PENDIDIKAN ANAK YANG ISLAMY (2)
Anak merupakan amanah dari Allah SWT yang harus dibina, dipelihara, dan diurus secara seksama serta sempurna agar kelak menjadi insan kamil, berguna bagi agama, bangsa dan negara, dan secara khusus dapat menjadi pelipur lara orang tua dan penenang hati ayah dan bunda serta kebanggaan keluarga.
Semua pengharapan yang positif dari anak tersebut tidaklah dapat terpenuhi tanpa adanya bimbingan yang memadai, selaras dan seimbang dengan tuntunan dan kebutuhan fitrah manusia secara kodrati. Dan semua itu tidak akan didapatkan secara sempurna kecuali pada ajaran Islam, karena bersumber pada wahyu illahi yang paling mengerti tentang hakikat manusia sebagai makhluq ciptaan-Nya.
‘Tarbiyyatul Aulad fil Islam’ karya DR. Abdullah Nashih Ulwan memberikan panduan yang lengkap bagi terwujudnya tata pola asuhan yang sempurna, karena selain memuat dalil naqli yang mengacu langsung kepada nash-nash Alquran dan hadits yang sahih, juga dilengkapi bukti-bukti ilmiah dan rasional.
Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan ‘ringkasan’ yang berkaitan dengan berbagai pendidikan yang harus diberikan kepada anak-anak kita yaitu: Pendidikan moral, Pendidikan fisik, Pendidikan kejiwaan dan Pendidikan sosial. Berikut ringkasannya:
Pendidikan Moral
1.Menjauhi dusta
“Jauhilah perbuatan dusta. Sebab dusta itu dapat mengakibatkan perbuatan lacur dan sesungguhnya perbuatan lacur itu menyeret ke neraka. Selama hamba itu dusta dan terus menerus berdusta, maka Allah mencatatnya sebagai pendusta” (H.R. Bukhari dan Muslim)
“Ada tiga macam manusia yang tidak akan diajak berbicara oleh Allah di hari kiamat, tidak akan disucikan dan tidak akan diperhatikan. Mereka akan mendapat siksa yang pedih. Yaitu kakek-kaket yang berzina, raja pendusta dan orang miskin yang sombong” (H.R. Muslim)
2.Menjauhi perbuatan mencuri
3.Menjaui sifat suka mencela dan mencemooh
“Orang mukmin itu tidak suka mencaci, tidak suka melaknat, tidak suka berkata keji serta tidak suka berkata kotor” (H.R. Tirmidzi)
“Mencaci maki muslim itu adalah perbuatan durhaka, sedangkan membunuh perbuatan kufur” (H.R. Muslim)
4.Menjauhi musik dan lagu-lagu porno
“Barangsiapa yang duduk mendengar nyanyian biduanita, maka Allah akan menuangkan air timah yang meleleh ke telinganya pada hari kiamat” (Riwayat Ibnu Asakir)
5.Menjauhi pergaulan bebas dan memandang hal-hal yang diharamkan Allah
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (Q.S. An-Nur: 24)
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (Q.S. An-Nur: 25)
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al-Ahzab:59)
6.Tidak bersikap dan bergaya menyerupai lawan jenis kelamin
“Sesungguhnya Allah mengutuk para lelaki yang besikap dan bergaya seperti wanita, dan para wanita yang bersikap dan bergaya seperti laki-laki” (H.R. Bukhari, Abu Dawud dan Tirmidzi)
Pendidikan Fisik
1.Mengikuti aturan yang sehat dalam makan, minum dan tidur
“Janganlah kalian minum dengan sekali teguk seperti minumnya unta, tetapi minumlah dengan dua atau tiga kali teguk. Ucapkanlah Bismillah ketika hendak minum dan ucapkanlah Alhamdulillah ketika selesai” (H.R. Tirmizi)
“Janganlah salah seorang diantara kamu minum sambil berdiri. Dan Barangsiapa yang lupa maka hendaklah ia menyemburkannya” ( H.R. Muslim)
“Apabila kamu hendak tidur maka terlebih dahulu berwudhulah sebagaimana kamu berwudhu untuk shalat. Kemudian, berbaringlah di atas sisi badanmu sebelah kanan…” (H.R. Bukhari dan Muslim)
2.Melindungi diri dari penyakit menular
“Larilah dari orang yang berpenyakit kusta sebagimana engkau lari dari singa” (H.R. Bukhari)
3.Membiasakan olah raga dan ketangkasan
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (Q.S. Al-Anfaal:60)
“Segala sesuatu yang tidak berkaitan dengan zikir (menyebut) nama-nama Allah, maka itu adalah senda gurau belaka, kecuali empat perkara: Berjalannya seseorang dengan tujuan (untuk memanah), latihan menunggang kuda, bermain dengan keluarganya dan belajar berenang” (Riwayat Durqathani)
4.Menjauhi merokok, onani, minuman keras, narkotika, zina dan homoseksual
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (Q.S. Al-Ma’idah:90)
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. (Q.S. Almu’minun: 1-6)
Diriwayatkan bahwa salah seorang sahabat Ibnu Abbas yang bernama Atha’ berkata:
“Aku pernah mendengar bahwa ada suatu kaum dikumpulkan, sedangkan tangan-tangan mereka terikat dengan tali. Aku mengira kaum itu adalah mereka (yaitu orang-orang yang melakukan onani)”
Sa’id bin Jubair, dari golongan tabi’in, mengatakan:
“Allah akan mengazab suatu umat yang mempermainkan kemaluan mereka”
Diriwayatkan pula:
“Ada tujuh golongan yang tidak akan diperhatikan (Allah) diantaranya adalah orang yang menikahi tangannya (onani)
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (Q.S. Al-Ishraa:32)
“Dan (ingatlah) ketika Luth berkata pepada kaumnya: “Sesungguhnya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun dari umat-umat sebelum kamu”.Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan: “Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar”.” (Al-Ankabuut:28-29)
Pendidikan Kejiwaan
1.Menjauhi watak dan sikap minder
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (Q.S. Ali-imran: 139)
2.Tidak penakut
“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (Q.S. At-Taubah:40)
3.Menjauhi sifat rendah diri
4.Menjauhi hasud
“Hindarilah perbuatan hasud oleh kalian. Karena perbuatan itu dapat memakan kebaikan sebagimana api memakan kayu bakar” (H.R. Abu Dawud)
5.Menjauhi marah
Al-Bukhari meriwayatkan, bahwa seorang laki-laki berkata kepada Nabi Saw: ‘Berilah aku wasiat. Beliau bersabda: ”Janganlah marah”. Laki-laki itu mengulanginya lagi berkali-kali da beliau bersabda, “Jangan Marah!”
“Barangsiapa dapat menahan marah, dan dia menguasainya, maka Allah akan memanggilnya pada hari kiamat di atas kepala makhluk-makhluk sampai Dia memberitahukannya, bidadari mana yang ia sukai” (H.R. Bukhari)
Pendidikan Sosial
Memelihara hak orang lain
1.Hak terhadap orang tua
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” (Q.S. Al-Israa:23)
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (Q.S. Al-Israa:24)
Contoh-contoh sikap anak terhadap orang tua (Ulwan, Nashih. DR.):
- Menta’ati perintah ibu dan ayah kecuali dalam hal yang sifatnya maksiat.
- Berbicara kepada mereka dengan penuh kelembutan dan sopan santun.
- Berdiri, ketika mereka masuk atau menghampiri anak.
- Mencium kedua tangannya.
- Memelihara nama baik, harta dan kehormatan mereka berdua.
- Memuliakan keduanya, memberikan segala yang mereka minta.
- Mengajak mereka bermusyawarah di dalam setiap pekerjaan dan perkara.
- Banyak berdo’a dan mohon ampun untuk mereka.
- Apabila keduanya kedatangan tamu, hendaklah anak duduk di dekat pintu dan memperhatikan pandangan mereka. Karena barangkali mereka hendak memerintahkan sesuatu.
- Melakukan perbuatan yang membuat mereka senang. Tanpa diperintah terlebih dahulu.
- Tidak mengeraskan suara di depan keduanya.
- Tidak memutus perkataan ketika mereka berbicara.
- Tidak keluar dari rumah sebelum meminta izin.
- Tidak mengejutkan mereka ketika tidur.
- Tidak lebih mementingkan istri dan anak daripada mereka.
- Tidak mencela apabila mereka melakukan pekerjaan yang tidak disenangi.
- Tidak tertawa di depan mereka apabila tidak ada sesuatu yang pantas ditertawakan.
- Tidak makan sebelum mereka makan.
- Tidak mengulurkan tangan mengambil makanan sebelum mereka.
- Tidak tidur atau berbaring ketika mereka duduk, kecuali apabila mereka memberi izin.
- Tidak menjolorkan kaki di depan mereka.
- Tidak masuk sebelum mereka atau berjalan didipen mereka.
- Segera memenuhi panggilan mereka.
- Menghormati teman-teman semasa mereka masih hidup dan setelah meninggal.
- Mendo’akan mereka, terutama setelah mereka meninggal.
2.Hak terhadap saudara
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri” (An-Nisa:36)
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.” (Q.S. Al_Israa:26)
3.Hak terhadap tetangga
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya” (H.R. Bukhari dan Muslim)
4.Hak terhadap guru
“Pelajarilah ilmu, pelajarilah ilmu(yang dapat menumbuhkan) ketenangan dan kehormatan dan rendahkanlah terhadap orang yang engkau ambil ilmunya (guru) “ (Riwayat Tabrani)
5.Hak terhadap teman
Contoh hak-hak seorang teman (muslim) adalah sbb:
- Mengucapkan salam (Assalamu’alaikum ) ketika bertemu.
- Menjenguknya ketika sakit
- Mendo’akan ketika bersin
- Menziarahinya dijalan Allah
- Menolong ketika susah
- Memenuhi undangan
- Saling memberi hadiah pada waktu-waktu tertentu
6.Hak terhadap orang yang lebih tua
“Tidaklah seorang pemuda itu memuliakan orang tua karena usianya, kecuali Allah menghadirkan baginya seseorang yang akan memuliakannya pada usia tuanya (H.R. Tirmidzi)
Melaksanakan etika sosial
1.Etika makan dan minum
Etika makan:
- Mencuci tangan sebelum makan
- Membaca basmallah sebelum makan dan hamdallah sesudahnya
- Tidak mencela makanan yang disajikan kepadanya
- Makan dengan tangan kanan danmengambil makanan yang dekat
- Tidak makan sambil bersandar
- Dianjurkan berbincang-bincang ketika makan
- Mendo’akan tuan rumah sesudah makan
- Mendahulukan orang yang lebih tua
- Tidak menyia-nyiakan nikmat
Etika minum:
- Membaca basmallah sebelum minum dan hamdallah sesudahnya
- Minum dengan beberapa tegukan
- Makruh minum langsung dari mulut nejana (poci)
- Makruh bernafas di dalam tempat minum
- Dianjurkan ketika makan dan minum
- Tidak minum dari bejana yang terbuat dari emas dan perak
- Tidak makan dan minum terlalu kenyang
2.Etika memberi salam
“Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah- rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatnya(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya” (Q.S. An-Nur:61)
3.Etika Meminta Izin
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.” (Q.S. An-Nur:27)
4.Etika Didalam majelis
- Menjabat tangan orang yang ditemui di majelis kecuali bukan muhrim.
- Duduk di tempat yang telah ditentukan tuan rumah
- Duduk sejajar dengan khalayak bukan ditengah-tengah mereka.
- Dilarang duduk diantara dua orang kecuali meminta izin sebelumnya.
- Orang yang datang terakhir duduk di tempat terakhir.
- Dilarang berbisik-bisik didepan orang ketiga.
- Dilarang menempati tempat duduk yang ditinggalkan oleh orangnya sementara.
- Meminta izin sebelum keluar dari majelis
- Membaca do’a kifarat majelis
5.Etika Berbicara
- Berbicara dengan bahasa Arab yang fasih
- Berbicara dengan tidak tergesa-gesa.
- Dilarang memaksakan diri untuk berbicara secara fasih (difasih-fasihkan)
- Pembicaraan harus dapat dipahami
- Jangan mempersingkat dan memperpanjang pembicaraan
- Memperhatikan sepenuhnya kepada pembicara
- Pandangan pembicara harus tertuju pada hadirin
- Memberi kelonggaran kepada hadirin ketika dan setelah berbicara.
6.Etika Bergurau
- Tidak berlebihan
- Tidak menyakiti seseorang dengan bercanda
- Menghidari kebohongan dan kebatilan
7.Etika Mengucapkan selamat
- Menampakkan kegembiraan dan perhatian ketika memberikan selamat
- Mengucapkan selamat dengan bahasa yang lembut dan menggunakan bahasa do’a
8.Etika Mengunjungi orang sakit
- Bersegera menjenguknya
- Mendoakan
- Mengingatkan si sakit untuk meletakkan tangannya di atas anggota badan yang sakit dan menbaca doa yang ma’tsur.
- Dianjurkan bertanya kepada keluarga sisakit tentang keadaannya.
- Duduk di dekat kepala si sakit.
- Anjuran menenangkan jiwa si sakit dengan kesembuhan dan usia yang panjang
- Anjuran kepada pengunjung untuk meminta doa dari si sakit
- Mengingatkannya dengan kalimat Laaillaha illalaah jika ajal hamper tiba
9.Etika Ta’ziyah (mengunjungi yang meninggal)
- Hendaknya mengucapkan kalimat yang atsar
- Anjuran membuat makanan untuk keluarga mayat
- Menampakkan duka kepada keluarga mayat.
10.Etika Bersin dan menguap
- Mengucapkan hamdalah, rahmah dan hidayah
- Menutup mulut dengan tangan atau sapu tangan dan merendahkan suara
- Mendo’akan sampai tiga kali
- Mendo’akan non muslim dengan “Semoga Allah memberikan petunjuk kepadamu”