WANITA HAIDL DAN NIFAS TETAP MENDAPATKAN LAILATUL QODAR

WANITA YANG SEDANG HAIDH, NIFAS, MUSAFIR, TETAP MENDAPAT BAGIAN DARI LAILATUL QODAR

Juwaibir berkata : aku bertanya kepada adh-Dhohak, “apakah wanita yang sedang menjalani nifas, haidh, musafir dan bahkan orang yang tidur mendapat bagian dari LAILATUL QODAR ?

Adh-Dhohak menjawab : ” Ya !!! barang siapa yang amalannya Allah terima, maka Allah akan memberikan bagiannya dari LAILATUL QODAR.”

Artinya : sesungguhnya jika orang orang tersebut diatas membaguskan (memperbaiki) kwalitas ibadahnya di bulan ramadhan, maka Allah akan menerima amalannya, dan barang siapa yang Allah terima amalannya, maka Allah tidak akan menghalangi bagiannya untuk mendapatkan bagiannya dari LAILATUL QODAR.

Sumber : Kitab Lailatul Qodr Fadhluha wa ‘Alamatuha – As sayyid Muhammad ‘Alawy al ‘Idrus, halaman 31

——————

اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عنى ياكريم

اللهم اجعلنا من السعدآء المقبولين ولا تجعلنا من الأشقيآء المردودين آمين

ASAL USUL LAILATUL QADAR

SEJARAH NABIYULLAH SYAM’UN AL-GHAZI As.

Asal Mula Pahala Ibadah 1000 Bulan/Lailatul Qadar) Mengapa lebih baik dari 1000 bulan? Atau, mengapa 1000 bulan? Atau adakah kisah tentang 1000 bulan?

Kisah tentang 1000 bulan, berawal dari seorang Nabiyullah yang bernama Nabi Syam’un al-Ghazi as. Nabi dari kalangan Bani Israil. Beliau adalah hakim ketiga terakhir pada zaman Israel kuno.

Nabi Syam’un al-Ghazi As, memiliki beberapa nama;

dalam bahasa Arab, beliau disebut dengan Syamsyawn atau Syam’un.

dalam bahasa Ibrani, disebut Šimšon,

dalam bahasa Tiberias, disebut Šhimšhôn;

dalam Alkitab Nasrani, disebut Samson.

Nama Syam’un sendiri artinya “yang berasal dari matahari”,

sedangkan al-Ghozi, artinya “yang berasal dari Ghazi” (Ghaza,Palestina sekarang).

Suatu ketika Nabi Muhammad saw, Berkumpul bersama para sahabat dibulan Suci Ramadhan.

Nabi Muhammad SAW, terlihat tersenyum sendiri, lalu ditanya oleh para sahabatnya

“Apa yang membuatmu tersenyum wahai Rasulullah””

Beliau menjawab,

“Diperlihatkan kepadaku dihari akhir, ketika seluruh manusia dikumpulkan dipadang mah’syar,

ada seorang Nabi yang membawa pedang dan tidak mempunyai pengikut satupun,

masuk ke dalam surga, dia adalah Syam’un”.

Kemudian Rasulullah bercerita tentang seorang Nabi bernama Sam’un Al Ghozi AS, beliau adalah Nabi yang berasal dari Bani Israil yang diutus di tanah Romawi.

Nabi Sam’un Ghozi AS berperang melawan bangsa yang menentang Ketuhanan Allah SWT.

Nabi Syam’un al-Ghozi as. adalah seorang pahlawan berambut panjang yang memiliki kemukjizatan dapat melunakkan besi, dan dapat merobohkan istana.

Syam’un memiliki senjata semacam pedang yang terbuat dari tulang rahang unta bernama Liha Jamal, dengan pedang itu dia dapat membunuh ribuan orang kafir.

Siapapun musuh yang berhadapan dengannya, pasti akan hancur dengan pedang ajaibnya.

Tidak hanya itu, bahkan ketika dia merasa haus dan lapar,

dengan perantara pedangnya pula Allah memberikan makanan dan minuman.

Syam’un seorang muslim dan seorang yang ahli ibadah yang sangat disegani oleh kaum kafir.

Sudah tak terhitung lagi orang kafir yang mati di tangannya.

Selain itu, Syam’un juga ahli ibadah dan tercatat ia sanggup beribadah selama 1000 bulan

dengan shalat malam dan siangnya berpuasa,

dimana selama 1000 bulan tak pernah lepas dari shalat malam dan siangnya selalu berpuasa.

Samson adalah seorang pembela agama tauhid (meng Esa kan 1 tuhan / ALLAH),

berperang melawan kaum kafir selama 1000 bulan, hanya berbekal tulang dagu unta sebagai senjata, tidak memiliki senjata lain.

Setiap kali menghantam kaum kafir dengan janggut untanya, terbunuhlah banyak kaum kafir dalam jumlah yang tidak terhitung.

فَإِذاَ عَطَسَ يَخْرُجُ مِنْ مَوْضِعِ الأَسْناَنِ ماَءُ عَذَبٍ فَيَشْرِبَهُ , وَإِذاَ جاَعَ يَنْبُتُ مَنْهُ لَحْمٌ فَيَأْكُلَهُ , فَكاَنَ عَلَى هَذاَ كُلَّ يَوْمٍ حَتَّى مَضَى مِنْ عُمْرِهِ أَلْفَ شَهْرٍ وَهِىَ ثَلاَثُ وَثَمَانُوْنَ سَنَةً وَأَرْبَعَةُ أَشْهُرٍ , فَعَجَزَ الكُفاَرُ عَنْ رَدِّهِ , فَقاَلُوْا ِلإِمْرَأَتِهِ وَهِىَ كاَفِرَةٌ إِنّاَ نُعْطِيْكِ أَمْواَلاً كَثِيْرَةً إِنْ قَتَلْتِ زَوْجَكِ , قاَلَتْ أَناَ لاَأَقْدِرُ عَلَى قَتْلِهِ

Dengan hanya bersenjatakan tulang rahang seekor unta yang di bentuk menyerupai sebuah pedang pendek yang tajam, Nabi berperang melawan bangsa yang menentang Allah SWT,

dengan penuh keberanian dan selalu dapat mengalahkan mereka.

Ketangguhan dan keperkasaan Nabi Sam’un dipergunakan untuk menentang penguasa

kaum kafirin saat itu, yakni raja Israil.

Menghadapi kesaktian Nabi Syam’un al-Ghozi as, membuat para kafirun kewalahan.

Mereka mencari jalan untuk bisa menundukkannya.

Dengan segala kehebatannya itu, ia dibenci oleh para musuh, terutama dari golongan orang kafir. Akhirnya, dibuatlah rencana untuk membunuh Syam’un.

Akhirnya sang raja Israil mencari jalan untuk menundukkan Nabi Sam’un.

Berbagai upaya pun dilakukan olehnya, sehingga akhirnya atas nasehat para penasehatnya diumumkanlah, barang siapa yang dapat menangkap Sam’un Ghozi,

akan mendapat hadiah emas dan permata yang berlimpah. Akhirnya ide licik-pun ditemukan.

Mereka menawarkan hadiah berupa uang dan perhiasan yang berlimpah kepada istri Nabi (Istri samson), dengan syarat ia bersedia melumpuhkan suaminya.

Istri Nabi yang ternyata seorang kafir, sangat tergiur oleh hadiah itu.

Mereka kemudian memanfaatkan Istri Syam’un, untuk ikut membantu membunuh Syam’un.

Sam’un Ghozi AS terpedaya oleh isterinya dan dikhianati istrinya sendiri dan pada akhirnya istrinya mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Setelah dirayu dengan imbalan yang menggiurkan, sang istri mengiyakan ajakan kaum kafir untuk membunuh Syam’un suaminya sendiri karena ada iming-iming harta benda yang banyak,

si istri akhirnya mau melakukan kejahatan itu.

فَقاَلُوْا نُعْطِيْكِ حَبْلاً شَدِيْداً فَشَدِّى بِهِ يَدَيْهِ وَرِجْلَيْهِ فىِ نَوْمِهِ وَنَحْنُ نَقْتُلُهُ , فَشَدَتْهُ المَرْأَةُ فىِ نَوْمِهِ فاَسْتَيْقَظَ فَقاَلَ مَنْ شَدَّنِى ؟ فَقاَلَتْ شَدَدْتُ ِلأَجْرِبَكَ فَجَدَبَ يَدُهُ فَقَطَعَ الحَبَلُ , ثُمَّ جاَءَ الكُفاَرُ بِسِلْسِلَةٍ فَشَدَتْهُ المَرْأَةُ بِهاَ فاَسْتَيْقَظَ , فَقاَلَ مَنْ شَدَّنِى ؟ قاَلَتْ أَناَ شَدَدْتُ ِلأَجْرِبَكَ فَجَدَبَ يَدُهُ فَقَطَعَ السِّلْسِلَةُ

Maka orang kafir memberikan ide agar dia mengikat tangan dan kaki Syam’un sewaktu tidur,

untuk kemudian akan dibunuh dengan beramai-ramai.

Para pembesar2 Kafir berkata,

“Kami akan memberimu seutas tali kuat, ikatlah tangan dan kakinya ketika dia tidur,

nanti setelah itu kamilah yang bertindak untuk membunuhnya.”

Pada hari pertama

Istri Syam’un gagal karena ketiduran yang disebabkan karena suaminya terlalu lama

mengerjakan shalat malam.

Lama waktunya itu sehingga membuat istri Syam’un tak kuasa menahan kantuk yang amat sangat. Memang Syam’un tidurnya hanya sedikit saja dalam semalam.

Dimana malam-malamnya hanya dipergunakan untuk beribadah kepada Allah SWT.

Keesokan harinya, istri Syam’un lapor kepada kaum kafir quraisy bahwa dia belum berhasil mengikat tangan dan kaki suaminya. Mereka tidak mempermasalahkan hal ini.

Pada hari kedua

Istri Syam’un berhasil mengikat suaminya ketika tidur dengan seutas tali yang kuat.

Tatkala Syam’un bangun dan ingin beribadah kepada Allah SWT, ia terkejut karena kedua kakinya terikat.

“Wahai istriku, siapakah yang mengikatku dengan tali ini?” tanya Syam’un kepada istrinya.

“Aku yang mengikat, hanya sekedar mengujimu sampai sejauh mana kekuatanmu,” ujar istrinya.

Syam’un dengan mudah dapat melepaskan tali yang mengikatnya dengan satu ucapan doa.

Kemudian Syam’un lalu bergegas menuju tempat peribadatannya.

Maka gagallah rencana pembunuhan pada hari kedua itu.

Namun, setelah itu, musuh-musuh kafir datang lagi dengan membawa rantai dan istri Syam’um siap mengikat suaminya lagi pada keesokan malamnya.

Pada hari ketiga

Istri Syam’un di hari ketiga itu berhasil lagi mengikat suaminya dengan rantai

yang diberikan oleh orang-orang kafir.

“Wahai istriku, siapakah yang mengikatku kali ini?”

tanya Syam’un dengan nada agak marah ketika bangun dari tidur.

“Aku yang mengikatnya, sekedar untuk mengujimu,” jawab istrinya.

Namun, dengan sekali hentakan Syam’un dapat menghancurkan rantai tersebut.

Rahasia Kekuatan Syam’un

Lalu Syam’un segera menarik tangannya dan memotong rantai itu.

Kemudian istrinya pun segera membujuk suaminya agar mau menceritakan rahasia

kekuatan tubuh yang dimiliki suaminya.

Akhirnya Syam’un bercerita juga,

jika sebenarnya ia adalah seorang wali dari sekian banyak WALIYULLAH yang hidup di dunia ini.

Sam’un berkata

“Wahai istriku aku wali diantara wali kekasih Allah, segala perkara dunia ini tidak ada yang sanggup mengalahkan diriku, aku punya rambut panjang ini, ketahuilah bahwa tidak ada seorang pun yang mampu mengalahkanku dalam perkara dunia kecuali rambutku ini,” jelas Syam’un.

Syam’un memang memiliki rambut yang panjang dan panjangnya digambarkan

bahwa ujung rambutnya akan menyentuh tanah saat Syam’un berdiri.

Karena sudah mengetahui kelemahan suaminya, akhirnya pada saat syamun tidur mulailah istrinya mengikat tangan Syam’un dengan 4 helai rambutnya dan mengikat pula kakinya dengan 4 helai rambut milik Syam’un, sementara ia tetap dalam tidurnya.

Setelah bangun, Syam’un bertanya,

“Wahai istriku, siapakah yang mengikatku ini?”

“Aku, untuk mengujimu,” jawab istrinya yang mulai ketakutan.

Setelah itu Syam’un berusaha dengan sekuat tenaga untuk melepaskan ikatan itu,

namun dia tidak berdaya untuk memotongnya.

Si istri langsung saja memberitahukan kepada kaum kafir tentang hal ini.

Nabi Syam’un al-Ghozi as lalu dibawa ke istana kehadapan raja para kafirun.

lalu diikat pada tiang utama istana dan dipertontonkan kepada khalayak istana.

Mulailah mereka memotong kedua telinga, bibir, kedua tangan dan kakinya.

Tidak hanya itu, Nabi juga disiksa dengan dibutakan kedua matanya,

Mereka menyiksa Nabi dengan tujuan agar beliau mati secara perlahan-lahan.

Istrinya yang jahat, ikut pula menyaksikan penyiksaan tersebut tanpa rasa belas kasihan.

Astaghfirullah sungguh biadab orang kafir.

Pertolongan Allah SWT Datang

Begitu hebatnya siksaan tersebut, membuat Allah SWT lewat perantaraan malaikat jibril

berbicara dengan suaranya yang hanya bisa didengar oleh Nabi Syam’un al-Ghozi as,

“Hai Syam’un apa yang engkau inginkan, Aku akan menindak mereka.”

Nabi menjawab,

“Ya Allah, berikanlah kekuatan kepadaku hingga aku mampu menggerakkan tiang istana ini,

dan akan kuhancurkan mereka dengan kekuatan dari Allah !.

Bismillah. La haula wa la quwwata illa billah!

Do’a Nabi Syam’un al-Ghazi as diKabulkan Allah SWT.

Allah SWT memberi kekuatan kepada Syam’un yang kekuatannya tidak bisa dibayangkan dan melebihi kekuatan dari rambutnya sendiri.

Maka dengan seizin Allah, Nabi Syam’un al-Ghazi as. menggoyangkan tiang istana tersebut,

Syam’un hanya beringsut sedikit saja, putuslah tali rambut itu bahkan dan tiang itupun rubuh

menimpa raja bersama seluruh khalayak istana termasuk istrinya yang durhaka dan

orang-orang yang telah menyiksanya.

Tiangnya juga ikut roboh dan hancur lebur. istana yang dijadikan tempat pembantaian itu juga turut hancur dan atapnya menimpa orang-orang kafir dan semuanya mati.

Begitu juga dengan istrinya, juga ikut tertimpa reruntuhan gedung istana raja kafir.

Mereka semua mati tertimpa reruntuhan bangunan istana dan terkubur didalamnya.

Hanya Syam’un sendiri yang selamat, lalu Allah mengembalikan seluruh anggota badan yang telah terpotong dan menyembuhkan segala sakitnya.

فَبَعْدَ ذَلِكَ عَبَدَ اللهَ أَلْفَ شَهْرٍ مَعَ قِياَمِ لَيْلِهاَ وَصِياَمِ نَهاَرِهاَ , فَضَرَبَ بِالسَّيْفِ فىِ سَبِيْلِ اللهِ

Setelah peristiwa itu, Nabi Syam’un al-Ghozi as. bersumpah kepada Allah SWT akan menebus

semua dosanya dengan berjuang menumpas semua kebatilan dan

kekufuran selama 1000 bulan tanpa henti.

Nabi menyibukkan diri dalam beribadah kepada Allah.

Malam hari dilalui dengan memperbanyak shalat malam, sedangkan siangnya beliau berpuasa.

Nabi menjalankan ibadahnya selama seribu bulan hingga ajalnya tiba.

Setelah mendengar kisah Nabi Syam’un al-Ghozi as,

para sahabat Nabi Muhammad saw menangis terharu,

bertanya sahabat kepada Nabi Muhammad SAW.

“Ya Rasullulah, tahukah baginda akan pahalanya?”

Jawab Rasulullah,

“Aku tidak mengetahuinya.”

فَأَنْزَلَ اللهُ جِبْرِيْلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ بِهَذِهِ السُّوْرَةِ (القَدْرِ)

وَقاَلَ ياَمُحَمَّدْ أَعْتَيْطُكَ وَأُمَّتَكَ لَيْلَةَ القَدْرِ العِباَدَةُ فِيْهاَ أَفْضَلُ مِنْ عِباَدَةِ سَبْعِيْنَ أَلْفِ شَهْرٍ

Setelah Rasulullah selesai berkisah,

Allah SWT menyuruh Malaikat Jibril datang kepada Nabi Muhammad dan menurunkan Surat Al Qadr.

“Hai Muhammad, Allah memberi Lailatul Qadar kepadamu dan umatmu,

ibadah pada malam itu lebih utama daripada ibadah 1000 bulan,” ujar Malaikat Jibril.

Allah SWT berfirman: Surat Al-Qadar ayat 1-5:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ١

وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ٢

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ٣

تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ ٤

سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ٥

Artinya:

1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.

2. dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu?

3. malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.

4. pada malam itu turun malaikat-malaikat dan

Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.

5. malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar.

Mendengar berita itu, Rasulullah SAW menyuruh sahabat-sahabatnya untuk berburu

malam Lailatul Qadar agar mendapatkan pahala seperti yang Allah AWT

berikan kepada Waliyullah Syam’un Al-Ghazi.

Apabila fajar telah terbit di malam qadar, maka malaikat Jibril berkata:

Wahai para malaikat, kumpul kemari dan kumpul kemari..,

Para malaikat Ya Jibril apa yang Allah perbuat untuk kaum muslimin di malam ini

dari ummat Nabi Muhammad SAW ?

Jibril :

Sesungguhnya Allah memandang kepada mereka dengan penuh kasih sayang,

Allah memaafkan serta ngampuni dosa-dosa mereka, kecuali empat kelompok.

Para malaikat Siapa empat kelompok itu ?

Jibril :

Pertama, orang yang membiasakan diri minum arak, mabuk-mabukan.

Kedua, Orang yang durhaka kepada orang tua.

Ketiga, orang yang memutus silaturrahmi.

Keempat, orang yang bertengkar,

yaitu pertengkaran dengan sesama yang belum damai dalam jangka waktu tiga hari.

Subhanallah……, Maha suci Allah.

والله الموفق إلى أقوام الطريق

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

SUMBER :

-DurrAtun Nasihin” pada Bab Lailatul Qadr.

Kitab Mukasyafatul Qulub.

Kitab Qishashul Anbiyaa (Al-Imam Ghazali).