TULANG HEWAN AQIQOH ANTARA DI POTONG POTONG ATAU DI PECAH PECAH

TULANG HEWAN AQIQOH ANTARA DI POTONG POTONG ATAU DI PECAH PECAH

KAM
Dalam aqiqoh, yang sunah tulang-tulang dari kambing tidak dipecah-pecah atau diremuk, tetapi dipotongi pas ruas-ruasanya. Suatu saat pernah mendengar pengajian dalam selametan, bahwa mengolahnya malah sunnah diremuk, dipotong kecil-kecil, dan memang sesuai dengan masyarakat dan mudah dibagi-bagikan.
Pertanyaan saya, apa benar demikian dan sekalian ta’birnya?
Jawaban:

Hukum memotong-motong tulang hewan aqiqah yang telah disembelih diperselisihkan diantara ulama’ :

1. Menurut madzhab Syafi’i dan Hanbali disunatkan untuk tidak memotong-motong tulang hewan sembelihan aqiqah. Hikmahnya adalah tafa’ulan (sebagai do’a) agar anak yang diaqiqahi kelak tidak menderita patah tulang. Diantara dalilnya adalah riwayat dari Aisyah radhiyallahu ‘anha :

يُطْبَخُ جُدُولًا، وَلَا يُكْسَرُ مِنْهَا عَظْمٌ

“(Daging aqiqah itu) dimasak sepenggal-penggal, dan tulangnya tidak dipecah”. (Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah, No.24263)

Namun, seumpama hal itu dilakukan hukumnya tidak makruh, tapi khilaful aula (menyelisihi yang lebih utama).

2. Menurut madzhab Maliki, tulang tersebut boleh dipotong-potong atau dibiarkan utuh. Imam Malik dalam kitab “Al-Muwaththo’” menjelaskan bahwa aqiqoh itu seperti halnya qurban, karena itu diperbolehkan memotong-motong tulangnya. Pendapat ini juga didukung oleh Imam Ibnu Hazm, pemuka ulama’ madzhab Dzohiri, beliau menjelaskan, tidak ada satu pun hadits yang shahih yang bisa dijadikan dalil mengenai pelarangan hal tersebut, termasuk riwayat dari Aisyah diatas.

Kesimpulannya, memang hukum memotong-motong tulang hewan aqiqah itu diperselisihkan oleh ulama’, ada yang menyatakan sunah untuk tidak dipotong-potong dan ada yang menyatakan diperbolehkan dipotong-potong.

Referensi:
1. Al-Muhadzdzab, 1/439 (Madzhab Syafi’i)

والمستحب أن يفصل أعضاءها ولا يكسر عظمها لما روي عن عائشة رضي الله عنها أنها قالت: السنة شاتان مكافئتان عن الغلام وعن الجارية شاة تطبخ جدولاً ولا يكسر عظم

2. Tuhfatul Muhtaj, 9/372 (Madzhab Syafi’i)

ولا يكسر عظم) تفاؤلا بسلامة أعضاء المولود فإن فعل لم يكره لكنه خلاف الأولى

3. Al-Mughni, 13/172 (Madzhab Hanbali)

ويستحب أن تفصل أعضاؤها ولا تكسر عظامها لما روي عن عائشة رضي الله عنها أنها قالت: السنة شاتان مكافئتان عن الغلام وعن الجارية شاة تطبخ جدولا ولا يكسر عظم

4. At-Taj Wal-Iklil, 4/393 (Madzhab Maliki)

وجاز كسر عظمها) في الموطأ: العقيقة بمنزلة الضحايا وتكسر عظامها

5. Al-Muhallah, 7/523 (Madzhab Dhohiri)

وَلَا بَأْسَ بِكَسْرِ عِظَامِهَا . . . وَلَمْ يَصِحَّ فِي الْمَنْعِ مِنْ كَسْرِ عِظَامِهَا شَيْءٌ . فَإِنْ قِيلَ : قَدْ رَوَيْتُمْ { عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ وَقَدْ قِيلَ لَهَا فِي الْعَقِيقَةِ بِجَزُورٍ , فَقَالَتْ : لَا , بَلْ السُّنَّةُ أَفْضَلُ , عَنْ الْغُلَامِ شَاتَانِ مُكَافَأَتَانِ , وَعَنْ الْجَارِيَةِ شَاةٌ تُقْطَعُ جُدُولًا وَلَا يُكْسَرُ لَهَا عَظْمٌ فَيَأْكُلُ وَيُطْعِمُ وَيَتَصَدَّقُ , وَلْيَكُنْ ذَلِكَ يَوْمَ السَّابِعِ , فَإِنْ لَمْ يَكُنْ فَفِي أَرْبَعَةَ عَشَرَ , فَإِنْ لَمْ يَكُنْ فَفِي إحْدَى وَعِشْرِينَ } . قُلْنَا : هَذَا لَا يَصِحُّ ; لِأَنَّهُ مِنْ رِوَايَةِ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ الْعَرْزَمِيِّ

Leave your comment here: