BENCI DAN CINTA YANG DI PERBOLEHKAN DALAM AGAMA
CINTA sulit didefinisikan, hanya dapat dirasakan. Love is a wonderful feeling, kata orang Inggris. Cinta adalah kekuatan yang mampu menggerakkan seseorang untuk berkorban apa saja demi membahagiakan sang kekasih dan dirinya. Tanda-tanda cinta yang utama adalah selalu mengingat orang/sesuatu yang dicintai, selalu ingin dekat dengannya, merindukannya, dan menuruti keinginannya.
Demikian pula cinta kepada Allah SWT. Muslim yang jatuh cinta kepada Allah akan selalu mengingat-nya (dzikrullah), merindukannya karenanya ia rajin beribadah sebagai medium berdekatan dengan Allah), dan menuruti perintah-nya.
Islam memerintahkan seorang Muslim hanya mencintai Allah SWT. Kecintaan terhadap apa pun di dunia ini, harus berlandaskan kecintaan kepada Allah. Seorang Muslim harus mencintai dan membenci karena Allah. Artinya, ia hanya mencintai yang dicintai Allah dan membenci yang dimurkai-Nya.
Cinta yang paling tinggi dan paling bermakna adalah cinta kepada Allah SWT.
Rasululloh Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda: “Ada tiga perkara, siapa saja yang memilikinya niscaya ia akan merasakan manisnya iman:
(1) Allah dan Rasul-Nya menjadi yang paling ia cintai daripada selain keduanya.
(2) Mencintai seseorang karena Allah semata.
(3) Benci kembali kepada kekufuran sebagaimana dia benci dilemparkan ke dalam api.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda :
”Man ahabba lillhi, wa abghadha lillahi, wa a’thaa lillahi, wa mana’a lillaahi, faqadistakmalal iimaana.”
“Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan menolak karena Allah, maka ia benar-benar telah menyempurnakan iman.”
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam juga bersabda:
Tali iman yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah.?(HR.AtTirmidzi).
Dua hadis di atas memberikan informasi kepada kita bahwa Kita harus mencintai terhadap sesuatu yang dicintai Allah, membenci terhadap segala yang dibenci Allah, ridha kepada apa yang diridhai Allah, tidak ridha kepada yang tidak diridhai Allah, memerintahkan kepada apa yang diperintahkan Allah, mencegah segala yang dilarang Allah, memberi kepada orang yang Allah cintai untuk memberikan dan tidak memberikan kepada orang yang Allah tidak suka jika ia
diberi.
Dalam konteks syariat, yang dimaksud dengan al-hubbu fillah (mencintai karena Allah) adalah memberikan kasih sayang dan kecintaan kepada orang orang yang beriman dan taat kepada Allah ta’ala karena keimanan dan ketaatan yang mereka lakukan. Sedangkan yang dimaksud dengan al-bughdu fillah (benci karena Allah) adalah memberikan rasa ketidaksukaan dan kebencian kepada orang-orang yang mempersekutukanNya dan kepada orang-orang yang keluar dari ketaatan kepadanya dikarenakan mereka telah melakukan perbuatan yang mendatangkan kemarahan dan kebencian Allah, meskipun mereka itu adalah orang-orang yang dekat hubungan dengan kita,
Sebagaimana firman Allah Ta’ala :
“Kamu tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling kasih sayang dengan orang yang menentang Allah dan Rasulnya, sekalipun orang orang itu bapak-bapak, anak-anak sauadara-saudara ataupun saudara keluarga mereka.Mereka itulah orang-orang yang ditetapkan Allah di dalam hati mereka dan Allah kuatkan mereka dengan pertolongan dari-Nya, Allah akan memasukkan mereka ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepadanya. Mereka itulah golongan Allah, ketahuilah sesungguhnya hanya golongan Allah itulah orang-orang yang beruntung.” (Qs. al-Mujadalah: 22)”
Para sahabat, tabi’ tabi’in serta pengikut mereka di seluruh penjuru dunia adalah orang-orang yang lebih berhak untuk kita cintai (meskipun kita tidak punya hubungan apa-apa dengan mereka), dari pada orang-orang yang dekat dengan kita seperti tetangga kita, orang tua kita, anak-anak kita sendiri, saudara-saudara kita, ataupun saudara kita yang lain, apabila mereka itu membenci, memusuhi dan menentang Allah dan RasulNya dan tidak melakukan ketaatan kepada Allah dan RasulNya maka kita tidak berhak untuk mencintai melebihi orang-orang yang berjalan di atas al-haq dan orang yang selalu taat kepada Allah dan rasulNya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah beriman salah seorang dari kalian sampai aku lebih dicintainya daripada orang tua dan anak-anaknya.” (HR. Bukhari)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
“Ciri keimanan yaitu mencintai kaum Anshar, sedangkan ciri kemunafikan yaitu membenci kaum Anshar.” (HR. Bukhari)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata bahwasannya seorang mukmin wajib diberikan kepadanya kecintaan dan kasih sayang meskipun mendhalimi dan menganggu kamu, dan seorang kafir wajib diberikan kepadanya kebencian dan permusuhan meskipun selalu memberi dan berbuat baik kepadamu.
Karena kadang orang-orang yang menentang Allah di sekitar kita lebih baik sikapnya terhadap kita dari pada orang-orang yang beriman kepada Allah, sehingga kita lupa dan lebih mencintai orang-orang kafir dari pada orang-orang yang beriman.
Dalam pandangan ahlusunnah wal jamaah kadar kecintaan dan kebencian yang terbagi dalam tiga kelompok sebagai berikut :
1.Orang-orang yang diberikan kepadanya kasih sayang dan kecintaan secara utuh. Mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasulnya
2.Orang-orang yang dicintai dari satu sisi dan dibenci dari sisi lainnya. Mereka adalah orang yang mencampuradukan antara amalan yang baik dengan amalan yang buruk, maka mereka dicintai dan dikasihani dengan kadar kebaikan yang ada pada diri mereka sendiri, dan dibenci serta dimusuhi sesuai dengan kadar kejelekan yang ada pada diri mereka.
3.Orang-orang yang diberikan kebencian dan permusuhan kepadanya secara utuh. Mereka adalah orang yang tidak beriman kepada rukun iman dan orang yang mengingkari rukun Islamorang yang mengingkari asma dan sifat Allah ta’ala, atau orang yang meleburkan diri dengan ahlu bida’ah yang sesat dan menyesatkan, atau orang yang
melakukan hal-hal yang membatalkan keIslamannya.Terhadap orang ini wajib bagi kita untuk membenci secara utuh, karena mereka adalah musuh Allah dan RasulNya Shalallaahu alaihi wasalam.
Adapun beberapa faktor yang dapat mengkokohkan kecintaan dijalan Allah, antara lain:
- Memberitahukan kepada orang yang dicintai bahwa kita mencintai karena Allah ta’la. Diriwayatkan dari Abu Dzar Radhiallaahu anhu, bahwa ia mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
”Apabila ada seorang dari kalian mencintai temannya hendaklah dia datangi rumahnya dan mengkhabarinya bahwa ia mencintainya (seorang teman tadi) karena Allah Ta’ala.?(HR.Ibnul Mubarok dalam kitab Az-Zuhdu, hal 712 dengan sanad shohih)
2.Saling memberi hadiah. Rasulullah bersabda dalam riwayat Abu Hurairah Radhiallaahu anhu:
”Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian akan saling mencintai.?(HR. Al-Bukhari dalam kitab Adabul Mufrod, hal 120 dan Baihaqi 6/169 dengan sanad hasan)”
- Saling mengunjungi. Rasulullah bersabda dalam riwayat Abu Hurairah .
”Wahai Abu Hurairah! berkunjunglah engkau dengan baik tidak terlalu sering dan terlalu jarang, niscaya akan bertambah sesuatu dengan kecintaan.?(HR.Thabrani dan Baihaqi dengan sanad yang shahih)”
- Saling menyebarkan salam.
Tidaklah kalian masuk Surga sehingga kalian beriman, tidakkah kalian beriman sehingga kalian saling mencintai, Maukah kamu aku tunjukkan tentang sesuatu yang apabila kalian melakukan-nya akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.(HR. Muslim)
- Meninggalkan dosa-dosa.. Dalam hal ini Rasulullah bersabda:
”Tidaklah dua orang yang saling mencintai karena Allah atau karena Islam kemudian berpisah kecuali salah satu dari ke duanya telah melakukan dosa.(HR. Al-Bukhari dalam kitabnya Al-Adab AlMufrad hal.84)”
- Meninggalkan perbuatan ghibah (membicarakan sesuatu tentang saudaranya di saat tidak ada, dan jika saudaranya tersebut mendengarkan dia marah-marah atau tidak suka) Allah berfirman:Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah sebagian kamu menggunjingkan (ghibah) sebagian yang lain,sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentunya kamu merasa jijik kepadanya.
Kewajiban saling mencintai dijalan Allah bukanlah suatu perintah yang tidak membawa hasil apa-apa. Tetapi Allah memerintahkan sesuatu itu pasti ada buahnya dan hasilnya.
Buah dan hasil dari saling mencintai di jalan Allah di antaranya adalah:
1.Mendapatkan kecintaan Allah.
2.Mendapatkan Kemuliaan dari Allah.
3.Mendapatkan naungan Arsy Allah di hari kiamat, pada
saat tidak ada naungan kecuali naungan Allah.
4.Merasakan manisnya iman.
5.Meraih kesempurnaan iman.
6.Masuk Surga
Semoga Allah menjadikan kita sebagai orang-orang yang tunduk patuh hanya kepada Allah. Semoga kecintaan dan kebencian kita selalu sesuai dengan apa yang telah disyariatkan oleh Allah dan RasulNya Apalagi yang kita harapkan kecuali mendapatkan kecintaan dari Allah, mendapatkan kemuliaan dari Allah, mendapatkan naungan Arsy Allah pada hari tidak ada naungan kecuali naunganNya, meraih manisnya Iman, mendapatkan kesempurnaan iman dan masuk ke dalam SurgaNya yang tinggi. Semoga Allah selalu memberkahi dan merahmati
kita. Amiin.