SEPERTI INILAH KITAB SALAF DALAM MENERANGKAN JATIDIRI ABU NAWAS


Dinukil dari kitab Albidayah Wan Nihayah Imam Ibnu Katsir As Syafi’i :
ﻭﺍﺳﻤﻪ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﺑﻦ ﻫﺎﻧﺊ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻷﻭﻝ ﺑﻦ ﺻﺒﺎﺡ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ
Nama beliau adalah Al hasan bin Hani’ bin Abdul Awwal bin Shobah bin Abdulloh.

ﻭﻳﻘﺎﻝ ﻟﻪ : ﺃﺑﻮ ﻧﻮﺍﺱ ﺍﻟﺒﺼﺮﻱ . ﻛﺎﻥ ﺃﺑﻮﻩ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺩﻣﺸﻖ ﻣﻦ ﺟﻨﺪ ﻣﺮﻭﺍﻥ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ ، ﺛﻢ ﺻﺎﺭ ﺇﻟﻰ ﺍﻷﻫﻮﺍﺯ ، ﻭﺗﺰﻭﺝ ﺍﻣﺮﺃﺓ ﻳﻘﺎﻝ ﻟﻬﺎ ﺟﻠﺒﺎﻥ . ﻓﻮﻟﺪﺕ ﻟﻪ ﺃﺑﺎ ﻧﻮﺍﺱ ﻫﺬﺍ ، ﻭﺍﺑﻨﺎ ﺁﺧﺮ ﻳﻘﺎﻝ ﻟﻪ : ﺃﺑﻮ ﻣﻌﺎﺫ . ﺛﻢ ﺻﺎﺭ ﺃﺑﻮ ﻧﻮﺍﺱ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺒﺼﺮﺓ ﻓﺘﺄﺩﺏ ﺑﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺃﺑﻲ ﺯﻳﺪ ﻭﺃﺑﻲ ﻋﺒﻴﺪﺓ ، ﻭﻗﺮﺃ ﻛﺘﺎﺏ ﺳﻴﺒﻮﻳﻪ ﻭﻟﺰﻡ ﺧﻠﻔﺎ ﺍﻷﺣﻤﺮ ، ﻭﺻﺤﺐ ﻳﻮﻧﺲ ﺑﻦ ﺣﺒﻴﺐ ﺍﻟﻀﺒﻲ ﺍﻟﻨﺤﻮﻱ . ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻘﺎﺿﻲ ﺍﺑﻦ ﺧﻠﻜﺎﻥ : ﻭﻗﺪ ﺻﺤﺐ ﺃﺑﺎ ﺃﺳﺎﻣﺔ ﻭﺍﻟﺒﺔ ﺑﻦ ﺍﻟﺤﺒﺎﺏ ﺍﻟﻜﻮﻓﻲ ، ﻓﺘﺄﺩﺏ ﺑﻪ

Disebutkan kepada beliau namanya Abu Nawas al bisri, ayah beliau adalah penduduk Damsyq termasuk tentaranya Marwan bin Muhammad, kemudian pindah ke daerah Ahwaz, kemudian menikah dengan seorang perempuan yang bernama Jalban, dan lahirlah abu Nawas ini dan anak yang lainya bernama Abu Ma’ad.
Kemudian Abu nawas pindah ke basrah disana belajar adab kepada Abu Zaid dan Abu Ubaidah, dia membaca kitabnya Imam Sibawaih, belajar kepada Kholaaf al ahmar dan menemani Yunus bin hubaib ad dhobbi yang ahli ilmu nahwu.
Al qodhi ibnu Kholikaan berkata : ” Abu Nawas pernah menemani Abu Usamah dan Ulbah bin al habbab al kufy dan belajar adab darinya.”

ﻭﺭﻭﻯ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻋﻦ ﺃﺯﻫﺮ ﺑﻦ ﺳﻌﺪ ، ﻭﺣﻤﺎﺩ ﺑﻦ ﺯﻳﺪ ، ﻭﺣﻤﺎﺩ ﺑﻦ ﺳﻠﻤﺔ ، ﻭﻋﺒﺪ ﺍﻟﻮﺍﺣﺪ ﺑﻦ ﺯﻳﺪ ، ﻭﻣﻌﺘﻤﺮ ﺑﻦ ﺳﻠﻴﻤﺎﻥ ، ﻭﻳﺤﻴﻰ ﺍﻟﻘﻄﺎﻥ ، ﻭﻋﻨﻪ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺑﻦ ﻛﺜﻴﺮ ﺍﻟﺼﻴﺮﻓﻲ ، ﺣﻜﻰ ﻋﻨﻪ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﻣﻨﻬﻢ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ، ﻭﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺣﻨﺒﻞ ، ﻭﺍﻟﺠﺎﺣﻆ ، ﻭﻏﻨﺪﺭ . ﻭﻣﻦ ﻣﺸﺎﻫﻴﺮ ﺣﺪﻳﺜﻪ ﻣﺎ ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺑﻦ ﻛﺜﻴﺮ ﺍﻟﺼﻴﺮﻓﻲ ، ﻋﻦ ﺣﻤﺎﺩ ﺑﻦ ﺳﻠﻤﺔ ﻋﻦ ﺛﺎﺑﺖ ، ﻋﻦ ﺃﻧﺲ ﻗﺎﻝ : ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ﻻ ﻳﻤﻮﺗﻦ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﺇﻻ ﻭﻫﻮ ﻳﺤﺴﻦ ﺍﻟﻈﻦ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻓﺈﻥ ﺣﺴﻦ ﺍﻟﻈﻦ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﺛﻤﻦ ﺍﻟﺠﻨﺔ

Abu Nawas meriwaytkan hadis dari azhar bin sa’id, hammad bin zaid, hammad bin salmah, abdul wahid bin zaid, mu’tamir bin sulaiman dan yahya alqotton. Yang meriwayatkan hadis dari beliau adalah muhamad bin ibrahim bin katsir as shoirofy, yang menceritakan dari abu nawas ada banyak ulama’, yaitu Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hambal, Al jahidz dan Gundar.
Termasuk hadis yang terkenal dari abu nawas adalah yang diriwayatkan dari Muhaammad bin ibrahim bin katsir as shoirofy, dari hammad bin salamah dari tsabit dari anas berkata, Rasululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda : ” janganlah salah seorang diantara kalian meninggal kecuali dalam keadaan berbaik sangka kpd Allah, karena sesungguhnya berbaik sangka kepada Allah adalah ongkosnya syurga.”

ﻭﻗﺎﻝ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ : ﺩﺧﻠﻨﺎ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻫﻮ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻮﺕ ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﺻﺎﻟﺢ ﺑﻦ ﻋﻠﻲ ﺍﻟﻬﺎﺷﻤﻲ : ﻳﺎ ﺃﺑﺎ ﻋﻠﻲ ، ﺃﻧﺖ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﻓﻲ ﺁﺧﺮ ﻳﻮﻡ ﻣﻦ ﺃﻳﺎﻡ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ، ﻭﺃﻭﻝ ﻳﻮﻡ ﻣﻦ ﺃﻳﺎﻡ ﺍﻵﺧﺮﺓ ، ﻭﺑﻴﻨﻚ ﻭﺑﻴﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﻫﻨﺎﺕ ، ﻓﺘﺐ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ – ﻋﺰ ﻭﺟﻞ – ﻣﻦ ﻋﻤﻠﻚ . ﻓﻘﺎﻝ : ﺇﻳﺎﻯ ﺗﺨﻮﻑ ﺑﺎﻟﻠﻪ ؟ ! ﻓﻘﺎﻝ : ﺃﺳﻨﺪﻭﻧﻲ . ﻓﺄﺳﻨﺪﻭﻩ . ﻓﻘﺎﻝ : ﺣﺪﺛﻨﻲ ﺣﻤﺎﺩ ﺑﻦ ﺳﻠﻤﺔ ﻋﻦ ﻳﺰﻳﺪ ﺍﻟﺮﻗﺎﺷﻲ ، ﻋﻦ ﺃﻧﺲ ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ ﻗﺎﻝ : ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ﺇﻥ ﻟﻜﻞ ﻧﺒﻲ ﺷﻔﺎﻋﺔ ، ﻭﺇﻧﻲ ﺍﺧﺘﺒﺄﺕ ﺷﻔﺎﻋﺘﻲ ﻷﻫﻞ ﺍﻟﻜﺒﺎﺋﺮ ﻣﻦ ﺃﻣﺘﻲ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﺛﻢ ﻗﺎﻝ : ﺃﻓﺘﺮﺍﻧﻲ ﻻ ﺃﻛﻮﻥ ﻣﻨﻬﻢ ؟

Muhammad bin ibrahim berkata : ” menjelang meninggalnya abu nawas kami masuk kepadanya, kemudian sholih bin ali al hasimi berkata, ” wahai abu ali (julukan abu nawas) hari ini adalah hari terakhirmu dari hari-hari dunia dan hari awalmu dari hari-hari akherat, di antara dirimu dgn Allah terdapat kesalahan maka bertaubatlah kepada Allah azza wajalla dari amal-amalmu.”
Abu nawas berkata, ” engkau menakut-nakutiku kepada Allah ?”
Kemudian Sholih berkata, ” bacakanlah hadis bersanad kepadaku.”
Kemudian Abu nawas membacakannya : ” telah menceritakan kepadaku hammad bin salamah dari yazid ar-roqosyi dari anas bin malik berkata, Rasululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda : ” sesungguhnya setiap nabi itu mempunyai syafa’at, dan sesunggunya aku menyimpan syafa’atku kugunakan untuk menolong orang-orang yang berdosa besar dari umatku di hari kiamat nanti.” Kemudian Abu nawas berkata, ” apakah engkau tidak melihat bahwa aku adalah sebagian dari mereka ?”

ﻭﻋﻦ ﺳﻠﻴﻢ ﺑﻦ ﻣﻨﺼﻮﺭ ﻗﺎﻝ : ﺭﺃﻳﺖ ﺃﺑﺎ ﻧﻮﺍﺱ ﻓﻲ ﻣﺠﻠﺲ ﺃﺑﻲ ﻳﺒﻜﻲ ﺑﻜﺎﺀ ﺷﺪﻳﺪﺍ ﻓﻘﻠﺖ : ﺇﻧﻲ ﻷﺭﺟﻮ ﺃﻥ ﻻ ﻳﻌﺬﺑﻚ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻌﺪ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺒﻜﺎﺀ ﺃﺑﺪﺍ . ﻓﺄﻧﺸﺄ ﻳﻘﻮﻝ :
ﻟﻢ ﺃﺑﻚ ﻓﻲ ﻣﺠﻠﺲ ﻣﻨﺼﻮﺭ # ﺷﻮﻗﺎ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻭﺍﻟﺤﻮﺭ
ﻭﻻ ﻣﻦ ﺍﻟﻘﺒﺮ ﻭﺃﻫﻮﺍﻟﻪ # ﻭﻻ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﻔﺨﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﻮﺭ
ﻭﻻ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﻭﺃﻏﻼﻟﻬﺎ # ﻭﻻ ﻣﻦ ﺍﻟﺨﺬﻻﻥ ﻭﺍﻟﺠﻮﺭ
ﻟﻜﻦ ﺑﻜﺎﺋﻲ ﻟﺒﻜﺎ ﺷﺎﺩﻥ # ﺗﻘﻴﻪ ﻧﻔﺴﻲ ﻛﻞ ﻣﺤﺬﻭﺭ
ﺛﻢ ﻗﺎﻝ : ﺇﻧﻤﺎ ﺑﻜﻴﺖ ﻟﺒﻜﺎﺀ ﻫﺬﺍ ﺍﻷﻣﺮﺩ ﺍﻟﺬﻱ ﺇﻟﻰ ﺟﺎﻧﺐ ﺃﺑﻴﻚ ، ﻭﻛﺎﻥ ﺻﺒﻴﺎ ﺣﺴﻦ ﺍﻟﺼﻮﺭﺓ ، ﻳﺴﻤﻊ ﺍﻟﻮﻋﻆ ﻓﻴﺒﻜﻲ ﺧﻮﻓﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻪ ، ﻋﺰ ﻭﺟﻞ

Dari Sulaim bin mansur berkata : ” aku melihat abu nawas dalam majlisnya ayahku menangis dengan tangisan yang sangat, kemudian aku berkata, ” sesungguhnya aku berharap semoga Allah tidak menyiksamu selamanya setelah tangisan ini.”
Kemudian abu nawas bersya’ir :
Tiadalah aku menangis di majlisnya mansur # karena rindu akan syurga dan bidadari.
Juga bukan karena kubur serta teror-terornya # juga bukan karena tiupan sangkakala.
Juga bukan karena neraka beserta belenggunya # juga bukan karena tiadanya pertolongan dan ketidak adilan.
Tetapi tangisanku sebab menangisnya syadan # dengan tangisanya dia menjaga diriku dari bencana.

Kemudian abu nawas berkata : ” sesungguhnya tangisanku ini disebabkan karena menangisnya pemuda yang ada disamping ayahmu ini, dia adalah seorang anak kecil yang tampan, mendengarkan ceramah kemudian dia menangis karena takut kepada Allah azza wajalla.”

ﻭﻗﺎﻝ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻋﻤﻴﺮ : ﺳﻤﻌﺖ ﺃﺑﺎ ﻧﻮﺍﺱ ﻳﻘﻮﻝ : ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻣﺎ ﻓﺘﺤﺖ ﺳﺮﺍﻭﻳﻠﻲ ﺑﺤﺮﺍﻡ ﻗﻂ . ﻭﻗﺎﻝ ﻣﺤﻤﺪ ﺍﻷﻣﻴﻦ ﺑﻦ ﻫﺎﺭﻭﻥ ﺍﻟﺮﺷﻴﺪ ﻷﺑﻲ ﻧﻮﺍﺱ : ﺃﻧﺖ ﺯﻧﺪﻳﻖ . ﻓﻘﺎﻝ : ﻳﺎ ﺃﻣﻴﺮ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ، ﻛﻴﻒ ﻭﺃﻧﺎ ﺃﻗﻮﻝ :
ﺃﺻﻠﻲ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺍﻟﺨﻤﺲ ﻓﻲ ﺣﻴﻦ ﻭﻗﺘﻬﺎ # ﻭﺃﺷﻬﺪ ﺑﺎﻟﺘﻮﺣﻴﺪ ﻟﻠﻪ ﺧﺎﺿﻌﺎ
ﻭﺃﺣﺴﻦ ﻏﺴﻼ ﺇﻥ ﺭﻛﺒﺖ ﺟﻨﺎﺑﺔ # ﻭﺇﻥ ﺟﺎﺀﻧﻲ ﺍﻟﻤﺴﻜﻴﻦ ﻟﻢ ﺃﻙ ﻣﺎﻧﻌﺎ

Muhammad bin abi umair berkata : ” aku pernah mendengar abu nawas berkata, ” demi Allah aku tidak pernah membuka celanaku untuk perkara yang haram sama sekali.” Muhammad bin amin bin harun ar rosyid berkata kepada abu nawas : ” engkau ini adalah orang zindik .” Abu nawas berkata : ” wahai amirul mukminin,bagaimana bisa begitu , padahal aku berkata :
Aku melakukan sholat 5 waktu pada waktunya # dan aku bersyahadat dengan meng Esakan Allah sebagai orang yang tunduk.
Aku memperbagus mandiku ketika aku sedang jinabat # jika ada orang miskin yang mendatangiku maka aku tidak menolaknya. “

ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺑﻴﻊ ﻭﻏﻴﺮﻩ ، ﻋﻦ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ : ﺩﺧﻠﻨﺎ ﻋﻠﻰ ﺃﺑﻲ ﻧﻮﺍﺱ ﻓﻲ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﺍﻟﺬﻱ ﻣﺎﺕ ﻓﻴﻪ ، ﻭﻫﻮ ﻳﺠﻮﺩ ﺑﻨﻔﺴﻪ ، ﻓﻘﻠﻨﺎ : ﻣﺎ ﺃﻋﺪﺩﺕ ﻟﻬﺬﺍ ﺍﻟﻴﻮﻡ ؟ ﻓﺄﻧﺸﺄ ﻳﻘﻮﻝ :
ﺗﻌﺎﻇﻤﻨﻲ ﺫﻧﺒﻲ ﻓﻠﻤﺎ ﻗﺮﻧﺘﻪ # ﺑﻌﻔﻮﻙ ﺭﺑﻲ ﻛﺎﻥ ﻋﻔﻮﻙ ﺃﻋﻈﻤﺎ
ﻓﻤﺎ ﺯﻟﺖ ﺫﺍ ﻋﻔﻮ ﻋﻦ ﺍﻟﺬﻧﺐ ﻟﻢ ﺗﺰﻝ # ﺗﺠﻮﺩ ﻭﺗﻌﻔﻮ ﻣﻨﺔ ﻭﺗﻜﺮﻣﺎ
ﻭﻟﻮﻻﻙ ﻟﻢ ﻳﺼﻤﺪ ﻹﺑﻠﻴﺲ ﻋﺎﺑﺪ # ﻓﻜﻴﻒ ﻭﻗﺪ ﺃﻏﻮﻯ ﺻﻔﻴﻚ ﺁﺩﻣﺎ
ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺤﺎﻓﻆ ﺍﺑﻦ ﻋﺴﺎﻛﺮ

Ar Robi’ dan yang lainnya berkata dari imam As Syafi’i : ” ketika abu nawas akan meninggal kami masuk dan dia sedang merelakan dirinya untuk meninggal. kami berkata kepadanya : ” apa yang telah engkau persiapkan untuk hari ini ?” kemudian abu nawas berkata :
Dosa-dosaku sangatlah besar ketika kubarengkan # dengan ampunanMu wahai Tuhanku, maka adalah ampunanMu yang lebih besar.
Engkau senantiasa menjadi dzat yang mengampuni dosa-dosa, juga senantiasa # berbuat baik, mengampuni, memberi anugrah dan juga memuliakan.
Jikalau Engkau tidak menyengaja kepada iblis yang ahli ibadah # maka bagaimanakah, dan dia telah menyesatkan pilihanMu yaitu adam.
Kisah tersebut diriwayatkan oleh al hafidz ibnu ‘asakir.

ﻭﻓﻲ ﺭﻭﺍﻳﺔ ﻻﺑﻦ ﻋﺴﺎﻛﺮ ، ﻗﺎﻝ ﺑﻌﻀﻬﻢ : ﺭﺃﻳﺘﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻨﺎﻡ ﻓﻲ ﻫﻴﺌﺔ ﺣﺴﻨﺔ ﻭﻧﻌﻤﺔ ﻋﻈﻴﻤﺔ ، ﻓﻘﻠﺖ ﻟﻪ : ﻣﺎ ﻓﻌﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻚ ؟ ﻗﺎﻝ : ﻏﻔﺮ ﻟﻲ . ﻗﻠﺖ : ﺑﻤﺎﺫﺍ ؟ ﻭﻗﺪ ﻛﻨﺖ ﻣﺨﻠﻄﺎ ﻋﻠﻰ ﻧﻔﺴﻚ ؟ ﻓﻘﺎﻝ : ﺟﺎﺀ ﺫﺍﺕ ﻟﻴﻠﺔ ﺭﺟﻞ ﺻﺎﻟﺢ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻤﻘﺎﺑﺮ ، ﻓﺒﺴﻂ ﺭﺩﺍﺀﻩ ﻭﺻﻠﻰ ﺭﻛﻌﺘﻴﻦ ، ﻗﺮﺃ ﻓﻴﻬﻤﺎ ﺃﻟﻔﻲ ﻣﺮﺓ ﻗﻞ ﻫﻮ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﺣﺪ ﺛﻢ ﺃﻫﺪﻯ ﺛﻮﺍﺏ ﺫﻟﻚ ﻷﻫﻞ ﺗﻠﻚ ﺍﻟﻤﻘﺎﺑﺮ ، ﻓﺪﺧﻠﺖ ﺃﻧﺎ ﻓﻲ ﺟﻤﻠﺘﻬﻢ ﻓﻐﻔﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻲ

Dan dalam riwayatnya Ibnu Asakir disebutkan : sebagian ulama’ berkata : ” aku melihat abu nawas dalam mimpi dia dalam keadaan yang indah, nikmat dan agung, kemudian aku berkata kepadanya : ” Apa yang telah Allah lakukan terhadap mu ?”
Abu nawas berkata, ” Dia telah mengampuniku.”
” Apa sebabnya ? padahal dulu engkau telah mencampuri (hidup dengan banyak melakukan dosa-dosa) terhadap dirimu sendiri. ” tanyaku.
Beliau menjawab, ” suatu malam ada seorang lelaki sholeh datang ke kuburan, dia menggelar serbannya kemudian sholat dua rokaat yang dalam dua rokaat tersebut dia membaca surat al-ikhlas sebanyak 2.000 kali kemudian menghadiahkan pahala bacaan tersebut untuk semua ahli kubur, dan aku termasuk dalam jumlahnya ahli kubur itu, maka Allah mengampuniku.” Wallohu a’lam.
Sumber :
ﺍﻟﺒﺪﺍﻳﺔ ﻭﺍﻟﻨﻬﺎﻳﺔ. ﺇﺳﻤﺎﻋﻴﻞ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﻛﺜﻴﺮ ﺍﻟﻘﺮﺷﻲ ﺍﻟﺪﻣﺸﻘﻲ