NABI MUHAMMAD SAW SANGAT WASPADA AKAN KEMATIAN
Suatu ketika Rasulullah SAW batal dari wudhu, beliau pun langsung bergegas melakukan tayamum. Hal itu dilakukan demi menjaga tradisi daimul wudhu’, melanggengkan wudhu.
Hanya saja, para sahabat merasa heran terhadap apa yang dilakukan sang rasul. Bagaimana tidak, mengapa rasul bertayamum? Sedang tempat wudhu yang penuh akan air, yang seharusnya dituju sangatlah dekat jaraknya. Malah yang beliau lakukan adalah tayamum. Padahal secara ilmu fiqih, tayamum boleh dilakukan ketika memang tidak ada air atau sakit yang membahayakan ketika bersentuhan dengan air.
Karena penasaran yang tak tertahan, salah seorang sahabat lantas memberanikan diri untuk bertanya.
“Wahai Rasul, mengapa anda bertayamum? Sedang tempat wudhu yang penuh air berada tak jauh di samping anda?”
Memang, tempat wudhu yang seharusnya dituju kira-kira sejauh 6 meter dari tempat duduk Rasul.
Lantas dengan rendah hati Rasul menjawab,
“Ya, memang sahabatku. Tempat wudhu, sangatlah dekat. Namun adakah yang berani menjamin, bahwa umurku sanggup untuk memenuhi langkahku ke tempat wudhu?” tanya Nabi seraya tertatih melangkah ke tempat wudhu diikuti decak kagum sekaligus malu oleh sahabat.
Kagum akan kerendahan hati dan kewaspadaan Rasul. Malu bahwa seorang Rasul saja begitu khawatir akan kehidupan dunia yang lamanya hanya seperti singgah bertamu. Lalu, bagaimana dengan kita? Subhanallah.
Dikisahkan kembali oleh Pengasuh Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo, KH Muhammad Shofi Al Mubarok dari Habib Muhammad bin Husein bin Anis Al Habsyi, Solo.