada bulan pertama tepatnya pada Bulan Rajab Al-Asham, suatu malam di saat aku terlelap tidur, tiba-tiba datang kepadaku seorang laki-laki yang indah wajahnya, semerbak harum baunya dan diliputi cahaya yang berkemilauan. Dan dia berkata; “Selamat datang wahai Baginda Nabi Muhammad SAW. Salam sejahtera Allah SWT senantiasa melimpah kepadamu”. Aku lantas bertanya; “Siapakah engkau wahai tuan”. Dia menjawab; “Sesungguhnya aku adalah Nabi Adam AS bapaknya seluruh umat manusia”. Dan dia memberi berita gembira kepadaku  dengan berkata;

أبشري يا آمنة فقد حملت بسيد البشر

          Sungguh beruntung Engkau wahai Aminah, berbahagialah, sungguh engkau telah mengandung Nabi Agung Junjungan seluruh umat manusia ……

Pada bulan yang kedua, datang pula seorang laki-laki yang sedemikian rupa dan berkata; “Selamat datang wahai Baginda Nabi Muhammad SAW wahai Utusan Allah SWT. Salam sejahtera Allah SWT senantiasa melimpah kepadamu”. Aku lantas bertanya; “Siapakah engkau wahai tuan”. Dia menjawab; “Sesungguhnya aku adalah Nabi Syits AS”  Dan dia memberi berita gembira kepadaku dengan berkata;

أبشري يا آمنة فقد حملت بصاحب التأويل والحديث

          Sungguh beruntung Engkau wahai Aminah, berbahagialah, sungguh engkau telah mengandung Nabi Agung yang kelak dianugerahi Allah SWT ilmu ta’wil dan Al-Hadis…

Sesungguhnya, sebagaimana yang disebutkan dalam Kitab Madarijush-Shu’uud hal 12 bahwa; manakala Sayyidah Aminah sudah genap hamil 2 bulan, ayahanda tercinta Baginda Nabi Muhammad SAW Sayyiduna Abdullah wafat di Madinah. Seketika para malaikat berkata kepada Allah SWT; “Ya Allah Tuhan dan Sesembahan kami, Nabi terkasih-Mu sekarang telah yatim, tidak punya ayah”. Maka, Allah SWT Berfirman menjawab para malaikat tersebut;

أنا وليه وحافظه وحاميه وربه وعونه ورازقه وكافيه فصلوا عليه وتبركوا بإسمه

          “Ketahuilah olehmu wahai para malikat. Sesungguhnya Aku (Allah SWT) sendiri yang akan menjaga, melindungi dan merawatnya, Serta akan Aku limpahkan bantuan /pertolongan dan rezeki kepadanya. Dan Aku sendiri pula yang akan mencukupi( segala urusannya). Maka, panjatkanlah selalu oleh kalian sholawat kepadanya dan dapatkanlah keberkahan bagi kalian dengan berwasilah  menyebut namanya”

Pada bulan kehamilan yang ketiga datang pula seorang laki-laki yang sedemikian rupa dan berkata; “Selamat datang wahai Baginda Nabi Muhammad wahai Nabi Allah SWT. Salam sejahtera Allah SWT senantiasa melimpah kepadamu”. Aku lantas bertanya; “Siapakah engkau wahai tuan”. Dia menjawab; “Sesungguhnya aku adalah Nabi Idris AS”  Dan dia memberi berita gembira kepadaku dengan berkata;

أبشري يا آمنة فقد حملت بالنبي الرئيس

          Sungguh beruntung Engkau wahai Aminah, berbahagialah, sungguh engkau telah mengandung Nabi Agung yang kelak menjadi pemimpin yang sangat agung.

Pada bulan yang keempat datang pula seorang laki-laki yang sedemikian rupa dan berkata; “Selamat datang wahai Baginda Nabi Muhammad wahai Kekasih Allah SWT. Salam sejahtera Allah SWT senantiasa melimpah kepadamu”. Aku lantas bertanya; “Siapakah engkau wahai tuan”. Dia menjawab; “Sesungguhnya aku adalah Nabi Nuh AS”  Dan dia memberi berita gembira kepadaku dengan berkata;

أبشري يا آمنة فقد حملت بصاحب النصر والفتوح

          Sungguh beruntung Engkau wahai Aminah, berbahagialah, sungguh engkau telah mengandung Nabi Agung yang kelak dianugerahi Allah SWT pertolongan dan kemenangan besar.

Pada bulan yang kelima datang pula seorang laki-laki yang sedemikian rupa dan berkata; “Selamat datang wahai Baginda Nabi Muhammad wahai Pilihan Allah SWT. Salam sejahtera Allah SWT senantiasa melimpah kepadamu”. Aku lantas bertanya; “Siapakah engkau wahai tuan”. Dia menjawab; “Sesungguhnya aku adalah Nabi Hud AS”  Dan dia memberi berita gembira kepadaku dengan berkata;

أبشري يا آمنة فقد حملت بصاحب الشفاعة العظمى في اليوم الموعود

          Sungguh beruntung Engkau wahai Aminah, berbahagialah, sungguh engkau telah mengandung Nabi Agung yang kelak dianugerahi Allah SWT syafa’at yang agung pada hari kiamat.

Pada bulan yang keenam datang pula seorang laki-laki yang sedemikian rupa dan berkata; “Selamat datang wahai Baginda Nabi Muhammad wahai Rahmat Allah SWT. Salam sejahtera Allah SWT senantiasa melimpah kepadamu”. Aku lantas bertanya; “Siapakah engkau wahai tuan”. Dia menjawab; “Sesungguhnya aku adalah Nabi Ibrahim AS”  Dan dia memberi berita gembira kepadaku dengan berkata;

أبشري يا آمنة فقد حملت بالنبي الجليل

          Sungguh beruntung Engkau wahai Aminah, berbahagialah, sungguh engkau telah mengandung Nabi yang diagungkan Allah SWT…

Pada bulan yang ketujuh datang pula seorang laki-laki yang sedemikian rupa dan berkata; “Selamat datang wahai Baginda Nabi Muhammad wahai Nabi yang dipilih Allah SWT. Salam sejahtera Allah SWT senantiasa melimpah kepadamu”. Aku lantas bertanya; “Siapakah engkau wahai tuan”. Dia menjawab; “Sesungguhnya aku adalah Nabi Ismail AS”  Dan dia memberi berita gembira kepadaku dengan berkata;

أبشري يا آمنة فقد حملت بالنبي  الرجيح المليح

          Sungguh beruntung Engkau wahai Aminah, berbahagialah, sungguh engkau telah mengandung Nabi Agung yang kelak dianugerahi Allah SWT keunggulan dan kesantunan yang sangat luar biasa……..

Pada bulan yang kedelapan datang pula seorang laki-laki yang sedemikian rupa dan berkata; “Selamat datang wahai Baginda Nabi Muhammad wahai Pilihan Allah SWT. Salam sejahtera Allah SWT senantiasa melimpah kepadamu”. Aku lantas bertanya; “Siapakah engkau wahai tuan”. Dia menjawab; “Sesungguhnya aku adalah Nabi Musa putra Imran AS”  Dan dia memberi berita gembira kepadaku dengan berkata;

أبشري يا آمنة فقد حملت بمن ينزل عليه القرآن

          Sungguh beruntung Engkau wahai Aminah, berbahagialah, sungguh engkau telah mengandung Nabi Agung yang kelak dianugerahi Allah SWT kitab suci Al-Qur’an.

Pada bulan yang kesembilan datang pula seorang laki-laki yang sedemikian rupa dan berkata; “Selamat datang wahai Baginda Nabi Muhammad SAW, telah dekat waktu kedatanganmu wahai Rasulullah. Salam sejahtera Allah SWT senantiasa melimpah kepadamu”. Aku lantas bertanya; “Siapakah engkau wahai tuan”. Dia menjawab; “Sesungguhnya aku adalah Nabi Isa putra Maryam AS”  Dan dia memberi berita gembira kepadaku dengan berkata;

أبشري يا آمنة فقد حملت بالنبي المكرم والرسول المعظم صلى الله عليه وسلم وزال عنك البؤس والعنا والسقم والألم

          Sungguh beruntung Engkau wahai Aminah, berbahagialah, sungguh engkau telah mengandung Nabi  yang sangat mulia dan Utusan Allah yang sangat agung. Rahmat Belas Kasih Sayang Allah SWT dan Salam Sejahtera-Nya senantiasa melimpah kepadanya. Sungguh, Allah SWT akan menjauhkan darimu segala kesengsaraan, kepayahan dan juga akan memberimu segala kemudahan.

          Dan Imam Al-Hafidh Abul Fida’ Ibnu Katsir dalam kitabnya Al-Bidayah Wan-Nihayah juz  1 hal 263 menyebutkan tentang ilham yang diberikan Allah SWT kepada Ibunda tercinta Baginda Rasulullah SAW Sayyidah Aminah Binti Wahab;

قال الإمام ابن كثير في البداية والنهاية الجزء الأول ص163

قال محمد بن إسحق فكانت آمنة أم رسول الله صلى الله عليه وسلم تحدثت أنها أتيت حين حملت برسول الله صلى الله عليه وسلم فقيل لها إنك قد حملت بسيد هذه الأمة  -فإذا وقع فسميه محمدا فإن إسمه في التوراة أحمد يحمده أهل السماء و أهل الأرض واسمه في الإنجيل أحمد يحمده أهل السماء وأهل الأرض واسمه في القرآن محمد

Yang artinya kurang lebih;

“Sesungguhnya Ibunda tercinta Baginda Rasulullah Muhammad SAW berkata; Tatkala aku mengandung putraku tercinta (Baginda Rasulullah SAW), datang seorang utusan Allah SWT (malaikat) kepadaku, Dia berkata; Wahai Aminah, (beruntunglah Engkau). Engkau telah mengandung Nabi Agung yang kelak menjadi Junjungan dan Pemimpin seluruh umat manusia. Maka, apabila telah lahir kelak, berilah Beliau nama “Muhammad”. Karena di Kitab Suci Taurat dan Injil Beliau adalah bernama Ahmad, insan sempurna yang dipuji oleh seluruh penghuni langit dan bumi. Dan di Kitab Suci Al-Qur’an Beliau bernama Muhammad.”

          Al-Imam Syihabuddin Ahmad bin Hajar Al-Haitami Asy-Syafi’i di kitabnya An-Ni’matul Kubraa ‘Alal ‘Aalam hal. 61 telah menyebutkan ;

Bahwa sesungguhnya pada bulan kesembilan kehamilan Sayyidah Aminah (bulan Rabi’ul Awwal), saat hari-hari kelahiran Baginda Nabi Muhammad sudah semakin dekat, Allah SWT semakin melimpahkan berbagai macam anugerahnya kepada Sayyidah Aminah, mulai malam tanggal satu hingga malam tanggal 12 Bulan Rabi’ul Awwal malam kelahiran Baginda Rasulullah Muhammad SAW;

    Pada malam tanggal 1 Allah SWT melimpahkan segala kedamaian dan ketentraman yang luar biasa kepada Sayyidah Aminah, sehingga Beliau merasakan ketenangan dan kesejukan jiwa yang belum pernah dirasakan sebelumnya.

    Pada malam tanggal 2 datang seruan berita gembira kepadanya bahwa sebentar lagi dirinya akan mendapati anugerah agung yang luar biasa dari Allah SWT.

    Pada malam tanggal 3 datang seruan memanggil kepadanya…”Wahai Aminah, sudah dekat saatnya Engkau akan melahirkan Nabi Agung Rasulullah Muhammad SAW yang senantiasa memuji dan bersyukur kepada Allah SWT”.

    Pada malam tanggal 4 Sayyidah Aminah mendengar beraneka ragam tasbih para malaikat secara nyata dan sangat jelas sekali.

    Pada malam tanggal 5 Sayyidah Aminah mimpi bertemu dengan Nabiyyullah Ibrahim AS Khalilullah.

    Pada malam tanggal 6 Sayyidah Aminah melihat cahaya Rasulullah SAW memenuhi segala penjuru alam semesta.

    Pada malam tanggal 7 Sayyidah Aminah melihat  para malaikat silih berganti saling berdatangan mengunjungi kediamannya membawa kabar gembira, sehingga kebahagiaan dan kedamaiannya semakin memuncak.

    Pada malam tanggal 8 Sayyidah Aminah mendengar seruan memanggil dimana-mana, suara tersebut sangat jelas mengumandangkan….”Berbahagialah wahai seluruh penghuni alam semesta, telah dekat saat kelahiran Nabi Agung Kekasih Allah SWT Pencipta alam semesta..”

    Pada malam tanggal 9  Allah SWT semakin mengucurkan limpahan Belas Kasih Sayangnya kepada Sayyidah Aminah, sehingga tidak ada sedikitpun rasa sedih, susah atau sakit dalam diri dan jiwa Sayyidah Aminah.

    Pada malam tanggal 10 Sayyidah Aminah melihat tanah Khoif dan Mina ikut bergembira ria menyambut kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW .

    Pada malam tanggal 11 Sayyidah Aminah melihat seluruh penghuni langit dan bumi ikut bersuka cita menyongsong kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW.

Maka, pada malam 12 Bulan Rabi’ul Awwal, langit dalam keadaan cerah tanpa ada mendung sedikitpun, saat itu Sayyid Abdul Muthalib sedang bermunajat kepada Allah SWT di sekitar Ka’bah, dan Sayyidah Aminah sendirian di rumah, tanpa ada seorangpun yang menemaninya, tiba-tiba Beliau Sayyidah Aminah melihat tiang rumahnya terbelah, dan perlahanan-lahan muncul empat wanita yang sangat anggun nan cantik jelita dan diliputi cahaya yang memancar berkemilauan serta semerbak harum wewangian memenuhi seluruh ruangan. Tiba-tiba wanita pertama datang dan berkata kepada Sayyidah Aminah;

………”Sungguh, berbahagialah engkau wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapati kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi engkau akan melahirkan Nabi Agung junjungan alam semesta Baginda Nabi Muhammad SAW. Kenalilah olehmu sesungguhnya aku ini adalah Hawwa’ Ibunda seluruh umat manusia. Aku diperintahkan Allah SWT untuk menemanimu….

Kemudian Ibu Hawwa’ duduk di samping kanan Sayyidah Aminah. Dan mendekat lagi wanita yang kedua kepada Sayyidah Aminah untuk menyampaikan kabar gembira kepadanya;

………”Sungguh, berbahagialah engkau wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapati kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi engkau akan melahirkan Baginda Nabi Muhammad SAW, seorang Nabi Agung yang dianugerahi Allah SWT kesucian yang sempurna pada diri dan kepribadiannya. Nabi Agung yang ilmunya sebagai sumber seluruh ilmunya para Nabi dan para kekasihnya Allah SWT. Nabi Agung yang cahayanya meliputi seluruh alam. Dan ketahuilah olehmu wahai Aminah, sesungguhnya aku ini adalah Sarah istri Nabiyyullah Ibrahim As, aku diperintahkan Allah SWT untuk menemanimu.”

Kemudian Sayyidah Sarah duduk di sebelah kiri Sayyidah Aminah. Maka, wanita ketigapun kemudian mendekat dan menyampaikan berita gembira kepadanya;

………”Sungguh, berbahagialah engkau wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapati kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi engkau akan melahirkan Nabi Agung Baginda Nabi Muhammad SAW Kekasih Allah SWT yang paling agung, dan insan sempurna yang paling utama mendapati pujian dari Allah SWT dan dari seluruh makhuk-Nya. Perlu engkau ketahui sesungguhnya aku adalah Asiyah binti Muzahim yang diperintahkan Allah SWT untuk menemanimu”.

Kemudian sayyidah Asiyah binti Muzahim tersebut duduk di belakang Sayyidah Aminah. Sejenak Sayyidah Aminah semakin kagum, karena wanita yang ke empat adalah lebih anggun berwibawa dan memiliki kecantikan luar biasa. Kemudian mendekat kepada Sayyidah Aminah untuk menyampaikan kabar gembira;

………”Sungguh, berbahagialah engkau wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapati kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi engkau akan melahirkan Nabi Agung Baginda Nabi Muhammad SAW yang dianugerahi Allah SWT berbagai macam mukjizat yang sangat agung dan sangat luar biasa, Beliaulah junjungan seluruh penghuni langit dan bumi, hanya untuk Beliau semata segala bentuk Sholawat (Rahmat Ta’dhim) Allah SWT dan Salam Sejahtera-Nya yang sempurna. Ketahuilah olehmu wahai Aminah, sesungguhnya aku adalah Maryam Ibunda  Nabiyyullah Isa AS. Kami semua ditugaskan Allah SWT untuk menemanimu demi menyambut kehadiran Baginda Rasulullah Muhammad SAW.

Kemudian Sayyidah Maryam Ibunda Nabiyyullah Isa AS duduk mendekatkan diri di depan Sayyidah Aminah. Maka, keempat wanita suci mulia nan agung di sisi Allah SWT tersebut kemudian merapat dan mengelilingi diri Ibunda Rasulullah Muhammad SAW Sayyidah Aminah Binti Wahab, sehingga Ibunda Rasulullah SAW semakin memuncak rasa kedamaian dan kebahagiaan dalam jiwanya. Kebahagiaan dan keindahan yang dialami oleh Ibunda Rasulullah SAW saat itu, tidak bisa terlukiskan dengan kata-kata. Dan peristiwa demi peristiwa yang sangat agung, semakin Allah SWT limpahkan demi penghormatan besar kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW.

Keajaiban berikutnya adalah Sayyidah Aminah melihat sekelompok demi sekelompok manusia bercahaya saling berdatangan  silih berganti memasuki ruangan Sayyidah Aminah dan mereka memanjatkan puja puji dan tasbih kepada Allah SWT dengan berbagai macam bahasa yang berbeda-beda.

Detik berikutnya adalah Sayyidah Aminah melihat atap rumahnya terbuka dan terlihat oleh Beliau berbagai macam bintang-bintang di angkasa raya yang sangat indah berkilauan yang saling berterbangan di langit ke segenap penjuru angkasa yang sangat cerah dipenuhi cahaya.

Maka, detik berikutnya adalah Allah SWT perintahkan kepada Malaikat Ridlwan penjaga sorga agar mengomando semua bidadari sorga supaya berdandan rapi cantik jelita dan memakai segala macam bentuk perhiasan kain sutera dengan bermahkotakan emas, intan permata yang gemerlapan  dan menebarkan wewangian sorga yang harum semerbak ke segala arah demi menyambut kedatangan Baginda Nabi Muhammad SAW.

Selanjutnya, Allah SWT limpahkan mandat khusus kepada Malaikat Jibril AS untuk mengemban tugas agung dalam momen yang paling agung dan bersejarah bagi seluruh makhluk Allah SWT, Firman Allah SWT kepadanya;

يا جبريل صف راح الأرواح في أقداح الشراب يا جبربل انشر سجادات القرب والوصال لصاحب النور والرفعة والإتصال يا جبريل مر مالكا أن يغلق أبواب النيران يا جبريل قل لرضوان أن يفتح أبواب الجنان يا جبريل البس حلة الرضوان يا جبريل اهبط إلى الأرض بالملائكة الصافين والمقربين والكروبيين والحافين يا جبريل ناد في السموات والأرض في طولها والعرض قد آن أوان اجتماع المحب بالمحبوب والطالب بالمطلوب

Yang artinya kurang lebih;

“Hai Jibril, serukanlah kepada seluruh arwah suci para Nabi, para Rasul dan para Wali agar berkumpul berbaris rapi menyambut kedatangan Nabi Agung Muhammad SAW. Hai Jibril, bentangkanlah hamparan kemuliaan dan keagungan derajat Al-Qurb dan Al-Wishal kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang memiliki Nur dan Maqam luhur di Sisi-Ku. Hai Jibril, perintahkanlah kepada Malik agar menutup semua pintu neraka. Hai Jibril, perintahkanlah kepada Ridlwan agar membuka seluruh pintu sorga. Hai Jibril, pakailah olehmu Hullah Ar-Ridlwan (pakaian khusus yang diliputi Keridloan-Ku) demi menyambut Kekasih-Ku Nabi Agung Muhammad SAW. Hai Jibril, turunlah ke bumi dengan membawa seluruh pasukan malaikat, para Malaikat Muqarrabin, para Malaikat Karubiyyin, para Malaikat yang selalu mengelilingi ‘Arasy, suruh mereka semua turun ke bumi dan berbaris rapi demi memuliakan dan  mengagungkan kedatangan Kekasih-Ku Nabi Agung Muhammad SAW.  Hai Jibril, kumandangkanlah seruan di seluruh penjuru langit hingga lapis ke tujuh dan di segenap penjuru bumi hingga lapisan paling dalam, beritakan kepada seluruh makhluk-Ku bahwa sesungguhnya …Sekarang telah tiba saatnya kedatangan Nabi akhir zaman, Nabi Agung kekasih Allah SWT, Baginda Nabi Muhammad SAW ………….

          Kemudian seketika itu pula Malaikat Jibril AS secepat kilat langsung melaksanakan seluruh mandat khusus dan agung dari Allah SWT tersebut. Serentak Beliau bawa seluruh pasukan malaikat turun ke bumi hingga memenuhi seluruh gunung-gunung  Makkah dan berbaris rapi meliputi seluruh tanah suci Makkah. Sayap-sayap mereka terlihat laksana mega-mega putih berkilauan memenuhi angkasa. Dan saat itu pula seluruh hewan-hewan yang ada di segenap penjuru di bumi, di lautan dan di angkasa bersuka cita demi menyambut kedatangan Baginda Nabi Muhammad SAW.

          Ibunda Rasulullah SAW Sayyidah Aminah berkata; Saat itu pula, dengan ijin Allah SWT, bisa terlihat jelas olehku gedung-gedung yang ada di Syiria dan Palestina. Aku juga melihat tiga pilar bendera yang dibawa oleh para malaikat. Yang satu ditancapkan di jagad timur, yang satu ditancapkan di jagad barat dan yang satunya lagi di atas Ka’bah Baitullah. Dalam keadaan yang dipenuhi oleh misteri segala keajaiban yang sedemikian rupa, seketika pula datang serombongan burung-burung bercahaya yang indah memenuhi ruanganku, datang silih berganti.  Paruh dan sayapnya adalah berupa mutiara zamrud dan yaqut yang indah sekali. Burung-burung tersebut menebarkan berbagai macam mutiara dan permata yang beraneka ragam indahnya di ruanganku. Setelah itu mereka serentak memanjatkan puja puji dan tasbih kepada Allah SWT. Dan aku lihat pula para malaikat datang bergerombolan dan silih berganti sambil membawa mabkharah (tempat dupa) berupa emas merah dan emas putih yang berisikan dupa-dupa wewangian sorga yang semerbak harum baunya memenuhi seluruh  jagad raya, sambil bergemuruh suara mereka mengucapkan sholawat dan salam kepada Nabi Agung Rasulullah Muhammad SAW. Seketika itu pula aku lihat bulan terbelah di atasku laksana qubah, dan bintang-bintang gemerlapan berjajar rapi di atas kepalaku laksana mata rantai emas intan permata. Dan tiba-tiba telah ada di sisiku secangkir minuman putih bening melebihi susu. Seketika aku meminumnya, dan terasa nikmat sekali, kelezatan manisnya melebihi gula dan madu, dan kesejukkannya melebihi salju (es). Maka seketika lepaslah segala dahagaku. Sangat terasa nikmat, segar dan lezat sekali yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Seketika cahaya yang luar biasa meliputi diriku. Kemudian, datanglah burung putih berkilauan cahaya mendekati dan mengusapkan sayapnya pada diriku. Saat itulah tanda-tanda kelahiran mulai aku rasakan dan aku bersandar pada para wanita yang ada di sekelilingku. Seketika lahirlah Nabi Agung akhir zaman, Kekasih Allah SWT yang sempurna, Rasulullah Muhammad SAW, dan saya tidak melihat kecuali hanya sinar cahaya yang sangat agung. Tidak lama kemudian, aku melihat putraku (Rasulullah Muhammad SAW) telah berada di sampingku terselimuti dengan sutera putih di atas hamparan sutera hijau dalam keadaan sujud mengiba ke hadirat Allah SWT dengan mengangkat jari telunjuknya. Dan saya mendengar Beliau Rasulullah SAW mengucapkan ;

ألله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا

……….”Allah Maha Besar dengan segala Keagungan-Nya, Segala Puji bagi Allah atas segala anugerah-Nya, Maha Suci Allah kekal abadi selama-lamanya………”

          Pada saat itulah semakin memuncak kegembiraan seluruh penghuni alam semesta. Para Malaikat, Para Nabi, Para Wali, Para bidadari sorga, seluruh makhluk-makhluk Allah SWT yang ada di daratan, di lautan di angkasa dan bahkan bumi, laut, udara, bintang-bintang, bulan, matahari, langit, kursiy dan Arasy, seluruhnya benar-benar meluapkan kegembiraan dan memuncakkan Sholawat Ta’dhim kepada Kekasih Allah SWT, Nabi Akhir Zaman, Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Dan bahkan Ka’bah Baitullah ikut bergetar selama 3 hari berturut-turut karena bahagia dan bangga menyambut kelahiran  Baginda Nabi Muhammad SAW.

          Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Maulid Ad-diba’iy Lil Imam Abdur Rahman Ad-Diba’iy hal 192 dan 193 ;

فاهتز العرش طربا واستبشارا وازداد الكرسي هيبة ووقارا وامتلأت السموات أنوارا وضجت الملائكة تهليلا وتمجيدا واستغفارا

Yang artinya kurang lebih;

“Sesungguhnya (pada saat kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW), ‘Arasy seketika gentar hebat luar biasa meluapkan kebahagiaan dan kegembiraannya, dan Kursiy juga semakin tambah kewibawaan dan keagungannya, dan seluruh langit dipenuhi cahaya yang bersinar terang dan para malaikat seluruhnya serentak bergemuruh memanjatkan tahlil, tamjid dan istighfar kepada Allah SWT dengan mengucapkan;

سبحان الله  والحمد لله  ولا إله إلا الله  والله أكبر أستغفر الله

Yang artinya kurang lebih;

“Maha Suci Allah, Segala puji bagi Allah, Tidak ada Tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar, saya beristighfar (memohon ampun) kepada Allah SWT..”

          Sesungguhnya dengan keagungan Beliau Baginda Rasulullah Muhammad SAW di sisi Allah SWT, maka Allah SWT telah memerintahkan kepada para malaikat-Nya yang agung yakni Malaikat Jibril, Malaikat Muqarrabin, Malaikat Karubiyyin, Malaikat yang selalu mengelilingi Arasy dan lainnya agar serentak berdiri pada saat detik-detik kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW dengan memanjatkan Tasbih, Tahmid, Tahlil, Takbir, dan Istighfar kepada Allah SWT.

          Semua fenomena keajaiban-keajaiban agung yang terjadi pada saat detik-detik kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW yang diwujudkan oleh  Allah SWT, semata-mata hanya menunjukkan kepada semua makhluk-makhluknya Allah SWT bahwa Baginda Nabi Muhammad SAW adalah makhluk yang paling dicintai-Nya, makhluk yang paling agung dan mulia derajatnya di sisi-Nya.

          Dan riwayat-riwayat semua yang tersebutkan di atas, bukan sekedar cerita belaka, namun telah kami nukil data-datanya dari kitab-kitab para ulama ahlussunnah waljama’ah yang sangat akurat dan otentik. Diantaranya adalah Kitab Al-Hawi Lil Fatawi yang dikarang oleh Al-Imam Asy-Syaikh Jalaluddin Abdur Rahman As-Suyuthi yang telah mengarang tidak kurang dari 600 kitab yang dijadikan marja’ (pedoman) bagi para ulama ahlussunnah waljama’ah dalam penetapan hukum-hukum syariat Islam. Bahkan para ulama ahlussunnah waljama’ah telah sepakat menjuluki Beliau dengan gelar ‘Jalaaluddiin’ yakni sebagai pilar keagungan agama Islam.

          Bukan hanya dari kitab Beliau saja kami menukil, namun juga dari kitab-kitab para ulama ahlussunnah waljama’ah lainnya yang juga telah disepakati dan dijadikan sebagai sumber pedoman oleh para ulama. Diantaranya adalah Kitab Dalailun Nubuwwah Lil Imam Al-Baihaqi, Kitab Dalailun Nubuwwah Lil Imam Abu Na’im Al-Ashfahaniy, Kitab An-Ni’matul Kubra ‘Alal ‘Aalam Lil Imam Syihabuddin Ahmad Ibnu Hajar Al-Haitami, Kitab Sabiilul Iddikar Lil Imam Quthbul Ghouts Wad-Da’wah Wal-Irsyad Al-Habib Abdullah bin ‘Alawi Al-Haddad, Kitab Al-Ghurar Lil Imam Al-Habib Muhammad bin Ali bin Alawiy Khird Ba Alawiy Al-Husainiy, Kitab Asy-Syifa’ Lil Imam Al-Qadli ‘Iyadl Abul Faidl Al-Yahshabiy, Kitab As-Siirah An-Nabawiyyah Lil Imam As-Sayyid Asy-Syaikh Ahmad bin Zaini Dahlan Al-Hasaniy, Kitab Hujjatullah ‘Alal ‘Aalamin Lis Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhaniy…dan kitab-kitab lainya yang mu’tamad dan mu’tabar (diakui dan dijadikan pedoman oleh para ulama).

          Bagi para Ulama sholihin Ahlussunnah Waljama’ah telah sepakat untuk berdiri pada saat bacaan Maulid Nabi Muhammad SAW telah tiba pada Mahallul Qiyam (detik-detik kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW). Mereka serentak berdiri demi mengikuti jejak para Malaikat, jejak arwah para Nabi dan jejak arwah para Wali untuk ta’dhim (mengagungkan) dan memuncakkan rasa cinta yang agung kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Mereka luapkan rasa syukur yang memuncak ke hadlirat Allah SWT atas nikmat/anugerah paling agung yang telah Allah SWT limpahkan dengan mengutus Kekasih-Nya sebagai Rahmat (Belas Kasih Sayang-Nya) untuk seluruh alam semesta. Mereka panjatkan puji-pujian yang agung kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW dengan bahasa sastra yang indah dan suara merdu yang dipenuhi dengan rasa rindu dan cinta yang tulus mulia kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW.

          Maka, sungguh sangat mulia sekali bagi kita sebagai umat yang sangat dicintainya untuk mengikuti jejak para ulama sholihin dengan serentak berdiri pada saat Mahallul Qiyam demi menyambut kedatangan Kekasih Allah SWT yang sangat mulia, Junjungan kita Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Sebagai wujud ta’dhim dan kecintaan yang sangat tulus dari kita kepada Beliau Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Bukankah Beliau adalah Nabi kita yang sangat kita cintai…? Bukankah Beliau adalah yang kelak akan memberi pertolongan kepada kita sehingga selamat dari siksaan Allah SWT yang sangat pedih..? Bukankah Beliau adalah yang akan memberi syafaat kepada kita sehingga kita bisa memperoleh keridloan Allah SWT yang agung dan masuk ke dalam sorga-Nya yang dipenuhi dengan segala kenikmatan, keindahan dan kebahagiaan yang kekal abadi selama-lamanya….? Karena Beliau Rasulullah Muhammad SAW adalah Kekasih Allah SWT yang mana Allah SWT telah berjanji untuk tidak menolak segala  permintaan Beliau dan akan mengabulkan segala permohonannya. Dan janji ini telah ditetapkan Allah SWT dalam Kitab Suci Al-Qur’an, Surat Adh-Dhuha ayat  5     ;

ولسوف يعطيك ربك فترضى ) الضحى 5   )

Yang artinya kurang lebih;

“Dan (sesungguhny) kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu (Nabi Muhammad SAW), lalu (hati) kamu menjadi puas”.

(Q.S. Adl-Dluha 5)

Sungguh sangat beruntung kita sebagai umat Islam yang benar-benar mencintai Baginda Nabi Muhammad SAW dengan setulusnya. Maka, pada saat tiba ajal kita nanti, Baginda Nabi Muhammad SAW yang sangat kita cintai akan menolong kita dengan memohon kepada Allah SWT agar ditetapkan iman kita, diampuni segala dosa-dosa kita yang pernah kita lakukan dan diberi kemudahan menghadapi sakaratul maut. Bukan sekedar itu saja, bahkan pada saat menghadapi pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir di alam barzakh, Beliau akan menolong kita. Dan berkat pertolongannya, seketika Allah SWT akan menjadikan kuburan kita sebagai “Raudlatun Min Riyaadlil Jinaan”, yakni sebagai taman diantara taman-taman sorga. Begitu pula pada saat di padang Mahsyar, kita akan dipersilahkan untuk meminum air telaganya dan bertemu dengan Beliau Baginda Nabi Besar Muhammad Rasulullah SAW beserta para ahli baitnya, para sahabatnya, dan juga bersama para wali Allah SWT, para orang-orang sholihin  dan bersama pula dengan orang-orang mukmin yang mencintainya. Dan seketika itu kita mendapati rasa aman. Tinggal menunggu saat tiba waktunya untuk masuk sorga bersama Rasulullah SAW, secara berbondong-bondong memasuki sorga Allah SWT yang dipenuhi dengan segala kenikmatan, keindahan, kedamaian, dan kebahagiaan yang kekal abadi selama-lamanya.

Bahwa sesungguhnya, besarnya perhatian Baginda Rasulullah Muhammad SAW kepada kita, dan agungnya ketulusan mahabbah (Belas Kasih Sayang)nya yang sempurna kepada kita, sehingga kita bisa mendapati limpahan Rahmat (Belas Kasih Sayang) Allah SWT dan ampunan-Nya, adalah  sangat banyak sekali data-data / dalilnya disebutkan dalam Kitab Suci Al-Qur’an, Al-Hadis serta kitab-kitab para ulama Ahlus Sunnah Wal-Jama’ah. Sebagian diantara dalil-dalil tersebut adalah Firman Suci Allah SWT dalam Kitab Suci Al-Qur’anul Kariim Surat At-Taubah  ayat 128 ;

لقد جاءكم رسول من أنفسكم عزيز عليه ما عنتم حريص عليكم بالمؤمنين رءوف رحيم ( التوبة  128 )

Yang artinya kurang lebih;

“Sesungguhnya telah datang kepada kalian Seorang Rasul (Nabi Muhammad SAW), dari kaum kalian sendiri, (sungguh sangat) berat terasa olehnya (segala) penderitaan kalian, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagi kalian, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin..” (Q.S. At-Taubah 128).

Dan sebagaimana juga yang telah disebutkan oleh Syeikh Ibrahim Al-Bajuri dalam kitabnya Syarah Nadlom Burdah lil-Imam Abu Said Al-Bushiri hal 62 yang menerangkan Firman Qudsiy Allah SWT kepada Baginda Nabi Muhammad SAW sebagai bisyarah (berita gembira) agung untuk umatnya……..

أنا لهم ما عاشوا وأنا لهم إذا ماتوا وأنا لهم في القبوروأنا لهم في النشور

Yang artinya kurang lebih;

“(Berbahagialah engkau wahai Nabi Muhammad SAW, Demi permohonan engkau kepada-Ku), Sesungguhnya Aku (Allah SWT) sendiri yang akan senantiasa mencukupi umatmu pada saat mereka masih hidup di dunia, dan pada saat mereka meninggal dunia, dan pada saat mereka di alam barzakh, dan pada saat mereka dibangkitkan di padang mahsyar..”

Dan juga telah disebutkan oleh Al-Imam Al-Habib Muhammad bin Ali bin Alawiy Khird  Ba Alawiy Al-Husainiy dalam kitabnya Al-Ghurar hal  473 bahwa ;

قال الإمام الحبيب محمد بن علي بن علوي خرد باعلوي الحسيني في الغرر ص 473

 قال النبي صلى الله عليه وسلم حبي وحب أهل بيتي نافع في سبعة مواطن أهوالهن عظيمة عند الوفاة وعند القبر وعند النشر وعند الكتاب وعند الحساب وعند الميزان وعند الصراط

Yang artinya kurang lebih;

“Baginda Rasulullah Muhammad SAW bersabda; Bahwa sesungguhnya orang yang sungguh-sungguh mencintaiku dan keluargaku dengan tulus, akan mendapati limpahan Belas Kasih Sayang Allah SWT pada tujuh tempat yang situasi dan kondisinya penuh dengan segala petaka yang dahsyat menakutkan, yaitu pada saat menjelang ajal, pada saat di alam barzakh, pada saat bangkit dari kubur, pada saat pembagian kitab catatan amal, pada saat hisab (pertanggung jawaban amal perbuatan), pada saat mizan (ditimbangnya segala amal perbuatan), dan pada saat shirat (melewati titian/ jembatan) di atas neraka menuju sorga”.

Semua keutamaan ini, semata-mata adalah berkat permohonan Baginda Nabi Muhammad SAW untuk umatnya yang benar-benar tulus mencintainya dan juga cinta kepada ahli bait dan shahabatnya. Dan begitu pula disebutkan dalam kitab dan halaman yang sama;

قال النبي صلى الله عليه وسلم يرد الحوض أهل بيتي ومن أحبهم من أمتي كهاتين السبابتين

Yang artinya kurang lebih;

“(Baginda Rasulullah Muhammad SAW bersabda; (Sesungguhnya kelak pada hari kiamat), ahli bait (keluarga)ku dan umatku yang tulus mencintai mereka akan selalu berdampingan menuju telagaku bagaikan kedua jari ini (jari telunjuk dan tengah)”.

Begitu pula yang telah disebutkan oleh Al-Imam Al-Hafidh Abul Fadll ‘Iyadl bin Musa Al-Yahshabiy dalam kitabnya Asy-Syifaa Bi Ta’riifi Huquuqil Mushthafa hal 157;

قال الحافظ أبو الفضل عياض بن موسى اليحصبي في الشفا بتعريف حقوق المصطفى ص 150

عن أنس رضي الله عنه أن رجلا أتى النبي صلى الله عليه وسلم فقال متى الساعة يا رسول الله  ؟ قال ما أعددت لها ؟ قال ما أعددت لها من كثير صلاة ولا صوم ولا صدقة  ولكني أحب الله ورسوله قال أنت مع من أحببت

Yang artinya kurang lebih;

“Shahabat Anas bin Malik Radliyallahu ‘Anhu berkata; Bahwa sesungguhnya ada seorang sahabat yang datang kepada Rasulullah SAW dan bertanya; “Ya Rasulullah, kapankah kiamat akan tiba?”.Baginda Nabi SAW balik bertanya; “Apa yang telah kamu persiapkan untuk menghadapi hari kiamat?”.Shahabat tersebut berkata lagi; “Ya  Rasulullah, aku tidak (mengandalkan) dengan banyaknya sholatku, banyaknya puasaku, banyaknya shodaqahku, namun (yang aku andalkan adalah) aku sungguh-sungguh mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya”. Maka Baginda Rasulullah SAW lantas menjawab; “(Ketahuilah olehmu wahai shahabat), sesungguhnya kamu kelak akan senantiasa bersama orang yang benar-benar kamu cintai “.

Dan disebutkan pula dalam kitab tersebut di atas (Asy-Syifa) hal. 176

وروي أن رجلا أتى النبي صلى الله عليه وسلم فقال يا رسول الله لأنت أحب إلي من أهلي ومالي وأني لأذكرك فما أصبر حتى أجيء فأنظر إليك وإني ذكرت موتي وموتك فعرفت أنك إذا دخلت الحنة رفعت مع النبيين وإن دخلتها لا أراك فأنزل الله تعالى- ومن يطع الله والرسول فأولئك مع الذين أنعم الله عليهم من النبيين والصديقين والشهداء والصالحين وحسن أولئك رفيقا – النساء 69

Yang artinya kurang lebih;

“Bahwa sesungguhnya telah datang seorang shahabat kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW dan berkata; “Ya Rasulullah, sesungguhnya engkau lebih aku cintai dari segala-galanya. Di manapun aku berada, aku senantiasa rindu kepadamu dan ingin bertemu denganmu Ya Rasulullah. Namun setelah engkau wafat (kelak) dan aku juga meninggal dunia, sementara engkau telah berada di puncak sorga Firdaus yang tinggi bersama para Nabi, sedangkan aku, walaupun masuk sorga, apakah aku masih bisa menjumpaimu Ya Rasulullah..?…Maka turunlah Firman Allah SWT……… Surat An-Nisaa’ ayat 69.

ومن يطع الله والرسول فأولئك مع الذين أنعم الله عليهم من النبيين والصديقين والشهداء والصالحين وحسن أولئك رفيقا – النساء 69

Yang artinya kurang lebih;

……….”Dan barang siapa yang menta’ati Allah SWT dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat oleh Allah SWT, yaitu, Nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang yang sholeh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya..”(Q.S. An-Nisa’ 69).

          Demikianlah anugerah-anugerah agung yang dilimpahkan Allah SWT kepada umat Islam yang benar-benar cinta kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Namun, sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Qodli ‘Iyadl dalam kitabnya Asy-Syifa hal 158 Bahwa orang yang benar-benar tulus mencintai Baginda Rasulullah Muhammad SAW, syaratnya harus mengikuti jejaknya, meneladani prilakunya, menghidupkan sunah ajaran dan syiarnya, mencintai ahli baitnya dan menghormati seluruh shahabatnya. Semoga kita semua termasuk orang yang benar-benar cinta sejati dengan tulus kepada Baginda Nabi Muhammad SAW beserta seluruh ahli bait dan shahabatnya serta bisa meneladani prilaku dan jejak-jejak mereka…

أللهم اجعلنا من الصادقين في حبك وحب نبيك سيدنا وحبيبنا وقرة أعيننا محمد صلى الله عليه وسلم وحب آل بيته الطيبين المطهرين وحب أصحابه أجمعين واحشرنا معهم تحت لواء سيد الأولين والآخرين وأدخلنا الجنة مع النبيين والصديقين والشهداء والصالحين وحسن أولئك رفيقا وصلى الله على سيدنا محمد النبي الآمي وعلى آله وصحبه أجمعين وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

……..Ya Allah Tuhan kami, anugerahilah kami semua untuk bisa mencintai dengan sesungguh-sungguhnya kepada Junjungan kami Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, dan kepada seluruh ahli baitnya yang suci nan mulia, dan kepada seluruh sahabatnya. Ya Allah, anugerahilah kami kelak pada hari kiamat berada di bawah naungan bendera Junjungan kami Baginda Nabi Muhammad SAW, dan masukkanlah kami ke sorga-Mu beserta rombongan para Nabi, para shiddiqin, para syuhada’ dan shalihin. Karena, merekalah teman-teman sejati yang sesungguhnya. Ya Allah…Limpahkanlah Sholawat dan Salam-Mu kepada Junjungan kami Baginda Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan shahabatnya. Ya Allah… Sungguh segala puji hanya bagi-Mu semata Ya Allah Tuhan alam semesta…..”

KEUTAMAAN MAULID BAGINDA NABI MUHAMMAD SAW DAN HIMBAUAN BAGI UMAT ISLAM UNTUK  MERAYAKANNYA

Dengan adanya seluruh data-data yang konkrit dan akurat tersebut di atas, maka perlu diketahui, bahwa  sesungguhnya kelahiran Beliau Baginda Rasulullah SAW adalah suatu nikmat yang paling agung yang Allah SWT anugerahkan khusus untuk kita semua umat Islam. Berkat jasa-jasa Beliau semata, kita telah dipilih oleh Allah SWT untuk mendapati berbagai limpahan Rahmat Belas Kasih Sayang Allah SWT di dunia, di alam barzakh, di padang makhsyar dan di akhirat kelak. Sungguh hanya karena syafaat Beliau semata, kita kelak bisa mendapati segala kebahagiaan, kenikmatan, kedamaian, kelezatan, kesenangan yang abadi dan kedudukan yang tinggi di sorga Allah SWT yang kekal abadi selama-lamanya. Intinya, segala anugerah dan kenikmatan yang kita dapati, baik di dunia maupun di akhirat, semata-mata adalah berkat permohonan Junjungan Kita Baginda Nabi Muhammad SAW kepada Allah SWT.

Maka, sungguh benar-benar sangat pantas dan wajar sekali, serta alangkah mulianya apabila kita yang sebagai umat yang sangat dicintainya dengan bangga dan senang hati setulus-tulusnya mengagungkan dan merayakan Maulid Junjungan kita Baginda Nabi Muhammad SAW. Dan juga saling berlomba dalam kebajikan ( dengan mengorbankan waktu, tenaga, fikiran dan materi) dengan tulus ikhlas untuk menyelenggarakan dan mensyiarkan  maulid Baginda Nabi Muhammad SAW  serta menyambut, menghormati dan menjamu tamu-tamu agung Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Adakah kebajikan yang lebih utama dan lebih mulia dari pada menjamu dan menghormati tamu-tamu Rasulullah Muhammad SAW …?

          Maka, sungguh sangat mulia dan indah sekali bila perayaan maulid tersebut benar-benar dilaksanakan dengan tulus ikhlas demi mengikuti anjuran dan prilaku para ulama sholihin, sebagai wujud ungkapan rasa syukur yang agung kepada Allah SWT serta sebagai ta’dhim (penghormatan) dan cinta yang tulus sejati kepada junjungan dan pemimpin agung kita Baginda Rasulullah Muhammad SAW.

Dan sungguh sangat indah sekali apabila seorang ayah/orang tua senantiasa memperhatikan anak-anaknya dengan memahamkan kepada anak-anaknya tentang keutamaan-keutamaan Baginda Nabi Muhammad SAW serta keutamaan-keutamaan wali-wali Allah SWT agar anak-anaknya mencintainya serta senantiasa condong untuk meneladaninya. Dan juga mengajak mereka untuk menghadiri perayaan  Haul seorang Waliyyullah, serta menghadiri perayaan Isra’ Mi’raj dan Maulidnya Junjungan kita Baginda Nabi Muhammad SAW, agar terlimpahkan Rahmat (Belas Kasih Sayang) Allah SWT kepada mereka sehingga kelak menjadi anak-anak yang sholeh yang taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya serta berbakti kepada kedua orangtuanya.

Dan bagi ibu-ibu rumah tangga hendaklah senantiasa mempelajari sirah/ sejarah Baginda Nabi Muhammad SAW serta sirah/sejarah istri-istrinya dan putri-putrinya Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang sangat suci mulia, dan mengajarkan semua itu kepada putri-putrinya sehingga benar-benar  mengenal Baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya  dan mencintainya sampai dijadikan idolanya serta  ketagihan untuk selalu bersholawat kepada Beliau Baginda Nabi Muhammad SAW. Karena sesungguhnya orang yang bersholawat satu kali saja kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, maka Allah SWT akan melimpahkan sepuluh Rahmat-Nya kepada orang tersebut. Dan jika Rahmat Allah SWT terus menerus melimpah, maka bisa dipastikan bahwa si anak gadis tersebut   akan mendapati taufiq dan hidayah dari Allah SWT sehingga tumbuh menjadi ‘mar’ah sholihah’ (wanita sholihah) yang senantiasa taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, patuh pada orang tuanya dan selalu berbakti kepada suaminya.

Oleh sebab itulah, setelah kita mengetahui keutaman-keutaman Baginda Nabi Muhammad SAW di Sisi Allah SWT, maka demi untuk mengungkapkan ketulusan cinta kita yang sesungguhnya kepada Baginda Nabi Muhamnmad SAW, serta kebanggaan kita sebagai umat yang dikasihinya, dan sebagai wujud rasa syukur kita kepada Allah SWT atas anugerahnya yang paling agung ini., maka kita panggil  saudara-saudara muslim kita untuk berkumpul di suatu majlis suci nan terhormat yang disitu dibacakan maulid agung Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Kita bacakan sirah/ sejarah perjalanan kehidupannya yang indah laksana mutiara yang tiada duanya. Kita lantunkan qashidah-qashidah dan puji-pujian yang mulia untuknya dengan hati dan jiwa yang meluap penuh dengan kegembiraan dan rindu  yang mendalam kepadanya. Kita lepaskan segala pikiran duniawi. Yang ada saat itu adalah kita maksimalkan hati dan pikiran kita penuh dengan pengagungan dan kerinduan yang memuncak kepada Junjungan kita Baginda Nabi Muhammad SAW  dengan suasana yang penuh khidmat, ta’dhim, berpakaian sopan nan rapi serta memakai minyak wangi, bukhur atau wangi-wangian yang semerbak harum baunya, sehingga kita benar-benar bisa hudlur merasakan bahwa kita benar-benar  telah bersimpuh dan menghadap di depannya. Dan Alhamdulillah, para habaib dan ulama kita telah menghadiahkan kepada kita rangkuman karangan mereka berupa kitab-kitab maulid yang sangat indah dan agung sekali yang didalamnya tercantum berbagai macam kemuliaan dan keagungan Baginda Nabi Muhammad SAW di Sisi Allah SWT yang disertai dengan data-data dari Ayat-ayat Kitab Suci Al-Qur’an dan hadis-hadis Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Diantaranya adalah:

Ø     شرف الأنام مولد Maulid Syaraful Anam,

Ø     مولد الديبعي Maulid Diba’ Lil-Imam Abdur Rahman Ad-Diba’i,

Ø     مولد سمط الدرر Maulid Simtud Duror Lil-Habib Al-‘Arif Billah Ali bin Muhammad Al-Habsyi

Ø     مولد الضياء اللامع Maulid Adl-Dliyaa’ul Laami’ Lil-Habib Ad’Da’i Ilallah Umar bin Hafidz, dan kitab-kitab maulid lainnya. Yang mana apabila kita baca salah satu saja dari kitab-kitab maulid tersebut, insyaAllah kita akan mendapati keberkahan dan limpahan Rahmat Belas Kasih Sayang Allah SWT berkat Junjungan kita Baginda Nabi Muhammad SAW.

Sesungguhnya para auliya’ dan ulama sholihin telah menganjurkan kepada kita agar melestarikan bacaan Kitab Maulid tersebut pada acara-acara pengantin (saat akan dilaksanakan akad nikah), pada acara khitan, pada saat mau perpindahan rumah, dan pada acara ‘Walimatut Tasmiyah’ yakni memberi nama pada seorang bayi yang telah lahir, agar acara tersebut dilimpahi keberkahan oleh Allah SWT.

Dan seyogyanya pula kita jangan tergesa-gesa untuk berprasangka buruk kepada saudara-saudara kita kaum muslimin yang tidak menghadiri acara maulid Nabi Muhammad SAW , justru hendaknya kita berprasangka baik kepada mereka. Mungkin mereka ada kesibukan lain yang menghalangi untuk menghadirinya, atau ada kemungkinan mereka belum mengetahui keutamaannya. Maka di sinilah tugas kita untuk memberitahu tentang keutamaannya agar mereka bisa mendapati apa yang kita dapati dari keutamaan-keutamaan maulid tersebut.

 Kecuali bagi orang-orang yang terang-terangan ingkar dengan acara maulid Nabi Muhammad SAW, maka hal itu sangat berbahaya sekali baginya, dikhawatirkan dia tidak mendapatkan Rahmat dari Allah SWT. Karena Rahmat Allah SWT semua di alam semesta, datangnya adalah semata-mata melalui Baginda Nabi Muhammad SAW sebagaimana Firman Allah SWT;

وما أرسلناك إلا رحمة للعالمين )  الأنبياء 107 (

Yang artinya kurang lebih

“Sesungguhnya, tidaklah Kami (Allah SWT) mengutusmu (wahai Nabi Muhammad SAW) melainkan untuk (menjadi) Rahmat (Belas Kasih Sayang) bagi alam semesta”

(Q.S. Al-Anbiya’ 107)

Dan bagi para panitia yang bertugas mulia untuk menyelenggarakan acara Maulid Nabi Muhammad SAW, maka demi untuk membahagiakan Baginda Rasulullah Muhammad SAW, sungguh sangat mulia sekali apabila mereka menyediakan juga tempat yang khusus bagi kaum wanita, sehingga mereka (para wanita) tidak berkumpul/berdesakan dengan laki-laki serta tidak dipandang oleh laki-laki yang bukan muhrimnya. Karena hal ini (kumpulnya laki-laki dan wanita yang bukan muhrimnya) adalah sangat mengecewakan Baginda Rasulullah Muhammad SAW.

Dan hendaknya pula panitia tersebut tidak menerima sumbangan selain yang jelas-jelas diberikan dengan sukarela. Karena sumbangan yang diberikan dengan ikhlas maka akan menjadi barokah dan obat. Sebaliknya jika sumbangan tersebut datangnya dari orang yang terpaksa maka akan menjadi racun dan penyakit, apalagi kalau sumbangan tersebut dari uang haram.

Sementara bagi para kaum wanita yang berhalangan hadir, juga bisa ikut andil dan ambil bagian dalam acara maulid tersebut, dengan membikin berbagai macam makanan, kue-kue dan minuman yang sekedarnya (tidak berlebihan/memaksakan di luar batas kemampuannya), dan diniati untuk menjamu kepada tamu-tamunya Rasulullah SAW . Karena mereka tidak hadir pada perayaan maulid, kecuali demi untuk mengagungkan dan cinta kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW.

Dan bagi panitia yang betul-betul mencintai Baginda Nabi Muhammad SAW dengan setulus-tulusnya, hendaknya menyempurnakan acara tersebut dengan memanggil seorang alim yang sholih agar memberikan penjelasan khusus tentang keagungan dan kemuliaan Rasulullah Muhammad SAW, sehingga mauidloh-mauidlohnya bisa benar-benar bermanfaat bagi umat, khususnya pada generasi muda Islam agar mereka bisa benar-benar mengenal dengan sesungguhnya kepada keagungan pribadi Rasulullah Muhammad SAW, sampai kepribadian Baginda Rasululllah Muhammad SAW melekat di hati mereka dan mereka hanya mengidolakan Baginda Rasululllah Muhammad SAW dalam kehidupannya, sampai tergerak hatinya untuk bersemangat dan tulus meneladani serta mengikuti prilaku Baginda Rasulullah Muhammad SAW dalam menuju kepada keridloan Allah SWT. Maka, apabila hal itu tidak dilakukan oleh Da’i (penceramah) tersebut, apalagi kalau pidatonya dipenuhi dengan senda gurau yang bisa menghilangkan kharisma keagungan maulid Nabi Besar Muhammad SAW, sungguh hal itu akan mengecewakan baginda Nabi Muhammad SAW dan  para hadirin (tamu-tamu Rasulullah maSAW), yang jauh-jauh hadir semata-mata hanya ingin mengenal sirah/sejarah Baginda Nabi Muhammad SAW.

Maka mereka semua, baik panitia yang bekerja keras untuk menyukseskan acara maulid, atau para donator yang memberi infaq dengan ikhlas sukarela, ataupun yang datang meninggalkan segala urusan duniawinya, ataupun para panitia dan ibu-ibu/ wanita yang membuat makanan/minuman di dalam rumahnya untuk menjamu tamu-tamu Rasulullah Muhammad SAW, semuanya tanpa terkecuali akan mendapati segala keistimewaan-keistimewaan dan keberkahan-keberkahan Maulid Agung Baginda Nabi Muhammad SAW. Sabda Baginda Nabi Muhammad SAW;

من عظم مولدي كنت شفيعا له يوم القيامة

Yang artinya kurang lebih;

“Bahwa sesungguhnya, barang siapa yang mengagungkan maulidku, maka kelak (pada hari kiamat) aku (Nabi Muhammad SAW, tidak akan mengecewakan mahabbahnya, namun aku) akan memberi syafaat kepadanya pada hari kiamat (agar diampuni dosa-dosanya sampai masuk sorganya Allah SWT)”.

Sebagaimana pula yang disebutkan pula oleh Imam Ibnu Hajar Al-Haitamiy di kitabnya An-Ni’matul Kubra ‘Alal-‘Aalam hal  9 :

قال الإمام شهاب الدين أحمد بن حجر الهيتمي الشافعي في النعمة الكبري على العالم ص 9

قال الإمام محمد بن إدريس الشافعي رحمه الله : من جمع لمولد النبي صلى الله عليه وسلم إخوانا وهيأ طعاما وأخلى مكانا وعمل إحسانا وصار سببا لقراءته بعثه الله يوم القيامة مع الصديقين والشهداء والصالحين ويكون في جنات النعيم

Yang artinya kurang lebih;

“Imam Syafi’i Rahimahullah. berkata; barang siapa yang mengundang saudara-saudaranya untuk mengadakan Maulid Nabi Muhammad SAW, menyuguhkan makanan dan menyediakan tempat untuk mereka dengan ikhlas. Dan disitu dilaksanakan amalan-amalan/ bacaan-bacaan untuk mengagungkan Nabi Muhammad SAW. Maka orang tersebut (yang menjadi sebab untuk diadakannya Maulid Nabi Muhammad SAW), kelak pada hari kiamat akan dikumpulkan oleh Allah SWT beserta para shiddiqin, syuhada’ dan sholihin dan akan dimasukkan ke sorga Allah SWT yang dipenuhi dengan  segala kenikmatan yang abadi”.

Dalam kitab yang sama hal 10 disebutkan;

قال الإمام السري السقطي قدس الله سره : من قصد موضعا يقرأ فيه مولد النبي صلى الله عليه وسلم فقد قصد روضة من رياض الجنة لأنه ما قصد ذلك الموضع إلا لمحبة النبي صلى الله عليه وسلم وقد قال صلى الله عليه وسلم من أحبني كان معي في الجنة

Yang artinya kurang lebih:

“Imam Sirri As-Siqthiy Rahimahullah. berkata; barang siapa yang mendatangi tempat untuk merayakan Maulid Baginda Nabi Muhammad SAW, maka sesungguhnya dia telah menuju tempat yang merupakan taman diantara taman-taman sorga. Karena dia tidak menuju tempat tersebut kecuali karena cinta kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Karena sesungguhnya Baginda Nabi Muhammad SAW telah bersabda;

من أحبني كان معي في الجنة

“Sesungguhnya, barang siapa yang benar-benar tulus mencintaiku (Baginda Nabi Muhammad SAW), maka kelak dia akan di sorga bersamaku”.

Dalam kitab yang sama hal 10 disebutkan;

قال الإمام جلال الدين السيوطي قدس الله سره ونور ضريحه :ما من بيت أو مسجد أو محلة قرئ فيه مولد النبي صلى الله عليه وسلم إلا حفت الملائكة ذلك البيت أوالمسجد أو المحلة وصلت الملائكة على أهل ذلك المكان وعمهم الله تعالى بالرحمة والرضوان

Yang artinya kurang lebih:

“Imam Jalaluddin As-Suyuthi Rahimahullah. Berkata; Sesungguhnya tempat mana saja, baik itu masjid, rumah ataupun tempat lainnya, di situ dibacakan maulid Baginda Nabi Muhammad SAW, maka seketika para malaikat akan datang mengelilingi tempat tersebut untuk  mendoakan kepada seluruh orang yang hadir, sehingga Allah SWT melimpahkan Rahmat (Belas Kasih Sayang) dan Keridloan-Nya kepada mereka semua”.

Dan diantara tanda-tanda cinta kepada Baginda Nabi Muhammad SAW adalah sering menyebut namanya dengan selalu bersholawat kepadanya. Sebagaimana yang disebutkan oleh  Seorang Waliyyullah Besar Al-‘Alim Al-‘Allamah Syeikh Ahmad bin Zaini Dahlan Al-Hasaniy di kitabnya As-Sirah Nabawiyyah juz 3 hal 106;

قال الشيخ أحمد بن زيني دحلان الحسني في السيرة النبوية الجزء الثالث ص 106

ومن علامة محبته  صلى الله عليه وسلم كثرة ذكره وكثرة الصلاة عليه فمن أحب شيئا أكثر من ذكره

Yang artinya kurang lebih;

“Bahwa sesungguhnya diantara tanda orang yang benar-benar mencintai Baginda Nabi Muhammad SAW, adalah dia akan senantiasa menyebut namanya dan selalu bersholawat kepadanya. Karena orang yang mencintai sesuatu pasti dia akan selalu menyebut dan mengingatnya”.

Maka, marilah kita perbanyaki mengingat dan menyebut-nyebut sirah atau sejarah prilaku Junjungan kita Baginda Nabi Muhammad SAW sebagai keteladanan utama kehidupan kita serta kita perbanyaki membaca sholawat dengan hudlur dan ta’dhim (mengagungkan) kepada Baginda Nabi Muhammad SAW…Karena banyak sekali hadis-hadis yang menerangkan bahwa sesungguhnya tidak ada penawar untuk membersihkan hati yang kotor sehingga menjadi baik kecuali dengan  memperbanyaki bersholawat kepada Baginda Nabi Muhammad SAW dari hati yang penuh dengan cinta dan mengagungkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana yang telah disebutkan oleh Syeikh Abdullah Sirajuddin di kitabnya Ash-Sholat ‘Alan-Nabiy SAW hal 110;

قال الشيخ عبد الله سراج الدين في الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم ص 110

روى ابن أبي شيبة وأبو الشيخ وغيرهما عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ” صلوا علي فإن الصلاة علي زكاة لكم “

Yang artinya kurang lebih;

“Baginda Rasulullah Muhammad `SAW bersabda; Perbanyakilah oleh kalian (hai umatku) membaca sholawat kepadaku. Karena sesungguhnya sholawat kalian kepadaku adalah untuk membersihkan diri kalian  (dari sifat-sifat yang keji (sombong, ujub, riya, dengki, hasud dll..), bahkan bisa melebur dosa-dosa kalian.)”.

بالله التوفيق والهداية . من يهد الله فلا مضل له ومن يضلله فلا هادي له  . وحسبنا الله ونعم الوكيل ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم

Yang artinya kurang;

“Hanya Allah SWT yang memberi taufiq dan hidayah. (Sesungguhnya) barang siapa yang telah diberi petunjuk oleh Allah SWT, maka tidak ada seorangpun yang bisa menyesatkan, dan barang siapa yang ditaqdirkan tersesat oleh Allah SWT, maka tidak ada seorangpun yang bisa memberinya hidayah. (Sungguh) kami hanya pasrah kepada Allah SWT Dzat yang mencukupi kita semua, dan Dia-lah sebaik-baiknya Dzat yang mewakili.Dan tiada daya upaya dan kekuatan melainkan dengan izin Allah SWT..” 

Dan apabila dalam rangkuman kami ini ada kesalahan dalam penulisan kata-kata ataupun kekhilafan dalam menerjemahkan lafadz, maka kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Semoga Allah SWT memberikan Taufiq, Hidayah serta kemudahan-Nya kepada kami agar bisa melanjutkan sebagian dari sejarah Baginda Rasulullah Muhammad SAW sebagai pelengkap kitab ini, dari lahirnya sampai akhir hayat Beliau Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Dan akan kami fokus dalam menceritakan agungnya peristiwa Isra’ Mi’raj Baginda Nabi Muhammad SAW.

Dan kami tutup rangkuman kitab ini dengan sholawat kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW;

أللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد بقدر حبك فيه وزدنا يا مولانا حبا فيه وبجاهه عندك فرج عنا ما نحن فيه إلهنا لا نسألك رد القضاء بل نسألك اللطف فيه وعلى آله وصحبه عدد خلق الله بدوام ملك الله

Ya Allah, limpahkanlah selalu Sholawat (Rahmat Ta’dhim), Salam Sejahtera dan Keberkahan-Mu kepada Junjungan kami Baginda Nabi Muhammad SAW sebanyak Keagungan Cinta-Mu padanya. Dan anugerahilah kami untuk semakin meningkat kecintaan kami padanya. Ya Allah Sesembahan kami. Demi keagungan derajatnya di Sisi-Mu, lapangkanlah segala kesulitan yang menimpa kami. Ya Allah Tuhan kami. Sungguh kami tidak memohon untuk menolak Qodlo’ Qodar-Mu. Namun  limpahkanlah keringanan dan Belas Kasih Sayang-Mu terhadap segala ketentuan/ketetapan-Mu kepada kami. Ya Allah limpahkanlah pula Sholawat, Salam dan Keberkahan-Mu kepada seluruh keluarga dan shahabat Baginda Nabi Muhammad SAW sebanyak bilangan makhluk-makhluk-Mu dan sekekal keabadian Kekuasaan-Mu……….

اللهم صل على نورالأنوار وسر الأسرار وترياق الأغيار ومفتاح باب اليسار سيدنا محمد المختار  وآله الأطهار وأصحابه الأخيار عدد نعم الله وإفضاله

“Ya Allah, limpahkanlah selalu Sholawat (Rahmat Ta’dhim)-Mu kepada Junjungan kami Baginda Nabi Muhammad SAW, Nabi Agung yang  sebagai sumber segala cahaya dan sebagai sumber segala rahasia alam malakut dan Nabi Agung yang sebagai obat/penyejuk hati dari sagala-galanya, dan sebagai kunci atas segala kemudahan. Beliaulah Baginda Nabi Muhammad SAW Kekasih-Mu yang telah Engkau pilih dari seluruh makhluk-Mu. Dan limpahkanlah pula Sholawat-Mu kepada para keluarganya yang suci nan mulia dan seluruh shahabatnya yang sangat jujur dan setia sebanyak anugerah yang Engkau limpahkan kepada semua makhluk-makhluk-Mu”.

نور المصطفى

نور المصطفى  ملأ الاكـوان     j    حبيبي محمد  خير المرسلين

الله  الجلال أعطاك  الجـمــال    j    يا شمس الكمال يا نور العين

نورك الوضاح مالك الأرواح    j    كم محب راح إلى الحرميــن

كفاك فضلا في العلى الأعلـى    j   دنـا  فتـدلى  قـاب  قـوسـيــن

يا ألله  يا بديـع  بلغنـا  جميـع     j   حضرة الشـفيع خير الثـقلــين

يا خير معطي أوصل صـلاتي  j     للسر  الذاتي  نـور الكـونــين

Duhai Baginda Rasulullah SAW…..

Sungguh…. cahayamu telah meliputi seluruh alam semesta

Engkaulah Junjungan dan Pujaan hati kami

Engkau Rasul Pilihan Kekasih Allah SWT 

Duhai Baginda Rasulullah SAW…..

Allah SAW Dzat Yang Maha Agung

Telah melimpahkan keindahan dan kemuliaan yang sempurna kepadamu

Engkaulah mataharinya semesta  alam yang sesungguhnya

Hanya Engkaulah yang membawa kedamaian sejati kepada kami.. (2)

Duhai Baginda Rasulullah SAW…

Cahayamu yang terang benderang

Telah meliputi seluruh alam ‘Arwah’

Betapa banyak kafilah datang berbondong-bondong

Membawa cinta suci nan mulia menuju tanah suci Makkah dan Madinahmu…

Duhai Baginda Rasulullah… SAW

Telah cukup sebagai kemulian dan keagunganmu

Hanya Engkaulah  yang paling dekat di sisi Allah SWT di maqom yang paling tinggi

Ya Allah Dzat Yang Maha Menciptakan segala sesuatu

Anugerahilah kami untuk bisa sampai di sisinya dan mendapati syafaat darinya

Nabi Agung yang paling mulia dari seluruh makhluk –makhluk Allah SWT

Ya Allah Dzat Yang Maha Memberi…sampaikanlah pujaan sholawat dan salamku

Kepada Pemimpin Agung Junjungan Kami

Yang memiliki segala sumber rahasia-rahasia dan segala cahaya  alam semesta

Baginda Rasulullah Muhammad SAW……………

PELAJARAN PENTING : KUNCI KESUKSESAN DALAM MENUNTUT ILMU

فصل

فى الجد والمواظبة والهمة

Kesungguhan, Kegigihan Dan Cita-Cita Luhur

ثم لا بد من الجد والمواظبة والملازمة لطالب العلم، وإليه الإشارة فى القرآن بقوله تعالى: يا يحيى خذ الكتاب بقوة. وقوله تعالى: والذين جاهدوا فينا لنهدينهم سبلنا

Kemudian bagi para pelajar harus bersungguh-sungguh, tekun dan gigih dalam belajar. Hal ini telah diisyaratkan dalam Al-Qur’an sebagaimana firman Allah Ta’ala; “Wahai Yahya! Ambillah (pelajarilah) kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh”. (Qs. Maryam; 12). Dan firman Allah Ta’ala; “Dan Orang-orang yang berjihad (mencari keridhaan) Kami, Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami”. (Qs. Ankabut; 69).

وقيل: من طلب شيئا وجد وجد، ومن قرع الباب ولج ولج

Dikatakan; Barangsiapa bersungguh-sungguh dalam mencari sesuatu ia pasti mendapatkan, dan barangsiapa yang mengetuk pintu dan maju pantang mundur, ia pasti dapat masuk.

وقيل: بقدرما تتعنى تنال ما تتمنى

Dan dikatakan; Sejauh mana batas jerih payahmu, sebatas itulah kamu meraih cita-citamu.

وقيل: يحتاج فى التعلم والتفقه إلى جد ثلاثة: المتعلم، والأستاذ، والأب، إن كان فى الأحياء

Dikatakan; Untuk mencapai kesuksesan dalam mempelajari ilmu dan fiqh, dibutuhkan tiga kesungguhan, yaitu; Kesungguhan pelajar, guru dan orang tua jika masih ada.

أنشدنى الشيخ الإمام الأجل الأستاذ سديد الدين الشيرازى للشافعى رحمهما الله

Asy-Syaikh Al-Imam Al Ajall Al-Ustadz Sadiduddin Asy-Syairazi malantunkan sya’ir kepadaku gubahan Imam Asy-Syafi’iy rahimahumallah;

اَلْجِدُّ يُدْنِى كُلَّ أَمْرٍ شَاسِعٍ # وَالْجِدُّ يَفْتَحُ كُلَّ بَابٍ مُغْلَقِ

Bersungguh-sungguh dapat mendekatkan segala perkara yang jauh # dan Bersungguh-sungguh dapat membuka setiap pintu yang terkunci

وَأَحَقُّ خَلْقِ اللهِ بِالْهَمِّ امْرُؤٌ # ذُوْ هِمَّةٍ يُبْلَى بَعَيْشٍ ضَيِّقِ

Makhluk Allah yang paling pantas di bilang sengsara adalah orang # yang bercita-cita tinggi yang di uji dengan kehidupan yang sempit

وَمِنَ الدَّلِيْلِ عَلَى الْقَضَاءِ وَحُكْمِهِ # بُؤْسُ اللَّبِيْبِ وَطْيْبُ عَيْشِ الْأَحْمَقِ

Di antara tanda bukti atas ketetapan dan hukum-Nya # adalah kesempitan orang cerdas dan kalapangan orang dungu

لَكِنْ مَنْ رُزِقَ الْحِجَا حُرِمَ الْغِنَى # ضِدَّانِ يَفْتَرِقَانِ أَىْ تَفَرُّقِ

Bagaimanapun orang yang di beri kecerdasan (kebanyakan) terhalang dari kekayaan # keduanya merupakan hal yang berlawanan yang tidak dapat disatukan

وأنشد لغيره

Dan beliau membawakan sya’ir gubahan yang lainnya;

تَمَنَّيْتَ أَنْ تَمْسِى فَقِيْهًا مُنَاظِرًا # بِغَيْرِ عَنَاءٍ وَالْجُنُوْنُ فُنُوْنُ

وَلَيْسَ اكْتِسَابِ الْمَالِ دُوْنَ مَشَقَّةٍ # تَحَمَّلُهَا فَالْعِلْمُ كَيْفَ يَكُوْنُ؟

Engkau mendambakan menjadi orang ahli fiqih yang lihai # tapi tidak mau susah payah, itu termasuk dari macam-macamnya gila

Mencari harta saja tidak akan berhasil tanpa menanggung kesulitan # apalagi ilmu, mana mungkin ilmu dapat di gapai tanpa kesulitan?

قال أبو الطيب

Abu Ath-Thayyib berkata;

وَلَمْ أَرَ فِى عُيُوْبِ النَّاسِ عَيْبًا # كَنَقْصِ الْقَادِرِيْنَ عَلَى التَّمَامِ

Aku tidak pernah melihat aib dari beberapa aib manusia # yang seperti aib orang yang mampu berusaha maksimal tapi tidak mau menjalaninya

ولا بد لطالب العلم من سهر الليالى كما قال الشاعر

Para pelajar harus sanggup tidak tidur malam sebagaimana yang dikatakan oleh seorang penya’ir;

بِقَدْرِ الْكَدِّ تُكْتَسَبُ الْمَعَالِى # فَمَنْ طَلَبَ الْعُلَى سَهَرِ اللَّيَالِى

Kemuliaan hanya dapat dicapai sesuai dengan kadar kesulitan # maka barangsiapa yang mencari kemuliaan harus sanggup tidak tidur malam

تَرُوْمُ الْعِزَّ ثُمَّ تَنَامُ لَيْلًا # يَغُوْصُ الْبَحْرَ مَنْ طَلَبَ الَّلآلِى

Engkau menginginkan kemuliaan tapi tidur nyenyak di malam hari # padahal orang yang mencari mutiara saja harus menyelam ke dalam lautan

عُلُوُّ الْكَعْبِ بِالْهِمَمِ الْعَوَالِى # وَعِزُّ الْمَرْءِ فِى سَهَرِ اللَّيَالِى

Keluhuran derajat dapat diraih dengan cita-cita yang tinggi # dan keluhuran seseorang dapat diraih dengan tidak tidur malam

تَرَكْتُ النَّوْمَ رَبِّى فِى اللَّيَالِى # لِأَجْلِ رِضَاكَ يَا مَوْلَى الْمَوَالِى

Wahai Tuhanku, aku tinggalkan tidur di malam hari # demi mendapatkan ridla-Mu wahai Tuan sekalian manusia

وَمَنْ رَامَ الْعُلَى مِنْ غَيْرِ كَدٍّ # أَضَاعَ الْعُمْرَ فِى طَلَبِ الْمُحَالِ

Barangsiapa menginginkan keluhuran dengan tanpa kesusahan # berarti ia telah menyia-nyiakan usia untuk mencari perkara yang mustahil

فَوَفِّقْنِى إِلَى تَحْصِيْلِ عِلْمٍ # وَبَلِّغْنِى إِلَى أَقْصَى الْمَعَالِى

Maka tolonglah aku ya Allah, agar mendapatkan ilmu # dan sampaikanlah aku pada puncak kemuliaan yang di cita-citakan

(قيل)

Dikatakan;

اِتَّخِذِ اللَّيْلَ جَمَلًا # تُدْرِكْ بِهِ أَمَلًا

Jadikanlah malam hari sebagai kendaraanmu # agar kamu dapat meraih apa yang di cita-citakan.

قال المصنف وقد اتفق لى نظم فى هذا المعنى

Seorang penulis kitab berkata; Ada sya’ir gubahanku yang sema’na dengan sya’ir ini;

مَنْ شَاءَ أَنْ يَحْتَوِىَ آمَالَهُ جُمَلًا # فَلْيَتَّخِذْ لَيْلَهُ فِى دَرْكِهَا جَمَلًا

Barangsiapa ingin meraih semua yang di cita-citakan # maka jadikanlah malamnya sebagai tunggangan untuk mengejarnya

إِقْلِلْ طَعَامَكَ كَىْ تَحْظَى بِهِ سَهَرَا # إِنْ شِئْتَ يَا صَاحِبِى أَنْ تَبْلُغَ الْكَمَلَا

Kurangilah makanmu agar kamu mampu tidak tidur malam # jika kamu ingin mencapai kesempurnaan wahai sahabatku

وقيل: من أسهر نفسه بالليل، فقد فرح قلبه بالنهار

Dan dikatakan; Barangsiapa yang raganya tidak tidur dimalam hari, sungguh jiwanya akan merasa bahagia di siang hari

Rajin Dan Mengulang-ulang Pelajaran.

ولا بد لطالب العلم من المواظبة على الدرس والتكرار فى أول الليل وآخره، فإن ما بين العشاءين ووقت السحر، وقت مبارك

Tidak boleh tidak, para pelajar harus rajin belajar dan mengulang-ulang pelajaran di awal dan akhir malam. Karena waktu yang berada di antara Maghrib dan Isya’, dan waktu sahur (sebelum subuh) adalah waktu yang diberkahi.

Seorang penya’ir berkata;

يَا طَالِبَ الْعِلْمِ بَاشِرِ الْوَرَعَا # وَجَانِبِ النَّوْمَ وَاتْرُكِ الشِّبَعَا

Wahai para pelajar, hiasilah dirimu dengan sifat wira’i # jauhilah tidur dan tinggalkanlah kenyang

دَاوِمْ عَلى الدَّرْسِ لَا تُفَارِقُهُ # فَالْعِلْمُ بِالدَّرْسِ قَامَ وَارْتَفَعَا

Rajinlah belajar, janganlah berpisah dengan pelajaran # karena ilmu bisa didapat dan bertambah hanya dengan belajar

ويغتنم أيام الحداثة وعنفوان الشباب، كما قيل

Para pelajar harus menggunakan hari-harinya dan masa mudanya untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Ssebagaimana seorang penya’ir berkata;

بِقَدْرِ الْكَدِّ تُعْطَى مَا تَرُوْمُ # فَمَنْ رَامَ الْمُنَى لَيْلًا يَقُوْمُ

وَأَيَّامُ الْحَدَاثَةِ فَاغْتَنِمْهَا # أَلَا إِنَّ الْحَدَاثَةَ لَا تَدُوْمُ

Dengan kadar kesulitanlah kamu akan mendapatkan apa yang di cita-citakan # barangsiapa yang ingin mendapatkan apa yang di cita-citakan, maka harus mampu bangun malam

Dan menggunakan masa mudanya # ingatlah bahwa masa muda tidaklah selama-lamanya

Berlaku Lemah Lembut

ولا يجهد نفسه جهدا ولا يضعف النفس حتى ينقطع عن العمل بل يستعمل الرفق فى ذلك والرفق أصل عظيم فى جميع الأشياء

Para pelajar hendaklah tidak memaksa diri dan menguras tenaga hingga tidak bisa berbuat apa-apa, tapi para pelajar hendaknya berlaku lemah lembut dalam mencari ilmu, karena lemah lembut merupakan modal besar dalam segala hal

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ألا إن هذا الدين متين فأوغل فيه برفق، ولا تبغض نفسك فى عبادة الله تعالى فإن المنبت لا أرضا قطع ولا ظهرا أبقى

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Ingatlah, bahwa agama ini kokoh, maka masukilah dengan lemah lembut, jangan buat dirimu bosan beribadah kepada Allah Ta’ala, karena orang yang mematahkan kekuatan (kendaraan)nya tidak akan sampai pada tujuan bahkan akan kehilangan kendaraannya”.

وقال عليه السلام: نفسك مطيتك فارفق بها

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Dirimu adalah kendaraanmu, maka perlakukanlah ia dengan lamah lembut”.

Cita-cita Luhur

فلا بد لطالب العلم من الهمة العالية فى العلم، فإن المرء يطير بهمته كالطير يطير بجناحيه

Tidak boleh tidak, para pelajar harus bercita-cita luhur dalam ilmu, karena seseorang akan terbang dengan cita-citanya sebagaimana burung terbang dengan kedua sayapnya.

قال أبو الطيب رحمه الله

Abu Ath-Thayyib rahimahullahu Ta’ala berkata;

عَلَى قَدْرِ أَهْلِ الْعَزْمِ تَأْتِى الْعَزَائِمُ # وَتَأْتِى عَلَى قَدْرِ الْكَرِيْمِ الْمَكَارِمُ

وَتَعْظُمُ فِى عَيْنِ الصَّغِيْرِ صِغَارُهَا # وَتَصْغُرُ فِى عَيْنِ الْعَظِيْمِ الْعَظَائِمُ

Sesuai kadar cita-citanyalah seseorang akan mendapatkan apa yang di cita-citakan # dan sesuai kadar kemuliaannyalah seseorang akan mendapatkan kemuliaan

Sekecil apapun kemuliaan itu akan tanpak besar dalam pandangan orang yang bercita-cita rendah # dan sebesar apapun kemuliaan itu akan tanpak kecil dalam pandangan orang yang bercita-cita tinggi

والرأس فى تحصيل الأشياء الجد والهمة، فمن كانت همته حفظ جميع كتب محمد بن الحسن، واقترن بذلك الجد والمواظبة، فالظاهر أنه يحفظ أكثرها أو نصفها، فأما إذا كانت له همة عالية ولم يكن له جد، أو كان له جد ولم تكن له همة عالية لا يحصل له إلا علم قليل

Pangkal keberhasilan adalah kesungguhan dan cita-cita yang luhur. Barang siapa bercita-cita menghafalkan seluruh kitab Muhammad bin Hasan (Imam Agung dari kalangan madzhab Hanafi, beliau terkenal banyak menulis kitab), asal disertai dengan kesungguhan dan ketekunan, maka secara lahir ia pasti bisa menghafal sebagian besar atau separohnya.

Demikian pula sebaliknya, apabila ia berita-cita luhur tapi tidak ada kesungguhan, atau memiliki kesungguhan tapi tidak bercita-cita luhur, maka ia tidak akan mendapatkan ilmu kecuali hanya sedikit.

وذكر الشيخ الامام الأجل الأستاذ رضى الدين النيسابورى فى كتاب مكارم الأخلاق أن ذا القرنين لما أراد أن يسافر ليستولى على المشرق والمغرب، شاور الحكماء وقال: كيف أسافر لهذا القدر من الملك، فإن الدنيا قليلة فانية، وملك الدنيا حقير، فليس هذا من علو الهمة

فقال الحكماء: سافر ليحصل لك ملك الدنيا والآخرة

فقال: هذا أحسن

Asy-Syaikh Al-Imam Al-Ajall Al-Ustadz Radliyuddin An-Naisaburi menyebutkan dalam kitab Makarimul Akhlak bahwa raja Iskandar Dzul Qarnain ketika hendak menguasai wilayah timur dan barat ia bermusyawarah terlebih dahulu dengan orang-orang bijak, dan ia berkata; Bagaimana aku harus pergi untuk mendapatkan kedudukan dari kerajaan ini, sedangkan dunia ini sangat sedikit lagi fana, dan kerajaan dunia adalah hina, ini berarti bukan termasuk cita-cita luhur? Orang-orang bijak menjawab; Pergilah, agar tuan mendapatkan kerajaan dunia dan akherat. Raja Iskandar Dzul Qarnain menjawab; Inilah yang terbaik.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إن الله يحب معالى الأمور ويكره سفسافها

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Sesungguhnya Allah mencintai setiap perkara yang luhur dan membenci setiap perkara yang hina”.

وقيل

Seorang penya’ir berkata;

فَلَا تَعْجَلْ بِأَمْرِكَ وَاسْتَدِمْهُ # فَمَا صَلَّى عَصَاكَ كَمُسْتَدِيْمِ

Jangan tergesa-gesa dalam menangani urusanmu, tapi bertahanlah # karena tiada yang dapat meluruskan tongkatmu selain seperti orang yang tahan terhadap panas api

قيل: قال أبو حنيفة لأبى يوسف رحمهما الله تعالى: كنت بليدا أخرجتك المواظبة فى الدرس، وإياك والكسل فإنه شؤم وآفة عظيمة

Dikatakan; Abu Hanifah berkata kepada Abu Yusuf rahimahumallahu Ta’ala; Kamu memang dungu, tapi tekun dalam belajar dapat mengeluarkanmu dari kedunguan, dan jauhilah bermalas-malasan, karena sesungguhnya ia merupakan keburukan dan petaka yang sangat besar.

قال الشيخ أبو نصر الصفار الأنصارى

Asy-Syaikh Abu Nashr Ash-Shaffar Al-Anshariy berkata;

يَا نَفْسُ يَا نَفْسُ لَا تَرْخِى عَنِ الْعَمَلِ # فِى الْبِرِّ وَالْعَدِلْ وَالْإِحْسَانِ فِى مَهَلِ

وَكُلُّ ذِى عَمَلٍ فِى الْخَيْرِ مُغْتَبِطٌ # وَفِى بَلَاءٍ وَشُؤْمٍ كُلُّ ذِى كَسَلِ

Oh jiwaku. Oh jiwaku. Janganlah kamu menunda-nunda dari ber’amal # baik, adil dan berbuat kebajikan dengan perlahan-lahan

Setiap orang yang ber’amal baik senantiasa berada dalam kebaikan # dan orang yang bermalas-malasan senantiasa berada dalam bencana dan kemalangan

قال (المصنف): وقد اتفق لى فى هذا المعنى شعر

Seorang penulis kitab berkata; Ada sya’ir gubahanku yang sema’na dengan sya’ir ini;

دَعِى نَفْسِى التَّكَاسُلَ وَالتَّوَانِى # وَإِلَّا فَاثْبُتِى فِى ذِى الْهَوَانِ

فَلَمْ أَرَ لِلْكُسَالَى الْحَظُّ يُعْطَى # سِوَى نَدَمٍ وَحِرْمَانِ الْأَمَانِى

Tinggalkanlah wahai jiwaku bermalas-malasan dan menunda-nunda # kalau tidak, menetaplah dalam lembah kehinaan

Belum pernah aku melihat seorang pemalas di beri imbalan # selain menyesal dan terhalang dari mendapatkan apa yang diharapkan

(وقيل)

Dikatakan;

كَمْ مِنْ حَيَاءٍ وَكَمْ عَجْزٍ وَكَمْ نَدَمٍ # جَمٍّ تَوَلَّدَ لِلْإِنْسَانِ مِنْ كَسَلِ

إِيَّاكَ عَنْ كَسْلٍ فِى الْبَحْثِ عَنْ شُبَهٍ # مَا قَدْ عَلِمْتَ وَمَا قَدْ شَكَّ مِنْ كَسَلٍ

Berapa banyak rasa malu, sial dan menyesal # kebanyakan itu timbul pada diri manusia dari sifat malas

Berhati-hatilah dari sifat malas dalam membahas sesuatu yang belum jelas # apa yang kamu ketahui dan apa yang kamu ragukan itu timbul dari sifat malas

وقد قيل : الكسل من قلة التأمل فى مناقب العلم وفضائله

Dikatakan;  Sifat malas itu timbul karena kurangnya menghayati kemulyaan dan keutamaan ilmu.

Berusaha Sekuat Tenaga

فينبغى أن يتعب نفسه على التحصيل والجد والمواظبة بالتأمل فى فضائل العلم، فإن العلم يبقى والمال يفنى، كما قال أمير المؤمنين على بن أبى طالب كرم الله وجهه

Para pelajar hendaknya mengerahkan seluruh kemampuannya untuk mendapatkan ilmu, bersungguh-sungguh dan terus-menerus menghayati keutamaan ilmu, karena ilmu itu kekal, sedangkan harta akan sirna, sebagaimana yang dikatakan Amirul Mu’minin ‘Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah;

رَضِيْنَا قِسْمَةَ الْجَبَّارِ فِيْنَا # لَنَا عِلْمٌ وَلِلْأَعْدَاءِ مَالُ

فَإِنَّ الْمَالَ يَفْنَى عَنْ قَرِيْبِ # وَإِنَّ الْعِلْمَ يَبْقَى لَا يَزَالُ

Kami rela terhadap pembagian Allah Maha Perkasa kepada kami # kami mendapatkan ilmu dan musuh-musuh kami mendapatkan harta

Karena harta akan sirna dalam waktu dekat # sedangkan ilmu abadi tidak akan musnah

والعلم النافع يحصل به حسن الذكر ويبقى ذلك بعد وفاته فإنه حياة أبدية

Dengan ilmu nafi’, seseorang akan senantiasa dikenang, dan kenangan itu akan terus berlangsung setelah mati, seakan-akan ia hidup selama-lamanya.

وأنشدنا الشيخ الأجل ظهير الدين مفتى الأئمة الحسن بن على المعروف بالمرغينانى شعرا

Asy-Syaikh Al-Ajall Dzahiruddin Mufti para imam AlHasan bin ‘Ali yang dikenal dengan sebutan Al-Marghinaniy membawakan syi’ir untuk kami;

اَلْجَاهِلُوْنَ فَمَوْتَى قَبْلَ مَوْتِهِمُ # وَالْعَالِمُوْنَ وَإِنْ مَاتُوا فَأَحْيَاءُ

Orang-orang bodoh adalah mati sebelum mati # dan orang-orang alim tetap hidup walaupun sudah mati

وأنشدنا الشيخ الإسلام الأجل برهان الدين

Asy-Syaikh Al-Islam Al-Ajall Burhanuddin membacakan sya’ir kepada kami;

وَفِى الْجَهْلِ قَبْلَ الْمَوْتِ مَوْتٌ لِأَهْلِهِ # فَأَجْسَامُهُمْ قَبْلَ الْقُبُوْرِ قُبُوْرُ

وَإِنِ امْرُؤٌ لَمْ يَحْيَى بِالْعِلْمِ مَيِّتٌ # فَلَيْسَ لَهُ حِيْنَ النُّشُوْرِ نُشُوْرُ

Kebodohan adalah kematian bagi orang bodoh sebelum ia mati # dan jasad mereka telah terkubur sebelum di kubur

Dan sesungguhnya seseorang yang hidup dengan tanpa ilmu adalah sama dengan mayat # ia tidak akan sadar dari kelalaian pada waktu bangkit dari kubur yaitu jasadnya

(وقال)

غيره

Dan beliau membacakan sya’ir yang lainnya;

أَخُو الْعِلْمِ حَيٌّ خَالِدٌ بَعْدَ مَوْتِهِ # وَأَوْصَالُهُ تَحْتَ التُّرَابِ رَمِيْمُ

وَذُو الْجَهْلِ مَيِّتٌ وَهُوَ يَمْشِى عَلَى الثَّرَى # يُظَنُّ مِنَ الْأَحْيَاءِ وَهُوَعَدِيْمُ

Orang yang mempunyai ilmu hidup kekal setelah matinya # sedang anggota tubuhnya hancur berada dibawah tanah

Dan orang bodoh adalah mayat yang berjalan diatas bumi # ia dikira masih hidup padahal telah tiada

وأنشدنا شيخ الإسلام برهان الدين رحمه الله تعالى (شعرا)

Dan Syaikhul Islam Burhanuddin membacakan Sya’ir kepada kami;

إِذِ الْعِلْمُ أَعْلَى رُتْبَةٍ فِى الْمَرَاتِبِ # وَمِنْ دُوْنِهِ عِزُّ الْعُلَى فِى الْمَوَاكِبِ

Katakan bahwa ilmu itu kedudukannya lebih tinggi di antara semua kedudukan # dan selain ilmu tinggi kedudukannya berada dalam suatu golongan

فَذُو الْعِلْمِ يَبْقَى عِزُّهُ مُتَضَاعِفَا # وَذُو الْجَهْلِ بَعْدَ الْمَوْتِ تَحْتَ التِّيَارَبِ

Orang yang berilmu keagungannya abadi dengan berlipat ganda # dan orang bodoh setelah mati menjadi debu dibawah debu

فَهَيْهَاتَ لَا يَرْجُو مَدَاهُ مَنِ ارْتَقَى # رُقِىَّ وَلِيِّ الْمُلْكِ وَالِى الْكَتَائِبِ

Mustahil orang yang mendaki tinggi tidak ingin mencapai puncak kemuliaan ilmu # bagaikan naik tingginya penguasa kerajaan yang memerintahkan bala tentara

سَأُمْلِى عَلَيْكُمْ بَعْضَ مَا فِيْهِ فَاسْمَعُوا # فَفِيّ حَصْرٌ عَنْ ذِكْرِ كُلِّ الْمَنَاقِبِ

Aku akan mendiktekan kepadamu sebagian tentang kemuliaan ilmu, maka dengarkanlah # namun secara ringkas, aku tidak akan menyebutkan tiap-tiap kemuliaan ilmu karena terlalu banyak

هُوَ النُّوْرُ كُلُّ النُّوْرِ يَهْدِى عَنِ الْعَمَى # وَذُو الْجَهْلِ مَرَّ الدَّهْرِ بَيْنَ الْغَيَاهِبِ

Ilmu adalah cahaya segala cahaya yang menyelamatkan dari butanya kebodohan # dan orang bodoh dari masa ke masa berada dalam kegelapan yang tiada tara

هُوَ الذِّرْوَةُ الشّمَاءُ تَحْمِى مَنِ الْتَجَا # إِلَيْهَا وَيُمْشِى آمِنًا فِى النَّوَائِبِ

Ilmu laksana gunung menjulang tinggi, ia akan melindungi orang yang mengungsi # kesana sehingga selamat dari malapetaka

بِهِ يِنْجُوْ وَالنَّاسُ فِى غَفَلَاتِهِمْ # بِهِ يَرْتَجِى وَالرُّوْحُ بَيْنَ التَّرَائِبِ

Dengan ilmu seseorang akan selamat di saat mereka berada dalam kelalaian # dengan ilmu seseorang berharap selamat di saat ruh berada diantara tulang dada

بِهِ يَشْفَعُ الْإِنْسَانُ مَنْ رَاحَ عَاصِيًا # إِلَى دَرَكِ النِّيْرَانِ شَرِّ الْعَوَاقِبِ

Dengan ilmu seseorang dapat menolong orang durhaka yang di giring # menuju jurang neraka seburuk-buruk tempat kembali

فَمَنْ رَامَهُ رَامَ الْمَآرِبَ كُلَّهَا # وَمَنْ حَازَهُ قَدْ حَازَ كُلَّ الْمَطَالِبِ

Maka barangsiapa mencari ilmu, berarti ia mencari segala-galanya # dan barang siapa mendapatkan ilmu, sungguh ia telah mendapatkan semua yang di cari

هُوَ الْمَنْصَبُ الْعَالِى يَا صَاحِبَ الْحِجَا # إِذَا نِلْتَهُ هَوِّنْ بِفَوْتِ الْمَنَاصِبِ

Ilmu adalah kedudukan yang paling tinggi wahai orang-orang yang berakal # jika kamu telah mendapatkannya, maka tenanglah bila kedudukan yang lain terlepas

فَإِنْ فَاتَكَ الدُّنْيَا وَطِيْبُ نَعِيْمِهَا # فَغَمِّضْ فَإِنَّ الْعِلْمَ خَيْرُ الْمَوَاهِبِ

Maka jika dunia beserta kenikmatannya terlepas darimu # pejamkan matamu karena sesungguhnya ilmu adalah sebaik-baik pemberian

وأُنشدتُ لبعضهم

Dan aku dibacakan sya’ir gubahan sebagian para ulama’;

إِذَا مَا اعْتَزَّ ذُوعِلْمٍ بِعِلْمٍ # فَعِلْمُ الْفِقْهِ أَوْلَى بِاعْتِزَازٍ

فَكَمْ طِيْبٍ يَفُوْحُ وَلَا كَمِسْكِ # وَكَمْ طَيْرٍ يَطِيْرُ وَلَا كَبَازِى

Apabila orang-orang yang berilmu menjadi mulia lantaran ilmu # maka ilmu fiqih lebih pantas menjadikan mulia

Berapa banyak minyak wangi yang harum semerbak, tapi tidak seharum minyak misik # dan berapa banyak burung yang terbang, tapi tidak sehebat burung raja wali

وأنشدت لبعضهم

Dan aku dibacakan sya’ir gubahan sebagian para ulama’;

اَلْفِقْهُ أَنْفَسَ شَيْئٍ أَنْتَ ذَاخِرَهُ # مَنْ يَدْرُسُ الْعِلْمَ لَمْ تَدْرُسْ مَفَاخِرُهُ

فَاجْهَدْ لِنَفْسِكَ مَا أَصْبَحْتَ تَجْهَلُهُ # فَأَوَّلُ الْعِلْمِ إِقْبَالٌ وَآخِرُهُ

Ilmu fiqih lebih berharga dari segala sesuatu yang seharusnya kamu pelajari # barangsiapa mempelajari ilmu maka ia tidak akan kehilangan keagungannya

Maka bersungguh-sungguhlah dirimu mempelajari apa yang belum kamu ketahui # karena permulaan ilmu adalah kebahagiaan, akhirannya pun juga kebahagiaan

وكفى بلذة العلم والفقه والفهم داعيا وباعثا للعاقل على تحصيل العلم

Cukuplah kelezatan ilmu terutama ilmu fikih dan kefahaman sebagai perangsang dan pembangkit bagi orang yang berakal untuk mendapatkan ilmu

Penyebab Rasa Malas.

وقد يتولد الكسل من كثرة البلغم والرطوبات

Terkadang rasa malas itu timbul akibat banyaknya dahak dan cairan dalam tubuh lantaran banyak makan.

وطريق تقليله، تقليل الطعام

قيل: اتفق سبعون نبيا على أن كثرة النسيان من كثرة البلغم، وكثرة البلغم من كثرة شرب الماء، وكثرة شرب الماء من كثرة الأكل

Adapun cara mengurangi dahak yaitu mengurangi makan.

Dikatakan; Tujuh puluh orang Nabi sepakat bahwa sering lupa itu akibat dari banyaknya dahak, dan banyaknya dahak akibat dari banyak minum, dan banyak minum akibat dari banyak makan.

والخبز اليابس يقطع البلغم، وكذا أكل الزبيب على الريق، ولا يكثر منه، حتى لايحتاج إلى شرب الماء فيزيد البلغم

Makan roti kering dapat menghilangkan dahak, begitu pula makan anggur kering. Namun jangan terlalu banyak (makan anggur kering) agar tidak haus, karena akibatnya justru akan menambah dahak.

والسواك يقلل البلغم، ويزيد الحفظ والفصاحة، فإنه سنة سنية، يزيد فى ثواب الصلاة، وقراءة القرآن

Bersiwak juga dapat mengurangi dahak, di samping dapat menguatkan hafalan dan kefasihan. Sesungguhnya bersiwak merupakan kesunnatan yang luhur yang dapat menambah pahala shalat dan bacaan al-Qur’an.

وكذلك القيء يقلل البلغم والرطوبات

Demikian pula, muntah juga dapat mengurangi dahak dan cairan dalam tubuh.

Cara Mengurangi Makan

وطريق تقليل الأكل التأمل فى منافع قلة الأكل وهى: الصحة والعفة والإيثار. وقيل فيه شعر

Adapun cara mengurangi makan yaitu dengan cara menghayati mamfa’atnya makan sedikit. yaitu menyehatkan, menjauhkan diri dari perkara syub_hat dan lebih mementingkan orang lain.

Hal itu disebutkan dalam sya’ir;

فَعَارٌ ثُمَّ عَارٌ ثُمَّ عَارٌ # شَقَاءُ الْمَرْءِ مِنْ أَجْلِ الطَّعَامِ

Celaka, celaka dan celaka # celakanya seseorang disebabkan oleh makanan

وعن النبى عليه الصلاة والسلم أنه قال: ثلاثة يبغضهم الله تعالى من غير جرم: الأكول والبخيل والمتكبر

Diriwayatkan dari Nabi ‘alaihishshalatu wassalam, beliau bersabda; “Ada tiga golongan orang yang di benci oleh Allah Ta’ala bukan karena ia berdosa; yaitu orang yang banyak makan, orang kikir dan orang sombong”.

وتأمل فى مضار كثرة الأكل وهى: الأمراض وكلالة الطبع

قيل: البطنة تذهب الفطنة

Dan dengan cara menghayati bahayanya banyak makan, yaitu timbulnya berbagai macam penyakit dan lemahnya daya fikir.

Dikatakan; Perut kenyang dapat menghilangkan kecerdasan.

حكى عن جالينوس أنه قال: الرمان نفع كله، والسمك ضرر كله، وقليل السمك خير من كثرة الرمان، وفيه إتلاف المال، والأكل فوق الشبع ضرر محض ويستحق به العقاب فى دار الآخرة، والأكول بغيض فى القلوب

Diriwayatkan dari Jalinus ia berkata; Buah delima semuanya bermanfa’at dan ikan laut semuanya berbahaya, namun sedikit makan ikan laut adalah lebih baik daripada banyak makan delima karena bisa menghabiskan harta. Sedangkan makan terlalu kenyang adalah murni membahayakan dan berhak mendapatkan siksa kelak di akhirat. Dan terlalu banyak makan di benci oleh banyak orang.

وطريق تقلييل الأكل: أن يأكل الأطعمة الدسمة ويقدم فى الأكل الألطف والأشهى، ولايأكل مع الجيعان إلا إذا كان له غرض صحيح فى كثرة الأكل، بأن يتقوى به على الصيام والصلاة والأعمال الشاقة فله ذلك

Dan termasuk cara mengurangi makan yaitu; Makan makanan berlemak, mendahulukan makan makanan yang lebih lembut dan yang paling mengundang selera, serta jangan makan bersama orang-orang yang sangat lapar kecuali apabila ada tujuan baik, misalnya makan banyak karena agar kuat berpuasa, mengerjakan shalat dan amal-amal berat lainnya, maka demikian itu diperbolehkan.

MEMILIH CALON ISTRI MENURUT KH. BISRI MUSTHOFA DALAM KITAB TAFSIR AL-IBRIZ

Tips Memilih Istri Menurut Tafsir Al-Ibriz

فِيْ هِنَّ قَاصِرَاتُ الطَرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ اِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَ لَا جَآنٌّ(56)

Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang membatasi pandangan, yang tidak pernah disentuh manusia maupun jin sebelumnya. (QS. Al Rahman: 56)

Dalam menafsiri ayat tersebut, KH Bisri Musthofa Rembang, berkata dalam kitab tafsirnya yang berjudul Al Ibriz li Ma’rifati Tafsiri Al Quran Al ‘Aziz sebagai berikut:

Ana ing suwarga, ana ing panggung-panggunge lan gedung-gedunge, ana wadon-wadon kang ngeringkes paningal (ateges wadon-wadon kang tresna banget marang kakunge. Ora wadon-wadon kang mata keranjang). Selawase ora tahu kagepok dening menungsa sadurunge ahli suwarga, lan ora kagepok dening jin.

Ya, tafsir nusantara yang berbahasa jawa bertuliskan arab pegon itu berbunyi:

Di surga, di panggung-panggung dan gedung-gedungnya, ada wanita-wanita (bidadari) yang membatasi pandangannya (maksudnya, wanita-wanita yang sangat mencintai suaminya, tidak wanita yang mata keranjang). Selama-lamanya (wanita itu) tidak pernah tersentuh oleh manusia sebelum ahli surga, dan tidak (pernah) tersentuh oleh jin.

Kiai Bisri menafsiri bahwa para bidadari-bidadari surga itu saking cintanya yang besar dan tulus terhadap suaminya. Maka mereka semua membatasi pandangannya, tidak pernah melirik sedikitpun terhadap suami ahli surga yang lainnya.

Tidak pernah tergiur akan kegantengan suami ahli surga lainnya. Dan kesucian wanita-wanita surga itu pun juga terjamin, karena mereka sebelumnya tak pernah tersentuh oleh satu makhluk pun, baik dari golongan manusia maupun jin.

Yang menarik dari tafsir ini, adalah tentang pendapat Kiai Bisri tentang wanita di dunia yang  ia paparkan kemudian dalam kalam muhimmatun (penting) selanjutnya:

Wong-wong wadon dunya iku biasane lan umume yen banget ayune iku cok bisa gampang kepincut marang wong lanang kang den anggep bagus utawa luwih bagus katimbang kakunge.

Ia menjelasakan bahwa wanita-wanita dunia itu biasanya dan bahkan umumnya, jika kecantikannya di atas rata-rata terkadang mudah terpikat kepada laki-laki lain yang menurutnya ganteng, atau lebih rupawan dari pada suaminya sendiri.

Lebih lanjut dijelaskan:

Sebab wadon kang banget ayune iku sasat angger wong kepingin nyawang, mengko yen kebeneran penyawange wong lanang bagus iku bisa pas tatapan karo panglirike wadon, biasane banjur kaya ana setrume.

Kiai Bisri kemudian memberikan analoginya. Wanita yang cantiknya di atas rata-rata, sewajarnya setiap manusia memiliki keinginan untuk memandang elok wajahnya. Nah, nanti jika kebetulan bersamaan antara pandangan laki-laki rupawan dengan lirikan mata wanita itu biasanya akan timbul getaran yang menyerupai aliran listrik. Kalau sudah begitu, apa yang terjadi?

Mula wadon nuli arang-arang kang kuat naggulangi coba, mula banjur kedadean kang ora bagus.

Jika sudah seperti demikian. Sudah timbul getaran nafsu antara laki-laki rupawan dengan wanita yang cantik pula. Sangat jarang sekali di dunia ini, didapati wanita yang kuat menanggulangi cobaan berupa getaran nafsu tersebut.

Maka dari itu, di kemudian hari sering ditemui hal yang kurang baik. Bisa jadi hubungan di luar pernikahan, bagi yang masih perawan. Atau bahkan perselingkuhan bagi wanita yang sudah bersuami. Na’udzubillah.

Ulama kenamaan asal Rembang yang juga ayahanda dari KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) tersebut, kemudian memberikan anjuran kepada para pria dalam tafsirnya:

Mulane para kakung yen milih bojo, aja namung rupa. Senajan mungguhing rupa bijine namung nenem utawa pitu kurang, nanging yen atine patut dibiji songo, sak ora-orane wolu utawa pitu, mungguh aku luwih utama katimbang rupane bijine songo, nanging atine biji lima utawa papat, utawa katimbang rupane biji sepuluh, nanging mata keranjang. Wallahu a’lam.

Oleh karena itu, para lelaki jika memilih seorang istri jangan hanya menilai tingkat kecantikannya saja. Jika dikalkulasikan, andai ada seorang wanita kecantikannya hanya bernilai enam atau tuju kurang, tapi jika hatinya patut dinilai sembilan atau setidaknya delapan atau tujuh, menurutnya lebih utama.

Daripada kecantikannya bernilai sembilan, tapi hatinya bernilai lima atau empat. Atau bahkan kerupawanannya bernilai sempurna, sepuluh misalnya, tapi mata keranjang. (itu lebih hina), wallahu a’lam.

Hal tersebut ternyata juga senada dengan hadits Rasulullah:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعِ خِصَالٍ : لِمَالِهَا وَجَمَالِهَا وَحَسَبِهَا وَدِينِهَا

Rasulullah menjelaskan bahwasannya wanita itu dinikahi atas empat perkara: adakalanya karena hartanya, karena kecantikannya, ada juga karena nasabnya, dan karena agamanya. Namun dalam hadits lanjutannya beliau berkata:

فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ

Maka nikahilah wanita karena agamanya, maka tanganmu akan dipenuhi dengan debu.

Wanita, memang memiliki sejuta daya tarik terhadap pria. Setiap jengkal sisi tubuhnya, memiliki tingkat ketertarikan bagi kaum adam. Tidak hanya itu, kehidupannya yang penuh warna pun menjadikan daya tarik tersendiri bagi pria.

Meskipun demikian, tetap para pria hanya dianjurkan untuk memilih wanita atas dasar agama sebagai kesimpulannya, tidak berdasar kecantikannya. Bagaimanapun, kecantikan akan pudar pada masanya.

SYI’IRAN ALA LA BAHASA JAWA KITAB TA’LIM MUTA’ALLIM

“Alala tanalul ilma illa bisittatin, saumbika an majmu bibayani: dzakaun, wa khirsun, wastibarun, wabulghotun, wairsyadu ustadzin, wa tuulu zamnin” Kecerdasan, semangat, sabar dan pakai ongkos (biaya) Petunjuk (bimbingan) guru dan dalam tempo waktu yang lama”

Elingo gak khasil ilmu anging nem perkoro

Bakal tak ceritakke kumpule kanthi pertelo

*Rupo limpad, lobo, sabar, ono sangune

lang piwulange guru lan sing suwe mangsane

*Jo takon songko wong siji takono kancane

kerono saktemene konco manut kang ngancani

*Yen ono konco olo lakune ndang dohono

yen ono konco bagus enggal ndang kancanono

*Ngajiho kerono ilmu mahesi ing ahline

lan ngunggulke lan dadi tonndho tingkah pinuji

*Onoho ngalap faedah saben dino ing tambah

songko ilmu lan nglangi segoronr faidah

*Ngajiho fikih kerono ngunggulke lan nuduhke

maring bagus lan wedi Allah luwih jejekke

*Ilmu fikih kang nuduhke dalane pituduh

Hiyo benteng kang nylametake sekehe pekiwo

*Wong ngalim fikih siji tur kang ngedohi haram

luwih abot timbang ‘abid sewu, mungguh syaithon

*Gedhene kerusakan wong ngalim gak ngelakoni

Luwih gedhe timbang iku wong bodho ngelakoni

*Karone iku agung-agunge fitnah dunyo

Tumrape wong kang tetanggan perkoro agama

*Siro kepingin dadi ‘alim fikih kang weco

ra tanpo kangelan edan iku werno-werno

*Onoto golek arto ora kanthi kangelan

dene ilmu koyo opo khasil gak kangelan

*Naliko sampurno akale kedhik guneme

lan nyatakno kumperunge wong yen keh guneme

*Matine wong sebab kepleset lisane

ora kok matine sebab kepleset sikile

*Dene mlesete lisan nekakke balang endhas

dene mlesete sikil suwe-suwe biso waras

*Wong duwe ilmu urip langgeng sakwuse mati

dene adon-adone bosok ning ngisor bumi

*Wong bodho mati khale mlaku ning ndhuwur bumi

den nyono wong kang urip nanging podho wong mati

*Kabeh wong maring derajat luhur obahe ati

Tapine kedhik poro rojul iku netepi

*Naliko ono siro iku wuwuran kaum

mongko ngancanono siro ing baguse kaum

lan siro ojo sok ngancani wong kang asor

mongko sebab den sor ke serto kang asor

Disikake ingsun ing guru ngareke bopo

Senajan oleh kamulyan ingsun songko bopo

*Dene guru iku kang ngithik-ithik ing nyowo

Dene bopo iku den serupaake koyo soco

Dene wong tuwo iku kang ngitihk-ithik ing rogo

Dene rogo iku den serupaake wadah soco

*Aku wis neqodake luwih khaq-khaqe bener

Yaiku khaqe wong kang nuduhake barang bener

Lan luwih tak teqodake luwih wajib den rekso

Mungguhe kabeh wong islam kepingin biso

*Guru wis mesthi dihadiahi sewu dirham

Mulyakke kerono mulang huruf siji tur paham

*Ningali ingsun maring siro kepingin mulyo

Mongko gak hasil mulyo siro yen during ini

*Naliko olo lakune wong olo nyanane

Lan bener nyanane wong bener pengadatane

*Ora ono menungso iku wujud perkoro

Kejobo sifat siji saking telung perkoro

Sewiji sifat mulyo kepindo mulyakne

Kaping telu iyo madani konco-koncone

*Dene wong sak dhuwur kuwakawu weruh derajate

Lan aku manut khaqe mero mergo khaq barang mesthi

*Dene wong sak podhoku lamun wong iku kleru

Podho ugo iku wong keluputan marang aku

Mongko aku wayah kenugerahan marang kang salah

Kerono nugerahan ngungguli shifat bungah

Dene wong sak ngisorku aku shobar biasa

Ngrekso kawirangan senajan aku den wodo

*Tinggalo siro ing wong siji olo lakune

Tegese ojo males olo kang dilakoni

Kerono bakal den cukupi kelakuane

Lan sekabehe barang-barang kang dilakoni

*Onoto kabeh dudu golongane wong tuno

Liwate kanthi nganggo di etung umur kito

*Ngajiho ilmu siro kerono gak no wong siji

Iku den anaake kanthi uwis mangerti

Dene wong duwe ilmu mulyane lan agunge

Gak podo wong kang bodho inane lan asore

*Lungoho soko deso perlu ngudi kamulyan

Kerono limang perkoro den temu ing palungan

*Siji ilange susah loro rizqine tambah

Kaping telu tambah ngelmu nyebabake bungah

Kaping pate biso bagusi ing totokromo

Kaping ,limo merkoleh konco kang mulyo-mulyo

*Senajan ono ing lelungan ngeroso ino ngumboro

Lan njunkung oro-oro lan ngelakoni sengsoro

*Uripe wong anom luwih apike matine

Ing deso kumpul wong kang adu-adu lan wong drengki

MALAIKAT JIBRIL MEMBERIKAN SYAFA’AT KEPADA UMAT NABI MUHAMMAD SAW YANG SEDANG DI SIKSA DI NERAKA

Rasulullah SAW bercerita bahwa pada hari kiamat Malaikat Jibril AS berkeliling di neraka. Ia terus berputar selama 4.000 tahun. Ia mendengar suara munajat, “Yā Hannān, yā Mannān, yā Dzal jalāli wal ikrām.”

Jibril AS menghadap Allah dan bersujud di kaki Arasy.

“Tuhanku, di neraka aku mendengar suara seorang muslim yang menyebut nama-Mu, ‘Yā Hannān, yā Mannān,’ sejak 40.000 tahun. Aku yakin ia adalah umat Muhammad. Kau juga tahu bagaimana persahabatanku dan Muhammad. Aku ingin berbuat baik melalui kedudukan Muhammad. Berilah mandat syafa’at kepadaku,” kata Jibril AS melaporkan dan memohon kepada Allah.

“Aku berikan mandat syafa’at dan Kuserahkan dia kepadamu. Pergilah kepada Malik. Katakan kepadanya bahwa Aku telah mengeluarkannya dan menyerahkannya kepadamu,” jawab Allah SWT.

Jibril AS kemudian bergegas menuju Malik AS.

“Allah telah menyerahkan si fulan kepadaku. Keluarkanlah dia dari neraka. Serahkan dia kepadaku,” kata Jibril AS kepada Malik AS.

Malik AS masuk ke neraka dan mencari si fulan yang dimaksud Jibril AS. Ia mencari si fulan selama 1.000 tahun. Pencarian tidak berhasil.

 “Jibril, neraka telah mendengus panjang dan menggelegak. Besi sudah seperti batu dan manusia seperti besi. Aku tidak dapat menemukannya,” kata Malik AS.

Jibril kemudian melapor dan bersujud di Arasy untuk kedua kalinya.

“Tuhanku, pencarian Malik tidak berhasil. Di mana kiranya posisi fulan?” tanya Jibril AS. “

Jibril, pergilah ke Malik. Katakan kepadanya, fulan ada di lembah ini, di dasar ini, di sudut ini, dan di sumur ini…,” jawab Allah memberi petunjuk.

Jibril AS kemudian pergi. Ia mengabarkan kepada Malik AS. Malik AS kemudian pergi menuju tempat yang ditunjuki Jibril AS. Malik AS mendapati si fulan dengan posisi terbalik, kepala di bawah dan kaki di atas, sedang dikerubuti ular dan kalajengking serta terikat belenggu dan pasung.

Malik AS kemudian menarik si fulan yang kondisinya seperti arang. Malik AS menggerakkan dan menarik fulan sehingga ular dan kalajengking berjatuhan dari tubuhnya. Malik AS menggerakkan untuk kedua kalinya sehingga terlepaslah belenggu dan pasungannya.

“Kau datang untuk menambahkan siksa atau menyelamatkanku,” kata si fulan yang sebelumnya menghadapkan wajahnya kepada Malik AS.

 “Aku tidak tahu, tetapi yang jelas Jibril menantimu,” kata Malik AS.

Malik AS memegang tangan si fulan dan menyerahkannya kepada Jibril AS. Jibril AS kemudian memegang tangannya dan mengajaknya menuju kaki Arasy. Setiap yang dilaluinya sepanjang perjalanan mengatakan, “Dia si fulan, sudah tinggal di neraka Jahanam selama 40.000 tahun.” Ia bersama Jibril AS berdiri di kaki Arasy.

“Wahai hamba-Ku, bukankah kalam-Ku ada di hadapanmu? Bukankah Aku telah mengutus rasul kepadamu? Bukankah rasul-Ku telah memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran?” kata Allah SWT.

“Benar wahai Tuhanku, tetapi memang aku telah berlaku aniaya terhadap diriku sendiri. Aku mengakui dosaku. Oleh karenanya, ampunilah aku dengan hak munajat yang kubaca selamat 40.000 tahun ‘Yā Hannān, ya Mannān’ agar Kau mengampuniku,” kata si fulan.

“Aku telah mengampunimu dan menyerahkanmu kepada Jibril. Aku telah membebaskanmu dari neraka berkat syafa’atnya,” kata Allah SWT.

Jibril AS selanjutnya membawa si fulan ke surga, memandikannya dengan air kehidupan dan air Kautsar sehingga lenyap tanda-tanda penghuni neraka darinya. Jibril AS setelah itu memasukannya ke dalam surga dan mengucap salam kepada Nabi Muhammad SAW.

“Wahai Muhammad, aku telah berbuat sesuatu di tempatmu (syafa’at) pada umatmu ini,”

kata Jibril AS.

“Baik wahai Jibril,”

Jawab Nabi Muhammad SAW.

Kitab Al-Ushfuriyah halaman 28-29.

PENGERTIAN ILMU FIQH DAN KEUTAMAANYA

فصل

فى ماهية العلم، والفقه، وفضله

FASAL 1

PENGERTIAN ILMU DAN FIQIH SERTA KEUTAMAANNYA.

A. Kewajiban Belajar.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة

Rasulullah saw bersabda : “Menuntut ilmu wajib bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan”.

اعلم, بأنه لايفترض على كل مسلم، طلب كل علم وإنما يفترض عليه طلب علم الحال كما قال: وأفضل العلم علم الحال، وأفضل العمل حفظ الحال

Perlu diketahui bahwa, kewajiban menuntut ilmu bagi muslim laki-laki dan perempuan ini tidak untuk sembarang ilmu, tapi terbatas pada ilmu agama, dan ilmu yang menerangkan cara bertingkah laku atau bermuamalah dengan sesama manusia. Sehingga ada yang berkata,“Ilmu yang paling utama ialah ilmu Hal. Dan perbuatan yang paling mulia adalah menjaga perilaku.” Yang dimaksud ilmu hal ialah ilmu agama islam, shalat misalnya.

ويفترض على المسلم طلب ما يقع له فى حاله، فى أى حال كان، فإنه لابد له من الصلاة فيفترض عليه علم ما يقع له فى صلاته بقدر ما يؤدى به فرض الصلاة

Oleh karena setiap orang islam wajib mengerjakan shalat, maka mereka wajib mengetahui rukun-rukun dan sarat-sarat sahnya shalat, supaya dapat melaksanakan shalat dengan sempurna.

ويجب عليه بقدر ما يؤدى به الواجب، لأن ما يتوسل به إلى إقامة الفرض يكون فرضا، وما يتوسل به إلى إقامة الواجب يكون واجبا وكذا فى الصوم، والزكاة، إن كان له مال، والحج إن وجب عليه. وكذا فى البيوع إن كان يتجر

Setiap orang islam wajib mempelajari/mengetahui rukun maupun shalat amalan ibadah yang akan dikerjakannya untuk memenuhi kewajiban tersebut. Karena sesuatu yang menjadi perantara untuk melakukan kewajiban, maka mempelajari wasilah/perantara tersebut hukumnya wajib. Ilmu agama adalah sebagian wasilah untuk mengerjakan kewajiban agama. Maka, mempelajari ilmu agama hukumnya wajib. Misalnya ilmu tentang puasa, zakat bila berharta, haji jika sudah mampu, dan ilmu tentang jual beli jika berdagang.

قيل لمحمد بن الحسن، رحمة الله عليه: لما لاتصنف كتابا فى الزهد؟ قال: قد صنفت كتابا فى البيوع، يعنى: الزاهد من يحترز عن الشبهات والمكروهات فى التجارات

Muhammad bin Al-Hasan pernah ditanya mengapa beliau tidak menyusun kitab tentang zuhud, beliau menjawab, “aku telah mengarang sebuah kitab tentang jual beli.” Maksud beliau adalah yang dikatakan zuhud ialah menjaga diri dari hal-hal yang subhat (tidak jelas halal haramnya) dalam berdagang.

وكذلك فى سائر المعاملات والحرف، وكل من اشتغل بشيئ منها يفترض عليه علم التحرز عن الحرام فيه. وكذلك يفترض عليه علم أحوال القلب من التوكل والإنابة والخشية والرضى، فإنه واقع فى جميع الأحوال

Setiap orang yang berkecimpung di dunia perdagangan, wajib mengetahui cara berdagang dalam islam supaya dapat menjaga diri dari hal-hal yang diharamkan. Setiap orang juga harus mengetahui ilmu-ilmu yang berkaitan dengan batin atau hati, misalnya tawakal, tobat, takut kepada Allah, dan ridha. Sebab, semua itu terjadi pada segala keadaan.

B. Keutamaan Ilmu.

وشرف العلم لايخفى على أحد إذ هو المختص بالإنسانية لأن جميع الخصال سوى العلم، يشترك فيها الإنسان وسائر الحيوانات: كالشجاعة والجراءة والقوة والجود والشفقة وغيرها سوى العلم

Tidak seorang pun yang meragukan akan pentingnya ilmu pengetahuan, karena ilmu itu khusus dimiliki umat manusia. Adapun selain ilmu, itu bisa dimiliki manusia dan bisa dimiliki binatang. Dengan ilmu pengetahuan.

وبه أظهر الله تعالى فضل آدم عليه السلام على الملائكة، وأمرهم بالسجود له

Allah Ta’ala mengangkat derajat Nabi Adam as. Diatas para malaikat. Oleh karena itu, malaikat di perintah oleh Allah agar sujud kepada Nabi Adam as.

وإنما شرف العلم بكونه وسيلة الى البر والتقوى، الذى يستحق بها المرء الكرامة عند الله، والسعادة والأبدية، كما قيل لمحمد بن الحسن رحمة الله عليهما شعرا

تعـلـم فــإن الـعلـم زيـن لأهــلــه وفــضـل وعــنـوان لـكـل مـــحامـد

وكــن مـستـفـيدا كـل يـوم زيـادة من العـلم واسـبح فى بحـور الفوائـد

تـفـقـه فإن الـفــقـه أفــضـل قائـد الى الــبر والتـقـوى وأعـدل قـاصـد

هو العلم الهادى الى سنن الهدى هو الحصن ينجى من جميع الشدائد

فـإن فـقيــهـا واحــدا مــتـورعــا أشـد عـلى الشـيطـان من ألـف عابد

Ilmu itu sangat penting karena itu sebagai perantara (sarana) untuk bertaqwa. Dengan taqwa inilah manusia menerima kedudukan terhormat disisi Allah, dan keuntungan yang abadi. Sebagaimana dikatakan Muhammad bin Al-Hasan bin Abdullah dalam syairnya : “Belajarlah! Sebab ilmu adalah penghias bagi pemiliknya. dia perlebihan, dan pertanda segala pujian, Jadikan hari-harimu untuk menambah ilmu. Dan berenanglah di lautan ilmu yang berguna.”

Belajarlah ilmu agama, karena ia adalah ilmu yang paling unggul. Ilmu yang dapat membimbing menuju kebaikan dan taqwa, ilmu paling lurus untuk di pelajarai. Dialah ilmu yang menunjukkan kepada jalan yang lurus, yakni jalan petunjuk. Tuhan yang dapat menyelamatkan manusia dari segala keresahan. Oleh karena itu orang yang ahli ilmu agama dan bersifat wara’ lebih berat bagi setan daripada menggoda seribu ahli ibadah tapi bodoh.

C. Belajar Ilmu Akhlaq

(والعلم وسيلة إلى معرفة: الكبر، والتواضع، والألفة، والعفة، والأسراف، والتقتير، وغيرها)، وكذلك فى سائر الأخلاق نحو الجود، والبخل، والجبن، والجراءة. فإن الكبر، والبخل، والجبن، والإسراف حرام، ولايمكن التحرز عنها إلا بعلمها، وعلم ما يضادها، فيفترض على كل إنسان علمها

Setiap orang islam juga wajib mengetahui/mempelajari akhlak yang terpuji dan yang tercela, seperti watak murah hati, kikir, penakut, pemberani, merendah diri, congkak, menjaga diri dari keburukan, israf (berlebihan), bakhil terlalu hemat dan sebagainya. Sifat sombong, kikir, penakut, israf hukumnya haram. Dan tidak mungkin bisa terhindar dari sifat-sifat itu tanpa mengetahui kriteria sifat-sifat tersebut serta mengetahui cara menghilangkannya. Oleh karena itu orang islam wajib mengetahuinya.

وقد صنف السيد الإمام الأجل الأستاذ الشهيد ناصر الدين أبو القاسم كتابا فى الأخلاق ونعم ما صنف، فيجب على كل مسلم حفظها

Asy-Syahid Nasyiruddin telah menyusun kitab yang membahas tentang akhlak. Kitab tersebut sangat bermutu, dan perlu dibaca. Karena setiap orang wajib memelihara akhlaknya.

D. Ilmu Yang Fardu Kifayah dan Yang Haram dipelajari.

وأما حفظ ما يقع فى الأحايين ففرض على سبيل الكفاية، إذا قام البعض فى بلدة سقط عن الباقين، فإن لم يكن فى البلدة من يقوم به اشتركوا جميعا فى المأثم، فيجب على الإمام أن يأمرهم بذلك، ويجبر أهل البلدة على ذلك

Adapun mempelajari amalan agama yang dikerjakan pada saat tertentu seperti shalat zenajah dan lain-lain, itu hukumnya fardhu kifayah. Jika di suatu tempat/daerah sudah ada orang yang mempelajari ilmu tersebut, maka yang lain bebas dari kewajiban. Tapi bila di suatu daerah tak ada seorangpun yang mempelajarinya maka seluruh daerah itu berdosa. Oleh karena itu pemerintah wajib memerintahkan kepada rakyatnya supaya belajar ilmu yang hukumnya fardhu kifayah tersebut. Pemerintah berhak memaksa mereka untuk mereka untuk melaksanakannya.

قيل: إن العلم ما يقع على نفسه فى جميع الأحوال بمنزلة الطعام لابد لكل واحد من ذلك

وعلم ما يقع فى الأحايين بمنزلة الدواء يحتاج إليه (فى بعض الأوقات)

Dikatakan bahwa mengetahui/mempelajari amalan ibadah yang hukumnya fardhu ain itu ibarat makanan yang di butuhkan setiap orang. Sedangkan mempelajari amalan yang hukumnya fardhu kifayah, itu ibarat obat, yang mana tidak dibutuhkan oleh setiap orang, dan penggunaannya pun pada waktu-waktu tertentu.

وعلم النجوم بمنزلة المرض، فتعلمه حرام، لأنه يضر ولاينفع، والهرب عن قضاء الله تعالى وقدره غير ممكن

Sedangkan mempelajari ilmu nujum itu hukumnya haram, karena ia diibaratkan penyakit yang sangat membahayakan. Dan mempelajari ilmu nujum itu hanyalah sia-sia belaka, karena ia tidak bisa menyelamatkan seseorang dari taqdir Tuhan.

فينبغى لكل مسلم أن يشتغل فى جميع أوقاته بذكر الله تعالى والدعاء، والتضرع، وقراءة القرآن، والصدقات [الدافعة للبلاء] [والصلاة] ، ويسأل الله تعالى العفو والعافية فى الدين والآخرة ليصون الله عنه تعالى البلاء والآفات، فإن من رزق الدعاء لم يحرم الإجابة. فإن كان البلاء مقدرا يصيبه لامحالة، ولكن يبر الله عليه ويرزقه الصبر ببركة الدعاء

Oleh karena itu, setiap orang islam wajib mengisi seluruh waktunya dengan berzikir kepada Allah, berdo’a, memohon seraya merendahkan diri kepadaNya, membaca Al-Qur’an,dan bersedekah supaya terhindar dari mara bahaya.

اللهم إذا تعلم من النجوم قدرما يعرف به القبلة، وأوقات الصلاة فيجوز ذلك

Boleh mempelajari ilmu nujum (ilmu falaq) untuk mengetahui arah kiblat, dan waktu-waktu shalat.

وأما تعلم علم الطب فيجوز، لأنه سبب من الأسباب فيجوز تعلمه كسائر الأسباب. وقد تداوى النبى عليه السلام

Boleh pula mempelajari ilmu kedokteran, karena ia merupakan usaha penyembuhan yang tidak ada hubungannya dengan sihir, jimat, tenung dan lain-lainnya.Karena Nabi juga pernah berobat.

وقد حكى عن الشافعى رحمة الله عليه أنه قال: العلم علمان: علم الفقه للأديان، وعلم الطب للأبدان، وما وراء ذلك بلغة مجلس

Imam Syafi’I rahimahullah berkata, “ilmu itu ada dua, yaitu ilmu piqih untuk mengetahui hukum agama, dan ilmu kedokteran untuk memelihara badan.”

E. Definisi Ilmu.

وأما تفسير العلم: فهو صفة يتجلى بها المذكور لمن قامت هى به كما هو. والفقه: معرفة دقائق العلم مع نوع علاج. قال أبو حنيفة رحمة الله عليه: الفقه معرفة النفس ما لها وما عليها. وقال: ما العلم إلا للعمل به، والعمل به ترك العاجل الآجل

Ilmu ditafsiri dengan : Sifat yang dimiliki seseorang, maka menjadi jelaslah apa yang terlintas di dalam pengertiannya. Fiqih adalah: Pengetahuan tentang kelembutan-kelebutan ilmu. Ujar Abu Hanifah : Fiqih adalah pengetahuan tentang hal-hal yang berguna, yang berbahaya bagi diri seseorang. Ujarnya lagi : Ilmu itu hanya untuk diamalkannya, sedang mengamalkan di sini berarti meninggalkan orientasi demi akhirat.

فينبغى للإنسان أن لايغفل عن نفسه، ما ينفعها وما يضرها، فى أولها وآخرها، ويستجلب ما ينفعها ويجتنب عما يضرها، كى لايكون عقله وعمله حجة فيزداد عقوبة، نعوذ بالله من سخطه وعقوبه

Maka seyogyanya manusia jangan sampai lengah diri dari hal-hal yang bermanfaat dan berbahaya di dunia dan akhirat. Dengan demikian dia akan mengambil mana yang bermanfaat dan menjauhi mana yang berbahaya, agar supaya baik akal dan ilmunya tidak menjadi beban pemberat atas dirinya dan menambah siksanya. Kita berlindung kepada allah dari murka dan siksanya.

وقد ورد فى مناقب العلم وفضائله، آيات وأخبار صحيحة مشهورة لم نشتغل بذكرها كى لايطول الكتاب

Dalam masalah kebaikan keistimewaan dan keutaman ilmu itu, banyaklah ayat-ayat al-quran dan hadis-hadis shahih dan masyhur yang mengemukakannya. Namun kali ini tidak kami kedepankan, agarlah uraian kitab ini tidak terlalu berkepanjangan.

MAULID SIMTUDDUROR DAN TERJEMAHANYA

DI BAWAH INI ADALAH MAULID SIMTUD DUROR DAN TERJEMAHNYA, SEKALIGUS LINK VIDEO PEMBACAAN MAULID SIMTUDDUROR BAGI YANG MAU MENONTON. SEMOGA BERMANFAAT, AMIN….

يا رَبِّ صَـلِّ عَلَى مُحَمَّد ۞ أَشْرَف بَدْرٍ فِي الْكَوْنِ اَشْرَقْ

wahai tuhanku berselawatlah kepada Muhammad purnama termulia di semesta yang bersinar

يَا رَبِّ صَـلِّ عَلَى مُحَمَّد ۞ أَكْرَمِ دَاعٍ يَدْعُوْ اِلَى الْحَـقْ

wahai tuhanku berselawatlah kepada Muhammad pengajak termulia yang mengajak kepada kebenaran

يَا رَبِّ صَـلِّ عَلَى مُحَمَّد ۞ اَلْمُصْطَفَى الصادِقِ الْمُصَدَّقْ

wahai tuhanku berselawatlah kepada Muhammad yang terpilih yang benar yang dibenarkan

يَا رَبِّ صَـلِّ عَلَى مُحَمّدَ ۞ اَحْلَى الْوَرى مَنْطقًا وَاَصْدَقْ

wahai tuhanku berselawatlah kepada Muhammad makhluk terindah ucapannya dan terjujur

يَا رَبِّ صَـلِّ عَلَى مُحَمَّد ۞ اَفْضلِ مَـنْ بِالتُّقـى تَحَقَّـقْ

wahai tuhanku berselawatlah atas Muhammad seorang yang menyatakan ketakwaan

يَا رَبِّ صَـلِّ عَلَى مُحَمَّد ۞ مَنْ بِالسخَا والْوَفَـا تَخَلَّـقْ

wahai tuhanku berselawatlah kepada Muhammad seorang yang berbudi pekerti dermawan dan memenuhi janji

يَا رَبِّ صَـلِّ عَلَى مُحَمَّد ۞ وَاجْمَعْ مِنَ الشمْلِ مَا تَفَـرَّقْ

wahai tuhanku berselawatlah kepada Muhammad dan kumpulkan perkara yang terpisah-pisah

يَا رَبِّ صَـلِّ عَلَى مُحَمَّد ۞ وَاصلِحْ وَسَهِلْ مَا قَدْ تَعَـوَّقْ

wahai tuhanku berselawatlah kepada Muhammad dan perbaiki dan mudahkan perkara yang sulit

يَا رَبِّ صَـلِّ عَلَى مُحَمَّد ۞ وَافْتَحْ مِنَ الْخَيْرِ كُلَّ مُغْلَـقْ

wahai tuhanku berselawatlah kepada Muhammad dan bukalah setiap kebaikan yang tertutup

يَا رَبِّ صَـلِّ عَلَى مُحَمَّد ۞ وَآلِـهْ وَمَـنْ بِالنَّبِـيّ تَعَلَّـقْ

wahai tuhanku berselawatlah kepada Muhammad dan orang yang berpegang dengan nabi

يَا رَبِّ صَـلِّ عَلَى مُحَمَّد وآلِهْ وَمَنْ لِلْحَبِيْـِب يَعْشَـقْ

wahai tuhanku berselawatlah kepada Muhammad dan orang yang rindu terhadap kekasih

يَا رَبِّ صَـلِّ عَلَى مُحَمَّد ۞ وَمَـنْ بِحَبْـلِ النَّبِـيّ تَوَثَّـقْ

wahai tuhanku berselawatlah kepada Muhammad dan orang yang berpegangan dengan tali nabi

يَا رَبِّ صَـلِّ عَلَى مُحَمَّد ۞ يَا رَبّ صـلّ علَيْـهِ وَسلّـمْ

wahai tuhanku berselawatlah kepada Muhammad wahai tuhanku berselawatlah kepadanya dan ucapkanlah salam

اَلْحَمْدُ لِلّهِ الْقَوِيِّ سُلْطَانُهْ

Segala puji bagi Allah, yang teguh kekuasaan-Nya

اَلْوَاضِحِ بُرْهَانُهْ

 yang jelas bukti kebenaran-Nya

اَلْمَبْسُوْطِ فِي الْوُجُوْدِ كَرَمُه وَإِحْسَانُهْ

yang terbentang di alam semesta kedermawanan dan kemurahan-Nya

تَعَالى مَجْدُه وَعَظُمَ شَانُهْ

Maha tinggi kemuliaan-Nya, maha agung kedudukan-Nya

خَلَقَ الْخَلْقَ لِحِكْمَهْ

menciptakan makhluk karena hikmah

وَطَوى عَلَيْهَا عِلْمَهْ

dan melipat ilmu-Nya atas hikmah

وَبَسَطَ لَهُمْ مِنْ فَائِضِ الْمِنَّةِ مَا جَرَتْ بِه فِي أَقْدَارِهِ الْقِسْمَةْ

dan menghamparkan bagi mereka limpahan karunia-Nya yang pembagian berlaku dalam kehendak-Nya

فَأَرْسَلَ إِلَيْهِمْ أَشْرَفَ خَلْقِه وَأَجَلَّ عَبِيْدِه رَحْمَةْ

maka Ia mengutus makhluk-Nya yang paling mulia dan hamba-Nya yang paling agung karena rahmat

تَعَلَّقَتْ إِرَادَتُهُ الْأَزَلِيَّةُ بِخَلْقِ هذَا الْعَبْدِ الْمَحْبُوبْ

kehendaknya-Nya yang azali terhubung dengan penciptaan hamba yang dicintai ini

فَانْتَشَرَتْ أثَارُ شَرَفِه فِي عَوَالِمِ الشَّهَادَةِ وَالْغُيُوبْ

Maka tersebarlah pancaran kemuliaannya di alam nyata dan gaib

فَمَا اَجَلَّ هذَا الْمَنَّ الَّذِيْ تَكَرَّمَ بِهِ الْمَنَّانْ

betapa agung anugerah ini yang dilimpahkan oleh Maha Pemurah

وَمَا اَعْظَمَ هذَا الْفَضْلَ الَّذِيْ بَرَزَ مِنْ حَضْرَةِ الْإِحْسَانْ

betapa agung keutamaan ini yang tampak dari sumber kebagusan

صُوْرَةً كَامِلَةً ظَهَرَتْ فِي هَيْكَلٍ مَحْمُودْ

rupa yang sempurna yang tampak dalam bentuk insan terpuji

فَتَعَطَّرَتْ بِوُجُوْدِهَا اَكْنَافُ الْوُجُودْ

maka sisi-sisi alam semesta menjadi harum sebab kehadirannya

وَطَرَّزَتْ بُرْدَ الْعَوَالِمِ بِطِرَازِ التَّكْرِيمْ

dan sisi-sisi tersebut menyulam selimut alam semesta dengan sulaman kemuliaan

تَجَلَّى الْحَقُّ فِي عَالَمِ قُدْسِهِ الْوَاسِعْ

Allah yang Maha benar menampakkan dalam alam kesucian-Nya yang luas

تَجَلِّيًا قَضَى بِانْتِشَارِ فَضْلِه فِي الْقَرِيْبِ وَالشَّاسِعْ

dengan penampakan yang menetapkan penyebaran anugerah-Nya pada yang dekat dan jauh

فَلَهُ الْحَمْدُ الَّذِيْ لا تَنْحَصِرُ اَفْرَادُه بِتَعْدَادْ

Maka hanya bagi-Nya segala puji yang tidak terhingga bilangannya dengan hitungan

وَلا يُمَلُّ تَكْرَارُه بِكَثْرَةِ تَرْدَادْ

dan pengulangan tidak menjenukan sebab banyaknya pengulangan

حَيْثُ أَبْرَزَ مِنْ عَالَمِ الْإِمْكَانْ

sekira Ia tampilkan dari alam imkan

صُوْرَةَ هذَا الْإِنْسَانْ

bentuk insan ini

لِيَتَشَرَّفَ بِوُجُوْدِه ِ الثَّقَلانْ

Agar manusia dan jin memperoleh kemuliaan dengan kehadirannya

وَتَنْتَشِرَ اَسْرَارُه فِي الْأَكْوَانْ

dan rahasia-rahasianya tersebar di alam semesta

فَمَا مِنْ سِرٍّ اتَّصَلَ بِه قَلْبُ مُنِيبْ

Maka tiada rahasia yang sambung dengan hati orang yang sadar

اِلا مِنْ سَوَابغ فَضْلِ اللّهِ عَلى هذَا الْحَبِيبْ

Kecuali karena curahan karunia Allah terhadap kekasih ini

يَا لَقَلْب سُرُوْرُه قَـدْ تَوَالـى ۞ بِحَبِيْب عَـمَّ الأَنَـامَ نَـوَالا

duhai kebahagiaan hati yang terus menerus, karena kekasih yang anugerahnya ke semua manusia

جَلَّ مَنْ شَرَّفَ الْوُجُودَ بِنُوْرٍ ۞ غَمَرَ الْكَوْنَ بَهْجَـةً وَجَمَـالا

Maha agung Zat yang telah memuliakan wujud ini dengan cahaya, yang meliputi semesta dengan keriangan dan kecantikan

قَدْ تَرَقّى فِي الْحُسْنِ اَعْلى مَقَامٍ ۞ وَتَنَاهى فِي مَجْـدِه وَتَعَالـى

Mencapai tingkat keindahan tertinggi, menjulang mengangkasa dengan kemuliaannya

لاحَظَتْهُ الْعُيُوْنُ فِيْمَا اجْتَلَتْـهُ ۞ بَشَرًا كَامِلا يُزِيْحُ الضـلالا

Mata memandang dengan sesuatu yang ia lihat sebagai bentuk insan sempurna pengikis kesesatan

وَهْوَ مِنْ فَوْقِ عِلْمِ مَا قَدْ رَأَتْـهُ ۞ رِفْعَةً فِي شُؤُوْنِـه وكَمَـالا

meski ia melampaui pengetahuan yang dilihat mata dalam kemuliaan perkaranya dan kesempurnaan.

فَسُبْحَانَ الَّذيْ أَبْرَزَ مِنْ حَضْرَةِ الْاِمْتِنَانْ

mahasuci tuhan yang menampakkan dari sisi anugerah

مَا يَعْجِزُ عَنْ وَصْفِهِ اللِّسَانْ

sesuatu yang lisan tidak mampu menyifatinya

وَيَحَارُ فِي تَعَقُّلِ مَعَانِيْهِ الْجَنَانْ

dan hati bingung dalam memikirkan makna-maknanya

اِنْتَشَرَ مِنْهُ فِي عَالَمِ الْبُطُوْنِ وَالظُّهُورْ

tersebar darinya terhadap alam batin dan zahir

مَا مَلأَ الْوُجُوْدَ الْخَلْقِيَّ نُورْ

yang cahaya tidak menerangi alam semesta

فَتَبَارَكَ اللّهُ مِنْ اِلهٍ كَرِيمْ

Mahasuci Allah, Tuhan Maha Pemurah

بَشَّرَتْنَا آيَاتُه فِي الذِّكْرِ الْحَكِيمْ

Yang dalam kitab suci Al-Quran Al-Hakim Mengungkap berita gembira dengan firman-Nya,

بِبشَارَةِ لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُوْلٌ مِنْ اَنْفُسكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْه مَا عَنتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بالْمُؤْمنيْنَ رَؤفٌ رَحيْم

Telah datang kepadamu Seorang rasul dari kalangan sendiri Ia selalu prihatin atas apa yang menimpamu sangat ia inginkan kamu beriman Ia sangat penyantun, sangat penyayang.

فَمَنْ فَاجَأَتْهُ هذِهِ الْبشَارَةُ وتَلَقَّاهَا بِقَلْبٍ سَلِيمْ

Maka siapa saja yang sampai kepadanya berita gembira ini Serta menerimanya dengan hati dan pikiran sehat

فَقَدْ هُدِيَ اِلى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمْ

 Niscaya ia beroleh petunjuk Ke arah jalan yang lurus

BERSAMBUNG……

POTRET KEHIDUPAN MURID YANG BISA DI JADIKAN TELADAN

Bismillahirrohmaanirrohiim

كَثِيُر المَعُونَةِ، خَفِيفُ المَؤُونَةِ، بَعيدٌ عَنِ الرُّعُونةِ. أَمينٌ مَأمُونٌ، لا يَكذِبُ وَلا يَخونُ، لاَ بَخيلاً وَلا جَباناً، وَلا سَبَّاباً ولا لَعَّاناً، وَلا يَشتَغِلُ عَن بُدِّهِ، وَلا يَشِحُّ بِما في يَدِهِ، طَيِّبُ الطَّوِيَّةِ، حَسَنُ النِّيِّةِ، سَاحَتُهُ مِن كُلِّ شَرٍّ نَقِيَّةٌ، وَهِمَّتهُ فيما يُقَرِّبهُ مِن رَبِّهِ عَلِيَّةٌ، وَنَفسُهُ عَلى الدُّنيا أَبِيَّةٌ

Seorang murid harus suka menolong orang, ringan kaki dan tangan, jauh dari sifat bodoh, jadi orang yang dapat dipercaya, tidak berdusta, tidak berkhianat, bukan orang kikir dan pengecut, bukan pemaki atau pelaknat. Tiada mengabaikan kewajiban, tiada menggenggam apa-apa yang ada di dalam tangannya. Niatnya senantiasa baik, bathinnya senantiasa suci, dadanya bersih dari segala rupa kejahatan. Minatnya tinggi terhadap segala amal yang dapat mendekatkan kepada Tuhan, dan nafsunya menolak dunia.

لا يُصِرُّ علَى الهَفوَةِ، وَلا يُقدِمُ وَلا يُحجِمُ بِمُقتَضى الشَّهوَةِ، قَرِينُ الوَفَاءِ وَالفُتُوَّةِ، حَلِيفُ الحَياءِ وَالمرُوَّةِ، يُنصِفُ كُلَّ أَحدٍ مِن نَفسِهِ وَلا يَنتَصِفُ لَها مِن أَحَدٍ. إِن أُعطِيَ شَكَرَ، وَإِن مُنِعَ صَبَرَ، وَإِن ظَلَمَ تَابَ وَاستَغفَرَ، وَإِن ظُلِمَ عَفا وَ غَفَرَ، يُحِبُّ الخُمُولَ وَالاِسِتتَارَ، وَيَكرَهُ الظُّهورَ وَالاِشتِهارَ

Tidak mudah tergelincir ke dalam kesalahan. Tidak melakukan sesuatu pekerjaan karena menurutkan hawa nafsunya, suka kepada sifat menepati janji dan kepahlawanan, bersifat pemalu, menjaga harga dirinya, bertimbang rasa terhadap semua manusia dan makhluk-Nya, tidak akan marah jika manusia tidak timbang rasa kepadanya. Jika menerima rizki ia bersyukur, Jika ditahan rizkinya ia bersabar, jika ia menganiaya dirinya dia segera bertaubat dan beristighfar, dan jika dianiaya segera ia memaafkan dan mengampunkan. Suka duduk sendirian dan berjauhan dari manusia kebanyakan, tidak suka pamer dan keterkenalan.

لِسَانَهُ عَن كُلِّ مَا لا يَعنيِهِ مَخزونٌ، وَقَلبَهُ علَى تَقصِيرهِ في طاعةِ رَبِّهِ مَحزُونٌ، لاَ يُداهِنُ في الدِّينِ وَلا يُرضي المَخلوقِيَنَ بِسَخطِ رَبِّ العَالمِينَ، يَأنَسُ بِالوِحدَةِ وَالاِنفِرادِ، وَيَستَوحِشُ مِن مُخالَطَةِ العِبادِ، وَلا تَلقَاهُ إِلاَّ عَلى خَيرٍ يَعمَلُهُ، أَو عِلمٍ يُعَلِّمهُ، يُرجَي خَيرُهُ، وَلا يُخشَى شَرُّهُ

Lisannya diikat dari segala perkara yang tidak berguna baginya, dan hatinya senantiasa merasa pedih dan sedih, jika ia lalai dari mentaati Tuhannya. Tidak tawar menawar masalah/urusan agama. Tidak akan tunduk kepada makhluk dalam perkara yang akan dimurkai Tuhan Rabbii’Alamin, suka berkhalwat dan duduk mengasingkan diri, tidak merasa tenang waktu bergaul dengan orang banyak. Tidak berdiam diri yang tidak berguna, namun ada saja kebaikan yang dibuatnya atau ilmu yang diajarkan, sangat diharap darinya segala kebaikan, tidak ragu-ragu dan bimbang menolak kejahatan.

وَلا يُؤذِي مَن آذاهُ، وَلا يَجفُو مَن جَفَاهُ، كَالنَّخلةِ تُرمَى بِالحَجَرِ فَتَرمِي بِالرُّطَبِ، وَكَالأَرضِ يُطرَحُ عَليهَا كُلُّ قَبيحٍ وَلا يَخرُجُ مِنها إِلاَّ كُلُّ مَليحٍ

Tidak menyakiti orang yang menyakiti nya, dan tidak bersikap kasar kepada orang yang mengkasarinya laksana pohon kurma, semakin anda melontarkan batu semakin banyak buahnya yang jatuh ataupun laksana bumi betapa banyak kotoran yang di lemparkan kepadnya tapi tidaklah keluarlah darinya kecuali setiap yang manis.

تَلوحُ أَنوارُ صِدقِهِ علَى ظَاهِرِهِ، وَيَكادُ يُفصِحُ مَا يُرَى علَى وَجهِهِ عَمَّا يُضمِرُ في سَرائِرهِِ، سَعيُهُ وَهِمَّتُهُ في رِضَا مَولاهُ، وَحِرصَهُ ونَهمَتُهُ في مُتابَعَةِ رَسُولِهِ وَحَبِيبِهِ وَمُصطَفاهُ، يَتَأَسَّى بِهِ في جَميعِ أَحوَالِهِ، وَيَقتدِي بِهِ في أَخلاقِهِ وَأَفعَالِهِ وَأَقوالِهِ

Cahaya kebenaran meliputi bentuk lahirnya, sehingga apa yang terlukis dari wajah lahirnya hampir-hampir menafsirkan apa yang tersembunyi dalam bathinnya. perbuatan dan tujuannya semata-mata mencari keridhoan Allah SWT, mengerjakan sesuatu ataupun menjauhi semata-mata untuk mengikuti jejak Nabi shollallohu alaihi wasallam yang dipandang sebagai manusia panutannya, orang kecintaannya dan orang pilihannya. la berusaha sekuat tenaga mencontoh Rasulullah dalam sega­la hal, mengikuti dalam akhlaknya ,perbuatannya dan juga tutur katanya.

Wallohu a’lam.

APAKAH ANDA TERMASUK? INILAH 85 TINGKATAN PARA WALINYA ALLOH SWT.

فَائِدَةٌ فِى تَعْرِيْفِ اْلقُطْبِ

أَخْبَرَ الشَّيْخُ الصَّالِحُ اْلوَرَعُ الزَّاهِدُ الْمُحَقِّقُ الْمُدَقِّقُ شَمْسُ الدِّيْنِ بْنُ كَتِيْلَةُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى وَنَفَعَ بِهِ آمِيْنَ قَالَ : كُنْتُ يَوْمًا جَالِسًا بَيْنَ يَدِي سَيِّدِي فَخَطَرَ بَبًّالِيْ أَنْ أَسْأَلَهُ عَنِ اْلقُطْبِ فَقُلْتُ لَهُ : يَاسَيِّدِي مَا مَعْنَى اْلقُطْبُ ؟

( Faedah ) Mengenai definisi Wali Qutub

telah memberitahukan seorang guru yang sholih, wara` , Zuhud, seorang penyelidik, seorang yang teliti yakni Syekh Syamsuddin bin Katilah Rahimahullaahu Ta’ala menceritakan: “ suatu hari Saya sedang duduk di hadapan guruku, lalu terlintas untuk menanyakan tentang Wali Quthub. “Apa makna Quthub itu wahai tuanku?”

فَقَالَ لِيْ : اْلأَقْطَابُ كَثِيْرَةٌ ، فَإِنَّ كُلَّ مُقَدَّمِ قَوْمٍ هُوَ قُطْبُهُمْ وَأَمَّا قُطْبُ اْلغَوْثِ اْلفَرْدِ الْجَامِعِ فَهُوَ وَاحِدٌ

Lalu beliau menjawab kepadaku, “Quthub itu banyak. Setiap muqaddam atau pemuka sufi bisa disebut sebagai Quthub-nya. Sedangkan al-Quthubul Ghauts al-Fard al-Jami’ itu hanya satu.

( Dinuqil dari Mafahirul A`liyyah )

فالقطب عارف بهم جميعا ومشرف عليهم ولم يعرفه أحد ولايتشرف عليه وهو إمام الأولياء

Wali Quthub yang A`rif ( yang mengenal Allah Swt. ) berkumpul bersama mereka dan yang mengawasi mereka dan tidak mengetahuinya seorangpun juga , dan tidak mendapat kemuliaan atasnya, ia ( wali Quthub ) adalah imam para wali

(Dinuqil dari Safinatul Qodiriyyah )

وثمّة رجل واحد هو القطب والغوث الذى يُغيث كلّ العالم

Dan ada 1 orang ia adalah Wali Quthub dan Wali Gauts yang menolong di seluruh dunia.

ومتى انتقل القطب إلى الآخرة حل مكانه آخر من المرتبة التى قبله بالتسلسل إلى أن يحل رجل من الصلحاء والأولياء محل أحد الأربعة

Dan ketika Wali Quthub pindah ke akhirat keadaan tempatnya digantikan oleh peringkat lain yang sebelumnya dengan berurutan untuk menempati kedudukan orang dari para Sholaha dan Auliya yang bertempat di salah satu dari yang empat .

(Dinuqil dari Safinatul Qodiriyyah )

Para Quthub senantiasa bicara dengan Akal Akbar ( akal yang agung ), dengan Cahaya-cahaya Ruh (Ruhul Anwar), dengan Pena yang luhur (Al-Qalamul A’la), dengan Kesucian yang sangat indah (Al-Qudsul Al-Abha), dengan Asma yang Agung (Ismul A’dzam), dengan Kibritul Ahmar (ibarat Berlian Merah), dengan Yaqut yang mememancarkan cahaya ruhani, dengan Asma’-asma, huruf-huruf dan lingkaran-lingkaran Asma huruf. Dia ( Para Quthub )bicara dengan cahaya matahati di atas rahasia terdalam di lubuk rahasianya. Ia seorang yang alim dengan pengetahuan lahiriah dan batiniyah dengan kedalaman makna yang dahsyat, baik dalam tafsir, hadits, fiqih, ushul, bahasa, hikmah dan etika. Sebuah ilustrasi yang digambarkan pada Sulthanul Auliya Syeikhul Quthub Abul Hasan Asy-Syadzily – semoga Allah senantiasa meridhoi .

والغوث عبارة عن رجل عظيم وسيد كريم تحتاج إليه الناس عند الاضطرار فى تبيين ماخفى من العلوم المهمة والأسرار ، ويطلب منه الدعاء لأنه مستجاب الدعاء لو أقسم على الله لأبرقسمه مثل أويس القرنى فى زمن رسول الله صلعم ، ولايكون القطب قطبا حتى تجتمع فيه هذه الصفات التى اجتمعت فى هؤلاء الجماعة الذين تقدم ذكرهم انتهى من مناقب سيدي شمس الدين الحنفى

Wali Ghauts, yaitu seorang tokoh besar ( agung ) dan tuan mulia, di mana seluruh ummat manusia sangat membutuhkan pertolongannya, terutama untuk menjelaskan rahasia hakikat-hakikat Ilahiyah. Mereka juga memohon doa kepada al-Ghauts, sebab al-Ghauts sangat diijabahi doanya. Jika ia bersumpah langsung terjadi sumpahnya, seperti Uwais al-Qarni di zaman Rasul SAW. Dan seorang Qutub tidak bisa disebut Quthub manakala tidak memiliki sifat dan predikat integral dari para Wali.

Demikian pendapat dari kitab manaqib Sayyidi Syamsuddin Al-Hanafi…

( Dinuqil dari Mafahirul ‘Aliyyah )

والواحد هو الغوث واسمه عبدالله وإذ مات الغوث حلّ محله أحد العمدة الأربعة ثمّ يحل محل العمدة واحد من الأخيار ، وهكذا يحل واحد من النجباء محل واحد من الأخيار ويحل محل أحد النقباء الذى يحل محله واحد من الناس

Dan berjumlah 1 orang yaitu Wali Gauts, namanya adalah Abdullah, dan jika Wali Gauts wafat maka kedudukannya digantikan oleh 1 orang dari Wali U`mdah yang berjumlah 4 orang kemudian kedudukan Wali U`mdah digantikan oleh 1 orang dari Wali Akhyar demikian pula kedudukan 1 orang dari Wali Nujaba menggantikan 1 orang dari Wali Akhyar dan kedudukan Wali Nuqoba digantikan oleh 1 orang dari manusia.

Dinuqil dari Safinatul Qodiriyyah )

قُطْبُ اْلغَوْثِ اْلفَرْدِ الْجَامِعِ

1. Qutubul Ghautsil Fardil Jaami`i ( 1 abad 1 Orang )

Wali yang paripurna. Bertugas memimpin para wali diseluruh alam. Jumlahnya tiap masa hanya 1 orang, bila ia wafat, ia akan digantikan oleh wali Imaamaan / Aimmah.

ويقول فى مرآة الأسرار : إنّ طبقات الصّوفيّة سبعة الطالبون والمريدون والسالكون والسّائرون والطائرون والواصلون وسابعهم القطب الذى قلبه على قلب سيّدنا محمّد صلعم وهو وارث العلم اللّدني من النبي صلعم بين الناس وهو صاحب لطيفة الحقّ الصحيحة ما عداالنبى الأمّى

Dia ( Syaikh Abdul Qodir Jailani ra. ) mengatakan dalam kitab Miratil Asror :

Sesungguhnya tingkatan-tingkatan kewalian itu ada 7 tingkat diantaranya :

Thoolibun

Muriidun

Saalikun

Saairun

Thooirun

Waashilun

Dan ke 7 dari mereka yaitu Wali Qutub yang hatinya menempati Hati Nabi Muhammad saw. Dan ia ( wali Quthub ) merupakan pewaris ilmu laduni dari Nabi Saw. diantara manusia, dan ia ( wali Quthub ) yang memiliki lathifah ilahiyyah yang benar yang telah berlari kepada Hati Nabi yang Ummi Saw.

والطالب هو صاحب قوىّ مزكيّة للطيفته الخفية الجسميّة

والمريد هو صاحب قوىّ للطيفته النفسيّة

والسالك هو من يكون صاحب قوىّ مزكيّة للطيفة القلبيّة

والسائر هو الذى يكون صاحب قوىّ مزكيّة للطيفة السّرّيّة

والطائر هو الذى وصل إلى للطيفة الروحيّة

والواصل هو الشحص الذى اصبحت قواه اللطيفة مزكّاّة على لطيفة الحقّ

Thoolib adalah yang memiliki kekuasaan menyucikan bagi lathifah Jasad yang tersembunyi

muriid adalah yang memiliki kekuasaan lathifah Nafsu

Saalik adalah orang yang memiliki kekuasaan menyucikan bagi lathifah Hati

Saair adalah orang memiliki kekuasaan menyucikan bagi lathifah Rasa

Thooir adalah orang yang sampai kepada lathifah Ruh

Wasil adalah orang yang menjadi kan kekuatan lathifahnya menyucikan terhadap lathifah ilahiyyah.

ويقولون : إنّ رجال الله هم الأقطاب والغوث والإمامان اللذان هما وزيرا القطب والأوتاد والأبدل والأخيار والأبرر والنقباء والنجباء والعمدة والمكتومون والأفراد أي المحبوبون

Mereka ( Para Hukama ) mengatakan: Sesungguhnya Para Wali Allah yaitu Wali Qutub, Wali Gauts, Wali Dua Imam, yang keduanya Wali Imamaim merupakan pelayan Wali Qutub, Wali Autad, Wali Abdal, Wali Akhyar, Wali Abrar, Wali Nuqoba, Wali Nujaba, Wali U`mdah, Wali Maktumun, dan Wali Afrad ia disebut pula Wali Mahbubun.

( Dinuqil dari Safinatul Qodiriyyah )

الإِمَامَانِ

2. Imaamani / Imaamain /Aimmah ( 1 Abad 2 orang )

Wali yang menjadi dua imam

وأما الإمامان فهما شخصان أحدهما عن يمين القطب والآخر عن شماله فالذي عن يمينه ينظر فى الملكوت وهو أعلى من صاحبه ، والذى عن شماله ينظر فى الملك ، وصاحب اليمين هو الذي يخلف القطب ، ولهما أربعة أعمال باطنة وأربعة ظاهرة :

Adapun Wali Dua Imam (Imamani), yaitu dua pribadi ( 2 orang ) , salah satu ada di sisi kanan Quthub dan sisi lain ada di sisi kirinya. Yang ada di sisi kanan senantiasa memandang alam Malakut (alam batin) — dan derajatnya lebih luhur ketimbang kawannya yang di sisi kiri –, sedangkan yang di sisi kiri senantiasa memandang ke alam jagad semesta (malak). Sosok di kanan Quthub adalah Badal dari Quthub. Namun masing-masing memiliki empat amaliyah Batin, dan empat amaliyah Lahir.

فأما الظاهرة ، فالزهد والورع والأمر بالمعروف والنهي عن المنكر

Yang bersifat Lahiriyah adalah: Zuhud, Wara’, Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar.

وأما الباطنة فالصدق والإخلاص والحياء والمراقبة

Sedangkan yang bersifat Batiniyah: Sidiq ( Kejujuran hati) , Ikhlas, Mememlihara Malu dan Muraqabah.

وقال القاشاني فى اصطلاحات الصوفية

Syaikh Al-Qosyani dalam istilah kitab kewaliannya Berkata :

الإمامان هما الشخصان اللذان أحدهما عن يمين القطب ونظره فى الملكوت

Wali Imam adalah dua orang, satu di sebelah kanan Qutub dan dan senantiasa memandang alam malakut ( alam malaikat )

والآخر عن يساره ونظره فى الملك،

, dan yang lainnya ( satu lagi ) di sisi kiri ( wali Qutub ) –, sedangkan yang di sisi kiri senantiasa memandang ke alam jagad semesta (malak).

وهو أعلى من صاحبه وهو الذى يخلف القطب ،

dan derajatnya lebih luhur ketimbang kawannya yang di sisi kanan, Sosok di kiri Quthub adalah Badal dari Quthub

قلت وبينه وبين ما قبله مغايرة فليتأمل

Syaikh Al-Qosyani berkata, diantara dirinya ( yang sebelah kiri ) dan antara sesuatu yang sebelumnya ( sebelah kanan ) memiliki perbedaan dalam perenungan

(Dinuqil dari Mafahirul `Aliyyah )

Al Imamani bentuk isim tasniyyah ( bentuk ganda ) berasal dari kata tunggal Al- imam yang mempunyai arti pemimpin begitu juga Al Aimmah berasal dari kata tunggal imam yang mempunyai arti pemimpin.

Wali Imaaman merupakan Pembantu Wali Qutubul Ghautsil Fardil Jaami`i. Jumlahnya ada 2 orang. Bila Wali Qutubul Ghautsil Fardil Jaami`i wafat, maka salah 1 seorang wali Aimmah akan menggantikan posisinya.

Gelar Wali Aimmah :

1) Abdul Rabbi عَبْدُ الرَّبِّ

bertugas menyaksikan alam ghaib

2) Abdul Malik عَبْدُ الْمَالِكِ

Bertugas menyaksikan alam malaikat

الأَوْتَادُ

3. Autad ( 1 Abad 4 Orang di 4 penjuru Mata Angin )

Wali paku jagat

ثمّ الأوتاد وهم عبارة عن أربعة رجال منازلهم منازل الأربعة أركان من العالم شرقا وغربا وجنوبا وشمالا ومقام كل واحد منهم تلك ولهم ثمانية أعمال أربعة ظاهرة وأربعة باطنة ،

Kemudian Wali Autad mereka berjumlah 4 orang tempat mereka mempunyai 4 penjuru tiang -tiang, mulai dari penjuru alam timur, barat, selatan dan utara dan maqom setiap satu dari mereka itu, Mereka memiliki 8 amaliyah: 4 lagi bersifat lahiriyah, dan 4 bersifat batiniyah

فالظاهرة :كثرة الصيام ، وقيال الليل والناس نيام ، وكثرة الإيثار ، والإستغفار بالأسحار

Maka yang bersifat lahiriyah: 1) Banyak Puasa, 2) Banyak Shalat Malam, 3) Banyak Pengutamaan ( lebih mengutamakan yang wajib kemudian yang sunnah ) dan 4) memohon ampun sebelum fajar.

وأما الباطنة : فالتوكل والتفويض والثقة والتسليم ولهم واحد منهم هو قطبهم

Adapun yang bersifat Bathiniyah : 1) Tawakkal, 2) Tafwidh , 3) Dapat dipercaya ( amanah) dan 4) taslim.dan kepercayaan, pengiriman, dan dari mereka ada salah satu imam ( pemukanya), dan ia disebut sebagai Quthub-nya.

( dituqil dari mafahirul a`liyyah )

وثمّة أربعون آخرون هم الأوتاد الذين مدار استحكام العالم بهم . كما الطناب بالوتد . وثلاثة آخرون يقال لهم النقباء أي نقباء هذه الأمّة.

Dan ada 40 orang lainnya mereka adalah Wali Autad yang gigih mereka diatas dunia. Sebagai tali pasak. Dan tiga orang lainnya disebut bagi mereka adalah Wali Nuqoba artinya panglima umat ini

(Dinuqil dari Safinatul Qodiriyyah )

Al Autad berasal dari kata tunggal Al Watad yang mempunyai arti pasak/ tiang. Yang memperoleh pangkat Al Autad hanya ada empat orang saja setiap masanya. Mereka tinggal di utara, di timur, di barat dan di selatan bumi, mereka bagaikan penjaga di setiap pelusuk bumi.

Jumlahnya selalu 4 ( empat ) setiap masa. Masing – masing menguasai 4 mata angin yg berpusat di Ka’bah Mekkah.

dalam maqam Autad kadang terdapat wali wanita.

gelar autad :

1. Abdul Hayyi عَبْدُ الْحَيِّ

2. Abdul Alim عَبْدُ الْعَالِيْمِ

3. Abdul Qadir عَبْدُ الْقَادِرِ

4. Abdul Murid عَبْدُ الْمُرِيْدِ

الأَبْدَالُ

4. Abdal ( 1 Abad 7 Orang tidak akan bertambah & berkurang Apabila ada wali Abdal yg Wafat Alloh menggantikannya dengan mengangkat Wali abdal Yg Lain ( Abdal=Pengganti ) Wali Abdal juga ada Waliyahnya ( Wanita ).

وأما الأبدال فهم سبعة رجال ، أهل كمال واستقامة واعتدال ، قد تخلصوا من الوهم والخيال ولهم أربعة أعمال باطنة وأربعة ظاهرة

Adapun Wali Abdal berjumlah 7 orang. Mereka disebut sebagai kalangan paripurna, istiqamah dan memelihara keseimbangan kehambaan. Mereka telah lepas dari imajinasi dan khayalan, dan Mereka memiliki 8 amaliyah: 4 bersifat batiniyah, dan 4 lagi bersifat lahiriyah

فأما الظاهرة فالصمت والسهر والجوع والعزلة

Adapun yang bersifat lahiriyah: 1) Diam, 2) Terjaga dari tidur, 3) Lapar dan 4) ‘Uzlah.

ولكل من هذه الأربعة ظاهر وباطن

Dari masing-masing empat amaliyah lahiriyah ini juga terbagi menjadi empat pula:

Lahiriyah dan sekaligus Batiniyah:

أما الصمت فظاهره ترك الكلام بغير ذكر الله تعالى

Pertama, diam, secara lahiriyah diam dari bicara, kecuali hanya berdzikir kepada Allah Ta’ala.

وأما باطنه فصمت الضمير عن جميع التفاصيل والأخبار

Sedangkan Batinnya, adalah diam batinnya dari seluruh rincian keragaman dan berita-berita batin.

وأما السهر فظاهره عدم النوم وباطنه عدم الغفلة

Kedua, terjaga dari tidur secara lahiriyah, batinnya terjaga dari kealpaan dari dzikrullah.

وأما الجوع فعلى قسمين : جوع الأبرار لكمال السلوك وجوع المقربين لموائد الأنس

Ketiga, lapar, terbagi dua. Laparnya kalangan Abrar, karena kesempurnaan penempuhan menuju Allah, dan laparnya kalangan Muqarrabun karena penuh dengan hidangan anugerah sukacita Ilahiyah (uns).

وأما العزلة فظارها ترك المخالطة بالناس وباطنها ترك الأنس بهم :

Keempat, ‘uzlah, secara lahiriyah tidak berada di tengah keramaian, secara batiniyah meninggalkan rasa suka cita bersama banyak orang, karena suka cita hanya bersama Allah.

وللأبدال أربعة أعمال باطنة وهي التجريد والتفريد والجمع والتوحيد

Amaliyah Batiniyah kalangan Abdal, juga ada empat prinsipal: 1) Tajrid (hanya semata bersama Allah), 2) Tafrid (yang ada hanya Allah), 3) Al-Jam’u (berada dalam Kesatuan Allah, 3) Tauhid.

ومن خواص الأبدال من سافر من القوم من موضعه وترك جسدا على صورته فذاك هو البدل لاغير، والبدل على قلب إبراهيم عليه السلام ،

Salah satu keistimewaan-keistimewaan wali abdal dalam perjalanan qoum dari tempatnya dan meninggalkan jasad dalam bentuk-Nya maka dari itu ia sebagai abdal tanpa kecuali

وهؤلاء الأبدال لهم إمام مقدم عليهم يأخذون عنه ويقتدون به ، وهو قطبهم لأنه مقدمهم ،

Wali abdal ini ada imam dan pemukanya, dan ia disebut sebagai Quthub-nya.

karena sesungguhnya ia sebagai muqoddam abdal-Nya.

وقيل الأبدال أربعون وسبعة هم الأخيار وكل منهم لهم إمام منهم هو قطبهم ،

Dikatakan bahwa wali abdal itu jumlahnya 47 orang mereka disebut juga wali akhyar dan setiap dari mereka ada imam dan pemukanya, dan ia disebut sebagai Quthub-nya.

(Dinuqil dari Mafahirul `ALiyyah )

وأورد فى مجمع السلوك : أنّ الأولياء أربعون رجلا هم الأبدال وأربعون هم النقباء وأربعون هم النجباء وأربعون هم الأوتاد وسبعة هم الأمناء وثلاثة هم الخلفاء

Dikutip di dalam kitab Majmu`us Suluk : bahwa para wali berjumlah 40 orang mereka disebut Wali Abdaal , dan 40 orang disebut wali Nuqoba, 40 orang disebut wali Nujaba, 40 orang disebut wali Autad, 7 orang disebut wali Umana dan 3 orang disebut wali Khulafa.

(Dinuqil dari Safinatul Qodiriyyah )

Al Abdal berasal dari kata Badal yang mempunyai arti menggantikan. Yang memperoleh pangkat Al Abdal itu hanya ada tujuh orang dalam setiap masanya. Setiap wali Abdal ditugaskan oleh Allah swt untuk menjaga suatu wilayah di bumi ini. Dikatakan di bumi ini mempunyai tujuh daerah. Setiap daerah dijaga oleh seorang wali Abdal. Jika wali Abdal itu meninggalkan tempatnya, maka ia akan digantikan oleh yang lain.

Ada seorang yang bernama Abdul Majid Bin Salamah pernah bertanya pada seorang wali Abdal yang bernama Muaz Bin Asyrash, amalan apa yang dikerjakannya sampai ia menjadi wali Abdal? Jawab Muaz Bin Asyrash: “Para wali Abdal mendapatkan derajat tersebut dengan empat kebiasaan, yaitu sering lapar, gemar beribadah di malam hari, suka diam dan mengasingkan diri”.

Wali Abdal ( Pengganti) ini apabila salah satu anggotanya ada yang wafat, maka para wali / al Ghauts akan menunjuk penggantinya.

Jumlahnya selalu 7 orang setiap masa dan mereka menguasai 7 iklim.

النُّجَبَاءُ

5. Nujaba’ ( 1 Abad 8 Orang )

Wali yang dermawan

ثُمَّ النُّجَبَاءُ أَرْبَعُوْنَ وَقِيْلَ سَبْعُوْنَ وَهُمْ مَشْغُوْلُوْنَ بِحَمْلِ أَثْقَلِ الْخَلْقِ فَلَا يَنْظُرُوْنَ إِلَّا فِى حَقِّ اْلغَيْرِ ، وَلَهُمْ ثَمَانِيَةُ أَعْمَالٍ. أَرْبَعَةٌ بَاطِنَةٌ ،وَ أَرْبَعَةٌ ظَاهِرَةٌ ،

Sedangkan Wali Nujaba’ jumlahnya 40 Wali. Ada yang mengatakan 70 Wali. Tugas mereka adalah memikul beban-beban kesulitan manusia. Karena itu yang diperjuangkan adalah hak orang lain (bukan dirinya sendiri). Mereka memiliki 8 amaliyah: 4 bersifat batiniyah, dan 4 lagi bersifat lahiriyah:

فالظاهرة : الفتوة والتواضع والأدب وكثرة العبادة ،

Yang bersifat lahiriyah adalah 1) Futuwwah (peduli sepenuhnya pada hak orang lain), 2) Tawadlu’, 3) Menjaga Adab (dengan Allah dan sesama) dan 4) Ibadah secara maksimal.

وأما الباطنة فالصبر والرضا والشكر والحياء وهم أهل مكارم الأخلاق

Sedangkan secara Batiniyah, 1) Sabar, 2) Ridla, 3) Syukur), 4) Malu. Dan meraka di sebut juga wali yang mulia akhlaqnya.

والنجباء : هم المشغولون بحبل أثقال الخلق وهم أربعون اهـ

Dan Nujaba mereka disibukan dengan tali beban-beban makhluk jumlah Wali Nujaba 40 orang

(Dinuqil dari Mafahirul a`liyyah )

ويقول أيضا فى كشف اللغات : النجباء أربعون رجلا من رجال الغيب القائمون بإصلاح أعمال الناس . ويتحملون مشاكل الناس ويتصرفون فى أعمالهم ويقول فى شرح الفصوص : النجباء سبعة رجال يقال لهم رجال الغيب والنقباء ثلاثمائة ويقال لهم الأبرار وأقل مراتب الأولياء هي مرتبة النقباء

Dia ( Syaikh Abdul Qodir Jailani ra. ) juga mengatakan dalam Kitab kasyful Lughoh : bahwa Wali Nujaba berjumlah 40 orang dari golongan Wali Rijalil Ghoib yang menyelenggarakan dengan amal-amal manusia dan menanggung masalah manusia serta mereka bertindak dalam amal-amal mereka , dan ia ( Syaikh Abdul Qodir Jailani ra. ) mengatakan di dalam kitab syarohul Fushush : bahwa Wali Nujaba berjumlah 7 orang dan disebut juga mereka Wali Rijalul Ghoib , Wali Nuqoba berjumlah 300 orang disebut juga mereka Wali Abrar dan peringkat yang lebih rendah dari para wali adalah pangkat wali Nuqoba.

(Dinuqil dari Safinatul Qodiriyyah )

وثمّة سبعون آخرون يقال لهم النجباء ، وهؤلاء فى المغرب وأربعون آخرون هم الأبدال ومقرّهم فى الشام ،

Dan ada 70 orang yang lain disebut bagi mereka Wali Nujaba, dan orang-orang ini tinggal di Maroko dan 40 orang lainnya adalah Wali Abdal yang berpusat di Suriah,

( dituqil dari safinatul Qodiriyyah )

Wali ini hanya bisa dikenali oleh wali yg tingkatannya lebih tinggi.

jumlahnya selalu 8 orang dan du`a mereka sangat mustajab An Nujaba’ berasal dari kata tunggal Najib yang mempunyai arti bangsa yang mulia. Wali Nujaba’ pada umumnya selalu disukai orang. Dimana saja mereka mendapatkan sambutan orang ramai. Kebanyakan para wali tingkatan ini tidak merasakan diri mereka adalah para wali Allah. Yang dapat mengetahui bahwa mereka adalah wali Allah hanyalah seorang wali yang lebih tinggi derajatnya. Setiap zaman jumlah mereka hanya tidak lebih dari 8 orang.

النُّقَبَاءُ

6. Nuqoba’ ( Naqib ) ( 1 Abad 12 orang Di Wakilkan Alloh Masing2 pada tiap-tiap Bulan).

Wali yang mengetahui batinnya manusia

وَتَفْسِيْرُ ذَلِكَ أَنَّ النُّقَبَاءَ هُمُ ثَلَثُمِائَةٌ وَهُمُ الَّذِيْنَ اِسْتَخْرَجُوْا خَبَايًّا النُّفُوْس وَلَهُمُ عَشْرَةُ أَعْمَالٍ : أَرْبَعَةٌ ظَاهِرَةٌ وَسِتَّةٌ بَاطِنَةٌ

Dan penjelasan tersebut : sesungguhnya bahwa Wali Nuqaba’ itu jumlahnya 300. Mereka itu yang menggali rahasia jiwa dalam arti mereka itu telah lepas dari reka daya nafsu, dan mereka memiliki 10 amaliyah: 4 amaliyah bersifat lahiriyah, dan 6 amaliyah bersifat bathiniyah.

فَاْلأَرْبَعَةُ الظَّاهِرَةُ : كَثْرَةُ اْلعِبَادَةِ وَالتَّحْقِقُ بِالزُّهَّادَةَ وَالتَّجْرِدُ عَنِ اْلإِرَادَةَ وَقُوَّةُ الْمُجَاهَدَةَ

Maka 4 `amaliyah lahiriyah itu antara lain: 1) Ibadah yang banyak, 2) Melakukan zuhud hakiki, 3) Menekan hasrat diri, 4) Mujahadah dengan maksimal.

وَأَمَّا ْالبَاطِنَةُ فَهِيَ التَّوْبَةُ وَاْلإِنَابَةُ وَالْمُحَاسَبَةُ وَالتَّفَكُّرُ وَاْلإِعْتِصَامُ وَالرِّيَاضَةُ فَهَذِهِ الثَّلَثُمِائَةٌ لَهُمْ إِمَامٌ مِنْهُمْ يَأْخُذُوْنَ عَنْهُ وَيَقْتَدُوْنَ بِهِ فَهُوَ قُبْطُهُمْ

Sedangkan `amaliyah batinnya: 1) Taubat, 2) Inabah, 3) Muhasabah, 4) Tafakkur, 5) Merakit dalam Allah, 6) Riyadlah. Di antara 300 Wali ini ada imam dan pemukanya, dan ia disebut sebagai Quthub-nya.

وفى اصطلاحات شيخ الإسلام زكريا الأنصاري : النقباء هم الذين استخرجوا خبايا النفوس وهم ثلثمائة

Dalam istilah Syaikh al-Islam Zakaria Al-Anshar ra.: Wali Nuqoba adalah orang-orang yang telah menemukan rahasia jiwa, dan mereka ( wali Nuqoba ) berjumlah 300 orang

(Dinuqil dari Mafahirul A`liyyah )

والنقباء ثلاثمائة شخص واسم كلّ منهم على

والنجباء سبعون واسم كلّ واحد منهم حسن

والأخيار سبعة واسم كل منهم حسين

والعمدة أربعة واسم كلّ منهم محمّد

Dan Wali Nuqoba berjumlah 300 orang dan nama masing-masing dari mereka yaitu A`li

Dan Wali Nujaba berjumlah 70 orang dan nama salah satu dari mereka yaitu Hasan

Dan Wali Akhyar berjumlah 7 orang dan nama masing-masing dari mereka yaitu Husain

Dan Wali U`mdah berjumlah 4 orang dan nama masing-masing dari mereka yaitu Muhammad

(Dinuqil dari Safinatul Qodiriyyah )

وأما مكان إقامة النقباء فى أرض المغرب أي السويداء واليوم هناك من الصبح إلى الضحى وبقية اليوم ليل أما صلاتهم فحين يصل الوقت فإنهم يرون الشمس بعد طيّ الأرض لهم فيؤدّون الصلاة لوقتها

Adapun tempat kediaman Wali Nuqoba di tanah Magrib yakni Khurasan , pada hari ini dari mulai Shubuh sampai Dhuha dan pada sisa malam hari itu mereka shalat ketika waktu tiba, mereka melihat matahari sesudah bumi melipat , mereka melakukan Shalat pada waktunya.

(Dinuqil dari safinatul Qodiriyyah )S

Jumlahnya selalu 12. mereka sangat menguasai hukum syariat.

Jika wali Nuqaba’ melihat jejak kaki seseorang, maka ia akan dapat mengetahui apakah jejeak tsb milik orang baik, jahat, pandai atau bodoh.

An Nuqaba’ berasal dari kata tunggal Naqib yang mempunyai arti ketua suatu kaum. Jumlah wali Nuqaba’ dalam setiap masanya hanya ada dua belas orang. Wali Nuqaba’ itu diberi karamah mengerti sedalam-dalamnya tentang hukum-hukum syariat. Dan mereka juga diberi pengetahuan tentang rahasia yang tersembunyi di hati seseorang. Selanjutnya mereka pun mampu untuk meramal tentang watak dan nasib seorang melalui bekas jejak kaki seseorang yang ada di tanah. Sebenarnya hal ini tidaklah aneh. Kalau ahli jejak dari Mesir mampu mengungkap rahasia seorang setelah melihat bekas jejaknya. Apakah Allah tidak mampu membuka rahsia seseorang kepada seorang waliNya?

الرُّقَبَاءُ

7. Ruqooba ( 1 Abad 4 Orang)

Wali yang waspada akan firman-firman Allah

الْخَتْمُ الزَّمَانِ

8. Khotmz Zamaan ( penutup Wali Akhir zaman )( 1 Alam dunia hanya 1 orang ) Yaitu Nabi Isa A S ketika diturunkan kembali ke dunia, Alloh Angkat menjadi Wali Khotmz Zamaan.

Al Khatamiyun berasal dari kata Khatam yang mempunyai arti penutup atau penghabisan. Maksudnya pangkat AlKhatamiyun adalah sebagai penutup para wali. Jumlah mereka hanya seorang. Tidak ada pangkat kewalian umat Muhammad yang lebih tinggi dari tingkatan ini. Jenis wali ini hanya akan ada di akhir masa,yaitu ketika Nabi Isa as.datang kembali.

الرِّجَالُ الْمَاءِ

9. Rijalul Ma’ ( 1 Abad 124 Orang )

Wali yang beribadah didalam air dan berjalan di atas air

Wali dengan Pangkat Ini beribadahnya di dalam Air di riwayatkan oleh Syeikh Abi Su’ud Ibni Syabil ” Pada suatu ketika aku berada di pinggir sungai tikrit di Bagdad dan aku termenung dan terbersit dalam hatiku “Apakah ada hamba2 Alloh yang beribadah di sungai2 atau di Lautan” Belum sampai perkataan hatiku tiba2 dari dalam sungai muncullah seseorang yang berkata “akulah salah satu hamba Alloh yang di tugaskan untuk beribadah di dalam Air”, Maka akupun mengucapkan salam padanya lalu Dia pun membalas salam aku tiba2 orang tersebut hilang dari pandanganku.

الرِّجَالُ الْغَيْبِ

10. Rijalul Ghoib ( 1 Abad 10 orang tidak bertambah dan berkurang )

Wali yang dapat melihat rahasia alam ghaib dengan mata hatinya

Tiap-tiap Wali Rizalul Ghoib ada yg Wafat seketika juga Alloh mengangkat Wali Rizalul Ghoib Yg lain, Wali Rizalul Ghoib merupakan Wali yang di sembunyikan oleh Alloh dari penglihatannya Makhluq2 Bumi dan Langit tiap2 wali Rizalul Ghoib tidak dapat mengetahui Wali Rizalul Ghoib yang lainnya, Dan ada juga Wali dengan pangkat Rijalul Ghoib dari golongan Jin Mu’min, Semua Wali Rizalul Ghoib tidak mengambil sesuatupun dari Rizqi Alam nyata ini tetapi mereka mengambil atau menggunakan Rizqi dari Alam Ghaib.

الرِّجَالُ الشَّهَادَةِ

11. Rijalul Syahaadah /Adz-Dzohirun ( 1 Abad 18 orang )

Wali yang ahli dalam ibadah zhohir

الرِّجَالُ اْلإِمْدَادِ

12. Rijalul Imdad ( 1 Abad 3 Orang )

Wali penolong

Di antaranya pula ada yang termasuk dalam golongan Rijalul Imdadil Ilahi Wal Kauni, yaitu mereka yang selalu mendapat kurniaan Ilahi. Jumlah mereka tidak lebih dari tiga orang di setiap abad. Mereka selalu mendapat pertolongan Allah untuk menolong manusia sesamanya. Sikap mereka dikenal lemah lembut dan berhati penyayang. Mereka senantiasa menyalurkan anugerah-anugerah Allah kepada manusia. Adanya mereka menunjukkan berpanjangannya kasih sayang Allah kepada makhlukNya.

الرِّجَالُ الْهَيْبَةِ وَالْجَلَالِ

13. Rijalul Haybati Wal Jalal ( 1 Abad 4 Orang )

Wali yang berwibawa dan memiliki keagungan

الرِّجَالُ الْفَتْحِ

14. Rijalul Fath ( 1 Abad 24 Orang )

Wali yang terbuka mata hatinya

Alloh mewakilkannya di tiap Sa’ah ( Jam ) Wali Rizalul Fath tersebar di seluruh Dunia 2 Orang di Yaman, 6 orang di Negara Barat, 4 orang di negara timur, dan sisanya di semua Jihat ( Arah Mata Angin )

ويقول فى توضيح المذاهب :

Dia ( Syaikh Abdul Qodir Jailani ra. ) berkata dalam kitab Taudhil Madzahib:

اْلمَكْتُوْمُوْنَ

15. Wali Maktum ( para wali yang tersembunyi )

berjumlah 4.000 orang

ويقول فى توضيح المذاهب :

Dia ( Syaikh Abdul Qodir Jailani ra. ) berkata dalam kitab Taudhil Madzahib:

المكتومون أربعة آلاف رجل ويبقون مستورين وليسوا من أهل التصرف.

Wali Maktum berjumlah 4.000 orang dan tetap Masturin ( yakni tetap menjadi para wali yang tidak dikenal oleh orang-orang ) dan mereka bukan dari Ahlut Tashrif.

أما الذين هم من أهل الحل والعقد والتصرّف وتصدر عنهم الأمور وهم كقرّبون من الله فهم ثلاثمائة .

Adapun Ahlu Tashrif mereka itu dari Ahlul Hal yakni orang yang berpengaruh dan bertindak dengan mereka yakni Wali Kaqorrobun dari Allah Swt dan mereka berjumlah 300 orang.

( dituqil dari safinatul Qodiriyyah )

قُطْبُ الْخَتْمِ الْمَكْتُوْمِ

16. Quthbul khotmil maktum( 1 Abad 1 Orang )

Wali paripurna yang disembunyikan

كَقَرَّبُوْنَ

17. Wali Kaqorrobun

berjumlah 300 orang.

الْخُلَفَاءُ

18. Wali Khulafa ( wali para pengganti )

Berjumlah 3 orang

والثلاثة الذين هم الخلفاء من الأئمة يعرفون السبعة ويعرفون الأربعين وهم البدلاء والأربعون يعرفون سائر الأولياء من الأئمة ولا يعرفهم من الأولياء أحد فإذا نقص واحد من الأربعين أبدل مكانه من الأولياء وكذا فى السبع والثلاث والواحد إلا أن يأتي بقيام الساعة انتهى

Dan berjumlah 3 orang yang merupakan Wali Khulafa dari 7 Wali Aimah yang A`rif, dan 40 yang A`rif mereka adalah Wali Budalaa dan 40 golongan para wali yang A`rif dari Wali Aimah dan tidak ada yang mengetahui mereka dari para wali seorang pun Jika salah satu dari 40 kurang maka ia menggantikan tempatnya dari para wali demikian juga yang berjumlah tujuh dan tiga dan satu orang kecuali jika datang kiamat. ( dituqil dari safinatul Qodiriyyah )

البُدَلَاءُ

19. Budala’ ( 1 Abad 12 orang )

Wali yang menjadi penggantinya ulama

Budala’ Jama’ nya ( Jama’ Sigoh Muntahal Jumu’) dari Abdal tapi bukan Pangkat Wali Abdal

وقال أبو عثمان المغربي : البدلاء أربعون والأمناء سبعة والخلفاء من الأئمة ثلاثة والواحد هو القطب :

Said Abu U`tsman Al Maghriby berkata : bahwa Wali Budala`a berjumlah 40 orang, Wali Umana berjumlah 7 orang, Wali Khulafa dari Wali A’imah berjumlah 7 orang dan 1 orang adalah Wali Qutub .

(Dinuqil dari Safinatul Qodiriyyah )

اْلأَخْيَارُ

20. Wali Akhyar ( para wali pilihan )

Berjumlah 7 orang

وفى كشف اللغات يقول : الأولياء عدة أقسام : ثلاثمائة منهم يقال لهم أخيار وأبرار وأربعون يقال لهم الأبدل وأربعة يسمّون بالأوتاد وثلاثة يسمّون النقباء وواحد هو المسمّى بالقطب انتهى

Dalam Kitab Kasyful Lughoh ( Syaikh Abdul Qodir Jailani ra. ) mengatakan: bahwa para wali ada beberapa tingkatan : 300 orang dari mereka disebut Wali Akhyar dan Wali Abrar dan 40 orang disebut dengan Wali Abdal dan 4 orang disebut dengan Wali Autad dan 3 orang disebut dengan Wali Nuqoba dan 1 orang disebut dengan Wali Quthub……….. berakhir

( dituqil dari safinatul Qodiriyyah )

وفى رواية خلاصة المناقب سبعة . ويقال لهم أيضا أخيار وسيّاح ومقامهم فى مصر.

Di dalam kitab Riwayat ringkasan Manaqib yang ke-7 . Dikatakan bahwa Wali Akhyar juga melakukan perjalanan di muka bumi, dan tetap tinggal di Mesir.

وقد أمرهم الحقّ سبحانه بالسياحة لإرشاد الطالبين والعابدين .

Sungguh telah memerintahkan mereka kepada Allah yang Maha Haq lagi yang maha suci dengan perjalanan petunjuk untuk memandu pemohon ( Tholibun ) dan A`bidun.

(Dinuqil dari Safinatul Qodiriyyah )

اْلعُمْدَةُ

21. Wali Umdah ( para wali pembaiat )

Berjumlah 4 orang

وثمّة خمسة رجال يقال لهم العمدة لأنهم كالأعمدة للبناء والعالم يقوم عليهم كما يقوم المنزل على الأعمدة . وهؤلاء فى أطراف العالم .

Dan ada 5 orang disebut bagi mereka Wali U`mdah, karena sesungguhnya mereka seperti tiang bagi gedung dan dunia yang berdiri bagi mereka, sebagai mana berdirinya rumah diatas tiang. Dan orang-orang ini tinggal di belahan dunia.

(Dinuqil dari Safinatul Qodiriyyah )

وأما العمدة الأربعة ففى زوايا الأرض وأمّاالغوث فمسكنه مكّة وأمّا الأخيار فهم سيّاحون دائما وأمّا النجباء فمسكنه مصر ولايقرّون فى مكان وهذا غير صحيح

ذلك لأنّ حضرة السيد عبد القادر الجلاني رحمه الله وكان غوثا إنّما أقام فى بغداد .

Adapun ( tempat kediaman ) wali U`mdah di empat penjuru bumi, dan Wali Gauts tempat kediamannya di Makkah, Wali Akhyar melakukan perjalan (sayyâhûn) di muka bumi) selamanya, Wali Nujaba di Mesir dan mereka tidak menetap di satu tempat maka hal ini tidak benar, karena sesungguhnya Hadroh Sayyid Abdul Qodir Jailani menjadi Wali Gauts dan pastinya tempat kediaman Wali Gauts di Baghdad.

هذا وتفصيل أحوال الباقى فسيأتي فى مواضعه

Ini perincian kondisi sisanya yang akan datang pada tempatnya

(Dinuqil dari Safinatul Qodiriyyah )

اْلأَبْرَارُ

22. Wali Abrar ( para wali yang berbakti )

Berjumlah 7 orang

وثمّة سبعة هم الأبراروهم فى الحجاز .

Dan Ada 7 orang mereka adalah Wali Abrar dan mereka tinggal di Hijaz.

(Dinuqil dari Safinatul Qodiriyyah )

اْلمَحْبُوْبُوْنَ

23. Wali Mahbubun ( para wali yang saling mencintai )

Berjumlah 7 orang

الرِّجَالُ الْمَعَارِجِ اْلعُلَى

24. Rijalul Ma’arijil ‘Ula ( 1 Abad 7 Orang )

Wali yang terus naik derajat luhurnya

الرِّجَالُ الْعَيْنِ التَّحْكِيْمِ وَالزَّوَائِدِ

25. Rijalun Ainit Tahkimi waz Zawaid ( 1 Abad 10 Orang )

Wali yang kuat keyakinannya dengan ilmu hikmah ( ilmu para hukama/para wali ) dan ma`rifatnya

الرِّجَالُ الْغِنَى بِاللهِ

26. Rijalul Ghina ( 1 Abad 2 Orang )

Wali yang merasa cukup

sesuai Nama Maqomnya ( Pangkatnya ) Rizalul Ghina ” Wali ini Sangat kaya baik kaya Ilmu Agama, Kaya Ma’rifatnya kepada Alloh maupun Kaya Harta yg di jalankan di jalan Alloh, Pangkat Wali ini juga ada Waliahnya ( Wanita ).

الرِّجَالُ اْلإِسْتِيَاقِ

27. Rijalul Istiyaq ( 1 Abad 5 Orang )

الرِّجَالُ الْجَنَانِ وَالْعَطْفِ

28. Rijalul Janaani wal A`thfi ( 1 Abad 15 Orang )

Wali yang ahli menjaga jiwanya dan pengasih

Ada jenis wali yang dikenal dengan nama Rijalul Hanani Wal Athfil Illahi artinya mereka yang diberi rasa kasih sayang Allah. Jumlah mereka hanya ada lima belas orang di setiap zamannya. Mereka selalu bersikap kasih sayang terhadap manusia baik terhadap yang kafir maupun yang mukmin. Mereka melihat manusia dengan pandangan kasih sayang, kerana hati mereka dipenuhi rasa insaniyah yang penuh rahmat.

الرِّجَالُ تَحْتِ اْلأَسْفَلِ

29. Rijalut Tahtil Asfal ( 1 Abad 21 orang )

الرِّجَالُ اْلقُوَّاةِ اْلإِلَهِيَّةِ

30. Rijalul Quwwatul Ilahiyyah (1 Abad 8 Orang )

Di antaranya pula ada wali yang dikenal dengan nama Rijalul Quwwatul Ilahiyah artinya orang-orang yang diberi kekuatan oleh Tuhan. Jumlah mereka hanya delapan orang saja di setiap zaman. Wali jenis ini mempunyai keistimewaan, yaitu sangat tegas terhadap orang-orang kafir dan terhadap orang-orang yang suka mengecilkan agama. Sedikit pun mereka tidak takut oleh kritikan orang. Di kota Fez ada seorang yang bernama Abu Abdullah Ad Daqqaq. Beliau dikenal sebagai seorang wali dari jenis Rijalul Quwwatul Ilahiyah. Di antaranya pula ada jenis wali yang sifatnya keras dan tegas. Jumlah mereka hanya ada 5 orang disetiap zaman. Meskipun watak mereka tegas, tetapi sikap mereka lemah lembut terhadap orang-orang yang suka berbuat kebajikan.

خَمْسَةُ الرِّجَالِ

31. Khomsatur Rijal ( 1 Abad 5 orang )

رَجُلٌ وَاحِدٌ

32. Rojulun Wahidun ( 1 Abad 1 Orang )

رَجُلٌ وَاحِدٌ مَرْكَبٌ مُمْتَزٌّ

33. Rojulun Wahidun Markabun Mumtaz ( 1 Abad 1 Orang )

Wali dengan Maqom Rojulun Wahidun Markab ini di lahirkan antara Manusia dan Golongan Ruhanny( Bukan Murni Manusia ), Beliau tidak mengetahui Siapa Ayahnya dari golongan Manusia , Wali dengan Pangkat ini Tubuhnya terdiri dari 2 jenis yg berbeda, Pangkat Wali ini ada juga yang menyebut ” Rojulun Barzakh ” Ibunya Dari Wali Pangkat ini dari Golongan Ruhanny Air INNALLOHA ‘ALA KULLI SAY IN QODIRUN ” Sesungguhnya Alloh S.W.T atas segala sesuatu Kuasa.

الشَّمْسُ الشُّمُوْسِ

34. Syamsis Syumus ( 1 abad 1 orang )

Wali yang bercahaya bagaikan matahari

القُطْبَانِيَّةُ الْعُظْمَى / قُطْبُ اْلأَعْظَمُ

35. Quthbaniyatul Uzhma ( 1 abad 1 orang )

Penghulu wali yang agung

الشَّخْصُ الْغَرِيْبِ

36. Syakhshul Ghorib ( di dunia hanya ada 1 orang )

الشَّخْصُ الْوَاحِدِ

37. Syakhshul Wahid ( 1 Abad 1 Orang )

قُطْبُ السَّقِيْطِ الرَّفْرَفِ ابْنِ سَاقِطِ الْعَرْشِ

38. Saqit Arofrof Ibni Saqitil ‘Arsy ( 1 Abad 1 Orang )

Wali yang menerima firman dari rof-rof putra wali yang menerima firman dari arasy

قُطْبُ السَّاقِطِ الْعَرْشِ

39. Saqitil ‘Arsy ( 1 Abad 1 Orang )

Wali yang menerima firman dari arasy

الْأَنْفَاسِ

40. Sittata Anfas ( 1 Abad 6 Orang )

Wali yang ahli menjaga nafasnya dengan dzikir

salah satu wali dari pangkat ini adalah Putranya Raja Harun Ar-Royid yaitu Syeikh Al-’Alim Al-’Allamah Ahmad As-Sibty

الرِّجَالُ الْعَالَمِ الْأَنْفَاسِ

41. Rijalul ‘Alamul Anfas ( 1 Abad 313 Orang )

حَوَارِىٌّ

42. Hawariyyun ( 1 Abad 1 Orang )

Wali Pembela. Jumlahnya 1 orang.

Tugasnya membela agama Allah baik dengan argumen maupun dengan senjata. Wali Hawariyyun di beri kelebihan Oleh Alloh dalam hal keberanian, Pedang ( Zihad) di dalam menegakkan Agama Islam Di muka bumi. Al Hawariyun berasal dari kata tunggal Hawariy yang mempunyai arti penolong. Jumlah wali Hawariy ini hanya ada satu orang sahaja di setiap zamannya. Jika seorang wali Hawariy meninggal, maka kedudukannya akan diganti orang lain. Di zaman Nabi hanya sahabat Zubair Bin Awwam saja yang mendapatkan darjat wali Hawariy seperti yang dikatakan oleh Rasululloh: “Setiap Nabi mempunyai Hawariy. Hawariyku adalah Zubair ibnul Awwam”. Walaupun pada waktu itu Nabi mempunyai cukup banyak sahabat yang setia dan selalu berjuang di sisi beliau. Karena beliau tahu hanya Zubair saja yang meraih pangkat wali Hawariy. Kelebihan seorang wali Hawariy biasanya seorang yang berani dan pandai berhujjah.

رَجَبِىٌّ

43. . Rojabiyyun ( 1 Abad 40 Orang Yg tidak akan bertambah & Berkurang Apabila ada salah satu Wali Rojabiyyun yg meninggal Alloh kembali mengangkat Wali rojabiyyun yg lainnya, Dan Alloh mengangkatnya menjadi wali Khusus di bulan Rajab dari Awal bulan sampai Akhir Bulan oleh karena itu Namanya Rojabiyyun.

Jumlahnya selalu 40 orang. tersebar diberbagai negara dan mereka saling mengenal satu sama lain.

Karamah mereka muncul setiap bulan RAJAB.

Konon tiap memasuki bulan rajab, badan kaum Rajabiyyun terasa berat bagai terhimpit langit.

mereka hanya berbaring diranjang tak bergerak & kedua mata mereka tak berkedip hingga sore hari.

Keesokan harinya hal tsb mulai berkurang. Pada hari ketiga, mereka masih berbaring tapi sudah bisa berbicara & menyaksikan tersingkapnya rahasia Illahi. Ar Rajbiyun berasal dari kata tunggal Rajab. Wali Rajbiyun itu adanya hanya pada bulan Rajab saja. Mulai awal Rajab hingga akhir bulan mereka itu ada. Selanjutnya keadaan mereka kembali biasa seperti semula. Setiap masa, jumlah mereka hanya ada empat puluh orang sahaja. Para wali Rajbiyun ini terbagi di berbagai wilayah. Di antara mereka ada yang saling mengenal dan ada yang tidak saling mengenal.

Pada umumnya, di bulan Rajab, sejak awal harinya, para wali Rajbiyun menderita sakit, sehingga mereka tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya. Selama bulan Rajab, mereka senantiasa mendapat berbagai pengetahuan secara kasyaf, kemudian mereka memberitahukannya kepada orang lain. Anehnya penderitaan mereka hanya berlangsung di bulan Rajab. Setelah bulan Rajab berakhir, maka kesehatan mereka kembali seperti semula.

قَلْبُ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامِ

44. Qolbu Adam A.S ( 1 Abad 300 orang )

قَلْبُ نُوْحٍ عَلَيْهِ السَّلَامِ

45. Qolbu Nuh A.S ( 1 Abad 40 Orang )

قَلْبُ إِبْرَاهِيْمَ عَلَيْهِ السَّلَامِ

46. Qolbu Ibrohim A.S ( 1 Abad 40 Orang )

قَلْبُ مُوْسَى عَلَيْهِ السَّلَامِ

47. Qolbu Musa A.S ( 1 Abad 7 Orang )

قَلْبُ عِيْسَى عَلَيْهِ السَّلَامِ

48. Qolbu Isa A.S ( 1 Abad 3 Orang )

قَلْبُ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

49. Qolbu Muhammad Saw. ( 1 Abad 1 Orang )

وعن النبي صلعم أنّه قال : فى هذه الأمّة أربعون على خلق إبرهيم وسبعة على خلق موسى وثلاثة على خلق عيسى وواحد على خلق محمّد عليهم السلام والصلاة فهم على مراتبهم سادات الخلق

Sebagaimana Nabi Saw. Bersabda : ” Pada Ummat ini ada 40 orang pada hati Nabi Ibrahim as, 7 orang pada hati Nabi Musa as, 3 orang pada hati Nabi Isa as , dan 1 orang pada hati Nabi Muhammad Saw. atas mereka tingkatan-tingkatan hati yang mulia.

( dituqil dari safinatul Qodiriyyah )

قَلْبُ جِبْرِيْلَ عَلَيْهِ السَّلَامِ

50. Qolbu Jibril A.S ( 1 Abad 5 Orang )

قَلْبُ مِيْكَائِيْلَ عَلَيْهِ السَّلَامِ

51. Qolbu Mikail A.S ( 1 Abad 3 Orang tidak kurang dan tidak lebih )

Alloh selalu mengangkat wali lainnya Apabila ada salah satu Dari Wali qolbu Mikail Yg Wafat )

قَلْبُ إِسْرَافِيْلَ عَلَيْهِ السَّلَامِ

52. Qolbu Isrofil A.S ( 1 Abad 1 Orang )

إِِلَهِىٌ رُحَمَانِيٌّ

53. Ilahiyyun Ruhamaniyyun ( 1 Abad 3 Orang )

Pangkat ini menyerupai Pangkatnya Wali Abdal

Di antaranya pula ada yang termasuk dalam golongan Ilahiyun Rahmaniyyun, yaitu manusia-manusia yang diberi rasa kasih sayang yang luar biasa. Jumlah mereka ini hanya tiga orang di setiap masa. Sifat mereka seperti wali-wali Abdal, meskipun mereka tidak termasuk didalamnya. Kegemaran mereka suka mengkaji firman-firman Allah.

الرِّجَالُ اْلغَيْرَةِ

54. Rijalul Ghoiroh ( 1 Abad 5 Orang )

Wali pembela agama Allah

الرِّجَالُ الْأَخْلَاقِ

55. Rijalul Akhlaq( 1 Abad 3 Orang )

Wali yang mempunyai budi pekerti yang luhur

الرِّجَالُ السَّلَامَةِ

56. Rijalul Salamah( 1 Abad 7 Orang )

Wali penyelamat

الرِّجَالُ الْعِلْمِ

57. Rijalul Ilmi ( 1 Abad 11 Orang )

Wali yang berilmu

الرِّجَالُ الْبَسْطِ

58. Rijalul basthi ( 1 Abad 9 Orang )

Wali yang lapang dada

الرِّجَالُ الْضِّيْفَانِ

59. Rijalul dhiifaan( 1 Abad 3 Orang )

Wali yang ahli menghormati tamu

الشَّخْصُ الْجَامِعِ

60. Syakhshul Jaami`i ( 1 Abad 5 Orang )

Wali yang ahli mengumpulkan ilmu syari`ah, thoriqoh, haqoiqoh dan ma`rifat

قُطْبُ الْعِرْفَانِ

61. Quthbul Irfan( 1 Abad 1 Orang )

Wali yang tinggi ma`rifatnya

الرِّجَالُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ

62. Rijalul Ghoibi wasy syahadah ( 1 Abad 28 Orang )

Wali yang tidak kelihatan dan kelihatan

الرِّجَالُ الْقُوَّةِ وَالْعَزْمِ

63. Rijalul Quwwati wal `Azmi ( 1 Abad 17 Orang )

Wali yang ahli meningkatkan ketaatannya kepada Allah

الرِّجَالُ النَّفْسِ

64. Rijalun Nafsi ( 1 Abad 3 Orang )

Wali yang ahli memerangi nafsunya

الصَّلْصَلَةِ الْجَرَسِ

65. Sholsholatil Jaros ( 1 Abad 17 Orang )

Wali yang ahli menerima ilham yang suaranya bagaikan bel

قُطْبُ الْقَاهِرِ

66. Quthbul Qoohir ( 1 Abad 1 Orang )

Wali yang menjadi paku jagat yang mengalahkan

قُطْبُ الرَّقَائِقِ

67. Quthbur Roqooiq ( 1 Abad 1 Orang )

Wali yang hatinya lunak

قُطْبُ الْخَشْيَةِ

68. Quthbul Khosyyah ( 1 Abad 1 Orang )

Wali yang penakut kepada Allah

قُطْبُ الْجِهَاتِ السِّتِّ

69. Quthbul Jihatis sitti ( 1 Abad 1 Orang )

Wali yang menetap pada enam arah

الْمُلَامَتِيَّةُ

70. Mulamatiyyah ( 1 Abad 300 Orang )

Wali yang tidak menampakkan kebaikannya dan tidak memendam kejahatannya

الرِّجَالُ الْفُقَرَاءِ

71. Rijalul Fuqoro ( 1 Abad 4 Orang )

Wali yang mengharafkan rahmat Allah

الرِّجَالُ الصُّوْفِيَّةِ

72. Rijalush Shufiyah( 1 Abad 3 Orang )

Wali yang bersih jiwanya

الرِّجَالُ الْعُبَّادِ

73. Rijalul ibbad( 1 Abad 7 Orang )

Wali yang ahli ibadah

الرِّجَالُ الزُّهَادِ

74. Rijaluz Zuhad( 1 Abad 17 Orang )

Wali yang menjauhi dunia

الْأَفْرَادِ

75. Afrod( 1 Abad 7 Orang )

Wali yang menyendiri

قال : الأفراد هم الرجال الخارجون عن نظر القطب

Berkata Syekh Syamsuddin bin Katilah Rahimahullaahu Ta’ala : Wali Afrod adalah Orang-orang yang keluar dari penglihatan wali qutub artinya Wali yang sangat spesial, di luar pandangan dunia Quthub.

(Dinuqil dari Safinatul Qodiriyyah )

الْأُمَنَاءِ

76. Umana( 1 Abad 13 Orang )

Wali kepercayaan Allah

الأمناء : وهم الملامتية ، وهم الذين لم يظهر مما فى بواطنهم أثر علي ظواهرهم وتلامذتهم فى مقامات أهل الفتوة

Wali Umana Mereka adalah kalangan Malamatiyah, yaitu orang-orang yang tidak menunjukkan dunia batinnya ( mereka yang menyembunyikan dunia batinnya ) dan tidak tampak sama sekali di dunia lahiriyahnya. Biasanya kaum Umana’ memiliki pengikut Ahlul Futuwwah, yaitu mereka yang sangat peduli pada kemanusiaan.

(Dinuqil dari safinatul Qodiriyyah )

الرِّجَالُ اْلقُرَّاءِ

77. Rizalul Qurro ( 1 Abad 7 Orang )

Wali yang selalu membaca Al-Qur`an

الرِّجَالُ الْأَحْبَابِ

78. Rijalul Ahbab ( 1 Abad 3 Orang )

Wali yang menjadi kekasih Allah

الرِّجَالُ اْلأَجِلَّاءِ

79. Rijalul Ajilla( 1 Abad 3 Orang )

Wali yang tinggi pangkatnya

الرِّجَالُ الْمُحَدِثِيْنَ

80. Rijalul Muhaditsin( 1 Abad 5 Orang )

Wali yang ahli hadits

السُّمَرَاءِ

81. Sumaro( 1 Abad 17 Orang )

Wali yang ahli bangun malam bermunajat kepada Allah

الرِّجَالُ اْلوَرَثَةَ الظَّالِمِ لِنَفْسِهِ مِنْكُمْ وَالْمَقْتَصِدِ وَالسَّابِقِ بِالْخَيْرَاتِ

82. Rijalul warotsatazh Zholimi Linnafsih( 1 Abad 4 Orang )

Wali yang mewarisi para wali yang selalu zholim kepada dirinya serta menuju dan berlomba kepada kebaikan

اْلأَبْطَالُ

83. Abthol( 1 Abad 27 Orang )

Wali pahlawan

الْأَطْفَالُ

84. Athfal( 1 Abad 4 Orang )

Wali yang bertingkah seperti anak kecil

الدَّاخِلُ الْحِجَابِ

85. Dakhilul Hizab ( 1 Abad 4 Orang )

Wali yang berada dalam hijab Allah

Wali dengan Pangkat Dakhilul Hizab sesuai nama Pangkatnya , Wali ini tidak dapat di ketahui Kewaliannya oleh para wali yg lain sekalipun sekelas Qutbil Aqtob Seperti Syeikh Abdul Qodir Jailani, Karena Wali ini ada di dalam Hizab nya Alloh, Namanya tidak tertera di Lauhil Mahfudz sebagai barisan para Aulia, Namun Nur Ilahiyyahnya dapat terlihat oleh para Aulia Seperti di riwayatkan dalam kitab Nitajul Arwah bahwa suatu ketika Syeikh Abdul Qodir Jailani Melaksanakan Thowaf di Baitulloh Mekkah Mukarromah tiba2 Syeikh melihat seorang wanita dengan Nur Ilahiyyahnya yang begitu terang benderang sehingga Syeikh Abdul qodir Al-Jailani Mukasyafah ke Lauhil Mahfudz, dilihat di lauhil mahfudz nama Wanita ini tidak ada di barisan para Wali2 Alloh, Lalu Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani bermunajat kepada Alloh untuk mengetahui siapa Wanita ini dan apa yang menjadi Amalnya sehingga Nur Ilahiyyahnya terpancar begitu dahsyat , Kemudian Alloh memerintahkan Malaikat Jibril A.S untuk memberitahukan kepada Syeikh bahwa wanita tersebut adalah seorang Waliyyah dengan Maqom/ Pangkat Dakhilul Hizab ” Berada di Dalam Hizabnya Alloh “.

Kisah ini mengisyaratkan kepada kita semua agar senantiasa Ber Husnudzon ( Berbaik Sangka ) kepada semua Makhluq nya Alloh, Sebetulnya Masih ada lagi Maqom2 Para Aulia yang tidak diketahui oleh kita, Karena Alloh S.W.T menurunkan para Aulia di bumi ini dalam 1 Abad 124000 Orang, yang mempunyai tugasnya Masing2 sesuai Pangkatnya atau Maqomnya.

Wallohu a’lam