MENCARI MURSYID THORIQOH DAN APA YANG HARUS DI LAKUKAN MURID THORIQOH
فصل
Hendaknya kau –wahai muriid- memiliki perhatian penuh dengan bersahabat dengan orang-orang baik dan mendatangi majlis orang-orang sholih. Jadilah kau orang yang benar-benar menginginkan mencari syaikh (guru) yang sholih, bisa memberi petunjuk dan nasehat, mengetahui hukum syariat, menempuh jalan thariqah, telah mencapai hakikat, sempurna akal, lapang dada (sabar), memiliki strategi yang baik dan mengetahui tingkatan manusia serta mampu membedakan antara tabiat, naluri dan kondisi-kondisi mereka.
وَلتَكُن لَكَ -أيُّها المُريدُ- عِنايَةٌ تَامَّةٌ بِصُحبةِ الأَخيارِ وَمُجالَسَةِ الصَّالِحينَ الأَبرارِ. وَكُن شَديدَ الحِرصِ علَى طَلبِ شَيخٍ صَالِحٍ مُرشِدٍ نَاصِحٍ، عَارِفٍ بِالشَّريعَةِ، سَالِكٍ لِلطَرِيقَةِ، ذَائِقٍ لِلحَقِيقَةِ، كَامِلِ العَقلِ وَاسِعِ الصَّدرِ، حَسَنِ السِّيَاسَةِ عاَرِفٍ بِطبَقاتِ النَّاسِ مُمَيِّزٍ بَينَ غَرائِزِهِم وَفِطَرِهِم وَأَحوَالِهِم.
Apabila kau telah mendapatkannya serahkanlah dirimu padanya, jadikanlah beliau pemberi keputusan seluruh urusanmu, rujuklah pendapat beliau dan berdiskusi kepadanya mengenai semua keadaan perilakumu. Ikutilah beliau dalam semua perbuatan dan perkataannya kecuali hal-hal khusus yang berkaitan dengan derajat beliau sebagai syaikh. Seperti bergaul dengan orang lain, bersama-sama mereka, berdakwah pada orang yang dekat dan jauh mengajak menuju Allah dan lain sebagainya. Untuk itu, hendaknya kau tidak mengingkarinya.
فَإِن ظَفِرتَ بِهِ فَألقِ نَفسَكَ عَليهِ وَحَكِّمهُ في جمَيعِ أُمورِكَ وَارجِع إِلى رَأيِهِ وَمَشُورَتِهِ في كُلِّ شَأنِكَ وَاقتَدِ بِهِ في جَميعِ أَفعَالِهِ وَأَقوَالِهِ إِلاَّ فِيمَا يَكونُ خَاصّاً مِنها بِمَرتَبةِ المَشيَخَةِ، كَمُخالَطَةِ النَّاسِ وَمُداَرَاتِهم وَدَعوَةِ القَريبِ والبَعيدِ إَلى الله وَمَا أَشبَهَ ذَلكَ فَتُسَلِّمُهُ لَهُ،
Jangan kau menentang semua keadaan dan kondisinya baik itu secara tampak luar (lahir) dan dalamnya (batin). Apabila di dalam hatimu terbersit pikiran yang meragukan (kekahawatiran) mengenai beliau maka berusahalah menghilangkannya dengan sungguh-sungguh. Apabila pikiran tersebut ternyata tidak hilang, ceritakanlah kepada syaikh-mu supaya beliau memberitahumu jalan terlepas dari pikiran seperti itu. Begitu juga, kau selalu memberitahukan apapun yang kau alami kepada beliau, lebih-lebih masalah yang berhubungan dengan thariqah.
وَلا تَعتَرِض عَليهِ في شَيءٍ مِن أَحوَالِهِ لا ظَاهِراً ولا بَاطِناً وَإِن وَقَعَ في قَلبِكَ شيءٌ مِنَ الخَواطِرِ في جِهَتِهِ فاجتَهِد في نَفْيِهِ عَنكَ فَإِن لَم يَنتَفِ فَحَدِّث بِه الشَّيخَ لِيُعَرِّفَكَ وَجهَ الخَلاصِ مِنهُ، وَكَذلِكَ تُخبِرَهُ بِكُلِّ ما يَقَعُ لَكَ خُصوصاً فِيما يَتعَلَّقُ بِالطَّريقِ.
Berhati-hatilah, jangan sampai kau mentaati syaikh secara tampak luar saja dimana kau tau bahwa beliau sedang melihatmu dan kau mendurhakainya dalam keadaan tidak diketahui oleh syaikh. Maka apabila seperti kau akan jatuh dalam kerusakan.
وَاحذَر أَن تُطيعَهُ في العَلانِيَةِ وَحَيثُ تَعلَمُ أَنَّهُ يَطَّلِعُ عَليكَ وَتَعصِيهِ في السِّرِّ وَحَيثُ لا يَعلَمُ فَتَقعُ في الهَلاكِ.
Janganlah kau berkumpul dengan salah satu dari syaikh-syaikh yang terkenal dengan suluknya kecuali telah mendapatkan izin dari syaikh-mu. Kemudian apabila beliau memberimu ijin jagalah hatimu dan berkumpulah dengan siapapun yang kau inginkan. Dan apabila beliau tidak mengijinkan maka ketahuilah bahwa beliau telah memilihkan yang lebih baik untukmu, jangan kau mencurigainya dan menyangka beliau telah berbuat dengki dan cemburu. Hanya dengan perlindungan Allah ketika hal tersebut muncul dari Ahlullah dan orang istimewa-Nya.
وَلا تَجتَمِعَ بِأَحدٍ مِنَ المَشايِخِ المُتَظاهِرينَ بِالتَّسلِيكِ إِلاَّ عَن إِذنِهِ، فَإِن أَذِنَ لَكَ فاحفَظ قَلبَكَ وَاجتَمِع بَمَن أَرَدتَ وَإِن لمَ يَأذَن لَكَ فَاعلَم أَنَّهُ قَد آثَرَ مَصَلَحَتَكَ فَلا تَتَّهِمَهُ وَتَظُنَّ بِهِ الحَسدَ وَالغَيرَةَ، مَعَاذَ الله أَن يَصدُرَ عَن أَهلِ الله وَخاصَّتِهِ مِثلُ ذَلِكَ.
Berhati-hatilah, jangan kau meminta syaikh dengan karamah-karamahnya dan menyingkap rahasia hatimu. Karena hal yang ghaib tidak ada yang bisa mengetahui kecuali hanya Allah. Puncak dari wali adalah Allah memperlihatkan kepadanya sebagian hal-hal yang ghaib di waktu-waktu tertentu.
وَاحذَر مِن مُطالَبَةِ الشَّيخِ بِالكَرَامَاتِ وَالمُكَاشَفَةِ بِخَوَاطِرِكَ فَإِنَّ الغَيبَ لا يَعلَمُهُ إِلاَّ الله، وَغَايَةُ الوَلِيِّ أَن يُطلِعَهُ اللهُ علَى بَعضِ الغيُوبِ في بَعضِ الأَحيان
Kadang-kadang muriid mendatangi syaikh untuk meminta menyingkap rahasia hatinya kemudian beliau tidak memenuhinya sementara beliau sebenarnya mengetahuinya dan mampu menyingkapnya. Hal tersebut beliau lakukan karena menjaga rahasia dan menutupi kondisi dan keadaannya. Karena mereka para syaikh –radhiya Allahu ‘anhum- manusia yang paling ingin menyembunyikan rahasia-rahasia dan orang yang paling menjauhi dari menampakkan karamah dan hal yang luar biasa (keajaiban) walaupun mereka dimungkinkan memiliki dan bisa menggunakannya.
وَرُبَّما دَخَلَ المُريدُ علَى شَيخِهِ يَطلُبُ مِنهُ أَن يُكاشِفَهُ بِخاطِرِهِ فَلا يُكاشِفَهُ وَهُوَ مُطَّلِعٌ عَليهِ وَمُكاشَفٌ بِهِ صِيَانَةً لِلسِرِّ وَسَتراً لِلحالِ فَإِنَّهُم رَضِيَ الله عَنهُم أَحرَصُ النَّاسِ علَى كِتمانِ الأَسرارِ وَأَبعَدُهُم عَنِ التَّظاهُرِ بِالكرَاماتِ والخَوارِقِ وَإِن مُكِّنُوا مِنها وَصُرِّفُوا فِيها.
Mayoritas karamah yang muncul dari para wali itu terjadi tanpa kehendaknya sendiri. Apabila karamah-karamah mereka muncul, mereka akan berpesan kepada orang yang melihatnya untuk tidak menceritakannya sampai mereka meninggal dunia. Terkadang mereka menampakkan karamah mereka dengan kehendak sendiri karena adanya kemaslahatan tersendiri daripada menutupinya.
وَأكثَرُ الكرَاماتِ الوَاقِعَةِ مِنَ الأَولِيَاءِ وَقعَت بِدونَ اِختِيَارِهِم، وَكاَنوا إِذا ظَهرَ عَليهُم شَيءٌ مِن ذَلِكَ يُوصونَ مَن ظَهرَ لَهُ أَن لا يُحَدِّثَ بِهِ حَتَّى يَخرُجُوا مِنَ الدُّنيا، وَرُبَّما أَظهَرُوا مِنها شَيئاً اختِيَاراً لِمَصلحَةٍ تَزيدُ علَى مَصلَحةِ السِّترِ.
Ketahuilah, bahwa syaikh yang sempurna adalah orang yang memberi kemanfaatan dengan semangatnya, perbuatannya dan perkataannya serta beliau selalu menjaga muriid-nya saat beliau berada di depannya ataupun saat beliau tidak bersamanya. Apabila si muriid berada jauh dari syaikh-nya dalam sisi tempatnya hendaknya si muriid mencari isyarat-isyarat dari syaikh-nya secara menyeluruh dalam urusan yang akan ia lakukan atau ia tinggalkan.
وَاعلَم أَنَّ الشَيخَ الكَامِلَ هُوَ الذِّي يُفِيدُهُ بِهِمَّتِهِ وَفِعلهِ وَقَولِهِ وَيحَفَظُهُ في حُضورِهِ وَغَيبَتِهِ وَإِن كانَ المُريدُ بَعيداً عَن شَيخِهِ مِن حَيثُ المَكانُ، فَليَطلُب مِنهُ إِشارَةً كُلِّيَةً فِيما يَأتي مِن أَمرِهِ وَيترُكُ.
Sesuatu yang paling berbahaya bagi muriid adalah perubahan hati syaikh-nya terhadap dirinya. Ketika sudah seperti itu, walaupun seluruh syaikh di belahan bumi Timur dan Barat berkumpul untuk memperbaiki keadaan si muriid, mereka tidak akan mampu melakukannya kecuali syaikh-nya memberikan ridhanya kepada Si muriid.
وَأَضرُّ شَيءٌ عَلى المُريدِ تَغَيُّرِ قَلبَ شَيخِهِ عَليهِ وَلَو اجتَمعَ علَى إصلاحِهِ بَعدَ ذَلِكَ مَشايخُ المَشرِقِ وَالمَغرِبِ لمَ يَستَطيعُوهُ إِلاَّ أَن يَرضَى عَنهُ شَيخُهُ.
Ketahuilah bahwa seyogyanya bagi muriid yang mencari seorang syaikh tidak mengukuhkan dan memasrahkan dirinya pada setiap orang yang disebut dengan guru (syaikh) dan (terkenal) bisa menunjukkan jalan para murid menuju Allah sampai Si muriid mengetahui keahlian Sang syaikh dan hati Si muriid menerimanya.
وَاعلَم أَنَّهُ يَنبَغي لِلمُريدِ الذَّي يَطُلبُ شَيخاً أَن لا يُحَكِّمَ في نَفسِهِ كُلَّ مَن يُذكَرُ بِالمَشيَخَةِ وَتَسلِيكِ المُريدينَ حَتَّى يَعرِفَ أَهلِيَّتَهُ وَيَجتمِعَ عَليهِ قَلبُهُ،
Begitu juga, tidak seharusnya bagi syaikh ketika seorang muriid datang untuk ber-thariqah memberi toleransi kepada si muriid tersebut sebelum ia menguji kesungguhan si muriid dalam pencariannya dan kesungguhan membutuhkannya kepada orang yang menunjukkanny ada Tuhannya.
وَكذَلِكَ لا يَنبَغي للِشَيخِ إِذا جاءَ المُريدُ يَطلُبُ الطَّرِيقَ أَن يَسمَحَ لَهُ بِها مِن قَبلِ أَن يَختَبِر صِدقَهُ في طَلَبِهِ، وَشِدَّةِ تَعَطُّشِهِ إِلى مَن يَدُلُّهُ علَى رَبِّهِ.
Semua penjelasan ini, seluruhnya dalam mencari syaikh tahkiim. Para ulama mensyaratkan kepada muriid yaitu ketika bersama dengan syaikh tahkiim ia seperti mayat di hadapan beliau yang sedang memandikan dan seperti anak kecil yang diasuh oleh ibunya. Hal ini tidak berlaku dalam kaitannya dengan syaikh tabarruk. Ketika tujuan seorang muriid untuk tabarruk bukan tahkiim maka semakin sering mendatangi, mengunjungi dan mencari keberkahan syaikh-syaikh tabarruk tersebut adalah lebih baik.
وَهذَا كُلُّهُ في شَيخِ التَّحكِيمِ، وَقَد شَرَطُوا عَلى المُريدِ أَن يَكونَ مَعهُ كَالَمِّيتِ بَينَ يَدَيِّ الغَاسِلِ وَكالطِّفلِ مَعَ أُمَّهِ، وَلا يَجرِي هَذا في شَيخِ التَّبَرُّكِ، وَمَهمَا كَانَ قَصدُ المُريدِ التَّبَرُّكَ دُونَ التَّحكِيمِ فَكُلَّما أَكثَرَ مِن لِقاءِ المَشايِخِ وَزِيارَتِهم وَالتَّبرُّك بِهم كَان أَحسَنَ.
Ketika seorang muriid tidak menemukan seorang syaikh pun maka ia harus terus-menerus bersungguh-sungguh dan sangat tekun berusaha meminta perlindungan Allah dan merasa sangat membutuhkan-Nya untuk mendatangkan seseorang yang memberikan petunjuk pada dirinya. Dengan seperti itu Dzat yang selalu memberikan jawaban kepada orang yang terdesak akan mengabulkannya dan Ia akan membawakan untuknya hamba-hamba-Nya yang akan menuntunnya.
وَإذا لَم يَجِدِ المُريدُ شَيخاً فَعَليهِ بِمُلازَمَةِ الجِدِّ وَالاجتِهادِ مَعَ كَمالِ الصِّدقِ في الاِلتِجاءِ إِلى الله وَالاِفتِقارِ إِليهِ في أَن يُقَيِّضَ لَهُ مَنْ يُرشِدُهُ، فَسَوفَ يُجِيبُهُ مَن يُجِيبُ المُضطَرَّ، وَيَسُوقُ إِليهِ مَن يَأخُذُ بِيَدِهِ مِن عِبادِهِ.
Terkadang sebagian para muriid menganggap bahwa dirinya tidak memiliki satu orang pun syaikh. Kau akan mendapatinya, mereka terus mencari seorang syaikh padahal mereka sebenarnya memiliki syaikh yang tidak mereka lihat. Beliau mendidik dengan pandangannya, beliau menjagannya dengan perhatiannya sementara itu mereka tidak merasakan. Dalam sisi keadilan tentu tidak akan mencari seorang syaikh kecuali orang yang bersungguh-sungguh. Apabila bukan karena keadilan para syaikh al muhaqqiqun pasti akan diperlihatkan (dimunculkan). Akan tetapi Maha Suci Dzat yang tidak menjadikan sesuatu yang menunjukkan (bukti) yang mengarah kepada para walinya kecuali dari sisi dimana buktinya adalah menuju-Nya. Dan Allah tidak akan mengantarkan kepada mereka kecuali orang yang Ia kehendaki untuk sampai kepada-Nya.
وَقَد يَحسِبُ بَعضُ المُريدينَ أَنَّهُ لا شَيخَ لَهُ فَتَجِدَهُ يَطلُبُ الشَّيخَ وَلَهُ شَيخٌ لَم يَرَهُ، يُرَبِّيهِ بِنَظَرِهِ وَيُرَاعيهِ بِعَينِ عِنايَتِهِ وَهُوَ لا يَشعُرُ، وَعِندَ التَناصُفِ مَا ذَهبَ إِلاَّ الصِّدقُ، وَإِلاَّ فَالمَشايِخُ المُحَقِّقُونَ مَوجُودونَ، وَلكِن سُبحانَ مَن لَم يَجعلِ الدَّلِيلَ عَلى أَولِيَائِه إِلاَّ مِن حَيثُ الدَّليِلُ عَليهِ وَلمَ يُوصِل إِليهِم إِلاَّ مَن أَرادَ أَن يُوصِلَهُ إِليهِ
Wallahu a’lam bishhawaab…