TINGKATAN TINGKATAN PARA ULAMA

TINGKATAN TINGKATAN PARA ULAMAazzahra

1. Mujtahid mustaqil

Adalah para ulama yang mampu mengistimbatkan(menggali) hukum langsung dari al qur’an dan as sunah dengan menggunakan teori teori ushul yang mereka ciptakan sendiri.

Diantaranya adalah : Imam Al Maliki, Al Hanafi, Al Syafi’i dan Al Hanbali.

2. Mujtahid Ghoiru mustaqil al muntasib

Adalah para ulama yang sudah memenuhi kriteria mujtahid, namun belum belum mampu memnciptakan kaidah ushul sendiri, mereka masih berpegang pada kaidah kaidah ushulnya imam madzhab.

Dari kalangan Hanafiyah sperti Imam Abu Yusuf, Muhammad bin Al Hasan dan Jafar.

Dari kalangan Syafi’iyyah seperti Imam Al Buwaithi dan al Muzani.

Dari kalangan malikiyah seperti Ibnu Al Qosim, Asyhab dan As’ad bin Furod.

Dari kalangan Hanabilah seperti Imam Abu Bakar Al Atsrom dan Abu Bakar Al Mawardi

3. Mujtahid muqoyyad mujtahid takhrij ashabul wujuh

Adalah para ulama yang mampu mencetuskan hukum hukum yang belum pernah di jelaskan oleh Imam Madzhab, dengan tetap berpegang pada kaidah kaidah ushul Al Madzhab.

Dari kalangan Hanafiyah seperti Imam Al khoshof, at Thohawi, Al Karokhi, Al Halwani, As Sarokhsi, Al Bardawi dan Qodli Khon.

Dari kalangan Malikiyyah seperti Imam Al Abhari, Ibnu Abi Zaid Al Qoirowani.

Dari kalangan Syafi’iyyah sperti Imam Abu IshaqAs Syairozi, Al Mawardi, Muhammad bin Jarir, Abi Nashr dan Ibnu Huzaimah.

Dari kalangan Hanabilah seperti Imam Al Qodli Abi Ali bin Musa dan Al Qodli bin Abi Ya’la.

4. Mujtahid tarjih

Adalah ulama yang mempunyai kemampuan untuk mentarjih(Memberi penilaian kuat dan lemahnya pendapat imam madzhab atau antara pendapatnya imam madzhab dengan murid imam madzhab dan atau antara madzhab satu dengan madzhab yang lain).

Dari kalangan Malikiyyah seperti Imam Al Qoduri dan Al Marghinani

Dari kalangan Syafi’iyyah seperti Imam Nawawi dan Imam Rofi’i

5. Mujtahid fil fatwa

Adalah para ulama yang mempunyai kepedulian terhadap kelangsungan madzhab dengan ikut melestarikan, mengutip, mengkaji dan mengupas suatu pendapat madzhab. Selain itu mujtahid ini juga mampu mengklasifikasikan antara pendapat yang kuat, lemah, unggul ataupun kw 2. Namun mereka belum mampu menelusuri lebih jauh mengenai dalil dalilnya atau bentuk analognya.

Dari kalangan Hanafiyyah yang sudah mencapai tingkatan tersebut adalah para pengarang kitab matan dari golongan ulama Muta’akhirin, seperti pengarang kitab matan Al Kanzi, matan Al Mukhtar, matan Al Wiqoyah dan pengarang matan Majma’ul Anhar

Dari kalangan Syafi’iyyah seperti Imam Nawawi, Imam Rofi’i, Imam ibnu Hajar al Haitami Dan Imam ar Romli.

6. Nudzorut Tarjih

Adalah ulama yang mampu mengedepankan analisa dan penelitian tentang perbedaan tarjih yang terjadi di kalangan mujtahid fatwa.seperti Imam Al asnawi.

Untuk pendapat pendapat yang di kemukakan oleh mujtahid dari 1-5 di atas, maka menurut penegasan ulama boleh di ikuti. Adapaun pendapat dari mujtahid ke 6 di atas, dari masa ke masa selalu di pakai pegangan oleh para ulama, meskipun belum ada penegasan. Namun fenomena di atas sudah di anggap cukup sebagai bukti adanya ijma’fi’li(konsensus secara amaliyah).