AGAR MENJADI WANITA SHOLIHAH (2)
Bab 2.05 Adab-adab Ketika Berhubungan Dengan Suami
Sunat wudhu sebelum berlimak dengan harapan ika dari
perhubungan itu terjadi anak, mudah-mudahan anak tersebut
berakhlak baik. Sunat juga berwudhu setelah bercinta.
- Sunat berwangi-wangian dan berhias agar membangkitkan
keinginan bergabung.
- Sunat bersenda gurau sehingga melahirkan kasih sayang, bukan
dengan paksaan. Ada ulama berpendapat anak yang lahir hasil
dari hubungan suami istri yang tidak didahului dengan senda
gurau akan menjadi kurang cerdas otaknya.
- Sunat memulai dengan Bismillah dan berdoa: Artinya: ‘Dengan nama Allah, jauhkan kami dari setan dan jauhkanlah setan dari karunia yang Engkau berikan kepada kam. “(Riwayat Bukhan dan Muslim) Ketika itu niatkanlah yang baik-baik, agar hubungan suami istri itu menghasilkan anak yang saleh, yang beriman dan yang bertakwa.
- Hindari dari memandang kemaluan suami
- Hindarkan dari bertelanjang bulat dan menghadap kiblat. Sunat berselimut, misalnya dengan kain selimut.
- Sunat bercinta pada malam Senin, Kamis dan Jum’at sebaliknya makruh melakukannya pada malam “yaumul’abid” (hari putih) yaitu pada 13, 14, 15 dan juga pada awal dan akhir bulan Qamariah.
- Makruh bercinta ketika dalam kondisi lapar atau terlalu kenyang.
- Haram hukumnya melakukan hubungan jenis ketika haid dan nifas.
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita saleh dariAbuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi
Bab 2.06 Panduan Berhadapan Dengan Suami
Ketika suami sedang berbicara, dengarlah dengan baik, diam dan tidak memotong pembicaraannya.
- Sikap suami harus diterima dengan syukur, tidak menjawab saat dimarahi dan bersabar ketika hati disakiti karena kadang-kadang dia sengaja ingin menguji kita. Anggaplah marahnya suami adalah karena dosa si istri. Karena Allah murkalah, maka Allah mendatangkan hukuman melalui suami.
- Cepat bertindak ketika suami berhalat ses, yaitu sekalipun sedang letih. Tegasnya, taat kepada kehendak suami kecuali kehendak yang melanggar syariat.
- Memenuhi kebutuhan suami dengan baik, mengutamakan kehendak suami dari kehendak anak-anak (disinilah tanda kasih sayang terhadap suami). Jika diijinkan bisa mendahulukan kehendak anak atau orang lain.
- Ketika berhadapan dengan suami, harus senantiasa berhias diri, bersihkan mulut, berwangi-wangian (di dalam rumah) dan berwajah manis.
- Memuliakan orang tua dan keluarga suami, menghormati isteri-isterinya (madu kita) dan melayani anak-anak suami (anak tiri kita) dengan baik.
- Menjaga ketentraman hati suami, membantu menyelesaikan masalah suami atau setidaknya menunjukkan rasa gembira dan simpati.
- Menjaga harta suami dengan baik dan jangan mengkhianatinya, menjaga kebersihan dan kerapian rumah.Menyediakan peralatan mandi atau pakaian sebelum suami ke kamar mandi.
- Menghormati suami, berdiri mengantar kepergian suami dan menyambut kepulangannya dengan senyuman.
- Harus sama-sama merasakan perasaan suami:
o Senang kalau ia senang dan bersimpati kalau ia berduka.
o Bergurau kalau ia bergurau, tenang kalau ia tenang.
o Terhibur ketika menerima pemberian suami.
o Tidak memperkecilkannya.
o Tegasnya, dapat menyelami perasaan suami dan sanggup berkorban demi kesenangan suami.
- Memelihara martabat (kehormatan) suami.
- Memahami suami, jika dia pemimpin membantu dia dengan mengambil berat soal kebajikan anak-anak buahnya.Jika suami guru, kita harus melengkapi diri dengan ilmu. Harus kita siap dengan apa saja kondisi, posisi atau perbuatan suami.
- Senantiasa mendoakan suami dan tidak menyusahkan suami dengan kehendak pribadi. Senantiasa berakhlak baik dengan suami, tidak bertengkar di depan anak-anak. Harus membela suami atau keluarga suami jika terfitnah, walaupun hati sendiri yang terluka.
- Pastikan niat kita memperlakukan suami semata-mata mengharapkan keridhaan Allah, semoga suami kuat beribadah, berjuang keras pada jalan Allah, agar terjalin kasih sayang karena Allah dan mendapat keturunan yang banyak dan baik.
- Harus istri senantiasa bersikap malu kepada suaminya.
- Memelihara kehormatan ketika suami tidak ada di rumah.
- Merasa cukup dengan apa yang ada (qana’ah).
- Selalu bersikap belas kasihan serta merasa takut kepada suami dan senantiasa merasa diri kita yang bersalah.
- Merasakan suami memiliki kelebihan. Diantara sabda Rasulullah SAW berarti: “Allah Tabaraka wa Ta’ala membenci seorang istri yang tidak berterima kesih kepada suaminya, sedang ia memang membutuhkan suaminya.” (Riwayat An Nasai) “Siapa saja isteri yang keluar rumah tanpa ijin dari suaminya, tetaplah ia di dalam kemurkaan Allah sampai ia kembali atau suaminya redha kepadanya.” (Riwayat Al Khatib) “Apabila seorang wanita sholat lima waktu berpuasa pada bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya, mematuhi suaminya, maka dapatlah dia memasuki Surga. ” (Riwayat Al Bazzar)
Bab 2.07 Tanggung Jawab Istri Terhadap Suami
Allah berfirman yang artinya: “Kaum laki-laki itu pemimpin wanita. Karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) alas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan harta mereka. Maka wanita yang solehah adalah mereka yang taat kepada Allah dan memelihara diri ketika suaminya tidak ada menurut apa yang Allah kehendaki. ” “Wanita-wanita yang kamu kuatirkan akan durhaka padamu, maka nasehatilah mereka (didiklah) mereka. Dan pisahkanlah dari tempat tidur mereka (jangan disetubuhi) dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu bersikap curang. Sesungguhnya Allah itu Maha Tinggi lagi Maha Besar. ” (An Nisa: 34)
- Nabi SAW bersabda: “Siapa saja isteri yang meninggal dunia, sedangkan suaminya redha terhadap kepergiannya, maka ia akan masuk Surga.” (Riwayat Tarmizi)
- Nabi SAW bersabda: “Bila seorang istri telah mendirikan sholat lima waktu dan berpuasa bulan Ramadhan dan memelihara kehormatannya dan mentaati suaminya, maka diucapkan kepadanya: Masuklah Surga dari pintu surga mana saja yang kamu kehendaki.” (Riwayat Ahmad dan Thabrani)
- Seorang perempuan datang ke hadapan Nabi SAW lalu berkata, ” Wahai Rasulullah, saya mewakili kaum wanita untuk menghadap tuan (untuk menanyakan tentang sesuatu). Berperang itu diwajibkan oleh Allah hanya untuk kaum laki-laki, jika mereka terkena luka, mereka mendapat pahala dan kalau terbunuh, maka mereka adalah tetap hidup di sisi Allah. lagi dicukupkan rezekinya (dengan buah-buahan Surga). Dan kami kaum perempuan selalu melakukan kewajiban terhadap mereka (yaitu melayani mereka dan membantu kebutuhan mereka) lalu apakah kami bisa ikut memperoleh pahala berperang itu ? ”
Maka Rasulullah SAW bersabda: ” Sampaikanlah kepada perempuan-perempuan yang kamu jumpai bahwa taat kepada suami dengan penuh kesadaran maka pahalanya seimbang dengan pahala perang membela agama Allah. Tetapi sedikit sekali dari kamu sekalian yang menjalankannya . ”
- Sayidina Ali kwj berkata: ” Seburuk-buruk sifat untuk kaum laki laki itu adalah sebaik-baik sifat untuk kaum perempuan yaitu kikir dan bersikap keras dan takut. Karena sesungguhnya perempuan itu jika kikir, maka ia memelihara harta suaminya dan jika bersikap keras, maka ia menjaga diri dari berbicara kepada setiap orang dengan kata yang halus (ramah) yang menimbulkan sangkaan yang buruk, dan jika penakut. maka ia takut dari segala sesuatu, oleh karena itu ia tidak berani keluar dari rumahnya dan ia menjauhi tempat-tempat yang menimbulkan kecurigaan yang buruk karena takut kepada suaminya “.
- Seharusnya seorang istri mengetahui posisi dirinya seolah olah seorang ‘hamba’ perempuan yang dimiliki oleh suaminya atau sebagai ‘tawanan’ yang lemah. Oleh karena itu dia tidak bisa membelanjakan sedikit pun dari hartanya (sendiri) kecuali dengan seijin suaminya karena ia diumpamakan sebagai orang yang dalam kontrol (perhatian).
- Wajib untuk seorang istri:
o Merendahkan pandangannya terhadap suaminya.
o Tidak berkhianat terhadap suaminya ketika suaminya tidak ada termasuk juga hartanya.
o Menunaikan hajat suami (jika diajak oleh suaminya) biarpun di waktu sibuk atau susah (ditamsilkan berada di punggung unta oleh Rasulullah).
o Meminta ijin suami untuk keluar dari rumahnya. Kalau keluar rumah tanpa ijin suaminya maka dia dilaknati oleh malaikat sampai ia bertobat dan kembali.
- Diceritakan dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda, artinya: “Sungguh-sungguh meminta ampun untuk seorang istri yang berbakti kepada suaminya yaitu burung di udara, ikan-ikan di air dan malaikat di langit selama ia selalu dalam kerelaan suaminya. Dan siapa saja dikalangan istri yang tidak berbakti kepada suaminya, maka ia mendapat laknat dari Allah dan malaikat serta semua manusia. ”
- Siapa saja di antara istri yang bermuka masam di hadapan suaminya, maka ia dalam kemurkaan Allah sampai ia dapat membuat suasana yang menyenangkan suaminya dan memohon kerelaannya.
- Aisyah r.ha berkata: “Wahai kaum wanita Seandainya kamu mengerti kewajiban terhadap suamimu, tentu seorang istri akan menyapu debu dari kedua telapak kaki suaminya dengan sebagian mukanya.”
- . Nabi SAW bersabda:
” Tiga orang yang tidak diterima shalatnya (tidak diberi pahala shalatnya) oleh Allah dan tidak diangkat kebaikan mereka ke langit adalah: hamba yang lari dari tuannya sampai dia kembali, seorang istri yang dimurkai oleh suaminya sampai dia memaafkannya, orang yang mabuk sampai ia sadar kembali. ”
- Nabi SAW bersabda:
“Jika seorang istri berkata kepada suaminya: Tidak pernah aku melihat kebaikanmu sama sekali, maka hancur leburlah pahala amal kebaikannya.”
Keterangan:
Maksud Hadis ini adalah jika seorang istri menghargai usaha baik suaminya seperti dalam memberi nafkah dan memberi pakaian maka hancur leburlah pahala amal kebaikannya.
- Nabi Muhammad SAW bersabda, maksudnya:
“Siapa saja isteri yang meminta cerai dari suaminya tanpa sebab-sebab yang sangat diperlukan, maka haramlah bau Surga ke atasnya.”
Keterangan:
Hal ini biasanya terjadi pada seorang istri yang tidak berminat kepada suaminya lagi kecuali kalau dia meminta cerai kepadanya karena kuatir tidak dapat menjalankan kewajiban terhadap suaminya untuk menghindarkan diri dari kekecewaan suaminya.
- Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur kepada suaminya.” Keterangan: Hal ini biasa terjadi pada suami yang miskin dan isteri yang kaya. Lalu istri itu menafkahkan hartanya kepada suaminya, kemudian mengungkitnya.
- Nabi SAW bersabda: “Pertama urusan yang ditanyakan kepada isteri pada hari Kiamat nanti adalah tentang sholatnya dan mengenai urusan suaminya (apakah ia menjalankan kewajibannya terhadap suaminya atau tidak).”
- Nabi SAW bersabda: “Empat perempuan yang berada di neraka adalah: Perempuan yang kotor mulutnya terhadap suaminya. Jika suaminya tidak ada di rumah ia tidak menjaga dirinya dan jika suaminya bersamanya ia memakinva (memarahinya). Perempuan yang memaksa suaminya untuk memberi apa yang suami tidak mampu. Perempuan yang tidak menjaga auratnya dari kaum laki-laki dan memperlihatkan kecantikannya (untuk menarik kaum laki laki). Perempuan yang tidak memiliki tujuan hidup kecuali makan minum dan tidur, dan ia tidak mau berbakti kepada Allah dan tidak mau berbakti kepada Rasul -Nya dan tidak mau berbakti kepada suaminya. ” Keterangan: Seorang perempuan yang bersifat dengan sifat-sifat ini akan dilaknati kecuali jika dia bertobat.
- Al Hakim bercerita bahwa seorang perempuan berkata kepada Nabi SAW: “Sesungguhnya putra pamanku melamarku. Oleh karena itu berilah peringatan kepadaku apa kewajiban seorang isteri terhadap suaminya. Kalau kewajiban itu sesuatu yang bisa aku lakukan, maka aku bersedia dinikahkan.” Maka beliau bersabda: “Kalau mengalir darah dan nanah dari kedua lubang hidung suaminya lalu (isteri) menjilatnya, maka itu pun belum dianggap menjalankan kewajibannya terhadap suaminya. Seandainya diperbolehkan untuk manusia bersujud kepada manusia lain, tentu aku perintahkan: seorang istri bersujud kepada suaminya. ”
Berkatalah perempuan itu, “Demi Tuhan yang mengutus Tuan, aku tidak akan menikah selama dunia ini masih ada.”
- Imam Thabrani menceritakan bahwa seorang isteri tidak dianggap menjalankan kewajibannya terhadap Allah hingga ia menjalankan kewajibannya terhadap suaminya, dan seandainya suami memintanya (untuk digauli) sedang ia (istri) pada belakang unta maka tidak bisa dia menolaknya.
- Sayidina Ali kwj berkata: “Aku masuk ke rumah Nabi SAW beserta Fatimah lalu aku mendapati beliau sedang menangis tersedu-sedu, kemudian aku berkata:” tebusan Tuan adalah ayahku dan ibuku ya Rasulullah, apakah yang membuat Tuan menangis ? “Beliau bersabda,” Wahai Ali! Pada malam aku diangkat ke langit aku melihat kaum perempuan dari umatku disiksa di Neraka dengan bermacam-macam siksaan, lalu aku menangis karena begitu berat siksaan mereka yang aku lihat. Aku melihat perempuan yang digantung dengan rambutnya serta mendidih otaknya. Dan aku melihat perempuan yang digantung dengan lidahnya sedangkan air panas dituangkan pada tenggorokannya.
Dan aku melihat perempuan yang benar-benar diikat kedua kakinya sampai kedua susunya dan diikat kedua tangannya sampai ubun-ubunnya dan Allah mengarahkan ular ular dan kalajengking menyengatinya.Dan aku melihat seorang perempuan yang berkepala babi dan bertubuh keledai dan ia ditimpakan sejuta siksaan. Dan aku melihat seorang perempuan berbentuk anjing dan api masuk dari mulutnya dan keluar dari duburnya (jalan belakang) sementara malaikat memukul kepalanya dengan tongkat besar dari api neraka . “Lalu Sayidatina Fatimah Az Zahra r.ha berdiri dan berkata,” Wahai kekasihku dan cahaya mataku !Perbuatan apa yang dilakukan oleh mereka sampai ditimpa siksaan ini? “Maka Nabi SAW bersabda:” Wahai anakku! Adapun perempuan yang digantung rambutnya itu adalah karena dia tidak menutupi rambutnya dari pandangan kaum laki-laki ajnabi.
Adapun perempuan yang digantung dengan lidahnya karena dia telah menyakiti suaminya.
Adapun perempuan yang digantung kedua susunya karena dia telah mempersilahkan (orang lain) untuk menduduki tempat tidur suaminya.
Adapun perempuan yang diikat kedua kakinya sampai keduadua susunya dan diikat kedua tangannya sampai ke ubun ubunnya dan Allah mengarahkan ular-ular untuk menggigitnya dan kalajengking untuk menyengatinya karena dia tidak mandi junub setelah haid dan dia mempermainkan (meninggalkan ) sholat.Adapun perempuan yang berkepala babi dan berbadan keledai karena dia adalah anggota adu domba dan pembohong. Adapun perempuan yang berbentuk anjing dan api masuk ke mulutnya dan keluar dari duburnya karena ia ahli umpat lagi penghasut.
Anakku! Celaka untuk perempuan yang tidak berbakti kepada suaminya. ”
- Seorang istri harus menyadari bahwa seorang suami untuk istri adalah bagaikan ayah bagi seorang anak karena taatnya seorang anak kepada ayahnya dan meminta keredhaannya adalah wajib Seorang suami pula tidak wajib mentaati istri
- Menjadi pendorong serta penasehat dalam hal-hal kebaikan.
- Memahami hal-hal yang digemari dan yang dibenci oleh suami.
- Setiap perbuatannya harus menyenangkan hati suami.
- Senantiasa menambahkan ilmu agamanya serta amalan.amalannya dengan berbagai macam cara seperti membaca, mendengar kaset-kaset ceramah agama serta mengikuti majlis-majlis agama.
- Demi cinta terhadap suaminya seorang istri akan melakukan layanan dan bakti kepada suaminya cara hal yang sebesar. besarnya sampai hal yang sekecil-kecilnya seperti menggunting kuku, memotong kumis, dan meminyakkan rambut suami. Rasulullah SAW pernah berkata kepada Siti Fatimah: ” Ya Fatimah, apabila seorang wanita meminyakkan rambut suaminya dan janggutnya, memotong kumis dan memangkas kukunya maka Allah akan memberinya minum dari air Surga yang mengalir di sungai sungainya dan diringankan Allah baginya sakaratul maul dan akan didapatinya kubumya menjadi sebuah taman yang indah dan taman taman Surga.”
- Senantiasa menyediakan air di sisi suami. Selama ia berbuat yang demikian selama itulah ia didoakan keampunan oleh para malaikat.
- Memasak makanan menurut kesukaan atau selera suami.
- Menambal baju atau pakaiannya yang buruk.
- Siapkan barang-barang kebutuhan di dalam sakunya seperti sisir, celak, sikat gigi. cermin dan minyak wangi (ikut Sunnah).
- Ikut kemauan suami pada waktu bersenda gurau, memijat, mengipas dan sebagainya.