KISAH KISAHAN : ANJING KAN HANYA NAJIS TAPI TIDAK BERDOSA

  NJI             Sabtu sore ba’da ashar, disebuah taman tampak si Sodron sedang JJS (Jalan Jalan Sore). Dengan masih mengenakan Pakaian Kebesarannya ala santri (bukan pakaian kekecilannya loh ya) yaitu sarung, baju koko dan kopiah putih. Dia begitu menikmati suasana taman yang letaknya tak jauh dari pesantren. Tapi sayang, disudut sudut taman terlihat berpasang pasangan muda mudi yang berpacaran. Malem minggu gitcyu loh… Karena risih, Sodron memutuskan untuk pulang ke pesantren.

Ketika hendak membalikkan badan, tiba – tiba . . .

“Guk..guk…Kaing..kaing..kaing…”

Seekor anjing tergeletak di tengah jalan, tertabrak sepeda motor sepasang muda mudi yang melintas kencang dan meninggalkan anjing itu begitu saja.

Sodron bingung, antara menolong atau tidak. Anjing itu sudah tak berdaya. “Anjing itu kan najis, ah sudahlah biarkan saja.” Begitu pikirnya. Ia pun melanjutkan langkahnya. Namun hatinya masih bimbang. Sodron teringat cerita Kiyainya bahwa ada seorang pelacur yang masuk surga lantaran memberi minum anjing.

“Walaupun anjing najis toh dia makhluk Allah juga. Aku harus menolongnya.”

Sodron langsung menghampiri anjing yang masih tergeletak ditengah jalan. Astaga ternyata anjing itu sudah tak bernyawa. Sodron segera membawanya dan mencari tempat yang aman untuk menguburnya.

Ternyata sedari tadi ada sepasang kekasih yang memperhatikan tingkah Sodron.

Cewek : “Ih, gila tuh cowok. Dandanannya aja kaya santri tapi kok pegang pegang anjing sih, Say.” (ngomong ke cowoknya)

Cowok : “Iya tuh, santri sodron (setengah gila) pastinya tuh. Harusnya kan tau kalo anjing tu najis dan ga boleh dipegang. Yuk kita samperin, Honey.”

Sambil berpegangan tangan messsrraaaaaaa buangetz… Sepasang kekasih itu pun menghampiri santri yang memang julukannya di pesantren adalah santri sodron.

Cowok : “Eh, Mas. Kok nenteng nenteng anjing sih?”

Sodron : “Iya, Mas. Ini anjingnya mati tadi tertabrak motor. Mau saya kuburin.”

Cewek : (ikut nyahutin) “Tapi anjing itu kan najis, Mas. Kok dipegang pegang gitu ga pake plastik atau sarung tangan?”

Sodron : “Ga papa, Mbak. Cuma najis, ga dosa kok. Nanti juga bisa disucikan.”

Cowok : “Tapi tetep saja najis. Masnya kan santri masak pegang pegang bangkai anjing?”

Sodron : (Diam sejenak menahan emosi, ni cowok cewek bawel amat dan sok suci. setengah membentak, sodron menyahut dengan lantang) “Mas, Mbak. Maaf ya. Saya kasih tahu. Ini anjing mati tertabrak motor. Jika semua orang membiarkannya atas dasar najis dan tidak mau menyingkirkannya. Nanti anjing ini bakalan membusuk ditengah jalan dan akan lebih mengganggu orang yang lewat. Makanya saya mengambilnya dan hendak menguburkannya dengan alasan darurat. Toh ini hanya najis dan tidak dosa. Buat saya LEBIH BAIK MEMEGANG BENDA NAJIS DARI PADA BEPEGANGAN TANGAN DENGAN BUKAN MAHRAM. Haram itu hukumnya dan dilarang. (sambil menunjuk ke arah tangan muda mudi yang masih bergandengan mesra…)

Bagai kepiting rebus, muka cowok cewek tadi yang sok suci dan akhirnya ngacir pergi menahan malu….

–0o0o0–

“Sesungguhnya kepala ditusuk dengan besi panas itu lebih baik daripada memegang lelaki / perempuan bukan mahram.” (HR. Thabrani dan Baihaqi)

. “JIKA MEMANG KAU MENCINTAINYA, MAKA JANGAN KAU SENTUH DIA HINGGA DIA HALAL BAGIMU.” Itu jika memang Kau mencintainya karena Allah. Bukan karena nafsu.