INILAH TUJUH GOLONGAN MANUSIA YANG MENDAPAT RAHMAT ALLOH SWT.

اَلحَمْدُ لِلّهِ الوَاحِدِ القَهَّارِ، الرَحِيْمِ الغَفَّارِ، أَحْمَدُهُ تَعَالَى عَلَى فَضْلِهِ المِدْرَارِ، وَأَشْكُرُهُ عَلَى نِعَمِهِ الغِزَارِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ العَزِيْزُ الجَبَّارُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المُصْطَفَى المُخْتَار، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِالطَيِّبِيْنَ الأَطْهَار، وَإِخْوَنِهِ الأَبْرَارِ، وَأَصْحَابُهُ الأَخْيَارِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ مَا تُعَاقِبُ اللَيْلَ وَالنَّهَارأما بعد

Jamaah jum’at yang dimuliakan Allah

Subhanallah. Alangkah bahagianya jika kehidupan ini penuh dengan rahmat, taufiq, dan inayah Allah SWT, pasti hidup terasa damai, tentram, dan penuh dengan kebahagiaan di dunia dan akhirat. “Pertanyaannya bisakah kita mewujudkan impian kita seperti di atas dalam arus globalisasi yang sarat dengan tantangan dan ujianseperti sekarang ini ?”. Jawabannya tidak ada kata impossible/tidak ada kata tidak mungkin apabila kita mau mengikuti perintah Allah dan Rosululloh dengan berpegang teguh pada Al-qur’an & Hadist Nabi. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-A’raf ayat 96:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ اْلقُرَى أَمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَ اْلأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوْا فَأَخَذَنَهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

Artinya: Jikalau sekiranya penduduk negeri ini beriman dan bertaqwa, niscaya kami akan limpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.

Jamaah jum’at yang dimuliakan Allah

Ini adalah janji Allah, yang harus kita yakini bahwa kemudahan, kebahagiaan, dan keberkahan hidup akan kita dapatkan apabila kita mau membekali diri dengan dua modal yaitu iman dan taqwa. Dalam hal ini nabi Muhammad SAW bersabda:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللَّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ يَمِينُهُ مَا تُنْفِقُ شِمَالُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

Tujuh orang yang bakal dinaungi Allah SWT dalam naungan-Nya, pada hari yang tiada naungan selain naungan-Nya: 1. Seorang imam yang adil, 2. Seorang pemuda yang semenjak remajanya beribadah kepada Allah SWT, 3. Seseorang yang hatinya terpatri kepada masjid, 4. Dua orang yang saling mencintai/membenci karena Allah SWT, 5. Seseorang yang dirayu oleh seorang wanita bangsawan serta baik rupanya, segera berkata: “Sungguh aku takut kepada Allah”, 6. Seseorang yang bersedekah, lalu dirahasiakan sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang didermakan oleh tangan kanannya, dan terakhir 7. Seseorang yang berdzikir kepada Allah ditempat sunyi, lalu mencucurkan air matanya. (HR. Bukhori-Muslim)

Jamaah jum’at yang dimuliakan Allah

Hadist diatas menjelaskan tentang penghormatan Allah SWT terhadap tujuh orang yang beramal sholeh dengan ikhlas. Yang nantinya akan mendapatkan rahmat dan kasih sayang Allah SWT di hari yang sangat panas. Hari yang tiada pertolongan sedikitpun kecuali pertolongan Allah SWT, dimana setiap orang hanya memikirkan dirinya sendiri.

Menurut syekh An-Nawawi maksud hadist diatas, bahwa orang akan berdiri di Padang Mahsyar untuk menghadap Tuhan semesta alam. Dimana matahari sangat dekat dengan kepala, panasnya begitu menyengat, keringat bercucuran, serta tidak ada tempat berteduh sedikitpun kecuali naungan Arsy Allah saja yang diberikan kepada tujuh orang.

  1. Imam yang adil, yaitu hakim (penguasa) yang memimpin manusia/rakyatnya didasarkan dengan petunjuk Al-qur’an dan kepentingan orang banyak. Bukan karena kepentingan suku ataupun golongan demi kesejahteraan bersama. Menjadikan sebuah teladan bersama sikap kepemimpinan Kh. Ma’ruf Amin yang begitu pemaaf dan bersikap tegar ditengah-tengah himpitan fitnah dan nistaan menerpa beliau saat sidang dugaan menistakan Agama yang dilakoni oleh Basuki Tjahaya Punama alias Ahok. Sekali lagi ini menunjukkan beliau sosok pemimpin yang tegar dan pemaaf dihadapan seluruh golongan khususnya jam’iyah Nahdlatul Ulama.
  2. Seorang remaja yang semenjak mudanya beribadah kepada Allah. Yakni seorang pemuda yang orientasi hidupnya hanya mencari ridha Allah SWT, sehingga dengan ketaatannya tumbuh rasa cinta yang mendalam kepada Allah dan rasul-Nya lantaran mendapat cahaya dari Al-qur’an dan Hadist Rasulullah SAW.
  3. Seseorang yang hatinya selalu terpaut kepada masjid. Ia sangat mencintai rumah Allah melebihi rumahnya sendiri. Dimana kewajiban ibadahnya senantiasa dia lakukan di masjid, sholat lima waktu, i’tikaf, qiroatul qur’an, dan ibadah lainnya.
  4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah dan berpisahpun karena Allah. Masing-masing mencintai kawannya dalam mencari keridloaan Allah SWT. Bukan, tujuan duniawi (harta/jabatan). Karena itu mereka saling tolong-menolong untuk berbuat kebaktian, taqwa, dan saling berkumpul mencari karunia Allah. Serta tetap dalam rasa cinta hingga terpisah adanya bepergian yang jauh atau oleh kematian.
  5. Seorang laki-laki yang dirayu oleh seorang wanita bangsawan lagi rupawan, lalu mengatakan “Sungguh aku takut kepada Allah”. Begitu cepat ia menolak rayuannya padahal tidak sedikit saudara kita yang hancur imannya karena wanita dengan alasan kesempatan tidak datang dua kali. Subhanallah, padahal kita tahu umur kita dibatasi oleh kematian. Contoh kapal Rafelia 2 siapa sangka akan tenggelam: “Ingat saudaraku takutlah kepada Allah, maka engkau akan selamat.

Artinya: Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya, ia memperoleh dua surga. (Ar-Rahman: 46)

  1. Seseorang yang mengeluarkan sedekah dengan ikhlas. Seperti perumpamaan tangan kirinya yang tidak mengetahui apa yang diperbuat oleh tangan kanannya. Orang yang seperti ini tidak membutuhkan apa-apa kecuali karunia dan ridha Allah SWT sehingga jauh dari riya’ dan ujub.
  2. Orang yang berdzikir kepada Allah di kesepian kemudian meneteskan air matanya. Dikatakan menyepi lantaran ia seorang diri menjauhi pandangan orang banyak berdzikir kepada Tuhannya dengan merasa takut menyaksikan kehebatannya dan merenungkan hisab-Nya pada hari kiamat. Karena itulah, kedua matanya melelehkan airmata yang hangat lantaran sangat mengagungkan Tuhan dan merasakan kebesaran-Nya.

Jamaah jum’at yang dimuliakan Allah

Membatasi kepada tujuan orang saja bukan dikehendaki oleh hadist tersebut. Masih ada sekelompok orang yang akan memperoleh pahala yang sebagus ini, sebagaimana disebutkan dalam hadist Rasulullah

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُهُ العَظِيْمَ الجَلِيْلَ لِيْ وَلَكُمْ، وَلِجَمِيْعِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ؛ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ

Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ