SAMAKAH FADHILAH NGAJI DI MEDIA SOSIAL (YOUTUBE, MP3, GOOGLE, FB, WA) DENGAN NGAJI DI MAJELIS ILMU

PERTANYAAN :

Mohon pendapatnya tentang mengaji di mp3, mp4, youtube (mendengarkan ceramah) apakah termasuk pada hadits? :

“جلو سك ساعة في مجلس العلم لاتكتب فيه حرفا ولاتمسوه فيه قلما خير لك من الف ركعة”

JAWABAN :

Pada dasarnya belajar, mengaji, mengambil ilmu dan hikmah dari mana saja kita bisa mendapatkannya itu sangat dianjurkan, termasuk mengambilnya dari hp, TV, youtube, google dan lain sebagainya itu sangat dianjurkan oleh Rasulullah saw. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits :

خذ الحكمة ولا يضرك من اي وعاء خرجت ” رواه الًديلمي عن ابن عباس مرفوعا”

Ambilah hikmah (pengertian), hal tersebut tidak akan membahayakanmu dari wadah mana saja hikmah itu keluar. (HR. Addailami dari Ibnu Abbas RA.)

Namun tentunya mengambil ilmu dari hp, google, TV, dll. keutamaannya tidak sama dengan berhadapan langsung dengan para guru. Karena pada zaman Rasulullah saw, para sahabat, tabi’in dan para salafussholeh proses mencari ilmu itu terjadi dengan الجلوس في مجلس العلم duduk bersama antara muballigh (guru, kiyai, ustad) dengan pendengar (murid, santri) di dalam majlis ilmu. Dan di dalam duduk bersama itu terjadi interaksi langsung antara muballigh dan murid, dan juga terjadi penghormatan murid kepada muballigh.

BAKTI KEPADA GURU MEMBUAT ILMU BERMANFAAT

Para Salafus sholeh, suri tauladan untuk manusia setelahnya telah memberikan contoh dalam penghormatan terhadap seorang guru. Sahabat Abu Sa’id Al-Khudri Radhiallahu ‘anhu berkata,

كنا جلوساً في المسجد إذ خرج رسول الله فجلس إلينا فكأن على رؤوسنا الطير لا يتكلم أحد منا

(kunnaa juluusan fil masjidi,idz khoroja rosuululloohi,fa jalasa ilainaa,faka anna ‘alaa ru uu sinaa ath thoiro,laa yatakallamu ahadun minnaa)

“Saat kami sedang duduk-duduk di masjid, maka keluarlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian duduk di hadapan kami. Maka seakan-akan di atas kepala kami terdapat burung. Tak satu pun dari kami yang berbicara” (HR. Bukhari).

Ibnu Abbas seorang sahabat yang ‘alim, mufasir Quran umat ini, seorang dari Ahli Bait Nabi pernah menuntun tali kendaraan Zaid bin Tsabit al-Anshari radhiallahu anhu dan berkata,

هكذا أمرنا أن نفعل بعلمائنا

“Seperti inilah kami diperintahkan untuk memperlakukan para ulama kami”.

Berkata Abdurahman Al Aslami,

ما كان إنسان يجترئ على سعيد بن المسيب يسأله عن شيء حتى يستأذنه كما يستأذن الأمير

“Tidaklah sesorang berani bertanya kepada Said bin Musayyib, sampai dia meminta izin, layaknya meminta izin kepada seorang raja”.

Ar-Rabi’ bin Sulaiman berkata,

مَا وَاللَّهِ اجْتَرَأْتُ أَنْ أَشْرَبَ الْمَاءَ وَالشَّافِعِيُّ يَنْظُرُ إِلَيَّ هَيْبَةً لَهُ

“Demi Allah, aku tidak berani meminum air dalam keadaan Asy-Syafi’i melihatku karena segan kepadanya”.

Diriwayatkan oleh Al–Imam Baihaqi, Umar bin Khattab mengatakan,

تواضعوا لمن تعلمون منه

” Tawadlu’lah kalian semua terhadap orang yang kalian tahu darinya ”

Al Imam As Syafi’i berkata,

كنت أصفح الورقة بين يدي مالك صفحًا رفيقًا هيبة له لئلا يسمع وقعها

“Dulu aku membolak balikkan kertas di depan Malik dengan sangat lembut karena segan padanya dan supaya dia tak mendengar jatuhnya kertas itu”.

Jelas tidak sama karena karena orang yang berjalan mencari ilmu Melaikat menghaparkan sayapnya.

Kemudian ini hadits sebagai gambaran lagi :

كن عالما او متعلما او مستمعا او محبا ولاتكن خامسا

Jadilah kamu sebagai orang yang alim atau pelajar atau orang yang mendengarkan atau orang yang cinta pada orang yang belajar jangan kamu menjadi orang yang kelima.

keterangan diatas menunjukkan bahwa interaksi langsung antara penceramah (guru,kiyai,ustad) dengan pendengar (murid) itu lebih utama daripada interaksi yang tidak langsung (melalui Hp, TV, internet) antara penceramah (guru,kiyai,ustad) dengan pendengar (murid).

ونظرك الی وجه العالم خير لك من الف فرس تصدقت بها في سبيل الله

“Pandanganmu terhadap wajah orang ‘alim lebih baik bagimu di bandingkan bersedekah 1000 muddah dijalan Allah ”

yang mana hadits ini merupakan nash yang jelas mengenai lebih banyak pahalanya mengaji (belajar) langsung kepada orang yang alim.

والله أعلم بالصواب