MAKSUD DARI AYAT BAHWA ORANG YANG LALAI DALAM SHOLAT AKAN DI MASUKAN KE NERAKA WAIL

 abuyaaa

AL Imam Abu Tholib Al Makiy berkata:

“ALLOH SWT berfirman :

ولا تقربوا الصلاة وأنتم سكارى حتى تقولوا ما لا تعلمون

Ada pendapat yang mengatakan lafadz “sukaro” itu berarti cinta kepada dunia, juga ada yang mengatakan berasal dari selalu mementingkan dunia.

Al- imam Wahhab bin Munabbih berkata:

“Maksud dari lafadz itu adalah dzohirnya karena di dalamnya ada sebuh peringatan atas mabuk dunia, sebab di dalamnya dijelaskan suatu alasan yaitu Firman ALLOH SWT hatta ta’lamu ma taqulun “, berapa banyak yang sholat yang tidak meminum khomer akan tetapi dia tidak mengetahui apa yang dia baca di dalam sholatnya.

Diriwayatkan dari hadits qudsi di dalam kitab kitab salaf, ”Sesungguhnya ALLOH SWT berfirman “Tidak semua orang yang sholat aku terima shalatnya, sesungguhnya aku hanya menerima shalat orang yang merendahkan dirinya kepada-Ku, tidak sombong kepada hamba-hamba-Ku , memberi makan para fakir yang lapar hanya untuk mencari keridloan-Ku”.

Termasuk tanda khusyu’ di dalam shalat adalah ketika kamu tidak mengetahui orang yang berada di sebelah kanan atau kirimu karena sangat baiknya pertanggungjawabanmu atas dzat yang akan menuntut setiap apa yang dilakukan jiwa.

Al Imam Sa’id bin Jubair Rah berkata :

“Aku tidak mengetahui orang yang shalat di sebelah kanan dan kiriku selama empat puluh tahun”.

Shahabat Mu’adz bin Jabal Rah berkata :

“Barangsiapa sengaja mengetahui orang yang shalat di sebelah kanan dan kirinya maka dia tidak dianggap sebagai orang yang telah melakukan shalat”.

Al imam Sufyan Ats Tsaury Rah. berkata :

“Barangsiapa ketika sedang shalat membaca sebuah tulisan yang tertulis di tembok atau di alas shalatnya , maka shalatnya menjadi batal dan sesungguhnya apabila seorang hamba melakukan shalat, ALLAH SWT akan mengangkat hijab yang menghalangi antara ALLAH SWT  dan hambaNya, sehingga menghadaplah hamba tersebut kepada dzat ALLAH SWT dan para malaikat melakukan shalat dari dua sisi pundaknya sampai ke langit sebagai sebagai makmumnya, mereka mengamini doanya dan sesungguhnya orang yang shalat akan ditaburi kebaikan dari langit sampai ke ubun-ubun kepalanya lalu ada panggilan yang mengatakan : “Seandainya orang yang bermunajat tahu siapa yang sedang bermunajat dengannya pasti dia tidak akan meninggalkan munajatnya”.

Sesungguhnya pintu-pintu langit dibuka bagi orang-orang yang melakukan shalat dan sesungguhnya ALLAH SWT membanggakan barisan-barisan orang yang melakukan shalat kepada para malaikatnya.

Di dalam kitab Taurot disebutkan : “ Hai anak adam, janganlah kalian merasa lemah untuk berdiri di hadapanku karena melakukan shalat dalam keadaan menangis, aku adalah Allah swt dzat yang maha dekat dengan hatimu”.

Imam Muslim bin Yasar Rah. adalah termasuk orang yang zuhud yang mengamalkan ilmunya, apabila beliau melakukan shalat maka beliau berkata kepada keluarganya, “Berbicaralah semau kalian, bukalah rahasia kalian , sesungguhnya aku tidak akan mendengar apa yang kalian katakan” dan beliau mengatakan “dan niscaya kau tidak mengetahui di mana hatiku”.

Suatu ketika beliau melakukan shalat di masjid Bashrah, ketika sedang shalat tiba-tiba ada sebuah tiang besar yang menyangga empat tingkat bangunan tersebut roboh di belakang beliau sehingga suara yang ditimbulkan terdengar oleh seluruh orang yang berada di pasar, mereka masuk ke dalam masjid dan mendapati beliau masih tenang seperti batu dalam keadaan shalat, ketika beliau selesai shalat orang-orang berdatangan mengucapkan selamat, beliau berkata:

“Ada sebab apa kalian mengucap salam kepadaku?”

Mereka menjawab: “Tiang besar ini telah roboh di belakangmu dan kamu telah selamat”,

Beliau bertanya

“Kapan hal itu terjadi?”

Mereka menjawab : “Ketika kau sedang melakukan shalat”

Beliau mengatakan :

“Sungguh aku sama sekali tidak merasakan kejadian tersebut”.

Sebagian ulama mengatakan : “Adakah sesuatu yang lebih aku cintai daripada shalat sehingga aku mengingatnya saat aku melakukannya?”

Rasulullah bersabda:

“Tidak ada satu orang islam yang berwudlu kemudian dia menyempurnakan wudlunya lalu mendirikan shalat dan dia tahu apa yang dia ucapkan kecuali dia kembali menjadi bersih dari dosa seperti saat dilahirkan ibunya”,(HR. Muslim, Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majjah, Ibnu Khuzaimah, dan Hakim)”.

Al Imam Robi’ bin Husain berkata :

“Tidaklah sama sekali aku, melakukan shalat kemudian aku disibukkan oleh sesuatu di dalamnya kecuali oleh apa yang aku baca dan apa yang dikatakan kepadaku”.

Rasulullah saw bersabda :

“Barangsiapa berwudlu kemudian memperbaiki wudlunya lalu melakukan shalat dua rakaat dan tidak lalai, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni oleh ALLAH SWT” (HR. Imam Ahmad, Abd bin Hamid, Abu Dawud, Thabarany, dan Hakim).

Al imam amir bin abdillah adalah orang yang sangat khusyu’ dalam melakukan shalatnya, suatu ketika beliau pernah ditanya, “apakah hatimu mengatakan sesuatu di dalam shalat?” Beliau menjawab : “ya , aku berkata tentang berdiriku di hadapan allah swt dan tentang kepergianku menuju salah satu dari dua alam, beliau ditanya kembali, apakah engkau menemukan sesuatu yang berurusan dengan duniawi seperti yang aku temukan?” Beliau menjawab : “sungguh perginya umurku lebih aku cintai daripada aku menemukan di dalam shalatku seperti apa yang kalian lakukan di dalam shalat kalian”.

Sebagian ulama ditanya ; “apakah hati anda berbicara tentang urusan duniawi di dalam shalat?”

Mereka menjawab:

“Aku tidak menemukannya di dalam shalat dan tidak pula di luar shalat”.

Al imam Abu Aliyah ditanya tentang firman ALLAH SWT

الذين هم عن صلاتهم ساهون

Beliau menjawab :

“ِAdalah orang yang lalai di dalam shalat sehingga tidak mengetahui berapa jumlah rakaat yang dikerjakan entah genap atau ganjil”.

Al imam Hasan al Bashry ditanya tentang ayat di atas, beliau menjawab:

“Adalah orang yang lalai dari waktu shalat sehingga keluar waktunya”.

Sebagian ulama mengatakan:

“Adalah orang yang tidak merasa bahagia ketika melakukan shalat di awal waktu tetapi tidak merasa sedih melakukannya di akhir waktu dan dia tidak berpendapat bahwa melakukan shalat di awal waktu adalah merupakan suatu kebaikan dan melakukannya di akhir waktu merupakan suatu dosa”.

Sebagian ulama berkata:

“Sesungguhnya ada seorang lelaki yang melakukan satu sujud, dengan sujud itu dia telah mendekatkan dirinya kepada ALLAH SWT dan seandainya dosanya dalam sujudnya itu dibagi kepada seluruh penduduk kotanya maka mereka semua akan binasa”.

Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana semua itu bisa terjadi?”

Para ulama menjawab:

“Karena orang itu dhahirnya sujud kepada ALLAH SWT tetapi hatinya tenggelam dalam hawa nafsu dan penyaksian terhadap kebatilan”.

BERSAMBUNG……