MEMAHAMI MAKSUD DAN TUJUAN DARI PERKATAAN ULAMA SUFI SEBAGAI MURSYID THORIQOH

Perkataan Syeikh Ahmad At Tijani ra.

“Telah sampai riwayat bahwa suatu ketika Syeikh Ahmad bin Muhammad At-Tijani RA akan pergi ke suatu tempat,dan memberitahu sahabat-sahabat­nya beliau (termasuk sahabat besar Quthub sidi Abul Hassan Ali bin Tamasini ra.), bahwa barang siapa yang mengikuti Syeikh Ahmad Tijani ra ke tempat tersebut akan masuk Neraka,

Ketika sidi Ali Harazim ra datang dan menanyakan Syeikh Ahmad Tijani ra kepada sahabat-sahabat­nya, mereka kemudian memberitahu bahwa Syeikh Ahmad Tijani ra pergi ke suatu tempat dan melarang untuk mengikutinya dan jika tetap mengikutinya akan masuk neraka, Namun, se­telah mendengar larangan ini, sidi Ali Harazim ra tetap pergi menyusul Syeikh Ahmad Tijani ra.

Setelah bertemu dengan Syeikh Ahmad Tijani ra, Syeikh Ahmad Tijani ra bertanya: ”apakah tidak ada orang yang memberitahumu bahwa barang siapa yang mengikutiku ke tempat ini akan masuk ke neraka?

Lalu di jawab YA(sudah di beritahu), namun sidi Ali Harazim ra menambahkan bahwa dirinya mengikuti Syeikh Ahmad Tijani bukan karena surga atau neraka, Namun mengikuti Syeikh Ahmad Tijani ra Kerena WAJAH ALLAH SEMATA..LI WAJHILLAH.

Set­elah mendengar jawaban Sidi Ali Harazim ra, Syeikh Ahmad Tijani ra kemudian menyuruh Sidi Ali Harazim untuk membuka telapak tangannya,

Kemud­ian Sidi Ali Harazim ra membuka telapak tangannya dan melihat 7 lapis langit dan 7 lapis bumi ada di dalam telapak tangan beliua. MasyaAllah..(Di­ sampaikan oleh Sayyid Hassan bin Abdul Aziz Debbarh ra.)”

Ini semua hanya ujian buat para shohabat Syeikh Ahmad Tijani Ra, apa dia cintanya kepada Beliu hanya ingin surga atau takut neraka..? Atau memang Cintanya Lillahi Ta’ala.Ternyata hanya Syeikh Ali Harazim yg Lulus dari ujian tersebut.?

Al Jawab : Semua Ulama’ sepakat, bahwasanya semua Amal ibadah itu harus di lakukan karena Alloh swt, hatta/sehingga beribadah karena Rasululloh saw pun tidak boleh. Dalam ibadah maka kedudukan niat/tujuan adalah termasuk bagian penentu di terima atau tidaknya satu amalan ibadah. Maka niat dalam ibadah harus semata untuk Alloh swt..

Dalam berthariqah kita wajib mengikut/taslim pada bimbingan guru atau Mursyid, dhoohiran wabaathinan/lahir dan batin. Karena Guru ini lah yang akan membawa kita pada tujuan berthareqah, dan tujuan utama berthareqah ada semata untuk sampainya/wushul kita pada Hadlrah Rabbiyah/kedudukan yang paling tinggi/darojah ‘aaliyah di sisi Alloh swt..dan tentunya dalam menempuh perjalanan/saalik thareqah harus di berniat semata karena Alloh swt.

Adapun Maqolah/ucapan Guru kami Syidi Syaikh Abil Abbas Ahmad bin Muhammad At-tijani: “Barang siapa ittiba’/mengikutiku karena Aku maka ia akan masuk neraka ,dan barang siapa mengikutiku karena Alloh swt,pasti masuk sorga”

(Mengikuti Beliau adalah satu keharusan, karena Beliau adalah Uswah, Qudwah dalam Thareqat yang paling agung ini, dan dalam mengikut Beliau tetap semata niat karena Alloh swt, karena kedudukan Beliau Sayidi Syaikh adalah WASHILAH, dan Alloh swt adalah ALGHOYAH/tujuan).. Hatta/sehingga ketika kita itba’/mengikut sunnah Baginda Rasululloh saw secara umum, kita melakukannya juga semata karena (niat) untuk Alloh swt.

Kesimpulannya:
Kedudukan Guru dalam Ibadah Thareqah adalah Wasilah/pengantar kita untuk sampai pada tujuan, maka wajib hukumnya mengikut/taslim padanya.

Kedudukan Alloh swt dalam ibadah adalah sebagai Tujuan/Alghoyah, maka wajib berniat semata karena-NYA.
Wallohu ‘alamu bisshowab.