THORIQOH

thoriqohFUNGSI DAN PERANAN THORIQOH

           Seseorang yang mengikuti thoriqoh akan mendapatkan berbagai keistimewaan, terutama Thoriqoh At-Tijaniyyah yang mempunyai nilai keunggulan tersendiri sebagaimana  sudah kita ketahui.

          Memang intinya kita bersyukur telah mendapatkan ni’mat hidayah iman islam yang merupakan kunci keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat, namun keimanan dan keislaman perlu disempurnakan dengan “IHSAN”, dan zaman sekarang ini untuk meraih ihsan dengan jalan thoriqoh.

          Pernah ditanyakan di zaman Rasulullah tidak ada thoriqoh, apa sebab setelah beberapa ratus tahun setelah jamiyyah thoriqohhabib luthfiwafatnya Rasulullah SAW. muncul berbagai thoriqoh, terutama Thoriqoh At-Tijaniyyah yang mempunyai keistimewaan tersendiri. Jawabannya adalah di zaman Rasulullah dan zaman para Sahabat serta Tabi’in dan Tabi’it tabi’in tidak perlu thoriqoh, karena mereka selalu banyak dan semangat berdzikir sesuai dengan perintah Allah:

فَاذْكُرُوا اللهَ ذِكْرًا كَثِيْرًا

          “Maka berdzikirlah kepada Allah SWT dengan sebanyak-banyak dzikir.”

          Dan contoh yang paling nyata seperti diriwayatkan oleh Syekh Muhammad Bin Abdillah Al-Jardani Ad-Dimyati dalam kitabnya “AL-JAWAHIRUL LU’LUIYYAH” syarah Al-Arba’in An-Nawawiyyah halaman 100 yang menerangkan hadits yang ke-sembilan yang diriwayatkan oleh Sahabat Abu Hurairoh, diceritakan tentang dzikirnya Sahabat Abu Hurairoh:

كَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ كَانَ يَسْتَغْفِرُ اللهَ وَيَتُوْبُ إِلَيْهِ كُلَّ يَوْمٍ إِثْنَيْ عَشَرَ أَلْفِ مَرَّةٍ، كَانَ لَهُ خِيْطٌ فِيْهِ أَلْفًا عُقْدَةً، فَلاَ يَنَامُ حَتىَّ يُسَبِّحَ بِهِ، وَحُكِيَ أَنَّهُ كَانَ هُوَ وَامْرَأَتُهُ وَخَادِمُهُ يَتَعَقَّبُوْنَ اللَّيْلَ أَثْلاَثاً يُصَلِّى هٰذَا ثُمَّ يُوْقِظُ هٰذَا فَيُصَلِّى ثُمَّ يُوْقِظُ هٰذَا فَيُصَلِّى.

Bahwa Sahabat Abu Hurairoh setiap hari membaca istighfar dua belas ribu kali dan dia mempunyai tasbih isinya seribu, tidak tidur melainkan menggunakan tasbihnya untuk berdzikir, dan diceritakan bahwa Sahabat Abu Hurairoh dan isterinya serta pembantunya setiap malam membagi malam tiga bagian saling membanguni untuk melakukan shoatul lail”.

          Apakah orang yang seperti ini membutuhkan thoriqoh?.

 

         Munculnya berbagai thoriqoh karena setelah wafatnya Rasulullah dan para Sahabat serta para Tabi’in dan Tabi’it tabi’in, umat islam mulai disibukkan dengan berbagai kegiatan duniawiyyah, sehingga tidak menyempatkan waktu khusus untuk berdzikir, sedangkan dzikrullah mempunyai peranan yang sangat amat penting dalam menjaga keutuhan iman dan islam serta ketentraman hati dan merupakan senjata paling ampuh menghadapi syetan dan hawa nafsu. Jika dzikrullah sudah tidak ada pada kehidupan seseorang, maka kegelisahan dan kerusakan serta kehancuran yang akan menimpa seperti yang terjadi dewasa ini. Maka keperihatinan para Masyayikh untuk menyelamatkan umat islam mereka mencari solusi rohaniyyah dengan memunculkan berbagai thoriqoh. Sebetulnya umat islam harus bersyukur dengan munculnya berbagai thoriqoh, karena mereka diselamatkan dari kehancuran iman dan hilangnya ketentraman hati.

          Jujur saja, apakah dzikir kita sebanyak dzikirnya para Sahabat? Contohnya tadi Sahabat Abu Hurairoh, tasbihnya Abu Hurairoh isinya 1000 (seribu), tasbih kita isinya  100 (seratus). Jujur saja, berapa kali kita menggunakan tasbih kita dalam satu hari satu malam?, banyak mana setiap hari kita memegang tasbih, atau Al-Qur’an atau Hp?.

          Inilah sebabnya di zaman Rasulullah tidak perlu thoriqoh, karena banyak berdzikir dan bersih dari ma’siat, sedangkan zaman sekarang sedikit berdzikir dan banjir ma’siat. Makanya para Masyayikh berusaha menyelamatkan umat dengan memunculkan thoriqoh.

          Inilah Syekh Ahmad Bin Muhammad At-Tijani R.A., setelah usia 7 tahun berhasil menghafal Al-Qur’an dilanjutkan dengan mempelajari berbagai ilmu syari’at, kemudian 16 tahun riyadhah untuk mencapai cita-citanya Al-Quthbaniyatul’udzma. Maka pada tahun 1196 H. Syekh Ahmad Bin Muhammad At-Tijani R.A. di Abu Samghun, di padang pasir Al-Jazair Afrika Utara berjumpa Nabi Muhammad SAW yaqadzah (dalam keadaan jaga) tidak dalam keadaan tidur/mimpi. Dalam perjumpaannya itu Rasulullah SAW memberi Wirid Thoriqoh Tijaniyyah, yaitu istighfar 100 kali dan sholawat 100 kali, empat tahun kemudian wirid itu ditambah dengan Wirid Wadzifah dan Wirid Hailalah, dan dilengkapi dengan At-Tarbiyyah At-Tijaniyyah.

         Diantara keistimewaan mengikuti thoriqoh ialah:

PERTAMA: MENCAPAI ISTIQOMAH

          Seseorang yang tidak mengikuti thoriqoh jika dalam keadaan semangat, maka berdzikir dan jika ada kesibukan atau malas, maka meninggalkan dzikir. Akan tetapi orang yang sudah talqin bai’at thoriqoh dalam keadaan apa saja baik dalam keadaan semangat, sibuk atau malas harus membaca dzikir yang telah ditentukan oleh thoriqohnya, dengan demikian dia akan dapat mencapai ISTIQOMAH, Allah dalam Al-Qur’an memberi tahukan apa yang Allah persiapkan bagi orang yang beriman dan istiqomah. Firman Allah dalam surat حم السجدة (Fusshilat) ayat 30:

إِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلاَئِكَةُ أَلاَّ تَخَافُوْا وَلاَ تَحْزَنُوْا وَأَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِى كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ. (حم السجدة: ۳۰)

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan jangan kamu merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS, Fusshilat: 30)

          Kalimat ثم استقاموا    maksudnya orang yang beriman dan berusaha istiqomah melakukan amaliyah secara rutin dalam keadaan apa saja.

Seseorang yang beriman dan dapat istiqomah sebagaimana Allah terangkan pada ayat yang di atas akan mendapatkan tiga keistimewaan:

  1. Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu merasa takut,
  2. Janganlah kamu mersa sedih,
  3. Bergembiralah kamu dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.

Bayangkan bagaimana ni’matnya hidup dengan mendapatkan 3 keistimewaan tersebut, belum lagi pahala yang berlipat ganda, dan istiqomah dapat diraih dengan jalan thoriqoh.

KEDUA: PAHALA YANG BERLIPAT GANDA

   Diantara keistimewaan orang yang mengikuti thoriqoh adalah selalu mendapatkan pahala yang berlipat ganda, karena seseorang yang tidak mengikuti thoriqoh jika berdzikir mendapatkan pahala sunnah, dan seseorang yang sudah talqin bai’at thoriqoh apabila membaca dzikir thoriqoh hukumnya wajib, sudah barang tentu pahala sunnah beda dengan pahala wajib dengan berlipat ganda.

 KETIGA: DOSANYA SELALU TERHAPUS

         Syekh Ahmad Bin Muhammad At-Tijani mengatakan:

وَاعْلَمُوْا أَنَّ الذُّنُوْبَ فِى هٰٰذَا الزَّمَانِ لاَ قُدْرَةَ ِلأَحَدٍ عَلَى اْلإِنْفِصَالِ عَنْهَا فَإِنَّهَا تُنْصَبُّ عَلَى النَّاسِ كَالْمَطَرِ الْغَزِيْرِ لَكِنْ أَكْثِرُوْا مِنْ مُكَفِّرَاتِ الذُّنُوْبِ.

          “Ketahuilah, sesungguhnya dosa-dosa di zaman ini tidak ada seseorang yang mampu menyingkirkan diri dari dosa, sesungguhnya dosa-dosa itu menimpa manusia bagaikan hujan yang lebat, akan tetapi perbanyaklah melakukan perbuatan yang menghapus dosa”.

          Di zaman sekarang ini tidak ada satu orang pun yang bisa lepas dari dosa, sedangkan Rosulullah SAW.  Mengatakan: “Setiap dosa menjadikan titik hitam di hati”, kalau tadi dikatakan Syekh Ahmad At-Tijani dosa bagaikan hujan yang lebat, bagaimana hitamnya hati, akibatnya sekarang banyak orang yang tidak takut kepada Allah yang mengakibatkan munculnya berbagai musibah dan penyakit. Ini baru di dunia bagaimana kelak di akhirat, maka Syekh Ahmad Bin Muhammad At-Tijani menganjurkan memperbanyak amalan penghapus dosa, dan seluruh dzikir Thoriqoh At-Tijaniyah adalah amalan penghapus dosa, penambah pahala, penenang hati, dan penyelamat dunia akhirat, dzikir lazimnya saja setiap hari istighfar, sholawat, laa ilaaha illallah pagi sore seratus kali, belum wadzifah dan hailalahnya.

KEEMPAT: MEMILIKI GURU TARBIYYAH

          Diantara keistimewaan mengikuti thoriqoh ialah: mempunyai guru tarbiyyah secara langsung yaitu Syekh Ahmad Bin Muhammad At-Tijani R.A. dan para Muqoddam yang membimbing melalui ajaran-ajaran Syekh Ahmad At-Tijani yang diterima dari Rasulullah SAW..

          Thoriqoh At-Tijaniyyah dinamakan THORIQOH ADZ-DZAKIRIN, thoriqohnya orang-orang yang selalu berdzikir, dan dinamakan THORIQOTU HAMDIN WA SYUKRIN, thoriqohnya orang yang selalu memuji dan bersyukur kepada Allah SWT., dan dinamakan THORIQOTUL MAHABBAH, thoriqohnya orang yang selalu cinta kepada Allah, dan juga dinamai THORIQOTUL ‘ILMIYYAH, thoriqohnya orang-orang yang cinta ilmu.

          Bagaimana caranya kita berdzikir, bagaimana caranya memuji Allah, bagaimana bersyukur kepada Allah, bagaimana cinta kepada Allah dan saling mencintai karena Allah dan bagaimana cinta ilmu, ini kesemuanya adalah bimbingan Thoriqoh At-Tijaniyyah yang disebut TARBIYYAH AT-TIJANIYYAH.

KELIMA: MENGGUNAKAN WAKTU SEMAKSIMAL MUNGKIN

          Diantara keistimewaan orang yang mengikuti thoriqoh adalah waktunya selalu terisi dengan kebaikan.

عُمْرُكَ رَأْسُ مَالِكَ

Umurmu adalah modalmu”.

Umur adalah modal dari Allah, seseorang yang memiliki modal bisa untung bisa juga rugi, tergantung dalam pengelolaan modal tersebut.

 Dan ingatlah..

 Umur adalah modal pemberian dari Allah, pasti pada saatnya nanti kita akan dimintai tanggung jawab penggunaan modal, maka dari itu harus selalu diperhitungkan penggunaan umur(waktu) kita.

 

Coba renungkan!                                      

Waktu untuk menyaksikan film di TV ada, untuk shopping ada, untuk ngerumpi ada, untuk facebook ada, untuk unternetan ada, untuk macam-macam ada.

Kemuadian, Adakah waktu khusus untuk berdzikir secara rutin?.

Thoriqoh mewajibkan seseorang mempunyai waktu khusus secara rutin untuk berdzikir, inilah yang namanya: المتجر الرابح perdagangan yang pasti menguntungkan.

Seorang penyair mengatakan:

اَلْوَقْتُ كَالسَّيْفِ إِنْ لَمْ تَقْطَعْهُ قَطَعَكَ.

“Waktu bagaikan pedang, apabila tidak digunakan untuk memotong, kamu yang akan terpotong”.

Jangan sampai kita menjadi orang yang rugi karena tidak pandai menggunakan waktu, dan Thoriqoh At-Tijaniyyah mendidik kita menjadi orang yang pandai menggunakan waktu, sehingga akan beruntung dunia akhirat.