KISAH KEMERDEKAAN JIWA : MIKE TYSON MENJADI MALIK ABDUL AZIZ
Mike Tyson pernah ada di puncak dunia ketika ia jadi juara dunia tinju kelas berat dan menjadi atlet dengan bayaran termahal di dunia. Namun seperti roda yang berputar, kehidupan Tyson jatuh ke titik terendah saat ia harus mendekam di penjara lantaran kasus pemerkosaan terhadap Desiree Washington.
Tyson adalah ikon olahraga tinju sejak kemunculannya di pertengahan 80-an. Kecepatan, tenaga, keganasan menjadi satu dalam balutan serangan beruntun Tyson.
Tyson adalah atlet dengan bayaran termahal di di akhir 80-an. Ia bisa dengan mudah mendapatkan jutaan dolar AS dengan kepalan tangannya. Statusnya tak terkalahkan dan hal itu membuat Tyson benar-benar berada di puncak dunia.
Namun keruntuhan perlahan menghinggapi Tyson. Dimulai dari kekalahan perdananya di tangan James Buster Douglas pada 1990, Tyson mulai menjelma jadi sosok yang rapuh.
Tyson yang terbilang disiplin di awal karier, mulai kehilangan fokus di atas ring. Saat tengah kembali merintis nama besar pasca kekalahan perdana, Tyson malah berurusan dengan hukum akibat tudingan kasus perkosaan.
Tyson mendekam di penjara Plainfield Correctional Facility, Indiana. Jauh dari ingar-bingar dan gemerlap kehidupan yang selalu ada di sekelilingnya. Dalam kesunyian dan kegelapan itu, Tyson kemudian melihat cahaya yang menuntun hidupnya.
Perkenalan Tyson dengan Muhammad Siddeeq mengubah jalan hidup Tyson. Persahabatannya dengan Hakeem Olajuwon dan kekagumannya pada Muhammad Ali juga berperan besar di balik keputusannya.
Adalah Siddeeq yang memperkenalkan Tyson dengan Islam ketika masih dipenjara. Siddeeq merupakan ustadz yang memimpin acara keagamaan Islam setiap Sabtu di Plainfield Correctional Facility.
Di bawah bimbingan Siddeeq, Tyson kemudian memeluk Islam dan memiliki nama baru Malik Abdul Aziz. Namun, Tyson memilih untuk menggunakan nama lamanya dalam kehidupan sehari-hari.
“Itu keputusan Tyson. Dia tenar sebagai Tyson dan jatuh sebagai Tyson. Dia ingin kembali bangkit menggunakan nama Mike Tyson. Tapi, dia keluar penjara sebagai orang yang lebih kuat, lebih baik, dan bijak,” ujar Siddeeq dikutip dari Deseret News.
Nama Malik Abdul Aziz tak setenar perubahan nama Cassius Clay menjadi Muhammad Ali. Namun, masuknya Tyson ke Islam adalah salah satu berita besar yang ada di periode 90-an. Berita itu mengiringi kembalinya Tyson ke ring tinju. Tyson pun menggunakan kopiah putih saat keluar dari penjara.
“Saya sangat bersyukur bisa menjadi seorang muslim. Allah tak butuh saya, namun saya butuh Allah.”
“Insya Allah, Allah akan terus memberkati saya untuk ada di jalan yang lurus,” ujar Tyson dalam wawancara dengan FOX411.
Setelah memeluk Islam, Tyson berusaha keras untuk jadi muslim yang taat pada perintah agama. Tapi, Tyson menyadari bahwa ia masih memiliki banyak kekurangan
“Saya berusaha menjadi orang yang lebih baik. Saya seharusnya beribadah lebih banyak. Bila misalnya saya beribadah 3-4 kali sehari, maka seharusnya bisa beribadah lima kali sehari,” tutur Tyson dalam sebuah wawancara dengan Ringside TV tidak lama setelah ia keluar dari penjara.
Setelah masuk Islam, Tyson sendiri masih terus berkutat dengan kontroversi. Ia menggigit kuping Evander Holyfield, menyerang seorang warga di Maryland, memukul seorang bodyguard dalam sesi konferensi pers lawan Lennox Lewis, hingga menyatakan bangkrut pada 2003.
“Saya adalah sosok yang tak pernah bisa menjadi sosok rendah hati. Kata rendah hati tak ada dalam diri saya. Bila saya rendah hati, maka saya tak akan melontarkan kata ‘rendah hati’ untuk mendapatkan pengakuan,” tutur Tyson dalam wawancara dengan Fox411 news terkait perangai dan perilakunya.
Namun Tyson terus berusaha belajar menjadi muslim yang baik. Tyson bertekad untuk bisa menjadi muslim yang menjalankan seluruh perintah dalam agama Islam. Tyson pun berkesempatan pergi ke Tanah Suci pada 2010 silam.
Selain salat dan naik haji, Tyson berusaha menjalankan ibadah puasa dengan baik. Tyson juga aktif membantu rekan-rekannya yang ingin mengenal Islam.
Pada 2014, Tyson dikabarkan ikut membantu O.J Simpson, atlet american football (NFL) yang dipenjara, untuk mengenal islam lebih dekat.
Tyson pun selalu membela agamanya saat Islam terus mendapat tekanan karena lekat dengan aksi-aksi terorisme.
“Saya sangat terkejut. Semua memahami citra buruk yang ditempatkan kepada Islam. Banyak pengikut islam yang sangat saleh yang patut untuk dicintai dan dihormati.”
“Agama tidaklah buruk. Hanya oknum orang yang membuat suatu agama buruk,” ucap Tyson.
Tyson tahu dalam setiap tindakannya, seorang muslim akan selalu diawasi oleh Sang Pencipta.
“Orang bisa saling menilai, namun Allah tahu apa yang ada di dalam hati kita,” ujar Tyson.